KGD
Kasus/Diagnosa Medis:
Snake Bite
Jenis Kasus : Trauma / Non
Trauma
Ruangan : ICU 3
Kasus ke : 1
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
1. Definisi Penyakit
Bisa ular adalah kumpulan dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik
yang luas atau bervariasi. Yang mempengaruhi sistem multiorgan, terutama
neurologik, kardiovaskuler sistem pernapasan. (Suzanne Smaltzer dan Brenda G.
Bare, 2001: 2490)
2. Etiologi
Terdapat 3 famili ular yang berbisa, yaitu Elapidae, Hidrophidae, dan Viperidae.
Bisa ular dapat menyebabkan perubahan lokal, seperti edema dan pendarahan.
Banyak bisa yang menimbulkan perubahan lokal, tetapi tetap dilokasi pada
anggota badan yang tergigit. Sedangkan beberapa bisa Elapidae tidak terdapat
lagi dilokasi gigitan dalam waktu 8 jam.
Daya toksik bisa ular yang telah diketahui ada beberapa macam :
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah, yaitu bisa ular yang
menyerang dan merusak (menghancurkan) sel-sel darah merah dengan
jalan menghancurkan stroma lecethine (dinding sel darah merah),
sehingga sel darah menjadi hancur dan larut (hemolysin) dan keluar
menembus pembuluh-pembuluh darah, mengakibatkan timbulnya
perdarahan pada selaput tipis (lender) pada mulut, hidung, tenggorokan,
dan lain-lain.
2. Bisa ular yang bersifat saraf (Neurotoxic)
saraf pusat, seperti saraf pernafasan dan jantung. Penyebaran bisa ular
keseluruh tubuh, ialah melalui pembuluh limfe.
3. Bisa ular yang bersifat Myotoksin
Zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada
tempat gigitan.
7. Enzim-enzim
3. Manifestasi Klinis
Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik pada semua gigitan
ular. Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit
kegelapan karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit).
Sindrom kompartemen merupakan salah satu gejala khusus gigitan ular berbisa,
yaitu terjadi oedem (pembengkakan) pada tungkai ditandai dengan 5P: pain
(nyeri), pallor (muka pucat), paresthesia (mati rasa), paralysis (kelumpuhan
otot), pulselesness (denyutan).
Gejala-gejala awal terdiri dari satu atau lebih tanda bekas gigitan ular,rasa
terbakar, nyeri ringan, dan pembengkakan local yang progresif. Bila timbul
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
parestesi, gatal, dan mati rasa perioral, atau fasikulasi otot fasial, berarti
envenomasi yang bermakna sudah terjadi. Bahaya gigitan ular racun pelarut
darah adakalanya timbul setelah satu atau dua hari, yaitu timbulnya gejala-gejala
hemorrhage (pendarahan) pada selaput tipis atau lender pada rongga mulut,
gusi, bibir, pada selaput lendir hidung, tenggorokan atau dapat juga pada
pori-pori kulit seluruh tubuh. Pendarahan alat dalam tubuh dapat kita lihat pada
air kencing (urine) atau hematuria, yaitu pendarahan melalui saluran kencing.
Pendarahan pada alat saluran pencernaan seperti usus dan lambung dapat
keluar melalui pelepasan (anus).
Gejala hemorrhage biasanya disertai keluhan pusing-pusing kepala, menggigil,
banyak keluar keringat, rasa haus,badan terasa lemah,denyut nadi kecil dan
lemah, pernapasan pendek, dan akhirnya mati.
Bisa ular yang masuk ke dalam tubuh, menimbulkan daya toksin. Toksik
tersebut menyebar melalui peredaran darah yang dapat mengganggu berbagai
system. Seperti, sistem neurogist, sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan.
Pada gangguan sistem neurologis, toksik tersebut dapat mengenai saraf yang
berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat mengakibatkan oedem pada
saluran pernapasan, sehingga menimbulkan kesulitan untuk bernapas.
Pada sistem kardiovaskuler, toksik mengganggu kerja pembuluh darah yang
dapat mengakibatkan hipotensi. Sedangkan pada sistem pernapasan dapat
mengakibatkan syok hipovolemik dan terjadi koagulopati hebat yang dapat
mengakibatkan gagal napas.
5. Tahapan / Grade/ Tingkatan Penyakit (contoh Gagal Jantung, Kanker, CKD, dll)
Snake Bite Grade Medium
6. Pemeriksaan Diagnostik
7. Pemeriksaan Penunjang
Hitung sel darah lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang,
waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, hitung trombosit,
urinalisis, dan penentuan kadar gula darah, BUN, dan elektrolit. Untuk
gigitan yang hebat, lakukan pemeriksaan fibrinogen, fragilitas sel darah
merah, waktu pembekuan, dan waktu retraksi bekuan.
8. Penatalaksanaan Medis/Operatif
Prinsip penanganan pada korban gigitan ular:
b. Menetralkan bisa.
c. Mengobati komplikasi.
1. Pertolongan pertama :
Pertolongan pertama, pastikan daerah sekitar aman dan ular telah pergi segera cari
pertolongan medis jangan tinggalkan korban. Selanjutnya lakukan prinsip RIGT,
yaitu:
T: Tell the Doctor: Informasikan ke dokter tanda dan gejala yang muncul
ada korban.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
a) Balut dari telapak tangan naik keatas. ( jari tangan tidak dibalut).
9. Terapi Farmakologis
Diberikan obat analgetik untuk menghentikan atau menetralisiri racun ular didalam
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
tubuhnya
Intervensi primer, Bebaskan jalan nafas bila ada sumbatan, suction kalau perlu, Beri O2,
bila perlu Intubasi, Kontrol perdarahan, toniquet dengan pita lebar untuk
mencegah aliran getah bening (Pita dilepaskan bila anti bisa telah diberikan). Bila tidak
ada anti bisa, transportasi secepatnya ke tempat diberikannya anti bisa. Pasang infus
Catatan : tidak dianjurkan memasang tourniquet untuk arteriel dan insisi luka
Secondary survey dan Penanganan Lanjutan : Penting menentukan diagnosa patukan ular
berbisa, Bila ragu, observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan bisa nyata, perlu pemberian
anti bisa, Kolaborasi pemberian serum antibisa. Karena bisa ular sebagian besar terdiri
atas protein, maka sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat dari serum kuda. Di
Indonesia, antibisa sbersifat polivalen, yang mengandung antibodi terhadap beberapa bisa
ular. Serum anti bisa ini hanya diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan lokal yang
luas . Bila alergi serum kuda : Adrenalin 0,5 mg/SC, ABU IV pelan-pelan.
Kaji Tingkat kesadaran: Nilai dengan Glasgow Coma Scale (GCS), Ukur tanda- tanda
vital
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
11. Patoflow
Digigit Ular
Injekis ke dalam
korban
Snake Bite
Reasksi alergi
siskemik Trauma Cytolitik
Ansietas
Hiper ventilasi
Merangsang ujung Luka membengkak
syaraf bebas
Gangguan jalan
nafas tidak efektif Resiko Infeksi
Nyeri Akut
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
Nyeri akut
Resiko
DS : Digigit ular
infeksi
- Pasien mengeluh nyeri
dibagian gigitan ular Injeksi venom ke dalam korban
DO : Snake bite
- Tampak kemerahan
dibagian luka gigitan Cytolitik
ular
- Tampak bengkak Peradangan dan nekrose jaringan di area
patukan
Luka membengkak
Resiko infeksi
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
perlu
Resiko infeksi
Pencegahan infeksi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi :
selama 2x24 jam, tingkat infeksi dapat - Monitor tanda dan gejala infeksi local
menurun dengan kriteris hasil : dan sistematik
Terapeutik :
- Kebersihan tangan meningkat
- Berikan perawatan kulit pada area
- Kebersihan badan meningkat edema
- Nafsu makan meningkat - Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
- Kemerahan menurun
pasien
- Nyeri menurun Edukasi :
- Bengkak menurun - jelaskan tanda dan gejala infeksi
- ajarkan cara mencuci tangan dengan
- Kadar sel darah putih membaik
benar
- ajarkan cara memeriksa kondisi luka
- ajarkan memeriksa luka atau luka
operasi
- anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- anjurkan meningkatkan asupan cairan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansyoer, Dkk. 2013. Kapita Selecta Kedokteran.Ed 3, Jakarta : Media Aesculapius
Elizabeth Arnold,2016. Ambulatory oxygen : why do patients not use their portable systems as prescribed?A qualitatif study
Guidelines for the Clinical Management of Snake Bite in the South-East Asia Region, World Health Organization, 2015.
Nanda, 2011, Nursing Diagnoses: Definition and Classification, Nanda International: Philadelpia
Smeltzer C. Bare & Suzanne.2014. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 3. EGC. Jakarta
Sudoyo, A.W., 2016. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Agus P, dkk : Kedaruratan Medik : Edisi Revisi, Binarupa Aksara, Jakarta, 2000
Daley eMedicine – Snakebite : Article by Brian James, MD, MBA, FACS, 2006 available at URL
http://www.emedicine.com/med/topic2143.htm.
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ).
Hafid, Abdul, dkk., editor : Sjamsuhidajat,R. dan de Jong, Wim, Bab 2 : Luka, Trauma, Syok, Bencana., Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi Revisi, EGC : Jakarta, Mei 1997. Hal. 99-100. 2.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2021-2022