Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

HARGA DIRI RENDAH

Pertemuan :I

Hari / Tanggal : Selasa / 08 Februari 2022

Nama Klien : Tn / Ny

A. Kondisi Klien
DS:
- Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
- klien mengatakan sedih karena tinggal di panti
- Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan apapun saat di panti,klien lebih
senang menyendiri.
- Klien mengatakan sedih karena tidak sekolah.
- Klien mengatakan sedih karena sudah tidak bisa bekerja
- klien mengatakan tidak ada masalah dengan tubuhnya dan merasa baik
- Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakit yang di alaminya, agar
klien bisa cepat pulang
.
DO:
- Tidak mau berbicara dengan orang lain.
- Menyendiri
- Wajah terlihat tampak sedih

B. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah

C. Tujuan
a. Pasien
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuaikan dengan
kemampuan
5) Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
b. Keluaga
1) Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
2) Keluarga memfasilitasi aktivitas pasien sesuai kemampuan
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan
yang dilakukan, da memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai kemampuan perkembangan perubahan perilaku
pasien

D. Tindakan Keperawatan
a. Pasien
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif
seperti kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setaip kali bertemu dengan
pasien penilaian yang negatif.
b. Keluarga
1) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
2) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien
atas kemampuannya
3) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yanag
sudah dilatihkan pasien dengan perawat
4) Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku pasien

E. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
”Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya Leni Oktaviana, saya senang
dipanggil dengan Leni, saya mahasiswi dari Universitas Faletehan Serang
yang bertugas di sini selama 2 minggu dari jam 08.00–14.00 WIB, dari hari
senin sampai dengan Jumat”
“Nama ibu siapa? Senangnya di panggil apa?”
“Tujuan saya di sini agar saya dapat membantu menyelesaikan masalah yang
ibu hadapi”

2) Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
“Bagaimana tidurnya tadi malam?”
“Ada keluhan tidak?”

3) Kontrak
“Apa yang ingin kita bicarakan?”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah Bapak/Ibu lakukan?”
“Setelah itu, kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat Bapak/Ibu
lakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk
kita latih.”
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang?”
“Bagaimana kalau di ruang tamu bu?”
“Berapa lama kita akan bicara? Bagaimana kalau kita berbincang-bincang
selama 10 menit saja?”
“Apakah ibu setuju?”

b. Fase Kerja
“Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang Bapak/Ibu miliki?”
“Bagus, apa lagi?”
“Saya buat daftarnya, ya!”
“Kegiatan rumah tangga apa saja yang biasa Bapak/Ibu lakukan?”
“Bagaimana dengan merapikan kamar?”
“Menyapu? Mencuci piring ……….dst”.
“Wah,bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Bapak/Ibu miliki”.
“Dari lima kegiatan kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit?”
“Coba kita lihat, yang pertama bisakah... yang kedua………sampai 5 (misalnya
ada 3 yang masih bisa dilakukan)”
“Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa kerjakan di rumah sakit ini”
“Sekarang, Bapak/Ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini”
“Nomor satu ya ibu, merapikan tempat tidur?”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur ya ibu”
“Mari kita lihat tempat tidur Bapak/Ibu ya”
“Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya”
“Bagus! Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik”
“Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari atas ya”
“Bagus! Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir
masukkan”
“Sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala”
“Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah kaki”
“Bagus! Ibu sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan?”
“Bagus! Coba Ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau
Bapak/Ibu melakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan dan bisa
melakukannya, dan T (tidak) melakukan”

c. Fase Terminasi :
a. Evaluasi Subjektif ( Respon Klien)
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur?”
“Ibu ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah
sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur yang sudah Bapak/Ibu
praktekkan dengan baik sekali.”
b. Evaluasi Objektif
“Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi,?”
c. Rencana tindak lanjut
“Bagus sekali! Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Mau berapa
kali sehari merapikan tempat tidur?
“Bagus! Dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa?”
“Lalu sehabis istirahat jam 16.00 WIB”
“Jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Ibu melakukan tanpa disuruh,
tulis B (bantuan) jika diingatkan dan bisa melakukannya, dan T (tidak)
melakukan”
d. Kontrak yang akan datang
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur?”
“Ya bagus! Cuci piring
“Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya jam 08.00 pagi di
dapur setelah makan pagi”
“ Assalamu’alaikum”

Anda mungkin juga menyukai