Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

ENTERPRENEURSHIP

Disusun oleh :

KELOMPOK V

PUTRI ANDIKA AYU LESTARI (2019082024067)

PRIHATINIINGSIH (2019082024037)

ANA DWI NINGSIH (2019082024056)

NOVALINDA M. RUMERE (2019082024054)

AGAKOR WENDA (2019082024044)

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia_Nya kami
dapat menyelesaikan tugas Entrepreneurship ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang membantu
memberikan semangat dan dorongan demi terwujudnya karya ini, yaitu tugas
Entrepreneurship ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menulis tugas ini. Atas
bimbingan yang telah berikan, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang juga membantu kami dalam penyelesaian tugas ini.

Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih
kurang sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan
tujuan untuk menyempurnakan tugas ini.

Dan kami berharap, semoga tugas ini dapat di manfaatkan sebaik mungkin, baik itu
bagi diri sendiri maupun yang membaca tugas ini.

Jayapura, 24 Februari 2020

Kelompok V
I. SEORANG YANG SUKSES (ENTREPRENEUR)

TRI SUMONO PENGUSAHA SUSKSES YANG DULUNYA BEKERJA SEBAGAI


TUKANG SAPU

Anda boleh tidak percaya saat mendengar ada seorang pengusaha sukses yang
dulunya bekerja sebagai tukang sapu, namun Tri Sumono adalah bukti nyata akan kisah
sukses ini dan sekarang ia mempunyai pendapatan per bulan hingga ratusan juta. Salut dan
kagum dengan perjuangannya demi menggapai mimpi, CV 3 Jaya yang dirintisnya, serta
usaha lain seperti peternakan burung, jahe dan pertanian padi, dan masih banyak lagi
membuat omzet yang diterima Pak Tri saat ini mencapai lebih dari Rp 500 juta per bulan.

a. Kejadian Yang Dialami Semasa Anak-Anak Yang Menpengaruhinya


Pengusaha Sukses yang satu ini dulunya adalah seorang tukang sapu. Tri
Sumono nama aslinya. Seorang pria kelahiran Gunung Kidul 7 Mei 1973 dan ia
hanyalah seorang lulusan SMA tanpa keahlian. Pada tahun 1993 ia nekad merantau
ke Kota Jakarta meskipun hanya berbekal tas berisi kaos dan ijazah SMA yang baru
diperolehnya. Sesampai di Jakarta Tri Sumono mulai mencari pekerjaan apa saja
tanpa memilih-milih. Hal ini ia lakukan untuk bertahan hidup.
Hal yang mempengaruhi Tri Sumono kecil diantaranya sebagai berikut
- Tekat yang kuat
- Keterbatasan mendorong untuk merubah nasib
- Kerja kerah dan ketekunan
- Berani menantang diri sendiri untuk tetap meraih kesusksesnya walau beraat
b. Kejadian masa muda yang mempengaruhinya
Awal mula Pekerjaan pertama yang Tri sumono dapat adalah menjadi buruh
bangunan di Ciledug – Jakarta Selatan. Selang beberapa bulan ia akhirnya dapat
tawaran untuk jadi tukang sapu di sebuah kantor di Palmerah – Jakarta Barat.
Tawaran untuk jadi tukang sapu langsung diambilnya tanpa pikir panjang. Dengan
anggapan bahwa menjadi tukang sapu akan lebih mudah dibanding jadi kuli bangunan.
Dari tukang sapu kemudian diangkat menjadi office boy. Hal ini ia dapat lantaran
kinerjanya yang sangat baik.
Dari office boy, ia kembali mendapat tawaran menjadi tenaga pemasar hingga karirnya
menajak sampai menjadi penanggung jawab gudang .
Faktor yang mempengaruhi waktu muda diantaranya:
- Mampu mengambil setiap kesempatan
- Tidak memilih setiap pekerjaan
- Kerja keras
- Tanggung Jawab
c. Kejadian yang dialaminya dalam pekerjaan yang mempengaruhi
Selama bekerja di kantor, Tri Sumono juga coba-coba mencari penghasilan
tambahan. Pada saat libur kantor atau setiap hari Sabtu dan minggu ia berjualan
pernak pernik aksesori seperti jepit rambut, kalung dan lain-lain di Stadion Gelora
Bung Karno. Usahanya ini ia lakoni selama 4 tahun dengan modal 100 ribu rupiah.
Dari kejadian dia atas sedikit banyak mempengaruhi perjalanan hidupnya andapun
faktor yang memepengaruhi diantaranya sebagai berikut :
- Tidak Puas dengan hasil pekerjan yang di jalani
- Merencanakan dan melaksanakan Gagasan untuk berwira usaha
- Berani memulai sesuatu dari yang kecil
- Tidak mudah putus asa
- Konsisten dan tanggung jawab dengan apa yang di lakukan
d. Apakah Menjadi Entrepreneur memang cita-citanya dari dulu
Menjadi seorang pengusaha bukanlah impian dan cita-cita Tri Sumono karena
dia sadar bahwa di hanyalah anak kampung yang hanya lulusan SMA karena
perjalanan hidupnyalah yang serba terbatas dan niat yang kuat ingin merubah nasib
membawa dia bisa menjadi pengusaha yang sukses seperti sekarang ini.
e. Hanbatan, Kendala dan Kegagalan
Hambatan, kendala dan kegagalan merupakan hal yang sangat memepengaruhi
perjalanan dalam merintis usaha yang di jalaninya namun berbekal dari pengalaman
dan keyakinan yang iya dapatkan dalam mengawali usahanya dapat berjalan dengan
sebagai mana mestinya adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain
-. Bingung menentukan usaha yang sesuai
- Takut usaha gagal
- Tidak ada modal usaha
- Tidak ada tempat untuk buka usaha
- Merasa tidak punya kemampuan bisnis
- Belum siap Resign dari pekerjaan
II. LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA INPIRASI BISNIS

