TAHUN 2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
ISPA adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan
saluran pernapasan bagian bawah.(Karundeng Y.M,2016)
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan,hidung dan
paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari.(Muttaqin,2008)
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti
sinus,rongga telinga tengah dan pleura (Nelson,2003)
B. Etiologi
Salah satu penyebab anak mudah terkena ISPA karena daya tahan tubuh anak yang
belum terbentuk dengan sempurna untuk melawan virus/bakteri penyebab ISPA antara
lain staphylococcus aureus,haemophilus influenza,penumococus,strepococus pyogenes
dll.
Selain factor imunitas keadaan lingkungan sekitar juga dapat menyebabkan anak
mudah terkena ISPA seperti debu,asap rokok. Penyakit ISPA menyerang saluran
pernafasan seperti area hidung,trakea dan paru – paru Pada umumnya ISPA termasuk ke
dalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara,sumber penularan adalah penderita
ISPA yang menyebarkan virus ke udara pada saat batuk/bersin dalam bentuk
droplet,inhalasi merupakan cara termudah masuknya virus penyebab ISPA ke dalam
saluran pernafasan bersamaan dengan udara yang dihirup atau terjadi secara langsung
melalui ciuman,memegang/menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran
pernafasan penderita.
Berikut beberapa mikroorganisme yang menjadi penyebab ISPA
Adenovirus,yang dapat menyebabkan pilek,bronchitis dan pneumonia
Rhinovirus,yang dapat menyebabkan pilek
Pneumococus,yang dapat menyebabkan meningitis dan pneumonia
C. Tanda dan Gejala
Anak – anak yang terinfeksi ISPA umumnya akan mengalami gejala seperti ;
Hidung tersumbat/pilek
Bersin – bersin
Batuk
Sakit tenggorokan
Suara serak
Mata terasa sakit,berair dan kemerahan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala
berikut ;
Batuk
Sesak yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada
waktu berbicara/menangis)
Pilek,yaitu mengeluarkan lendir/ingus dari hidung
Panas atau demam,suhu badan lebih dari 37ºC
D. Patoflow ISPA
ISPA
Selulitis peritonsiler
Abses peritonsiler
Virus/bakteri merusak lapisan epitel
mukosa saluran pernafasan
Resiko infeksi
(PENYEBARAN)
Reaksi peradangan
Hipotalamus berespon dengan Reaksi mucus meningkat
menaikkan set point
Tubuh demam
batuk Sesak nafas
hipotermia
Ketidak efektifan jalan
nafas
Gangguan pola
tidur
E. Pemeriksaan Penunjang
Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnose
ISPA
1. Swab nasal/tenggorokan
Pemeriksaan ini merupakan standard untuk mengonfirmasi bakteri pathogen
ISPA,sampel yang diambil sebaiknya berasal dari faring posterior atau tonsil
2. Pemeriksaan darah lengkap
3. Pemeriksaan darah biasanya tidak diperlukan namun terkadang dilakukan pada pasien
yang mengalami keluhan ISPA berupa demam tinggi untuk menyingkirkan diagnose
banding infeksi tropic seperti DBD dan Tifoid
4. Pemeriksaan dengan x-ray atau CT scan untuk menilai kondisi paru-paru
F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksaanaan ISPA dapat berupa
1. kompres hangat,
2. perbanyak minum air putih,
3. mejaga asupan gizi agar tetap baik
4. menjaga kebersihan diri perorangan dan lingkungan
5. mencegah anak berhubungan dengan pendderita ISPA
6. tetap berikan ASI bila anak masih menetek
7. menjaga daya tahan tubuh dengan memberikan multivitamin dan nutrisi yang adekuat
8. irigasi nasal bila hidung tersumbat
9. meningkatkan istirahat minimal 8 jam sehari
10. antibiotic
idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
utama ditujukan pada pneumonia,influenza dan aureus
pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol 1mg,amokilin 3 x1/2 sendok
teh,ampisilin 500mg 3 tablet puyer/3x sehari/8 jam,penisilin prokain 1mg
pneumonia berat yaitu benzyl penisilin 1mg,gentamicin 100mg tablet puyer/x 3
bungkus sehari/8 jam
beriobat penurun panas seperti paracetamol 500 mg,asetaminofen 3 x ½ sendok
teh.jika dalam 2 hari anak yang diberikan antibiotic keadaannya tetap sama ganti
antibiotic atau rujuk ke rumah sakit dan jika membaik teruskan antibiotik
H. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
a. Definisi
Ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten
b. Penyebab
fisiologis
Spasme jalan napas
Hipersekresi jalan napas
Benda asing dalam jalan napas
Adanya jalaan napas buatan
Sekresi yang tertahan
Hyperplasia dinding jalan napas
Proses infeksi
Respon alergi
Efek agen farmakologi (anastesi)
Situsional
Merokok aktif
Merokok pasif
Terpanjan polutan
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif
Tidak tersedia
Objektif
Batuk tidak efektif
Tidak mampu batuk
Sputum berlebih
Mengi,wheezing/ronkhi kering
Mekonium di jalan napas
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif
Dispnea
Sulit bicara
ortopnea
Objektif
gelisah
sianosis
bunyi napas menurun
frekuensi napas berubah
pola napas berubah
e. Kondisi klinis terkait
Gullian barre syndrome
Sklerosis multiple
Myasthenia gravis
Proseddur diagnostic
Depresi system saraf pusat
Cedera kepala
Stroke
Sindrok aspirasi mekonium
Infeksi saluran napas
2. Resiko infeksi
a. Defenisi
Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik
b. Factor resiko
1. Penyakit kronis
2. Efek prosedur invasive
3. Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
4. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
Gangguan peristaltic
Kerusakan integritas kulit
Perubahan sekresi Ph
Penurunan kerja siliaris
Ketuban pecah lama
Ketuban pecah sebelum waktunya
Merokok
Statis cairan tubuh
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
Penurunan haemoglobin
Imunosuprensi
Leukopenia
Supresi respon inflamasi
Vaksinasi tidak adekuat
Batuk efektif 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup sedang Cukup Menurun
meningkat menurun
Produksi sputum 1 2 3 4 5
Mengi 1 2 3 4 5
Wheezing 1 2 3 4 5
Mekonium (pada neonates) 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5
Perineum terasa tertekan 1 2 3 4 5
Uterus teraba membulat 1 2 3 4 5
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatassi 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5
2. kontrol resiko
a. Definisi
kemampuan untuk mengerti,mencegah,mengeliminasi atau mengurangi ancaman
kesehatan yang dapat dimodifikasi
b. Ekspektasi ; meningkat
c. kriteria hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Kemampuan mencari 1 2 3 4 5
informasi tentang factor
resiko
Kemampuan Mengidentifkasi 1 2 3 4 5
factor resiko
Kemampuan melakukan 1 2 3 4 5
strategi control resiko
Kemampuan mengubah 1 2 3 4 5
perilaku
Komitmen terhadap strategi 1 2 3 4 5
Kemampuan modifikasi gaya 1 2 3 4 5
hidup
Kemampuan menghindari 1 2 3 4 5
factor resiko
Kemampuan mengenali 1 2 3 4 5
perubahan status kesehatan
1 2 3 4 5
Kemampuan berpartisipasi
dalam skrining resiko
Penggunaan fasilitas 1 2 3 4 5
kesehatan
Penggunaan system 1 2 3 4 5
pendukung
Pemantauan perubahan status 1 2 3 4 5
kesehatan
Imunisasi 1 2 3 4 5
3. Status Kenyamanan
a. Definisi
keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik,psikologis,spiritual,social budaya
dan lingkungan
b. Ekspektasi ; meningkat
c. Kriteria hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Kesejahteraan fisik 1 2 3 4 5
Kesejahteraan psikologis 1 2 3 4 5
Dukungan social dari keluarga 1 2 3 4 5
Dukungan social dari teman 1 2 3 4 5
Perawatan sesuai keyakinan 1 2 3 4 5
budaya
Perawatan sesuai kebutuhan 1 2 3 4 5
Kebebasan melakukan ibadah 1 2 3 4 5
Rileks 1 2 3 4 5
meningkat Cukup sedang Cukup 5menurun
meningkat menurun
Keluhan tidak nyaman 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kebsingan 1 2 3 4 5
Keluhan kedinginan 1 2 3 4 5
Keluhan kepanasan 1 2 3 4 5
Gatal 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Lelah 1 2 3 4 5
Merintih 1 2 3 4 5
Menangis 1 2 3 4 5
Iritabilitas 1 2 3 4 5
Menyalahkan diri sendiri 1 2 3 4 5
Konfusi 1 2 3 4 5
Konsumsi alcohol 1 2 3 4 5
Penggunaan zat 1 2 3 4 5
Percobaan bunuh diri 1 2 3 4 5
memburuk Cukup sedang Cukup membaik
memburuk membaik
Memori masa lalu 1 2 3 4 5
Suhu ruangan 1 2 3 4 5
Pola eliminasi 1 2 3 4 5
Postur tubuh 1 2 3 4 5
Kewaspadaan 1 2 3 4 5
Pola hidup 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
J. Intervensi Keperawatan
1. Pemberian obat oral
a. Definisi
Menyiapkan dan mmberikan agen farmakologis melalui mulut untuk mendapatkan
efek local atau sistemik
b. Tindakan
Observasi
Identifikasi kemungkinan alergi,interaksi dan kontraindikasi oabt (misal
gangguan menelan,nausea/muntah,inflamasi usus,peristaltic
menurun,kesadaran menurun,program puasa)
Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
Eriksa tanggal kadaluarsa obat
Monitor efek terapeutik obat
Monitor efek lokaal,efek sistemik dan efek samping obat
Monitor resiko aspirasi jika perlu
c. Terapeutik
Lakukanprinsip 6 benar (pasien,obat,dosis,waktu,rute dan dokumentasi)
Berikan obat oral sebelum makan atau setelah makaan,sesuaia kebutuhan)
Campurkan obat dengan sirup jika perlu
Taruh obat sublingual dibawah lidah pasien
d. Edukasi
Jelaskan jenis obat,alas an pemberian,tindakan yang diharapkan dan efek
samping sebelum pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan/minum hingga seluruh obat sub lingual larut
Anjurkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat secara mandiri
e. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektor
3. Manajemen demam
a. Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu tubuh akibat pirogen endogen
b. Tindakan
Observasi
Monitor tanda-tanda vital (suhu tubuh,fekuensi nadi,frekuensi napas dan
tekanan darah)
Monitor intake dan output cairan
Monitor komplikasi akibat demam (kejang,penurunan kesadaran,kadar
elektrolit abnormal,ketidakseimbangan asam basa aritmia)
c. Terapeutik
Tutup badan dengan selimut/pakaian dengan tepat (selimut/pakaian tebal saat
merasa kedinginan dan selimut/pakaian tipis saat kepanasan)
Lakukan tepid sponge jika perlu
Berikan oksigen jika perlu
d. Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkn memperbanyak minum
e. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika perlu
Kolaborasi pemberian antipiretik jika perlu
Kolaborasi pemberian antibiotic jika perlu
4. Manajemen Nutrisi
a. Definisi
Mengidentifikasi dn mengelola asupan nutrisi yang seimbang
b. Tindakan
Observasi
Identifikasi status gizi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang nassogastrik
Monitor assupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hassil pemeriksaan laboratorium
c. Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan
Fassilitasi menentukan pedoman diet
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan protein
Berikan suplemen makanan
Hentikan pemberian makanan melalui selang NGT jika asupan oral dapat
ditoleransi
d. Edukasi
Anjurkan posisi duduk
Ajarkan diet yang diprogramkan
e. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikassi sebelum makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menntukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA