Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU

Diajukan Sebagai Salahsatu Tugas


Departemen Keperawatan Dasar Profesi (KDP)
Dosen Pengampu: Reni Hertini, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh:
RENTYA FEBRYANTI, S.Kep
NIM: 4012220002

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN KE XVII


STIKes BINA PUTERA BANJAR
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

TUBERCULOSIS PARU

A. Pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi, yang terutama parenkim

(Sudarth & Brunner, 2012).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosa dengan gejala yang sangat bervariasi (Mansjoer,

2015).

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar

disebabkan oleh kuman yang disebut mycrobacterium tuberculosa, kuman

tersebut biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke

dalam paru (Depkes RI, 2020).

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

mycobacterium Tuberkulosis dapat menyerang semua alat tubuh yang

tersering adalah paru dan tulang biasanya pada permulaan terjadi benjolan-

benjolan kecil atau yang disebut tubercle (Ramali, 2015).

Kesimpulan dari beberapa definisi diatas bahwa Tuberkulosis paru

adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium

tuberculosa yang kebanyakan mengenai struktur alveolar paru.


B. Etiologi

Sebagaimana telah diketahui, tubercolosis disebabkan oleh basil

Mycobacterium Tuberculosa humanis. berikut adalah beberapa hal tentang

Mybacterium:

a. Mycobacterium Tuberculosa termasuk familie Mycobacteriacca yang

mempunyai berbagai genus diantaranya adalah mycobacterium dengan

salah satu speciesnya Mycobacterium Tuberculosa.

b. Mycobacterium tuberculosa yang paling berbahaya bagi manusia adalah

type humanis.

c. Mycobacterium tuberculosa mempunyai dinding sel lipoid, sehingga

tahan asam oleh karena itu disebut Basil Tahan Asam (BTA).

d. Mycobacterium tuberculosa memerlukan waktu 12-24 jam untuk mitosis

sehingga pemberian obat bisa secara intermiten (2-3 hari sekali)

e. Mycobacterium tuberculosa sangat rentan terhadap sinar matahari

terutama terhadap gelombang cahaya ultraviolet. Selain itu juga rentan

terhadap panas basah dan alcohol 70% atau lisol 5% sehingga basil ini

akan terbunuh dalam beberapa menit.

C. Manifestasi Klinis

Gejala umum TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau

tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah.

(Mansjoer , 2015). Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat

badan ( Luckman dkk, 93 ). Jadi manifestasi kliniknya adalah:


- Demam : subfebris menyerupai influensa

- Batuk : - batuk kering (non produktif)  batuk produktif (sputum)

- hemaptoe

- Sesak Nafas : pada penyakit TB Paru yang sudah lanjut dimana

infiltrasinya sudah ½ bagian paru-paru

- Nyeri dada

- Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,

keringat malam

D. Komplikasi

a. Batuk darah

b. Penyebaran perkontinuitatum/ bronkagen/ hematogen

c. Tuberkulosis laring

d. Pleritis eksudatif

e. Pneumotoraks

f. Hidropnemothoraks, emprema/ protoraks, plopnemotoraks

g. Carpulmonale
E. Patofisiologi/ Pathway

Manajemen terapi Mycobacterium tuberculosa

Melalui jalan nafas masuk ke alveoli


Efek samping
Menetap di paru

Tumbuh dan berkembangbiak dalam sitoplasma makrofag

System imun tubuh berespon Demam

Reaksi inflamasi Nyeri dada


Fagosit (neutrofil & makrofag)

Penumpukan eksudat dalam alveoli dan broncheolus

Penurunan luas Kompensasi tubuh untuk


penampang bronhous Batuk/ bersin
mengeluarkan eksudat
Inspirasi/ekspirasi
Kontak dengan
tidak adekuat Resiko Pecahnya pembuluh
Sesak nafas orang lain
darah paru
Resiko tinggi infeksi Resiko perdarahan
Pola nafas tidak
(penyebaran/
efektif
Kelemahan Sisa eksudat
Anoreksia, mual,
masih ada
muntah Intoleransi

aktifitas Bersihan jalan nafas


Perubahan asupan
tidak efektif
nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh
F. Kemungkinan Data Fokus

a. Wawancara

1) Keluhan yang dirasakan saat ini?

2) Sejak kapan keluhan saat ini dirasakan?

3) Apakah pernah berobat, dimana dan obat apa yang diberikan?

4) Bagaimana pola makan dan jenis makanan?

5) Bagaimana gaya hidup apakah sering kena angin malam/ gadang?

6) Apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang

sama?

7) Bagaimana kondisi rumah dan lingkungan, apakah kurang sinar

matahari ataukah banyak debu?

8) Bagaimana pengaruh keadaan sekarang terhadap aktivitas sehari-hari?

b. Pemeriksaan Fisik

1) Penampilan umum; klien tampak lemah, pucat dan BB < ideal.

2) Tingkat kesadaran dihitung dengan GCS, kemungkinan normal (15).

3) TTV: kemungkinan normal, kemungkinan frekuensi nafas meningkat

akibat sesak

4) System neuromuskuler

Kaji fungsi nervus Cranial, fungsi sensorik, dan reflek-reflek.

5) System respiratory

Kaji petunjuk frekuensi perafasan, pengembangan dada, tidak

simetris, perkusi pekak dan penurunan fremitus, bunyi nafas menurun/


tidak ada secara bilateral atau milateral. Bunyi nafas tubuler atau

bisikan pectoral di atas lesi luas dan krekels.

6) System kardiovaskuler

Kaji kelembaban kulit dan mukosa bibir, adakah clubbing finger, dan

Edema.

7) System gastrointestinal

Kaji adanya anoneksia, penurunan BB, turgor kulit buruk, kering,

bersisik, kehilangan tonus otot (lemak subkutan)

8) System integument

Kaji warna dan keadaan kulit, turgor, tekstur kulit juga suhu tubuh

9) System Muskulosketeral

Kaji kesimetrisan ekstrimitas dan kekuatan otot.

10) System endokrin

Kaji adanya pembengkakan tiroid, kelenjar getah bening

11) System genitaurinaria

Kaji keadaan genitalia, adakah lesi, perdarahan atau edema. Kaji

frekuensi BAK dan jumlah urine/ warna urine.

c. Pemeriksaan Diagnostik

1) Laboratorium Darah Rutin (LED normal atau meningkat,

limpositosis)

2) Foto thorax PA dan lateral

- Bayangan lesi terletak di lapang atas paru atau segmen apical

lobus bawah.
- Bayangan berawan (patchy) atau bercak (nodular)

- Adanya kavitas, tunggal atau ganda

- Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru

- Adanya kalsifikasi.

- Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian

- bayangan miller

3) Pemeriksaan Sputum BTA (+/-)

4) Tes PAP (Peroksidase Anti Perioksidase)

Uji serologi imuno peroksidase memakai alat histogen

imunoperoksidase scaning untuk menentukan IGG spesifik terhadap

basil TB.

5) Tes montoux/ tuberculin/ PPD

Reaksi positif area indurasi 60 mm atau lebih terjadi 48-72 jam,

setelah injeksi intradermal antigen.

6) Teknik Polymerase Chain Reaction

Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplikasi dalam

berbagai tahap sehingga dapat mendeteksi meskipun hanya ada 1

mikroorganisme dalam specimen.

7) Beeton Dichinson Diagnostic Instrument System (BACTEC)

Deteksi growth index berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari

metabolism asam lemak oleh M. Tuberculosa

8) Enzyme Linked Immunosorbent Assay


Deteksi respons humoral, berupa proses antigen – antibody yang

terjadi

9) Mycodot

Deteksi antibody memakai antigen lipoarsinomannon yang direkatkan

pada suatu alat berbentuk seperti sisir plastic, kemudian dicelupkan

dalam serum pasien. Bila terdapat antibody spesifik dalam jumlah

memadai maka warna sisir akan berubah

G. Analisa Data
No
Data Penyebab Masalah
.

1.
Data subjektif Kompensasi tubuh Bersihan jalan nafas
- Klien untuk mengeluarkan tidak efektif
mengatakan eksudat (batuk)
batuk berdahak. 
Data objektif: Sisa eksudat menempel
- Ronchi + di silia
- Klien tampak 
batuk berdahak Tidak efektif jalan
nafas

2.
- Batuk/ bersin Resiko tinggi infeksi
 (penyebaran/aktivasi
Kontak dengan orang berulang)
lain

Resiko penyebaran
infeksi

3. Data subjektif: Manjemen terapi Perubahan asupan


- Klien nutrisi kurang dari
mengatakan  kebutuhan
mual, tidak nafsu Efek samping
makan 
Anoreksia, mual,
Data objektif: muntah
- Klien tampak 
lemah Penurunan asupan
- Berat badan turun nutrisi
- Mual, muntah
- Porsi makan tidak
habis
4. Data subjektif: Intoleransi aktivitas
- Klien Batuk
mengatakan 
lemas, kalau Kelemahan
beraktifitas 
mudah lelah Intoleransi aktivitas

Data objektif
- Klien tampak
lemah
- klien tampak
bedrest
- aktifitas klien
dibantu oleh
keluarga

H. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d akumulasi secret pada jalan nafas

b. Pola nafas tidak efektif b/d sesak nafas

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual, anorexia

d. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik

e. Hipertemia

f. Gangguan rasa nyaman nyeri dada

g. Resiko tinggi infeksi (penyebaran/ aktivasi ulang)

h. Resiko perdarahan
I. Perencanaan
Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
Bersihan jalan Tupan : 1.Kaji fungsi pernapasan, 1.Dapat menentukan
nafas tidak efektif Setelah dilakukan kecepatan, irama, dan kemampuan paru saat ini.
b/d akumulasi tindakan keperawatan 7 kedalaman serta
secret pada jalan x 24 jam jalan nafas penggunaan otot
nafas ditandai bersih. asesoris. 2.Dapat menentukan
dengan : Tupen: 2.monitor kemampuan tindakan untuk menge-
DS: Setelah dilakukan untuk mengeluarkan luarkan secret.
- Klien tindakan keperawatan 3 mukosa / batuk efektif. 3.Posisi dapat membuat
menyatakan x 24 jam terjadi 3.Beri posisi semi fowler. dilatasi diafragma
batuk berdahak peningkatan bersihan maksimal
DO: jalan nafas dengan 4.Dapat menjaga aspirasi
- Klien tampak criteria: 4.Bersihkan secret dari
batuk dahak - Pasien nenunjukan mulut dan trachea. 5.Cairan dapat membuat
- Ronchi + perbaikan ventilasi 5.Pertahankan masukan mukosa menjadi cair
dan oksigenasi cairan sedikitnya 2500
jaringan adekuat. ml per hari. 6.Oksigen tambahan dapat
- Batuk dahak tidak 6.Kolaborasi pemberian membantu difusi O2
ada oksigen dan obat –
- Ronchi (-) obatan sesuai dengan
indikasi.
Perubahan asupan Perubahan nutrisi kurang 1. Jelaskan kebutuhan 1.Masukan vitamin dapat
nutrisi kurang dari peningkatan masukan meningkatkn
kebutuhan tubuh dari kebutuhan tubuh makanan multi metabolisme.
berhubungan vitamin dan mineral.
dengan efek Kriteria : 2. Catat status asupan
samping obat - Menunjukan nutrisi pasien, catat 2.Dapat menentukan
ditandai dengan : peningkatan BB. turgor kulit, BB, Inte- tindakan selanjutnya dan
DO: - Menunjukan gritas mukosa oral, keberhasilan yang sudah
- Porsi makan perubahan kemampuan menelan, dicapai
tidak habis perilaku / pola riwayat mual / muntah
- BB kurang hidup untuk atau diare
dari ideal/ meningkatkan / 3. Dorong makan sedikit
kurus mempertahankan dan sering dengan
- Klien tampak BB yang tepat. makanan tinggi pro 3.Dengan makan sedikit-
lemah tein dan karbohodrat. sedikit dapat mengurasi
DS: 4. Dorong orang rasa mual.
Klien menyatakan terdekat untuk
tidak nafsu makan membawa makanan
dan terasa mual dari rumah. 4.Dapat meningkatkan
5. Kolaborasi ahli diet nafsu makan .
untuk menentukan
komposisi diet. 5.Dapat menentukan
6. Konsul dengan terapi program diet yang
pernafasan untuk diperlukan.
jadual pengobatan 1-2 6.Dengan jadwal yang
jam sebelum dan teratur dapat menjaga
sesudah makan. nafsu makan klien.

Intoleransi aktifitas 1. Beri penjelasan tentang 1.Meningkatkan pendidikan


b.d kelemahan pentingnya aktifitas klien dalam beraktifitas
Aktifitas klien meningkat 2. Observasi kemam-puan 2.Menentukan tindakan akti-
aktifitas klien fitas yang perlu dibantu
dengan kriteria : 3. Tingkatkan partisipasi 3.Memotifasi dan
klien dalam memenuhi meningkatkan kemampuan
- Klien tampak aktifitas secara mandiri aktifitas mandiri klien
segar 4. Anjurkan untuk meme- 4.Nutrisi merupakan sumber
- Klien mampu nuhi kebutuhan energy kalori .
mandiri nutrisinya
- Tonus otot 5. Latih kemampuan
meningkat aktifitas secara mandiri 5.Latihan dapat mening-
katkan kekuatan otot

Resiko tinggi Penyebaran / infeksi 1. Beri penjelasan 1.Klien/ keluarga me-


infeksi tentang penyakit klien ngetahui dan dapat
(penyebaran/aktiva aktivasi tidak terjadi menjaga diri terhadap
si ulang) penyebaran penyakit.
dengan kriteria : 2.Vital sign menentukan
keadaan umum klien
- Pasien menyatakan 2. Monitor vital sign 3.Dapat memproteksi diri
pemahaman dari terhisapnya bibit
penyebab / factor penyakit.
resiko individu. 3. Anjurkan 4.Menjaga kelembaban
- Mampu pengunjung/ keluarga udara ruangan.
mengidentifikasi untuk memakai masker. 5.Menghindari penye-
mencegah / 4. Batasi pengunjung 1- baran bakreti secara
menurunnya resiko 2 orang per pasien. langsung melalui droplet.
infeksi. 5. Anjurkan pasien
- Menunjukan teknik, untuk batuk /bersin dan
perubahan pola hidup mengeluarkan pada 6.Pengobatan secara rutin
untuk peningkatan tissue dan menghindari menjaga dapat
lingkungan yang aman, meludah menuntaskan bakteri
rumah cukup sinar 6. Tekankan pentingnya mikobakterium dalam
tidak lembab tidak menghentikan tubuh.
terapi obat
7. Kelola pemberian 7.Dpt menghindari kehi
OAT dan libatkan lapan memberikan terapi.
keluarga sebagai PMO 8.Memberikan pengo-batan
8. Beri laporan/ yg berkesinam-bungan &
keterangan pengo- paripurna
batan ke puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI, 2020, Pedoman Tuberkulosis dan


Penanggulangannya. Jakarta : Depkes RI

Doengoes Marilyn E, 2014, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif, 2014, Kapita Selekta Kedokteran Adisi 3, Jakarta : Media


Aaesculapius

Price Sylvia A, 2015, Buku Patofisiologi, Jakarta : EGC

Ramali Ahmad dan St Pamoentjak K, 2014, Kamus Kedokteran, Jakarta:


Djambatan

Suddarth & Brunner, 2012, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta:
EGC

http//www.medicastore.com,2022.

Anda mungkin juga menyukai