a. Dari Siapa Atau Dari Mana Ia Menemukan Inspirasi Dan Ide Bisnisnya
Awal mula inspirasi dan ide bisnisnya timbul dari diri sendiri karena faktor
pengalaman hidup yang dia jalani dan ingin memiliki penghasilan tambahan.
b. Apa Yang Mendorongnya Memutuskan Untuk Menjadikan Inspirasi Itu Menjadi
Sebuah Bisnis
Bermula pengalaman jualan kemudian ia berpikir, bahwa usaha sendiri
ternyata lebih menjanjikan daripada jadi karyawan dengan gaji pas-pasan. Akhirnya ia
mengambil keputusan keluar dari pekerjaannya dan memilih fokus berjualan
aksesoris.
c. Bagaimana Ia Mewujudkan Inspirasi Tersebut Menjadi Sebuah Peluang
Pada tahun 1997 ia nekad mundur dari pekerjaan kantor dan menekuni jualan
aksesorinya hingga memiliki kios di Mall Graha Cijantung.
Tahun 1999, ia membeli rumah di Perumahan Pondok Ungu Bekasi Utara hasil dari
penjualan kios di Mall Graha Cijantung karena ditawar orang dengan harga mahal. Di
tempat baru inilah, perjalanan bisnis Tri dimulai.
Saat itu, ia langsung membuka toko sembako. Menurutnya bisnis ini lumayan
menjanjikan karena ke depan, Perumahan Pondok Ungu tempatnya bermukim itu
bakal berkembang dan menjadi ramai.
Pada saat itu Pondok Ungu masih terbilang sepi. Demi meramaikan kawasan
tempatnya tinggal, ia kemudian membangun sebanyak 10 rumah kontrakan yang di
pasarkan dengan harga miring. Rumah kontrakan ini kebanyakan disewa oleh
pedagang keliling, seperti penjual bakso,dan gorengan.
Cerdas sekali Tri Sumono, selain mendapat hasil dari rumah kontrakan, para
pedagang itu juga meramaikan toko sembako miliknya. Melihat took sembako Tri
mulai ramai, banyak warga di luar tempat tinggalnya mulai mengenal tokonya.
Seiring waktu berjalan, naluri usahanya semakin menjadi. Pada tahun 2006, Tri mulai
tertarik dengan bisnis pembuatan sari kelapa. Dari beberapa kabar yang diperolehnya
diketahui bahwa untuk membuat sari kelapa adalah proses dari fermentasi air kelapa
murni dengan bantuan bakteri Acetobacter xylium.
Tapi Tri tidak patah semangat, ia terus belajar bagaimana untuk menghasilkan
sari kelapa yang baik dan berkualitas standar yang ditetapkan perusahaan. Seorang
dosen di IPB ditemuinya dengan maksud untuk belajar fermentasi. Sang dosen
awalnya enggan mengajari mengingat Tri yang hanya lulusan SMA pasti akan
kesulitan menerima penjelasannya.
Keseriusan Tri untuk belajar dan kecerdikannya merayu, Pak dosen pun
akhirnya mau mengajarinya selama dua bulan. Setelah banyak mengantongi ilmu, Tri
pun memulai kembali produksi sari kelapanya.
Setelah produk sari kelapanya lumayan memuaskan, ia langsung memproduksi
10.000 nampan dan bisa lolos ke perusahaan. Produksi pertamanya ini senilai Rp 70
juta. Sekarang terbalik, beberapa perusahaan antri mengambil olahan sari kelapanya.
Nah … sejak saat itulah perjalanan bisnis Tri Sumono terus maju dan berkembang.
Melalui Perusahaannya CV 3 Jaya, Tri Sumono mengelola banyak cabang usaha,
antara lain, produksi kopi jahe sachet merek Hootri, toko sembako, peternakan burung,
serta pertanian padi dan jahe. Bisnis lainnya, penyediaan jasa pengadaan alat tulis
kantor (ATK) ke berbagai perusahaan, serta menjadi franchise produk Ice Cream
Campina. “Saya juga aktif jual beli properti,” katanya.
Tri Sumono tak ragu membagikan resep alias kunci sukses usahanya yaitu :
1. “Bisnis itu ada tiga proses”
Setelah berpuluh-puluh tahun menjalankan berbagai macam usaha, Tri menyimpulkan
bahwa ada tiga proses ketika menjalankan kegiatan bisnis. Yakni, mendengar,
memahami, dan melakukan.
“10% itu mendengar, 20% memahami, 70% melakukan. Yang 70% ini yang paling
penting,” kata Tri saat menjadi pembicara workshop bertajuk “Menjadi Usaha Kreatif
Miliaran”.
Tri Sumono, tokoh from zero to hero
2. “Kesungguhan dalam diri itu segala-galanya”
Tri kemudian menceritakan pengalaman bisnisnya pertama kali. “Waktu itu gelar
karpet di Senayan jualan jepitan. Saya bilang sama istri, kalau jam 12 siang belum
dapat 300 ribu, nggak mau makan. Istri saya sampai nangis karena lapar. Setengah jam
kemudian, perlahan omzetnya naik. Peristiwa itu jadi titik balik kesungguhan diri,” Tri
memaparkan.
Menurut Tri, hal yang penting dalam berbisnis adalah bagaimana seseorang mau dan
langsung melakukan bisnis hingga ‘nalurinya’ terbentuk. “Bisnis itu santai saja karena
butuh bawah alam sadar kita yang bekerja. Yang penting menemukan nalurinya dulu,”
pria berusia 40 tahun ini menambahkan.
3. “Biasanya bisnis itu nggak jadi (gagal) karena nggak komitmen”
Salah satu gejala tidak adanya komitmen untuk berbisnis adalah berhenti bangkit
karena berbagai macam alasan. Menurut Tri, punya banyak alasan itu musuh bagi
pengusaha.
“Bisnis ini cuma ilmu kebiasaan. Orang kita (Indonesia) saja yang ndak mau
membiasakan hal-hal yang unik,” ujar Tri sambil terkekeh.
4. “Akal yang bermain di sebuah bisnis”
Pemilik ladang padi seluas lima hektar ini menyarankan kepada
peserta workshopbahwa usaha itu tidak perlu yang rumit-rumit. Selain itu, akal pun
punya peran dalam menjalankan sebuah bisnis.
“Saya menyewakan kontrakan kepada pedagang kaki lima, seperti tukang baso dan
pedagang asongan. Satu kamar boleh isinya berapa (orang) saja. Mau satu, dua, lima,
terserah. Makin banyak orangnya, makin banyak ‘kan yang membeli ke toko sembako
yang dikelola istri saya,” kata Tri yang mendapatkan omzet sepuluh juta dari jasa sewa
rumah kontraknya.
5. “Harus tahu karakter bisnisnya seperti apa”
Dengan mengetahui profil atau karakteristik masing-masing lini usahanya, ayah dari
seorang anak ini bisa membedakan mana hal yang penting dan mana yang tidak.
Sehingga, ia bisa memutuskan langkah apa yang perlu ia lakukan di prioritas awal.
Hal ini juga membantunya ketika menghadapi kendala. “Kendala itu berarti ada yang
kurang di diri kita, ini perlu dibenahi,” papar Tri.
6. “Harus punya target”
Apapun jenis usaha, cara menjual, dan produk yang didagangkan, pengusaha wajib
punya target. “Jangan asal jualan saja. Misalnya, kita tahu bisnis ini dalam satu tahun
mau dibawa ke mana,” Tri menambahkan.
Selain itu, sebaiknya setiap pengusaha membuat siklus jelas dalam usaha yang
dimilikinya. Sehingga, ia bisa memantau di mana letak kerugian atau tahapan yang
memiliki pergerakan yang lamban. Selain itu, pengusaha juga bisa melihat uangnya
lari ke mana.
“Misalnya, kontrakan. Ada lingkarannya, dari operasional, perilaku kontrakannya
(disewakan per bulan atau tahun), sampai strateginya,” kata Tri.
7. “Usaha bisa stabil dan terus berkembang dengan adanya inovasi”
Tri yakin, setiap pengusaha yang berani berbisnis berarti berani pula berinovasi.
Inovasi tak perlu yang terlalu tinggi kata Tri. Sebagai contoh, ia memperbaiki kemasan
kopi jahe dan memperluas jangkauan konsumen.
Salah satu poin penting yang selalu ditekankan Tri Sumono adalah komitmen.
“Pokoknya lakukan terus-terusan. Yang membuat (bisnis) nggak berhasil hanya
komitmen. Keinginan yang gigih bisa menaklukan segala-galanya. Bisnis kalau sudah
ketemu jati dirinya pasti maju,” tutup Tri Sumono.

III. MENURUT ANDA APA SARAN TERBAIK ANDA TERHADAP KEGAGALAN

KESIMPULAN
Memiliki usaha sendiri yang sukses tentunya merupakan hal yang diidamkan
oleh banyak orang. Sayangnya membuat suatu usaha menjadi sukses bukanlah hal
yang mudah. Banyak aspek dalam sebuah bisnis yang perlu direncanakan dengan baik
dan secara terperinci sehingga terbentuk model bisnis yang menjanjikan keuntungan.

SARAN
Sebaiknya dalam menghadapi kegagalan kita harus mengembangkan Skill,
berani mengambil resiko, banyak membaca, mengikuti seminar dan kursus serta
bergabung dengan komunitas wirausaha untuk menambah ilmu dan menambah
jaringan bisnis.
Pebisnis yang sudah sukses dulunya juga memulai bisnis dari nol dan tidak
punya pengalaman sama sekali. Jadi kita pun bisa asalkan kita mau terus belajar dan
meningkatkan kemampuan bisnis kita tanpa harus meninggalkan pekerjaan kita
sebagai seorang perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Entrepreneurship Education Without Boundaries

Pembelajaran Mengenai BMC , UC-Onliners

http://biografi-tokoh-sukses.blogspot.com/2015/

Anda mungkin juga menyukai