Oleh:
ANJAS ALDHANIAR BEKTI
NIM. 201701020
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktik
Klinik Semester VI (enam) prodi S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.
Nim : 201701020
Mengetahui
B. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain dari genus streptokokus, stafilikokus, pneumokokus,
hemorillus, bordetele, adenovirus, korinobakterium. Virus penyebab ISPA antara lain
adalah golongan miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, herpes
virus dan lain-lain. Virus merupakan penyebab tersering infeksi saluran pernafasan,
mereka menginfeksi mukosa hidung trachea dan bronkus. Infeksi virus primer pertama
kali ini akan menyebabkan mukosa membengkak dan menghasilkan banyak mucus
lendir dan terjadilah akumulasi sputum di jalan nafas.
C. Manifestasi Klinis
Kongesti nasal, sakit tenggorok, bersin-bersin, malaise, demam, menggigil, dan
sering sakit kepala serta sakit otot. Dengan berkembangnya selesma, biasanya timbul
batuk. Secara lebih spesifik, istilah cold mengacu pada afebris, infeksius, inflamasi akut
membran mukosa rongga nasal. Lebih luas lagi, istilah tersebut mengacu pada infeksi
saluran napas, sementara istilah seperti rinitis, faringitis, laringitis, dan chest cold
membedakan letak gejala utamanya.
Gejala berlangsung 5 hari sampai 2 minggu. Jika terdapat demam yang signifikan
atau gejala pernapasan sistemik yang lebih berat, maka gejala ini bukan lagi merupakan
gejala common cold tetapi merupakan salah satu gejala infeksi saluran pernapasan atas
akut. Lebih dari 200 virus yang berbeda, dikelomppokan kedalam lima kelompok utama,
diketahui menyebabkan common cold: pikornavirus, koronavirus, miksovirus, dan para
virus, dan adenovirus. Rhinovirus, “the classic head cold,” dan anggota dari kelompok
pikornavirus, bertanggung jawab terhadap 30% sampai 40% dari semua selesma.
Kondisi alergik juga dapat menyerang hidung dan menyerupai gejala selesma (Smeltzer
& Bare, 2002 : 545).
Cold lebih berat pada anak kecil dari pada anak yang lebih tua atau dewasa. Pada
umunya, anak yang berumur 3 bulan sampai 5 tahun menderita demam pada awal
perjalanan infeksi, kadang-kadang beberapa jam sebelum tanda-tanda yang berlokalisasi
muncul. Bayi yang lebih muda biasanya tidak demam, dan anak yang lebih tua dapat
menderita demam ringan, komplikasi purulen terjadi lebih sering dan parah pada umur-
umur yang lebih muda. Sinusitis persisten dapat terjadi pada semua umur.
Pada awal bayi yang umurnya lebih dari 3 bulan adalah demam yang timbul
mendadak, iritabilitas, gelisah, dan bersin. Ingus hidung mulai keluar dalam beberapa
jam, segera menyebabkan obstruksi hidung, yang dapat menggangu pada saat menyusu,
pada bayi kecil yang mempunyai ketergantungan lebih besar pada pernapasan hidung,
tanda-tanda kegawatan pernapasan sedang dapat terjadi. Selama 2-3 hari pertama
membrana timpani biasanya mengalami kongesti, dan cairan dapat ditemukan di
belakang membrana tersebut, yang selanjutnya dapat terjadi otitis media purulenta atau
tidak. Sebagian kecil bayi mungkin muntah, dan beberapa penderita menderita diare.
Fase demam berakhir dari beberapa jam sampai 3 hari, demam dapat berulang dengan
komplikasi purulen dan infeksi faring. Pada anak yang tua gejala awalnya adalah
kekeringan dan iritsi dalam hidung dan tidak jarang, di dalam faring. Gejala ini dalam
beberapa jam diserti dengan bersin, rasa menggigil, nyeri otot, ingus hidung yang encer,
dan kadang-kadang batuk. Nyeri kepala, lesu, anoreksia, dan demam ringan mungkin
ada. Dalam 1 hari sekresi biasanya menjadi lebih kental dan akhirnya menjadi purulen.
Obstruksi hidung menyebabkan pernapasan mulut, dan hal ini, melalui pengeringan
membrana mukosa tenggorokan, menambah rasa nyeri. Pada kebanyakan kasus, fase
Akut berakhir selama 2-4 hari (Nelson, 2003: 1456)
Tanda dan Gejala yang sering muncul pada penyakit ISPA adalah :
Pada umur kurang dari 2 bulan ,nafas cepat lebih dari 60x/menit.Penyakit ini
dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam,adanya obstruksi hidung dengan
secret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan,bayi menjadi gelisah
dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum.
2. Demam
Pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak sudah
mencapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun .Seringkali demam muncul sebagai
tanda pertama terjadinya infeksi.Suhu tubuh bisa mencapai 39,5ºC-40ºC.
3. Meningismus
Adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens,biasanya terjadi
selama periodic bayi mengalami panas,gejalanya adalah nyeri kepala,kaku dan nyeri
pada punggung serta kuduk,terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
4. Anorexia
Biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit.Bayi akan menjadi susah minum
dan bahkan tidak mau minum.
5. Diare ( Mild Transient Diare )
Seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus.
6. Sumbatan pada jalan napas / nasal
Pada saluran napas yang sempit akan lebih mudah tersumbat oleh banyaknya secret.
7. Batuk
Merupakan tanda umum dari terjadinya infeksi saluran pernafasan , mungkin tanda
ini merupakan tanda akibat dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
8. Suara nafas
Biasa terdapat wheezing,stridor,crackles,dan tidak terdapatnya suara pernafasan.
D. Patofisologi
Virus masuk melalui udara/droplet dan melalui tangan sehingga virus
mengfiltrasi epitel dan epitel terkikis, menyebabkan peradangan hingga terjadi
peradangan menyebabkan suhu tubuh meningkat yang berakibat tubuh menjadi lemah
dan hipertermi, dari keadaan ini didapatkan diagnosa intoleransi aktivitas. Nyeri
tenggorokan, produksi sekret dan terjadi pembengkakan mengakibatkan pasien sulit
bernapas, RR meningkat, menggunakan otot bantu pernapasan dan tidak menggunakan
retraksi dinding dada sehingga didapatkan diagnosa pola napas tidak efektif,
ketidaktahuan orang tua akan kondisi anak dan cemas (Rasmaliah, 2004 : paragraf 5).
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
1.Tahap prepatogenesis : Penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa.
2.Tahap inkubasi : Virus merusak epitel dan lapisan mukosa.Tubuh menjadi lemah
apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan tubuh sebelumnya rendah.
3.Tahap dini penyakit : Dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam
dan batuk.
Virus Intoleransi
Lemah Aktivitas
Masuk melalui
udara/droplet/tangan Suhu tubuh meningkat Hipertermi
Virus memfiltrasi
epitel Nyeri tenggorokan Nyeri Akut
Epitel terkikis
Pembengkakan
Sulit bernapas
Ketidakpengetahu RR meningkat,penggunaan
an orang tua akan otot bantu napas,retraksi
kondisi anak dinding dada
E. Pemeriksaan Penunjang/diagnostik
Pemeriksaan penunjang ISPA menurut Catzel & Roberts (2000 : 452):
1.Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman
(+) sesuai dengan jenis kuman.
2.Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai
dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia
F. Penalatalaksanaan
-Penatalaksanaan Medis
Tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap ISPA. Penatalaksanaan ISPA terdiri atas
terapi simptomatik. Beberapa tindakan dapat mencakup pemberian cairan yang adekuat,
istirahat, pencegahan menggigil, dekongestan nasal aqueous, vitamin C, dan
ekspektoran sesuai kebutuhan. Kumur air garam hangat dapat melegakan sakit
tenggorokan, dan aspirin atau asetominofen meredakan gejala konstitusional umum.
Antibiotik tidak mempengaruhi virus atau mengurangi insiden komplikasi bakteri,
namun demikian, antibiotik mungkin digunakan sebagai profilatik bagi pasien yang
berisiko tinggi terhadap kondisi pernapasan (Smeltzer & Bare, 2002 : 545).
- Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan ISPA menurut Smeltzer & Bare (2002 : 545)
1. Penyuluhan kepada keluarga tentang cara memutuskan infeksi
2. Pendidikan pasien berupa :
a.Mencuci tangan untuk mencegah penyebaran organisme
b.Menghindari kerumunan orang banyak
c.Menutup mulut ketika batuk
d.Meningkatkan masukan cairan
e.Mengintruksikan pada pasien untuk meningkatkan drainase seperti inhalasi uap
Pencegahan :
Vaksin yang efektif belum ada. Gamma glubulin atau vitamin C tidak mengurangi
frekuensi keparahan infeksi dan penggunaan tidak dianjurkan. Karena selesma cold
terdapat dimana-mana, maka tidak mungkin mengisolasi anak dari keadaan ini. Namun
karena komplikasi pada bayi yang amat muda dapat relatif serius, maka harus dilakukan
beberapa upaya untuk melindungi bayi dari kontak dengan orang-orang yang berpotensi
terinfeksi. Penyebaran infeksi adalah dengan aerosol (bersin, batuk) atau kontak
langsung dengan bahan yang terinfeksi (tangan) (Berhman, 2000 : 1457).
G. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah otitis media, yang ditemukan pada bayi-
bayi kecil sampai sebanyak 25% nya. Walaupun komplikasi ini dapat terjadi awal pada
perjalanan cold, ia biasanya muncul sesudah fase Akut nasofaringitis. Dengan demikian
otitis media harus dicurigai jika memang berulang. Kebanyakan ISPA juga melibatkan
saluran pernapasan bawah. Dan banyak kasus, fungsi paru menurun walaupun gejala
pernapasan bawah tidak mencolok atau tidak ada. Sebaliknya, laringotrakheobronkitis,
bronkiolitis, atau pneumoni dapat berkembang selama perjalanan nasofaringitis akut.
Nasofaringitis virus juga sering merupakan pemicu gejala asma pada anak dengan
saluran pernapasan reaktif (Nelson, 2003: 1457).
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Buku SDKI edisi 1 cetakan tahun 2016, Diagnosa keperawatan yang
sering muncul pada pasien penderita ISPA ialah :
1) Pola Nafas Tdak Efektif
2) Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
3) Hipertermi
4) Nyeri Akut
5) Intoleransi Aktivitas
6) Ansietas
C. Intervensi Keperawatan
R Y
A H U SA
D
Website: www.stikes-khkediri.ac.id
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN ANAK
I. DATA UMUM
Nama : An.A
Ruang : Anggrek
Umur : 4 Tahun
Agama : Islam
Bahasa : Indonesia
Alamat : Ds.Gondang,Kec.Gondang,Kab.Tulungagung
Pekerjaan : Wiraswasta
Golongan Darah : O
Keluhan Utama : Tn.P mengatakan baha anaknya mengalami batuk,pilek selama 5 hari
disertai dengan demam,sakit tenggorokan dan adanya suara nafas tambahan saat tidur
( stridor).
Alasan Masuk Rumah Sakit : An.A mengalami batuk,pilek selama 5 hari disertai
dengan demam,sakit tenggorokan,dan adanya suara nafas tambahan saat tidur (stridor).
Riwayat Penyakit Sekarang : Sudah 5 hari yang lalu An.A mengeluh sekujur tubuhnya
demam,sering menggigil,batuk berdahak dengan lendir berwarna kehijauan,susah
nafas,nafsu makan berkurang,sakit tenggorokan,serta disertai adanya suara nafas tambahan
saat tidur(Stridor).Menurut pernyataan dari keluarga,An.A juga mendapatkan imunisasi yang
lengkap,disekitar lingkungan rumahnya terdapat banyak pabrik dan rumahnya kurang
mencukupi ventilasinya.Keluarga menganggap bahwa An.A hanya sakit flu biasa dan gejala
asma biasa.Namun sudah 5 hari tidak kunjung sembuh,lalu keluarga membawanya ke
klinik.Hasil pemeriksaan diketahui bahwa An.A menderita ISPA,frekuensi pernapasan≥
30x /menit,suhu tubuh mencapai 39,5ᵒC.Dokter pun menyarankan agar An.A dirawat inap di
Rumah Sakit untuk ditangani lebih lanjut.
Upaya yang telah dilakukan: An.A sebelumnya sudah dibawa ke klinik tetapi belum juga
kunjung sembuh.
Terapi yang telah diberikan: An.A hanya diberikan terapi oral yaitu obat penurun demam
serta pernah dipasang oksigen.
Riwayat Kesehatan Keluarga : Menurut anggota keluarga,tidak ada keluarga yang pernah
mengalami sakit seperti penyakit klien tersebut.
-Intranatal : Lahir dalam usia kehamilan 9 bulan,di Rumah Sakit dengan BB 3000 gr
dan PB BBL 50 cm
-Postnatal : Tali pusat lepas pada hari ke 6,tidak ada penyakit yang menyertainya.
3. Tindakan operasi
An.A dilahirkan di Rumah Sakit swasta dengan proses melahirkan secara SC.Dengan
BB 3000 gram.PB : 50 cm
4. Riwayat alergi
An.A tidak alergi makanan atau obat-obatan
5. Kecelakaan
Keluarga mengatakan An.A tidak pernah mengalami kecelakaan.
6. Imunisasi
Keluarga mengatakan bahwa An.A sudah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu
Hepatitis B,DPT,BCG,Polio dan Campak
2. Motorik Halus
An.A juga sudah pandai dalam menggambar,menulis,melukis bahkan bermain puzzle.
3. Personal Sosial
An.A mempunyai kemampuan bersosialisasi dengan teman sebaya maupun orang
dewasa yang sangat baik.
4. Bahasa
An.A tidak dapat menyampaikan sesuatu yang ia inginkan melalui bahasa,rewel,anak
hanya bisa menangis apabila perawat datang dan melakukan tindakan.
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Pengasuh
An.A diasuh oleh kedua orang tua nya sendiri yaitu Tn. dan Ny.P beserta semua
keluarga sangat menyayanginya.
4. Lingkungan rumah
Saat ini pemilik rumah adalah orang tua dari An.A itu sendiri,keadaan rumah saat ini
juga mencukupi,lingkungan disekitar rumah cukup banyak polusi karena dekat dengan
pabrik-pabrik industri,fasilitas disekitar rumah juga lengkap dan modern.
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eleminasi
Mobilisasi di tempat
tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Gosok gigi
Keterangan : An.A belum bisa melakukan aktivitas secara mandiri karena sepenuhnya
masih butuh bantuan orang lain.
15 Juni 2020 25 Kg 24 Kg
17 Juni 2020 24 Kg 22 Kg
19 Juni 2020 22 Kg 20 Kg
4) Diit khusus
Diet khusus untuk An. A adalah makanan berminyak,susu karena susu dapat
memicu terbentuknya lendir dan bernafas akan semakin tidak nyaman.Selain susu
produk olahan susu seperti keju dan mayones harus dihindari.
5. Pola Eliminasi
Eliminasi Uri
Eliminasi Alvi
Praktik Ibadah Tidak lupa untuk selalu Tidak lupa untuk selalu
berdoa dimanapun dan berdoa dimanapun dan
kapanpun kapanpun
BB saat ini : 20 Kg
BB ideal : 18-25 Kg
TD : 100/70 mmHg
N : 125x/menit
Suhu : 39,5ᵒC
RR : 37x/menit
2. Pemeriksaan Fisik ( B1 – B6 )
1) B1 (Breathing)
-Membran mukosa hidung faring tampak kemerahan
2) B2 (Bleeding)
-Karotis 149x/menit
-Jugularis 149x/menit
-Radialis 150x/menit
-Femoralis 150x/menit
-Dorsal Pedis 149x/menit
-Tekanan vena jugularis 149x/menit
3) B3 (Brain)
-Pemeriksaan Kepala dan leher : Kepala dan leher simetris,tidak ada nyeri tekan,tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
-Pemeriksaan fisik mata tidak ada edema,tidak ada hematom,lesi,luka,massa pada
mata,konjungtiva tidak anemis,sklera ikhterik,reaksi pupil terhadap cahaya
miosis,simetris kanan kiri.
-Pemeriksaan telinga : bentuk telinga simetris kanan kiri,kurang bersih,tidak ada
lesi,massa,tidak ada serumen,tidak ada nyeri tekan.
-Pemeriksaan Bibir : Tidak pucat atau anemis
4) B4 (Bladder)
Tidak ada kelainan pada perkemihan
5) B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun,porsi makan tidak habis,minum sedikit,nyeri telan pada
tenggorokan
6) B6 (Bone)
-An.A lemah,cepat lelah,sulit tidur karena nafas terganggu,aktivitas selama di RS
hanya berbaring.
3. Pemeriksaan Diagnostik
1) Laboratorium
INDEX ERITROSIT
MCV 78.3 /um 80.0-96.0
MCH 26.4 Pg 28.0-33.0
MCHC 33.5 g/dl 33.0-36.0
RDW 15.0 % 11.6-14.6
HDW 3.7 g/dl 2.2-3.2
MPV 8.2 fl 7.2-11.1
PDW 76 % 25-65
HITUNG JENIS
Eosinofil 0.80 % 0.00-4.00
Basofil 0.40 % 0.00-1.00
Netrofil 75.70 % 29.00-72.00
limfosit 12.30 % 36.00-52.00
Monosit 10.10 % 0.00-5.00
LUC/AMC
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 75 Mg/dl 60 - 100
SGOT 89 u/l 0 - 35
157 u/l 0 - 45
2) Radiologi
1.Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman
(+) sesuai dengan jenis kuman.
4. Terapi
1. Oral
-Paracetamol 500 mg
-Captopril 3x6,25 mg
-Zink 1x20 mg
-Candistatin 3x1
-Chloramphenizol Zalf mata 2x005
2. Parenteral
-Inj Caftazidine 750 mg/8 jam =225 cc /24 jam (IV)
-Inj Antrain 200 mg k/p 1 cc = 24 cc/ jam
-Inj Furosemid 10 mg /12 jam = 20 cc /24 jam
-Inf D1/2s 343cc + D40 157cc + KCL 20mg -> kecepatan 22m/jam = 528 cc/24 jam
3. Lain – lain
-Pemasangan infus
-Pemasangan oksigen
ANALISA DATA
O:
-An.A sedikit tidak
rewel
-Sputum sedikit
berkurang
N: 125 ×/menit
TD: 100/70 mmHg
RR :37×/menit
S : 39,5ºC
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
Dilanjutkan
P: Intervensi
dilanjutkan
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
2 16 Juni 07.45 - Mempertahankan S: Tn.P mengatakan
2020 08.00 kepatenan jalan napas bahwa batuk dan pilek
-Mengajarkan teknik anaknya sembuh
08.10 batuk efektif O:
-Mengkolaborasikan -An.A ceria,tidak
pemberian ekspektoran rewel.
dan mukolitik -Sputum berkurang
-Tidur nyenyak
TTV :
-N: 90 ×/menit
-TD : 95/70 mmHg
-RR : 30×/menit
-S : 37 oC
A: Masalah teratasi
P: Hentikan
Intervensi
3 16 Juni 08.10 -Memonitor Suhu tubuh S: Tn.P mengatakan
2020 -Memonitor kadar bahwa panas anaknya
08.20 elektrolit atau cairan sudah turun
-Menyediakan
08.30 lingkungan yang dingin O: An.A sudah
-Memberikan cairan oral nampak tidak
09.00 -Melonggarkan atau lemah,tidak
09.10 melepas pakaian pucat,tidak rewel
-Memberikan TTV :
09.20 pendinginan eksternal -N: 90 ×/menit
(mis.kompres hangat -TD : 95/70 mmHg
pada -RR : 30×/menit
09.30 dahi,leher,dada,abdomen -S : 37 oC
dan aksila)
09.35 -Menganjurkan tirah A: Masalah teratasi
baring sebagian
-Memberikan obat
penurun panas atau P: Intervensi di
demam. lanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Andaners.(2009).Prevalensi Ispa Pada Anak.Rertrived 18 Juni
2014.From(http://prevalensi repository child.usu.ac.id/bitstream)