Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

Dengan Asuhan Keperawatan Ny. K Dengan Gangguan Pemenuhan


Kebutuhan Oksigenasi (PPOK)

Laporan Ini Di Buat Untuk Memenuhi Salahsatu Tugas Dalam


Departemen Keperawatan Dasar Profesi(KDP)
Dosen pengampu :Reni Hertini,S,Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh :

Nama : YUYUN RATNA PALUPI


NPM : 4012220013

JURUSAN S-I ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2022
1. Definisi penyakit

Penyakit paru-paru obstrutif kronis (PPOK) merupkan suatu istilah yang sering di

gunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama yang di tandai

oleh adanya inflamasi paruparu terhadap partikel atau gas yang berbahaya

(Padila,2012).

Penyakit Paru Obstruktif Krinik(PPOK) adalah sekelompok penyakit paru menahan

yang berlagsung lama dan di sertai dengan peningkatan resistensi terhadap aliran

udara ( Padila,2012). Sumbatan udara ini biasanya berkaitan dengan respon inflamasi

abnormal paru terhadao partikel atau gas yang berbahaya (Ikawati,2011).

Karakteristik hambatan aliran udara PPOK biasanya di sebabkan oleh obstruksi

saluran nafas kecil (bronkiolitis) dan kerusakan saluran parenkim (efisema)yang

bervariasi antara setiap individu (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011)

2. Etiologi

Etiologi penyakit ini belum di ketahui. Menurut Muttaqin (2008),penyebab dari

PPOK adalah:

1. Kebiasaan merokok,merupakan penyebbab utama pada bronchitis dan emfisea

2. Adanya infeksi : Haepohilus influenzza dan streptoous pneumonia

3. Polusi oleh zat-zat pereduksi

4. Factor keturunan.
5. Faktor social – ekonomi : keadaan lingkunagan dan ekonomi yang

memburuk . pengaruh dari masing-masing factor terhadap terjadinya PPOK

adalah saling memperkuat faktor merokok di anggap yang paling dominan .

3. Patofisiologi

Dalam aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK yang di

akibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian proksimal ,parifer

,parenkim dan vaskularisasi paru yang di karenakan adanya suatu suatu imflamasi yang

kronik dan perubahan struktural pada paru . Terjadinya peningkatan pada penebalan pada

salurannafas kecil dengan formasi folikel limfoid dan deposisi kolagen dalam dindingluar

saluran nafas mengakibatkan restriksi pembukaan jalan nafas . Lumen saluran nafas kecil

berkurang akibat penebalan mukosa yang mengandung eksudat inflamasi , yang meningkat

sesuai berat sakit. Dalam keadaan normal radikal bebas dan anti oksidan berada dalam

keadaan seimbang . apabila terjadi gangguan keseimbangn maka akan terjadi kerusakan di

paru . Radikal bebas mempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan menjadi

dasar dari berbagai macam penyakit paru . Pengaruh gas polutan dapat menyebabkan stress

oksidan, selanjutnya akan menyebabkan terjadinya perosidasi lipid.

4. Faktor Resiko

1.      Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya

berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang

pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari

depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada

orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi

perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.


2.      Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan,

makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai

akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang

meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.

Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga

darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari

permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan

oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi

kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan

menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

3.      Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut

jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu

pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.

4.      Status Kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan

oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada

sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke

sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai

efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler

yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa


oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas

tersebut ke dan dari sel.

5.      Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika

depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat

narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

6.      Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan

Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi

pernapasan yaitu :

a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru

b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru

c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.

Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian

jalan napas.

Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang

diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas

atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah

satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah

hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal

volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.

Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran

mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin.

Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat

mentoleransi hipoksia hanya selama 3 – 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen.

Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.
7.      Perubahan pola nafas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan

sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak).

Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat,

denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali

pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

8.      Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran

pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi :

hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti

makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar

atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.

Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari

saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka

merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang

tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok

selama inhalasi (inspirasi).

5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan

oksigenasi yaitu:

1) EKG: menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi

impuls dan posisi listrik jantung.


2) Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung terhadap

stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang respond miokard terhadap

peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan aliran darah koroner.

3) Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ; pemeriksaan

fungsi paru, analisis gas darah (AGD).

6. Penatalaksanaan

1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

a. Pembersihan jalan nafas

b. Latihan batuk efektif

c. Suctioning

d. Jalan nafas buatan

2. Pola Nafas Tidak Efektif

a. Atur posisi pasien ( semi fowler )

b. Pemberian oksigen

c. Teknik bernafas dan relaksasi

3. Gangguan Pertukaran Gas

a. Atur posisi pasien ( posisi fowler )

b. Pemberian oksigen

c. Suctioning

1. Data fokus pengkajian

a. Wawancara

 Biodata
Meliputi identitas pasien (Nama, Umur, Jenis kelamin, Alamat, Status perkawinan,

Agama, Suku, Pendidikan, Pekerjaan, No. Register, Diagnosa medis, Tanggal

persalinan, Tanggal masuk, dan Tanggal pengkajian) dan identitas penanggung jawab

(Nama, Umur, Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Hubungan dengan pasien, dan

Alamat).

 Keluhan Utama Saat Dikaji

 Riwayat Kesehatan Sekarang

 Riwayat Kesehatan Dahulu

 Riwayat Kesehatan Keluarga

penyakit yang dapat diturunkan, penyakit yang dapat ditularkan

b. Pemeriksaan fisik

 Penampilan umum

 Kondisi umum :

Tingkat kesadaran :

TTV (T, N, R, S) :

BB/TB :

 Kaji kesimetrisan kepala, rambut

 Kaji konjungtiva, sclera

a) Lihat apakah konjungtiva ibu anemis (pucat) atau tidak?

 Kaji hidung, penciuman

i. Kaji fungsi penciuman baik atau tidak apakah hidung ibu ada massa atau benjolan?

 Kaji bibir, gigi

a) Apakah membran mukosa bibir lembap atau kering?

 Kaji telinga, mastoid

a) Apakah ada massa pada telinga?


b) Apakah tulang mastoid ditekan apakah mengalami nyeri tekan?

 Inspeksi kesimetrisan payudara, areola mamae dan penonjolan puting susu

a) Kaji apakah payudara kiri dan kanan simetris atau tidak?

b) Areola mamae apakah hitam atau tidak?

c) Apakah puting susu menonjol keluar atau tidak?

 Lakukan inspeksi abdomen

II. Analisa Data

NO Data Etiologi Masalah


1 DS : Klien mengatakan sesak nafas Mtabolisme Bersihan
DO: meningkat jalan nafas
TTV : ↓ tidak efektif
TD : 100 mmHg, Kebutuhan oo2
N :85 kali/menit, meningkat
RR : 30 kali/menit, ↓
0 aliran darah ke otak
S :36,2 C
terganggu
Klien terlihat Kesulitan dalam

bernapas
Peningkatann nyeri
Perubahan frekuensi dan kedalaman

nafas.
Adanya penumpukan
secret
2 DS : Klien mengatakan nyeri pada Adanya penumpukan Nyeri akut
perut bagian atas sekret
DO : ↓
TD : 100 mmHg, Batuk
N :85 kali/menit, ↓
RR : 30 kali/menit, Retraksi otot
0 abdominal
S :36,2 C

Wajah klien tampak lemah


P : terjadi nyeri karena batuk yang di
sertai dahak
Q : Seperti tertusuk
R : Terasa sampai pada perut bagian
atas
S : Skala nyeri 6
T : setiap batuk

3 DS ketidak Gangguan
Klien mengatakan setiapkali mampuan/keterbatasan kebutuhan
beraktifitas di bantu keluarganya untuk menggerakan mobilisasi
Klien hanya dilap saja .untuk aktifitas anggota tubuh
klirn mrngatakan di bantu oleh ↓
perawat. Kehilangan sebagian
besar kekuatan dan
Do fungsi normalnya
TD : 100 mmHg, ↓
N :85 kali/menit, Atrofi otot Intoleransi
RR : 30 kali/menit, aktivitas Keterbatasan
0 ↓
S :36,2 C
mobilisasi fisik
Gigi terlihat kuning dan terdapat sisa
makanan
Klien Terlihat Lemas
Turgor kulit jelek. Mukosa bibir
pasien
tampak pucat

4 DS: Manjemen terapi Penurunan


Klien mengatakan nafsu makan  asupan
berkurang di karenakan susah Efek samping nutrisi
menelan. 
DO: Tenggorokan terasa
TD : 100 mmHg, sakit
N :85 kali/menit, 
RR : 30 kali/menit, Penurunan asupan
0 nutrisi
S :36,2 C
Terlihat dari porsi makan yang tidak
habis dan hanya minum 5 gelas
perhari.

III. Diagnosa keperawatan (berdasarkan prioritas)


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif Berhubungan dengan adanya penumpukan secret
ditandai dengan batuk produktif
2. Nyeri akut b.d retraksi otot abdominal ditandai dengan sakit saat batuk
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas di tandai dengan di
bantunya melakukan aktifitas
4. Penurun nutrisi yang sebabkan oleh pola makan yang tidak teratur.

IV.Intervensi keperawatan

NO Diagnosa TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


keperawatan
1. Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk
Bersihan tindakan keperawatan TTV mengetahui
jalan nafas selama 1x24 jam 2.  Beri O2 status TTV
tidak efektif diharapkan masalah (melalui pasien
Berhubungan sesak nafas klien kanul O2, 3- 2. Untuk
dengan berkurang dengan : 5 l/ menit) mengetahui
adanya - sesak nafas 3. Ajarkan pemenuhan
penumpukan klien batuk efektif oksigenasi
secret berkurang, & postural 3. Untuk
- Dahak pasien drainage mengurangi
berkurang secret
- Suara 4. Berikan 4. Memberiak
tambahan posisi an
berkurang nyaman kenyamana
- Sianosis tidak n pada
ada pasien

2. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Observasi 1.  Untuk


b.d retraksi tindakan keperawatan TTV mengetahui
otot selama 1x24 jam 2. Kaji lokasi & status TTV
abdominal diharapkan masalah skala nyeri 2. Untuk
ditandai nyeri teratasi: 3. Ajarkan mengetahui
dengan - Nyeri pasien teknik lokasi &
sakit saat berkurang, relaksasi skala nyeri
batuk skla nyeri 1-2 4. Kolaborasi 3. Untuk
- Wajah pasien dengan mengurangi
tampak rileks dokter nyeri
4. Untuk
mengetahui
terapi yang
dibutuhkan
pasien

3 Defisit Setelah dilakukan 1. Bantu


perawatan tindakan keperawatan klien untuk 1. Untuk
diri selama 1x24 jam melakukan mengetahui
berhubunga diharapkan masalah perawatan keadaan umum
n dengan kebutuhan perawatan diri: mandi, klien 2.
keterbatasa diri klien dapat keramas, Memberikan rasa
n mobilitas terpenuhi teratasi: gosok gigi, segar dan
- Klien tampak segar gunting kuku mencegah
- Kulit tidak lengket 2 . Berikan berkembangnya
- Rambut, kuku dan penkes mikroorganisme 3.
gigi bersih tentang Memberikan
personal pengetahuan
hygine tentang pentingnya
kepada klien perawatan diri
3.Observasi
TTV
TD : 100
mmHg,
N :85
kali/menit,
RR : 30
kali/menit,
0
S :36,2 C
4. Pemenuhan Setelah dilakukan 1.mengajarkan Untuk mengetahui
kebutuhan tindakan keperawatan ke klien untuk pemenuhun nutrisi
nutrisi yang selama 1x24 jam makan makan pada klien.
di sebabkan diharapkan masalah yang bergizi
oleh kebutuhan perawatan untuk memenuhi
kurangnya diri klien dapat asupan nutrisi
asupan -nafsu makan mulai 2.berikan
nutrisi membaik. penkes tentang
akibat asupan nutrisi.
penurun 3. TTV.
nafsu TD : 100
makan. mmHg,
N :85
kali/menit,
RR : 30
kali/menit,
S :36,2
0
C

V. Implementasi Keperawatan

N Diagnosa Implementasi Evaluasi


O Keperawatan
1 TD : 100/70 mmHg,
Bersihan jalan nafas 1 meng Observasi TTV N :85 kali/menit,
tidak efektif RR : 30 kali/menit,
Berhubungan 2. Aukultrasi paru-paru 0
S :36,2 C / Menit
dengan adanya setiap 2 jam sekali
1. Suara paru
penumpukan secret
3. memBerikan posisi semi Ronkhy(+)
fowler 2. Klien
mengatakan
4. mengjarkan klien nafas sesak
dalam Bekurang
3. Klien
5. mengAjarkan cara batuk mengatakan
Efektif
sesak
berkurang
4. Klien
mengeluarkan
Secret
2 Nyeri akut 1. Memonitor TTV 1. TD : 110/70
b.d retraksi mmHg
otot S : 36,2 C
abdominal N : 80 X/ Menit
2. Mengkaji skala nyeri R : 30 X/ Menit
2. skala nyeri 2-3
3. Memberi posisi
3. klien
nyaman (memberi
stimulasi & mengatakan
kompresisasi) nyeri di
perutnya
4. Mengajarkan teknik berkurang
relaksasi  klien tampak
nyaman
4. klien
mengatakan
nyeri di
perutnya
berkurang

klien tampak rileks

3 Defisit 1. Observasi TTV 1. TD : 110/70


perawatan 2. Bantu klien untuk mmHg S : 37,0
diri melakukan perawatan C N : 80 X/
berhubungan diri: mandi, keramas, Menit R : 30
dengan gosok gigi, gunting X/ Menit
keterbatasan kuku 2. Klien mengatakan
mobilitas 3. Berikan penkes lebih nyaman dengan
tentang perawatan rambutnya yang
diri kepada klien bersih, kulit tidak
pendek dan gigi bersih
3. Pengetahuan klien
dan keluarga
meningkat tentang
perawatan diri
4 Pemenuhan nutrisi 1.observasi TTV 1. TD : 110/70
berhubungan 2. Bantu klien unuk mmHg S :
dengan pola makan makan sedikit-sedikit 36,2, C N : 80
yang di akibatkan X/ Menit R :
susah menelan 30 X/ Menit

2.klien mengatakan
nafsu makan mula
membaik dan bisa
makan sedikit demi
sedikit.

VI. Evaluasi

NO Diagnosa Evaluasi Paraf


Keperawatan
1 Bersihan jalan nafas S : klien mengatakan batuk Yuyun Ratna p
tidak efektif
Berhubungan berkurang, sesak napas
dengan adanya berkurang
penumpukan secret O:
TD : 110/80 mmHg S : 37,0 C
N : 80 X/ Menit R : 29 X/
Menit
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilajutkan
- Observasi TTV
- Observasi kebutuhan O2
- Beri posisi postural
drainage (bila perlu)
- Ajarkan batuk efektif
- Kolaborasi dengan dokter
2 Nyeri akut b.d S : klien mengatakan nyeri di Yuyun Ratna p
retraksi otot
abdominal perutnya sudah
berkurang
O : klien tampak rileks, skla
nyeri 1-2
A : masalah teratasi
P : intervensi dipertahankan
- Observasi TTV
- Beri posisinyaman
- Ajarkan teknik relaksasi
- Kolaborasi dengan dokter
3 Defisit S = klien mengatakan lebih Yuyun Ratna P
perawatan diri nyaman dengan kondisinya O =
berhubungan Klien tampak lebih segar dan
dengan nyaman A = masalah teratasi P
keterbatasan = Hentikan intervensi
mobilitas

4 Pemenuhan nutrisi S: Klien mengatakan sudah Yuyun Ratna P


berhubungan bisa menelan
dengan pola makan O:klien Nampak nafsu
yang di akibatkan makannya mulai membaik
susah menelan A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi.

DAFTAR PUSTAKA

Hacker Moore (2011), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.
http://dwitasari37.blogspot.com/2013/09/post-partum.html diakses pada tanggal
22 Juni 2014
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler
(2012), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai