T DENGAN DIAGNOSA
TUMOR PARU DI ICU RSUD KAB. KARANGANYAR
DISUSUN OLEH :
Tumor paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang
berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian klinik yang dimaksud dengan tumor
paru primer adalah tumor yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma
bronkus/bronchogenic carcinoma)
Tumor paru adalah keganasan yang berasal dari luar paru maupun yang berasal dari
paru sendiri (primer), dimana kelainan dapat disebabkan oleh kumpulan perubahan
genetika pada sel epitel saluran nafas yang dapat mengakibatkan proliferasi sel yang
B. Etiologi
Seperti umumnya tumor yang lain, penyebab yang pasti dari tumor paru belum
diketahui, tapi merokok dan paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat
karsinogenik merupakan faktor resiko utama. Beberapa faktor risiko penyebab terjadinya
1. Merokok
Merokok merupakan faktor yang berperan paling penting yaitu 85% dari
seluruh kasus. Kejadian tumor paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai
merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok,
2. Perokok pasif
merokok, tetapi mengisap asap rokok dari orang lain, risiko menderita tumor paru
3. Polusi Udara
Kematian akibat tumor paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi
pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok. Kematian akibat tumor paru
jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah
pedesaan
4. Paparan zat karsinogen
nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan tumor paru.
Risiko tumor paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali
5. Genetik
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien tumor paru berisiko lebih besar
bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting
6. Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga
dapat menjadi risiko tumor paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronik
berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena tumor paru.
Tumor paru yang merupakan metastase dari organ lain adalah tumor paru
penyakitnya masih awal, seolah-olah pasien menderita penyakit tumor paru stadium
akhir. Di bagian organ paru, sel tumor terus berkembang dan bisa mematikan sel
imunologi. Artinya, sel tumor bersifat imortal dan bisa menghancurkan sel yang
sehat supaya tidak berfungsi. Paru- paru itu adalah akhir organ bagi sel tumor atau
tempat berakhirnya sel tumor, yang sebelumnya dapat menyebar di aera payudara,
C. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyebabkan tumor paru ada 2 jenis yaitu primer dan
sekunder. Primer yaitu berasal dari merokok, asap pabrik, zat karsinogen, dll dan
sekunder berasal dari metastase organ lain, Etiologi primer menyerang percabangan
segmen/sub bronkus menyebabkan cilia hilang. Fungsi dari cilia ini adalah
menggerakkan lendir yang akan menangkap kotoran kecil agar keluar dari paru-paru.
Jika silia hilang maka akan terjadi deskuamasi sehingga timbul pengendapan karsinogen.
Dengan adanya pengendapan karsinogen maka akan menimbulkan ulserasi bronkus dan
Tumor Paru.
Tumor paru ada beberapa jenis yaitu karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma,
karsinoma sel bronkoalveolar, dan karsinoma sel besar. Setiap lokasi memiliki tanda dan
gejala khas masing masing. Pada karsinoma sel skuamosa, karsinoma bronkus akan
menjadi berkembang sehingga batuk akan lebih sering terjadi yang akan menimbulkan
iritasi, ulserasi, dan pneumonia yang selanjutnya akan menimbulkan himoptosis. Pada
sel akan membesar dan cepat sekali bermetastase sehingga menimbulkan obstruksi
bronkus dengan gejala dispnea ringan. Pada karsinoma sel besar akan terjadi penyebaran
neoplastik ke mediastinum sehingga timbul area pleuritik dan menyebabkan nyeri kronis.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati. Tumor paru dapat bermetastase ke struktur–struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka (Nurarif & Kusuma,
2015).
Sedangkan pada tumor paru sekunder, paru-paru menjadi tempat berakhirnya sel
tumor yang ganas (kanker). Meskipun stadium penyakitnya masih awal, seolah-olah
pasien menderita penyakit tumor paru stadium akhir. Di bagian organ paru, sel tumor
terus berkembang dan bisa mematikan sel imunologi. Artinya, sel tumor bersifat imortal
Predisposisi
Primer : Merokok (perokok Bronkus mengalami trauma Perubahan
aktif dan pasif), polusi udara, epitel silia dan Deskuamasi Ulserasi bronkus
oleh paparan zat karsinogen
paparan zat karsinogen. (rokok, paparan industri) mukosa
Karsinoma sel skuamosa Adenokarsinoma Carsinoma sel kecil Carsinoma non sel kecil
F. Penatalaksanaan
Keperawatan
dapat memberikan oksigenvia masker atau nasal kanula sesuai dengan permintaan.
Bahkan jika klien tidak terlalu jelas hipoksemianya, dokter dapat memberikan oksigen
d. Periksa tanda tanda vital dan awasi serta laporkan bila terjadi respirasi abnormal dan
perubahan lainnya.
pernapasan dalam dan batuk sesegera mungkin. Periksa sekresi lebih sering.
Medis
a. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan tumor paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat
semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru –
b. Toraktomi eksplorasi
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.
e. Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula
f. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga
sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi
g. Kemoterapi
pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Meliputi dari: nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor registrasi, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnose
medis.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang pasien tumor paru biasanya mengalami nyeri pada
bagian dada, nyeri tersebut juga bias sampai ke lengan dan punggung. Keluhan
utama lain yang biasa muncul antara lain batuk, peningkatan produksi sputum,
dispnea, hemoptisis, wheezing, stridor, dan chest pain (Somantri, 2009). Keluhan
yang muncul pada pasien karsinoma bronkogenik biasanya klien sesak nafas, nyeri,
batuk-batuk, lesu tidak bergairah, pucat tidak ada nafsu makan, sakit pada dada dan
pada jalan nafas. Klien merasa sesak setelah melakukan aktifitas / menghadapi
sesuatu secara emosional, sesak nafas karena perubahan udara serta batuk dan susah
lingkungan rumah dan tempat kerja klien yang tidak baik seperti daerah industri.
saat makan.
b. Pola eliminasi
Biasanya klien mengalami sulit tidur dan juga istirahat karena adanya
sesak nafas yang ditandai dengan kondisi pasien yang gelisah dan sering
terbangun.
5) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum: pasien lemah, sesak napas dan disertai nyeri dada
c) Sistem pernapasan : sesak napas, nyeri dada, batuk produktif tidak efektif, suara
perkardial)
badan menurun
1. Pemeriksaan Fisik
kesadaran
c) TTV
RR : Takipnea
P : Takikardia
d) Kepala : Normachepal
atau tidak.
perifer)
k) Thoraks
Paru-paru
teraba dingin.
2. Diagnosa
makanan (anoreksia)
c) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah
kebutuhan oksigen.
3. Rencana Tindakan
Definisi : inspirasi dan atau Ventilasi a) Periksa mulut, hidung, dan sekret
normal paten
b) Penurunan tekanan inspirasi Tidak ada suara napas indikasi dan konsentrasi yang
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan kurang asupan makanan
(anoreksia)
kurang dari kebutuhan tubuh Asupan nutrisi 1) Identifikasi adanya alergi atau
kebutuhan metabolik Asupan makanan dan cairan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Batasan karakteistik : Asupan nutrisi terpenuhi 2) Lakukan atau bantu pasien terkait
makanan
3) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin dalam
darah
Definisi : penurunan sirkulasi keperawatan selama 3 x 24 jam 3. Monitor intake dan output
darah pada level kapiler yang diharapkan perfusi perifer 4. Atur posisi pasien, ekstremitas bawah
3. Akral hangat
4. TTV dalam batas normal
kebutuhan oksigen.
suplai dan kebutuhan oksigen aktivitas fisik tanpa merencanak an program terapi
darah pada level kapiler yang tekanan darah, nadi dan b) Bantu klien untuk mengidentif ikasi
diinginkan
bantu aktivitas
dalam beraktivitas
dan spiritual.
4. Implementasi Keperawatan
Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
selanjutnya di evaluasi untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang
5. Evaluasi
mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
Purba, Ardina Filindri & Wibisono. 2015 Pola Klinis Tumor Paru di RSUP dr. Kariadi Semarang
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &