PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1.Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas Keperawatan ATM berupa makalah tentang Asuhan
Keperawatan Pertusis
1.3.2.Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari pertussis
2. Untuk mengetahui etiologi terjadinya batuk pertussis
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis batuk pertussis
4. Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya batuk pertussis
5. Untuk mengrtahui patway batuk pertussis
6. Untuk mengetahui pemerikasaan penunjuang batuk pertussis
7. Untuk mengetahui batuk pertussis
8. Unutk mengetahui diagnosis banding batuk pertussis
9. Untuk mengetahu penatalaksanaan batuk pertussis
1.4. Manfaat
Bisa lebih mengetahui dan memahami bagaimana tentang hal yang bersangkutan dengan
pertussis,gangguan pertussis terjadi,bagaimana pencegahannya serta bagaimana menyusun
Asuhan Keperawatannya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Etiologi
Pertusis pertama kali dapat diisolasi pada tahun 1900 oleh Bordet dan
Gengou,kemudian pada tahun 1906 kuman pertussis baru dapat dikembangkan dalam
media buatan.Genus Bordetella mempunyai 4 spesies yaitu Bordetella
pertussis,Parapertusis,Boredetella Bronkiseptika,dan Avium.
Bordetella pertussis adalah satu-satunya penyebab pertussis yaitu bakteri gram
negative,tidak bergerak,dan ditemukan dengan melakukan swab pada daerah nasofaring
dan ditanamkan pada media Bordet-Gengou.(Arif Mansjoer,2000)
3
2.3. Manifestasi klinis
Masa inkubasi 5-10 hari (dapat memanjang hingga 21 hari dengan rata-rata 7 hari)
Stadium kataralis (prodromal,preparokismal) 1-2 minggu.Gejala umum infeksi
saluran napas atas,injeksi dan peningkatan sekret nasal,dapat disertai demam
ringan.Penyakit ini sangat infeksius pada fase-fase awal.
Stadium paroksismal (spasmodic)1-6 minggu.Batuk keras terus menerus yang
diawali dengan inspirasi panjang(whoop),batuk pada fase ekspirasi,dan diakhiri
dengan muntah.Disebut juga sebagai whoopping cough syndrome.Pola batuk terjadi
pada ekspirasi karena sulitnya membuang mucus dan secret tebal menempel pada
epitel saluran napas.
Stadium penyembuhan(beberapa minggu hingga bulan)batuk akan menghilang
secara bertahap.Dengan demikian,total lama sakit antara 6-10 minggu. (essentials
medicine,2014:72)
2.4. Patofisiologi
Bordetella merupakan kombinasi kokobasili gram-negatif yang sangat kecil yang
tumbuh secara aerobic pada darah tepung atau media sintetik keseluruhan dengan factor
pertumbuhan nikotinamid,asam amino untuk energy danarang atau Damar siklodekstrin
untuk menyerap bahan-bahan berbahaya.Spesies Bordetella memiliki bersama tingkat
homologi DNA yang tinggi pada genavirulen.Hanya Bordetella pertussis yang dikeluarkan
toksis pertusis ( TP).Protein virulen utama.Penggolongan serologis tergantung pada
aglutinogen K labil panas.Dari 14 aglutionogen,6 adalah spesies untuk B.Pertusis.Serotip
bervariasi secara geografis dan sesuai waktu.
Bordetella pertussis menghasilkan bebebrapa bahan aktif secara biologis,banyak darinya
dimaksudkan untuk memainkan peran dalam penyakit dan imunitas.Pasca penambahan
aerosol,hemagglutinin felamentosa (HAF),beberapa aglutinogrn (terutama FIM2 dan
fim3),dan protein permukaan nonfibria 69kD yang disebut pertaktin(PRN)penting untuk
perlekatan terhadap sel epitel bersilia saluran pernapasan.Sitotoksin trachea,adenilat
silkase,dan TP tampak menghambat pembersihan organisme.Sitotoksin trachea,factor
demonekrotik,dan adenilat siklase diterima secara dominan,menyebakan cedera epitellokal
4
yang menghasilkan gejala-gejala pernapasan dan mempermudah penyerapan TP.TP terbukti
mempunyai banyak aktivitas biologis(misalnya sensitivitas histamine,sekresi
insulin,disfunfsi leukosit).Beberapa darinya merupakan manifestasi sistemik penyakit.TP
menyebabkan limfositisis segera pada binatang percobaan dengan pengembalian limfosit
agar tetap dalam sirkulasi darah.TP tampak memainkan peran sentral tetapi bukan tunggal
dalam patogenesi.(Nelson,2000)
5
2.5.Pathway
Bordetella
pertusis
Infeksi
Peningkatan sputum
sekret
Muntah
Berlangsung lama
Resti kekurangan
volume cairan
http//id.scribd.com/search-pathway-pertusis
6
2.6.Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium :LED dan leukosit meningkat
2. Pada stadium kataralis dan permulaan stadium plasmodik jumlah leukosit meningkat
antara 15.000-45.000 per mm3 dengan limfositosis.Diagnosis dapat diperkuat dengan
mengisolasi dari sekresi jalan napas yang dikeluarkan pada waktu batuk.
3. Foto thorax,CT scan
4. Periksa sputum
2.7.Komplikasi
1. Terutama pada sistem pernapasan dan saraf pusat.Pneumonia komplikasi paling sering
terjadi pada ±90% kematian pada anak-anak ,B.Pertusis sendiri tetapi sering karena
bakteria sekunder (H.influenza,S.Pneumonia,S.auris,S.piogenes)
2. TBC laten dapat juga di aktifer
3. Atelektasis dapat timbul sekunder oleh karena ada sumbatan mucus yang kental.aspirasi
mucus atau muntah dapat menimbulkan pneumonia.
4. Panas tinggi sering menandakan adanya infeksi sekunder oleh bakteria
5. Batuk dengan tekanan darah tinggi dapat menimbulkan rupture alveoli,empisema
interstitial/subkutan dan pneumotoraks.Bronkiektasia dapat timbul dan menetap
6. Sering terjadi otitis media yang sering disebabkan oleh S.pneumonia.Pendarahan
epidural,perdarahan intracranial,rupture diafragma,hernia umbikalis,hernia
inguinalis,prolapses rekti,dehidrasi dan gangguan nutrisi.
7. Dapat pula terjadi konvulsi dan koma merupakan refleksi dari hipoksia
serebral(asfiksia)perdarahan subarachnoid,tetapi kadang-kadang kejang dapat disebabkan
oleh temperature tinggi.
8. Kejang-kejang oleh karena hyponatremia yang sekunder terhadap “syndrome of
inappropriate secretion of antidiuretic hormone.”
2.8.Diagnosis banding
1. Infeksi virus RSV(respiratory syncytial virus),parainfluenza,klebsiella sp,atau
C.pneumonia(pada bayi)
7
2. Infeksi M.pneumonia yang menyebakan bronchitis kronis(pada anak besar atau remaja)
(Kapita Selekta Kedokteran,2014,jilid 1:72)
2.9.Penatalaksanaan
1. Medikamentosa:
Eritromisin40-50 mg/kgBB/hari per oral.terbagi menjadi 4 dosis(maksimal2
gram)diberikan selama 14 hari.Apabila diberikan pada stadium kataralis dapat
memperpendek periode penularan
Alternatif:trimethoprim-sulfametoksasol(TMP-SMZ)6-8 mg/kgBB/hariPO,terbagi
mrnjadi 2 dosis(maksimal 1 gram)
2. Suportif:hindari factor yang menimbulkan serangan batuk,pemberian cairan,oksigen,dan
nutrisi secara adekuat.
3. Untuk bayi usia <6bulan,dianjurkan untuk pengobatan rawat inap karena dapat timbul
komplikasi serius seperti apnea,sianosis,atau kejang
(Kapita Selekta Kedokteran,2014,jilid 1:73)
8
B. KONSEP ASKEP PERTUSIS
1. Pengkajian (Ngastiyah. 1997)
a. Anamnesa
1) Identitas klien
2) Keluhan utama: batuk terus menerus, batuk berat, kering dan keras, sulit makan
atau anorexia, muntah-muntah, suhu meninggi, gelisah, gangguan pada waktu
bernafas serta berkeringat terus menerus.
3) Riwayat penyakit sekarang : riwayat 1 – 2 minggu gejala infeksi saluran nafas
bagian atas (bagian kataral). Memburuknya batuk pada episode spasmodik
diikuti dengan muntah (pada tahap paroksismal). Frekuensi batuk meningkat
sampai beberapa kali dalam 1 jam. Batuk diikuti dengan muntah dengan mukus
kental. Derajat distres penafasan selama spasme, terutama perubahan warna
selama spasme (wajah marah terang atau sianotik).
4) Riwayat penyakit dahulu: apakah dulu pernah mengalami hal yang serupa.
5) Riwayat penyakit keluarga: apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang
sama, penyakit epilepsi atau penyakit susunan saraf pusat, adanya kontak dengan
penderita pertusis, riwayat alergi dalam keluarga, gangguan genetik.
6) Riwayat Imunisasi
b. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas/istirahat
Gejala: batuk panjang, kelelahan, demam ringan
Tanda: sesak, kelelahan otot dan nyeri
2) Makanan/cairan
Gejala: nafsu makan hilang, mual/muntah, penurunan BB.
9
Tanda: turgor kulit buruk, penurunan massa otot.
3) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
4) Integritas ego
Tanda: gelisah
5) Pernafasan
Gejala : batuk, tarikan nafas panjang.
Tanda : muka merah, sianotik
c. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan sputum
2) Pemeriksaan serologi untuk bordetella pertusis
3) Tes Elisa
4) Foto Rontgen
2. Pengelompokan Data
3. Analisa Data
10
No Symptom Etiologi Problem
.
1. DS: Bordetella pertusis Ketidakefektifan
Klien mengeluh sesak ↓ bersihan jalan napas
Kien mengeluh batuk inhalasi droplet
↓
DO: Alveolus
Frekuensi nafas tidak normal ↓
Bunyi nafas tidak normal reaksi antigen-antibodi
↓
reaksi radang paru-paru
↓
peningkatan produksi sekret
↓
akumulasi sekret
↓
bersihan jalan nafas tidak
efektif
2. DS: Bordetella pertusis Ketidakefektifan pola
Klien mengeluh sesak ↓ napas
Kien mengeluh batuk inhalasi droplet
↓
DO: Alveolus
Frekuensi nafas tidak normal ↓
Bunyi nafas tidak normal reaksi antigen-antibodi
Sianosis ↓
reaksi radang paru-paru
↓
peningkatan produksi sekret
↓
akumulasi sekret
↓
11
obstruksi jalan nafas
↓
batuk-batuk
↓
pola nafas tidak efektif
3. DS: batuk menetap Nyeri akut
Klien mengeluh nyeri pada ↓
dadanya tuberkel pecah
↓
DO: eksudasi
Klien tampak gelisah ↓
fibrosis jaringan paru
↓
iskemia jaringan paru
↓
merangsang reseptor saraf
untuk melepaskan
neurotransmiter bradikinin,
serotonin, histamin dan
prostaglandin
↓
nyeri
12
Kehilangan massa otot mual/muntah
Enggan makan ditandai ↓
dengan dihabiskannya ¼ anoreksia
porsi ↓
asupan kurang
↓
BB menurun
↓
nutrisi kurang dari
kebutuhan
4. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi secret
b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum
c. Nyeri akut berhubungan dengan batuk menetap
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual/muntah
13
5. Intervensi keperawatan
14
Orthopneu oksigen apabila klien menunjukan
Gelisah bradikasrdi, peningkatan saturasi O2
15
Fisiologis : - Menitor respirasi dan status O2
- Jalan nafas alergik
- Asma
- Penyakit paru obstruksi
kronik
- Hiperplasi dinding
bronkial
- Infeksi
- Disfungsi neuromuscular
2 Ketidakefektifan pola napas Tujuan Menegament jalan napas
Definisi : inspirasi dan atau Status respirasi : ventilasi - Buka jalan nafas, gunakan teknik chin
ekspirasi yang ridak memberi Status respirasi : jalan nafas paten lift atau jaw thrust bila perlu
ventilasi Status tanda-tanda vital - Posisikan klien untuk memaksimalkan
Batasan karakteristik : ventilasi
Kriteria hasil :
Perubahan kedalaman - Identifikasi pasien perlunya
Mendemonstrasikan batuk efekti dan
pernapasan pemasangan alat jalan napas buatan
suara napas yang bersih, tidak ada
Perubahan ekskursi dada - Pasang mayo bila perlu
sianosis, dan dypsneu (mampu
Mengambil posisi tiga titik - Lakukan fisoterapi dada jika perlu
mengeluarkan sputum, mampu
Bradipneu - Keluarkan secret dengn batuk atau
bernafas dengan mudah, tidak ada
Penurunan tekanan ekspirasi suction
pursed lips)
- Askultasi suara napas, catat adanya
Penurunan ventilasi semenit Menunjukn jalan nafs yang paten
suara tambahan
16
Penurunan kapasitas vital (klien tidak merasa tercekik, irama - Lakukan suction pada mayo
Dipneu nafas, frekuensi pernapasan dalam - Berikan bronkodilator jika perlu
Peningkatan diameter anterior – rentang normal, tidak ada suara napas - Berikan pelembab udara kassa basah
Pernapasan cuping hidung Tanda-tanda vital dalam rentang - Atur intake untuk cairan
17
Kerusakan neurologis - Monitor VS saat pasien berbaring,
Inmaturitas neurologis duduk, atau berdiri
18
Batasan Karakteristis mengurangi nyeri, mencari bantuan) untu mengetahui pengalaman nyeri
Melaporkan bahwa nyer berkurang pasien
Perubahan selera makan
dengan menggunakan manajemen - Kaji kultur yang mempengaruhi
Perubahan tekanan darah
nyeri respon nyeri
Perubahan frekuwensi jantung
Mampu mengenali nyeri (skala, - Evaluasi pengalaman nyeri masa
Perubahan frekuwensi
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) lampau
pernapasan
Menyatakan rasa nyaman setelah - Evaluasi bersama pasien dan tim
Laporan isyarat
nyeri berkurang kesehatan lain tentag ketidakefktifan
Diaphoresis
control nyeri masa lampau
Perilaku distraksi
- Bantu pasien dan keluarga ntuk
Mengekspresikan perilaku mencari dan menemukan dukungan
Masker wajah - Control lingkngan yang dapat
Sikap melindungi area nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu
Focus menyempit ruang, pencahayaan dan kabisingan
Indikasi nyeri yang dapat - Kurangi faktor prepitasi nyeri
diamati - Pilih dan lakukan penanganan nyeri
Perubahan posisi untuk - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menghindari nyeri mentukan intervensi
Sikap tubuh melindungi - Ajarkan tentang teknik
19
Faktor yang berhubungan : - Evvaluasi ketidakefektifan control
nyeri
Agen cedera fisik
- tingkatkan istirahat
- evaluasi keefektifan control nyeri
- kolaborasi denga dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
- monitor penerimaan pasien tentang
manejemen nyeri
4 Ketidakseimbangan nutrisi Tujuan Management nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh status nutrisi : masukan makanan dan - kaji adanya alergi makanan
Definisi : asupan nutrisi tidak cairan - kolaborasi dengan ahli gizi untuk
cukup untuk memenuhi kebutuhan status nutrisi : masukan nutrisi dan menetukan jumlah kalori dan nutrisi
metabolic berat badan terkontrol yang dibutuhkan klien
Batasan karakteristik : - anjurkan klien untuk meningkatkan
kriteria hasil :
kram abdomen intake Fe
adanya peningkatan berat badan
nyeri abdomen - anjurkan pasien unuk meningkatkan
sesuai dengan tujuan
menghindari makanan protein dan vitamin c
berat badan ideal sesuai dengan tingg
berat badan 20% atau lebih - berikan subtansi gula
badan
dibawah berat badan ideal - yakinkan diet yang dimakan
mampu mengidentifikasi kebutuhan
kerapuhan kapilar mengandung seraat untuk mencegah
nutrisi
konstipasi
20
diare tidak ada tanda-tanda malnutrisi - berikan makana yang terpilih (sudah
kehilangan rambut berlebihan menunujukan peningkatan fugsi dikonsultasikan defnga ahli gizi)
bising usus hiperaktif pengecapan dari menelan - Anjurkan klien bagaimana membuat
kuran makanan tidak terjadi penurunan berat badan catatan makanan harian
yang berarti - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kurang minat pada makanan
kalori
penurunan berat badan dengan
- Berikan informasi tentang kebuthan
asupan makanan adekuat
nutrisi
kesalahan konsepsi
- Kaji kemampuan klien untuk
kesalahan informasi
mendapatkan nutrisi yang di butuhkan
membaran mukosa pucat
Monitor nutrisi
ketidakmampuan memakan
makanan - BB klien dalam batas normal
tonus otot menurun - Monitor adanya penurunan barat
mengeluh supan makanan badan
kurang dari batasan - Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
rekomendasi harian biasa dilakukan
cepat kenyang setelah makan - Monitor interaksi anak atau orang tua
21
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan rambut kusam,
dan mudah patah
- Monitor mual muntah
- Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
- Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
22
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pertusis adalah infeksi pada saluran penafasan yang disebabkan oleh bakteri
Bordetella pertusis yang sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri
dengan suara pernafasan dalam bernada tinggi atau melengking. Nama lain penyakit ini
adalah tussis quinta, whooping cough, batuk rejan, batuk 100 hari.
Masa tunas 7 – 14 hari. Penyakit ini dapat berlangsung selama 6 minggu atau lebih
dan terbagi dalam 3 stadium: stadium kataralis, stadium spasmodik dan stadium
konvalesensi.
23