PENGERTIAN
Penyakit kuning atau jaundice merupakan suatu kondisi medis ketika
terjadinya perubahan warna menjadi kekuningan pada kulit, bagian putih dari mata
dan juga membran mukosa seseorang. Penyakit kuning terjadi karena kadar bilirubin
dalam sirkulasi darah seseorang meningkat. Penyakit kuning umumnya menyerang
bayi baru lahir yang berusia sekitar 1 minggu. Jaundice sendiri bukan merupakan
sebuah penyakit melainkan suatu kondisi yang muncul sebagai tanda dan gejala yang
mendasari penyakit tertentu, beberapa penyakit seperti Thalassemia dan penyakit sel
darah bulan sabit merupakan penyakit didapatkan sejak lahir dan memiliki kaitan erat
dengan genetika. Penyakit infeksi lain seperti hepatitis A, hepatitus B, dan hepatitis C
juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kuning. (Fajrian, F. 2020)
Jaundice atau yang biasa dikenal dengan penyakit kuning adalah suatu kondisi
medis yang membuat kulit, bagian putih serta selaput lendir menjadi warna kuning
karena kadar bilirubin yang tinggi. Bilirubin adalah zat berwarna kuning yang
terbentuk dari hasil pemecahan sel darah merah. Ketika sel-sel mati, hati
menyaringnya dari aliran darah. Namun jika terdapat sesuatu yang tidak berfungsi dan
liver tidak mampu mengikutinya, bilirubin dapat menumpuk dan menimbulkan warna
kuning pada kulit Anda. Kadar bilirubin setelah lakukan tes bilirubin secara khas-nya
seseorang pada kadar normal akan mendapatkan 1,2 mg/dL bagi orang dewasa dan 1
mg/dL bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun. (Kaifia Zahra.2022)
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan faktor risiko jaundice. Berikut
ini beberapa di antaranya:
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Demam.
2. Panas dingin.
3. Sakit perut.
Jika tidak disebabkan oleh infeksi, pengidap akan mengalami gejala seperti
penurunan berat badan atau kulit gatal. Jika disebabkan oleh kanker pankreas atau
saluran empedu, gejala ditandai dengan sakit perut. Pengidap bisa saja
mengalami jaundice yang terkait dengan penyakit hati. Kondisi ini ditandai dengan
gejala:
E. PENATALAKSANAAN
Tata laksana dengan hiperbilirubin memerlukan kolaborasi dari semua
pihak baik dokter untuk diagnosa dan penanganan farmakologi serta perawat untuk
menyesuaikan pemberian intervensi serta outcome yang timbul. Kualitas dari
pemberian pelayanan berkaitan erat dengan intervensi yang mungkin dilakukan,
sehingga perawat memerlukan pemahaman terkait tata laksana dalam fototerapi
serta intervensi yang dilakukan selama tindakan dan post fototerapi. Beberapa tata
laksana keperawatan pada pasien dewasa dengan hiperbilirubin meliputi :
1. Fototerapi (Pada bayi)
Pada prosedur fototerapi, bayi dibuka pakaian lalu ditutupi pada area
mata dan genetalia dengan penutup yang memantulkan cahaya (pakai
kertas karbon contohnya) dan pastikan selain area yang ditutup bagian
badan dibuka supaya terpapar sinar fototerapi. Tujuan dari penutupan
area mata untuk mengurangi resiko kerusakan retina dan alat reproduksi.
2. Monitoring Tanda Vital
Mengukur keadaan umum pada dewasa . Monitor yang paling umum
digunakan adalah nadi, frekuensi nafas dan suhu tubuh dalam rentang
36.5˚C-37,5˚C yang dilakukan pengukuran setiap 2 jam dan tidak
adanya tanda dehidrasi ditandai dengan pengeluaran urine kurang dari 1-
3 ml per jam.
3. Keseimbangan Cairan
Berhubungan dengan hilangnya air (insensible water loss) yang keluar
dari tubuh. Pergantian cairan yang hilang tersebut dapat digantikan
dengan menambahkan kebutuhan cairan sebesar 10% kebutuhan harian
yang dapat dicukupi dengan pemberian cairan intravena.
4. Terapi Obat-obatan
Terapi lainnya adalah dengan obat-obatan. Misalnya, obat phenobarbital
atau luminal untuk meningkatkan pengikatan bilirubin di sel-sel hati
sehingga bilirubin yang sifatnya indirect berubah menjadi direct. Ada
juga obat-obatan yang mengandung plasma atau albumin yang berguna
untuk mengurangi timbunan bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas
ke organ hati.
5. Tindakan medis lainnya yang dilakukan untuk menangani penyakit
kuning pada orang dewasa akan disesuaikan dengan penyebabnya
terlebih dahulu.
a. Pemberian obat antivirus apabila penyakit kuning disebabkan
oleh infeksi virus tertentu.
b. Prosedur pembedahan, seperti transplantasi hati, apabila penyakit
kuning disebabkan oleh kerusakan organ hati kronis.
Selain itu, pengidap penyakit kuning juga akan disarankan untuk
menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat dengan
gizi seimbang, rutin berolahraga, dan lain sebagainya. Penyakit kuning
perlu mendapatkan tindakan medis sesegera mungkin demi mencegah
terjadinya komplikasi. Apabila Anda merasakan gejala penyakit kuning
seperti ulasan di atas, segera kunjungi Siloam Hospitals terdekat untuk
mendapatkan penanganan tepat dari dokter spesialis terkait .
F. PATHWAYS
Peningkatan produksi
birilubin , gangguan
fungsi hati
jaundice
Birilubin tidak terkonjungsi Peningkatan pemecahan birulubin Penurunan glukosa dalam sel
Birilubin indirek meningkat
Pengeluaran cairan empedu
Nama mahasiswa : Cempaka Karina PWS Tanggal Praktek: 05-10 Juni 2023
NIM : 202220461011131 Paraf :
Ruang : Empu Tantular
Tanggal Pengkajian : 05-06-2023 (................................................................)
I. IDENTITAS DATA.
Nomer Rekam Medis : 555*** Tanggal masuk RS : 01-06-
2023 Nama Klien : An. N
Nama Panggilan :N
Tempat/tgl lahir : Malang, 27-11-2013
Umur : 9 tahun 6 bulan 9 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Bahasa yang dimengerti : Indonesia dan Jawa
b. Peri natal dan post natal : Lahir di Klinik ditolong oleh bidan, usia kehamilan cukup bulan
(9 bulan). Lahir normal tidak ada kelainan. Mendapatkan ASI sampai dengan usia 2 tahun.
b. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup bersih, lantai rumah menggunakan lantai ubin, kamar tidur 2,
kamar mandi 1 terdapat wc dan dapur, tidak ada polusi, rumah berdekatan dengan
tetangga
c. Penyakit keluarga
Tidak ada
d. Genogram
-
X. PENGKAJIAN TINGKAT PERKEMBANGAN SAAT INI (Gunakan format
Denver/DDST ) Tidak terkaji
a. Personal social
b.Adaptif Motorik halus
c. Bahasa
d.Motorik kasar
XI. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN KLIEN SAT INI
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pasien hanya tau dirinya sakit dan saat akan dilakukan tindakan misalnya TTV pasien
b. Nutrisi
Mendapatkan diet tim anak 3 x sehari makan lahap
c. Cairan
Selama di RS minum air putih, susu
d. Aktivitas
Pasien berbaring sambil menonton youtube
f. Eliminasi
Selama di RSBAK 2-3 kali sehari, BAB belum
g. Pola hubungan
Pasien mau berkomunikasi dan berinteraksi dengan siapapun.
k. Nilai
Tidak terkaji
b. Kulit
Berwarna kuning
c. Kepala
Simestris, tidak ada gangguan atau masalah
d. Mata
Simestris, tidak ada gangguan atau masalah
e. Telinga
Simestris, tidak ada gangguan atau masalah
f. Hidung
Simestris, tidak ada gangguan atau masalah
g. Mulut
Tidak ada gangguan atau masalah
h. Leher
Tidak ada gangguan atau masalah
i. Dada
Simestris, tidak ada gangguan atau masalah
j. Paru-paru
Tidak ada gangguan atau masalah
k. Jantung
Tidak ada gangguan atau masalah
l. Abdomen
Nyeri hilang timbul
m. Genetalia
Tidak ada gangguan atau masalah
o. Musculoskeletal
Ttidak ada gangguan atau masalah
p. Neurology
Tidak ada gangguan atau masalah
Pemeriksaan Lab
DO:
- Tugor kulit pasien tampak
kekuningan
- Mata pasien terlihat kungin
kuning sudah
sedikit menurun.
O : Suhu 36,2
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
Interveni
Jum’at 09/06/2023
S : Keluarga pasien
masih mengatakan
masih kuning
O : Suhu 36,2
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
Intervensi.
A : Masalah teratasi
- sebagian
P : Lanjutkan
Intervensi sampai
hari ke-dua