Anda di halaman 1dari 8

(TUMOR OTAK DAN KANKER PARU)

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
Siarizky Cahyaharta Septawan (201810420311001)
Azizah Rahmatul Ilmiah (201810420311002)
Alaili Anzalna Rahma (201810420311003)
Safina Indriyani (201810420311005)
Rosanti (201810420311006)
Diky Anggriawan (201810420311007)
Khoirun Nisak (201810420311008)
Muhammat Fadli (201810420311009)
Cempaka Karina Putri. W.S (201810420311010)
Alfisyahrin Tavajio (201810420311011)
Uria Fatayati (201810420311012)
Elsa Risma Hidayah (201810420311013)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
PATHWAY KANKER PARU

ETIOLOGI

Genetik Lingkungan : Defesiensi Vitamin


A
- Asap Rokok
Adanya Zat karsinogen - Polusi Udara Beta Karoten di dalam
Tubuh Rendah
- Polusi Lingkungan Kerja
Kegagalan
Detoksifikasi Diferensiasi Sel
Inhalasi zat karsinogen Abnormal
Mutasi DNA (Delesi, Insersi) ke saluran nafas

Inaktivasi gen supressor


Iritasi jalan nafas
tumor (P53, RB, DKN 2)

Terjadi Anti apoptosis Disfungsional mukosa dan


silia
Endapan Karsinogen di
Karsinoma in situ
epitel Bronkus
(Pertumbuhan sel abnormal pada
jaringan ) Perubahan epitel termasuk metplasia,
hiperplasia, dan displasia sel-sel ganas

KANKER PARU
NSCLC SCLC

Karsinoma Sel
Karsinoma Sel Karsinoma Adenokarsinoma Karsinoma Sel Besar
Skuamosa Bronkoalveorlar
Membesar/mestastase
Bronkus mengandung mukus di tengah parenkim
Karsinoma berkembang Penimbunan Toksin paru
di tengah bronkus dan
menonjol kedalam Timbul pada bagian Perubahan membrane
Respon Umum tubuh
perifer segmen bronkus alviolar
menghasilkan sputum
Hiperplasia pada Dispnea
dinding bronkus Kehilangan fungsi
Fibrasi intertisial
silia Gangguan Pertukaran
Obstruksi jalan nafas Gas
Peningkatan jumlah sekret
Terdapat lesi dan
melebarnya
Ketidakefektifan
pembuluh darah
Bersihan Jalan
Nafas
Nyeri
PATOFISIOLOGI KANKER PARU

Patofisiologi dari kanker paru berkaitan dengan banyak faktor yang menyebabkan
berkembangan penyakit ini. Untuk penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui namun
paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan factor
penyebab utama, disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain.
Selain itu juga, etiologi dari kanker paru mempunyai hubungan dengan kebiasaan merokok.
Etiologi lain dari kanker paru ini adalah adanya paparan zat karsinogen (Asbestos, Radiasi ion,
Radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik, hidrokarbon, vinil klorida), polusi udara, penyakit paru
seperti pneumonitis intersisial kronik, riwayat paparan radiasi daerah torak, faktor kekurangan
nutrisi (betakoroten, selanium dan vitamin A) dan Genetik.

Dari etiologi yang menyebabkan Ca paru ada 2 jenis yaitu primer dan sekunder. Primer
yaitu berasal dari merokok, asap pabrik, zat karsinogen, dll dan sekunder berasal dari metastase
organ lain, Etiologi primer menyerang percabangan segmen/sub bronkus menyebabkan cilia
hilang. Fungsi dari cilia ini adalah menggerakkan lendir yang akan menangkap kotoran kecil
agar keluar dari paru-paru. Jika silia hilang maka akan terjadi deskuamasi sehingga timbul
pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka akan menimbulkan
ulserasi bronkus dan menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia yang selanjutnya akan
menyebabkan Ca Paru.

Ca paru ada beberapa jenis yaitu karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma
sel bronkoalveolar, dan karsinoma sel besar. Setiap lokasi memiliki tanda dan gejala khas masing
masing. Pada karsinoma sel skuamosa, karsinoma bronkus akan menjadi berkembang sehingga
batuk akan lebih sering terjadi yang akan menimbulkan iritasi, ulserasi, dan pneumonia yang
selanjutnya akan menimbulkan himoptosis. Pada adenokarsinoma akan menyebabkan
meningkatnya produksi mukus yang dapat mengakibatkan penyumbatan jalan nafas. Sedangkan
pada karsinoma sel bronkoalveolar sel akan membesar dan cepat sekali bermetastase sehingga
menimbulkan obstruksi bronkus dengan gejala dispnea ringan. Pada karsinoma sel besar akan
terjadi penyebaran neoplastik ke mediastinum sehingga timbul area pleuritik dan menyebabkan
nyeri kronis. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur–struktur terdekat
seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka (Nurarif & Kusuma,
2015).

Sedangkan pada Ca paru sekunder, paru-paru menjadi tempat berakhirnya sel kanker
yang ganas. Meskipun stadium penyakitnya masih awal, seolah-olah pasien menderita penyakit
kanker paru stadium akhir. Di bagian organ paru, sel kanker terus berkembang dan bisa
mematikan sel imunologi. Artinya, sel kanker bersifat imortal dan bisa menghancurkan sel yang
sehat supaya tidak berfungsi. Paru-paru itu adalah end organ bagi sel kanker atau tempat
berakhirnya sel kanker, yang sebelumnya dapat menyebar di aera payudara, ovarium, usus, dan
lain-lain (Stopler, 2010).
PATHWAY TUMOR OTAK

Genetik Virus Zat Kimia Radiasi

Pertumbuhan sel abnormal pada otak

Masa pada cerebral

Infiltrasi jaringan pada serebral

Suplai darah ke serebri ↓ Volume otak ↑

Nekrosis jaringan serebral Obstruksi vena kranaid

Gangguan perfusi jaringan: serebral Edema

TIK

- Parolisis
- Kakeksia
- Kerusakan
fungsi
motorik Papiledema Pusing,
Mual, Nyeri
Muntah, kepala,
Anoreksia Takikardi
Intoleran aktivitas
Gelisah,
Depresi,
Paranoid

Perubahan nutrisi:
kurang dari Nyeri
Ansietas kebutuhan
PATOFISIOLOGI TUMOR OTAK

Faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya suatu tumor otak antara lain genetik, virus,
zat kimia dan radiasi yang menyebabkan pertumbuhan sel abnormal pada otak. Pertumbuhan sel
sel abnormal menyebabkan bertambahnya massa karena tumor akan mengambil ruang yang
relatif dan ruang tengkorak yang kaku dan menyebabkan gejala gejala neurologik. Gejala
neurologik pada tumor otak ini bisa disebabkan karena infiltrasi jaringan pada otak sehingga
terjadinya perubahan penurunan suplai darah ke otak dan menyebabkan nekrosis jaringa n otak
sehingga terdapat masalah kesehatan gangguan perfusi jaringan: serebral.

Nekrosis jaringan otak menyebabka parolisis, kakeksia, kerusakan fungsi motorik


sehingga terjadi masalah kesehatan intoleransi aktivitas. Infiltrasi jaringan pada cerebral
menyebabkan kenaikan volume otak sehingga terjadi obstruksi vena dan edema. Tumor ganas
menyebabkan edema dalam jaringan otak yang diduga disebabkan selisih osmotik yang
menyebabkan pendarahan dan peningkatan tekanan intrakranial. Peningkatan intrakranial akan
membahayakan jiwa bila terjadi secara cepat. Ada beberapa gejala tumor otak yang perlu
diwaspadai, yaitu papiledema, mual, muntah, anoreksia, pusing, nyeri kepala, takikardi. Saat
pasien mengalami papiledema, membuat pasien gelisah, depresi, paranoid sehingga timbul
masalah kesehatan ansietas. Saat pasien mengalami mual, muntah, dan anoreksia maka timbul
masalah kesehatan yaitu perubahan nutris : kurang dari kebutuhan. Saat pasien mengalami
pusing, nyeri kepala, dan takikardi maka timbul masalah kesehatan yaitu nyeri (Tanoto, 2020).

Anda mungkin juga menyukai