Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR PARU
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (PPKD)

Disusun oleh :
Nama : Nisaul Fitriah
NPM : 2214901110055
Kelompok : 14A/RG. Paru
Preseptor Akademik : Solikin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.,MB
Preseptor Klinik : Murjani, Ns.,M,Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR PARU

Tumor paru adalah neoplasma atau Faktor Kimia (Pajanan zat Benazir, S dan Yovsyah. 2013
pertumbuhan jaringan baru yang karsinogetik), Faktor Biologis (Gen, Faktor Risiko Kejadian Kanker
abnormal di organ paru-paru. Tumor ini hormone, DNA), Faktor Fisik (trauma Paru pada Pasien Rawat Inap dan
diakibatkan oleh sel yang membelah dan fisik, sinar x, radiasi), Nutrisi Rawat Jalan di RSUPN Dr. Cipto
tumbuh tak terkendali pada organ paru. (Jamur/Bakteri)
Mangunkusumo Jakarta Tahun
Tumor paru jika dibiarkan dapat 2011-2012. Jurnal FKM UI. Hal.5-
berkembang menjadi kanker paru. Iritasi mukosa bronkus 7.

NANDA. (2015).buku diagnosa


Tumor dibagi mejadi dua golongan besar Peradangan kronik keperawatan definisi dan klasifikasi
yaitu tumor jinak (benign) 2015-2017.Jakarta: EGC
dan tumor ganas (malignant) atau yang
popular dengan sebutan kanker. Neoplasma Moorhead, dkk. 2016. Nursing
Dan defenisi kanker paru adalah tumor Outcomes Classification (NOC)
ganas primer yang berasal dari Pengukuran Outcomes Kesehatan
Tumor
saluran nafas (Bronkhus). Edisi kelima. Singapore: Elsevier
Icn.

Iritasi oleh massa tumor Bulechek,dkk. 2016. Nursing


Etiologi tumor paru Intervention classification (NIC)
Edisi keenam.Singapore: Elsevier
1.Paparan zat karsinogenik Nyeri Radang Bronkus
Icn.
(rokok, nikel, asbestos, Akut
radiasi ion, dll)
Penumpukan sekret
2.Merokok dan perokok pasif Adanya massa dalam paru
3.Polusi udara
4.Nutrisi aflatoksin oleh Batuk
Obstruksi bronkus
jamur dan bakteri
5.Genetik
6.Penyakit paru Ketidakefektifan Kerusakan membran alveoli
bersihan jalan nafas

Gangguan pertukaran gas


1. Lokal (tumor tumbuh setempat)
- Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis Penurunan ekspansi paru
- Hemoptisis
- Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
Sesak nafas
- Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
- Ateletaksis
2. Invasi lokal
Ketidakefektifan
- Nyeri dada
pola nafas
- Dyspnea karena efusi pleura
- Invasi ke pericardium terjadi tamponade atau aritmia
- Sindrom vena cava superior Patofisiologi Tumor Paru
- Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
3. Sindrom Paraneoplastik : terdapat 10% kanker paru dan gejala Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan
- Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, dema adanya zat yang bersifat initiation yang
- Hematologi : leukositosis. Anemia, hiperkoagulasi merangsang permulaan terjadinya perubahan
- Hipertrofi osteoartropati sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan
- Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia) berkesinambungan untuk memicu timbulnya
penyakit tumor.
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Ketidakefektifan  Respiratory status : Ventilation 1. Pastikan kebutuhan oral /
bersihan jalan nafas  Respiratory status : Airway tracheal suctioning.
(00031) patency 2. Berikan O2 degan metode
Domain 11 . Kelas 2  Aspiration Control sesuai kebutuhan

Setelah dilakukan tindakan 3. Anjurkan pasien untuk

keperawatan selama 1x30 menit istirahat dan napas dalam

pasien menunjukkan keefektifan 4. Posisikan pasien untuk

jalan nafas dibuktikan dengan memaksimalkan ventilasi

kriteria hasil : 5. Lakukan fisioterapi dada jika

1. Mendemonstrasikan batuk efektif perlu

dan suara nafas yang bersih, tidak 6. Keluarkan sekret dengan

ada sianosis dan dyspneu (mampu batuk atau suction

mengeluarkan sputum, bernafas 7. Auskultasi suara nafas, catat


dengan mudah, tidak ada pursed adanya suara tambahan

lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
3. Mampu mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang penyebab.
4. Saturasi O2 dalam batas normal
5. Foto thorak dalam batas normal
Ketidakefektifan pola  Respiratory status : Ventilation 1. Posisikan pasien untuk
nafas  Respiratory status : Airway memaksimalkan ventilasi
(00032) patency 2. Pasang mayo bila perlu
Domain 4 . Kelas 4  Vital sign Status 3. Lakukan fisioterapi dada jika

Setelah dilakukan tindakan perlu

keperawatan selama 1x30 menit 4. Keluarkan sekret dengan

pasien menunjukkan keefektifan batuk atau suction

pola nafas, dibuktikan dengan 5. Auskultasi suara nafas, catat

kriteria hasil: adanya suara tambahan

1. Mendemonstrasikan batuk efektif 6. Berikan pelembab udara

dan suara nafas yang bersih, tidak Kassa basah NaCl Lembab
7. Atur intake untuk cairan
ada sianosis dan dyspneu (mampu mengoptimalkan
mengeluarkan sputum, mampu keseimbangan.
bernafas dg mudah, tidakada 8. Monitor respirasi dan status
pursed lips) O2
2. Menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
3. Tanda Tanda vital dalam rentang
normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
Nyeri akut  Kontrol Nyeri Pain Management
(00132) Dalam waktu 1×30 menit rasa nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
Domain 12 . Kelas 1 pada pasien dalam keadaan normal secara komprehensif
Kriteria Hasil: termasuk lokasi,
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu karakteristik, durasi
penyebab nyeri, mampu frekuensi, kualitas dan faktor
menggunakan tehnik presipitasi
nonfarmakologi untuk 2. Observasi reaksi nonverbal
mengurangi nyeri, mencari dan ketidaknyamanan
bantuan) 3. Gunakan teknik komunikasi
2. Melaporkan bahwa nyeri terapeutik untuk mengetahui
berkurang dengan menggunakan pengalaman nyeri pasien
manajemen nyeri Ajarkan Teknik respirasi
3. Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
Banjarmasin, Oktober 2022

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(Solikin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.,MB) (Murjani, Ns.,M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai