Oleh :
NIM :
201701019
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas Praktik Klinik pada tanggal 8 Juni – 4 Juli 2020 oleh maahasiswa Program
Studi Sarjana Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.
NIM : 201701019
A. Definisi
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi pada usus
halus yang disebabkan oleh Salmonella thypi,. Penyakit ini dapat ditularkan
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella
thypi (Hidayat, 2008). Deman thypoid dijumpai secara luas diberbagai Negara
berkembang terutama terletak di daerah tropis dan subtropics dengan angka
kejadian masih sangat tinggi yaitu 500 per 100.000 (Widagdo, 2011)
Demam thypoid dan demam parathypoid adalah penyakit infeksi akut usus
halus yang disebabkan kuman Salmonella thypi dengan gejala demam lebih
dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan
kesadaran. Penyakit ini termasuk penyakit menular edemik yang dapat
menyerang banyak orang dan masih merupakan masalah kesehatan di daerah
tropis terutama di Negara-negara sedang berkembang (Maharani, 2012).
B. Etiologi
Menurut Widagdo (2011) Etiologi dari deman thypoid adalah Salmonella
thypi, termasuk genus Salmonella yang tergolong dalam family
Enterobacteriaceae. Salmonella bersifat bergerak, berbentuk spora, dan
berkapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan kimia, tahan beberapa
hara/minggu pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makanan kering, bahan
farmasi, dan tinja. Salmonella mati pada suhu 54,4°C dalam 1 jam atau 60°C
dalam 15 menit. Salmonella mempunyai antigen O (somatik) adalah
komponen dinding sel dari lipopolisakarida yang stabil pada panas dan
antigen H )flagellum) adalah protein yang labil terhadap panas. Pada S. thypi,
juga pada S. Dublin dan S. hirschfeldii terhadap antigen Vi yaitu polisakarida
kapsul.
C. Manifestasi Klinik
Menurut Ngastiyah (2009) Gambaran klinik demam thypoid biasanya lebih
ringan daripada orang dewasa. Penyakit ini masa tunasnya 10-20 hari,
tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan. Sedangkan jika melalui
minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan
gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepada, pusing,
dan tidak bersemangat, nafsu makan berkurang. Gambar an klinik yang biasa
ditemukan menurut Ngastiyah (2009) adalah :
1. Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris
remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore hari dam malam hari. Dalam minggu kedua,
pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu
berangsur0angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-
pecah (ragaden), lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung
dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada absomen dapat
ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus), hati dan limpa
membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi
tetapi juga dapat terjadi diare atau normal.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun yaitu apatis sampai somnolen,
jarang terjadi stupor, koma atau gelisah kecuali penyakitnya berat dan
terlambat mendapatkan pengobatan. Di samping gejala tersebut mungkin
terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat
ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil
dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama yaitu
demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardi dan epitaksis pada
anak dewasa.
4. Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gajala penyakit demam thypoid, akan
tetapi berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua
setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan.
Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ
yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.
Mungkin terjadi pada waktu penyembuhan tukak, terjadi invasi basil
bersamaan dengan pembentukan jaringan fibrosis.
D. Patofisiologi
Bakteri Salmonella thypi masuk dalam saluran pencernaan melalui perantara
5F (food, fingers, fomitus, fly, feses). Kemudian masuk ke dalam lambung &
usus. Akibatnya terjadi infeksi pada usus halus. Infeksi ini menyebabkan
inflamasi, inflamasi menyebabkan peristaltik usus menurun, kemudian bising
usus juga menurun. Inflamasi yang menyebabkan paristaltik menurun ini juga
mengakibatkan nausea, nafsu makan menurun. Inflamasi juga menyebabkan
endotoksin, kemudian terjadi lemah dan lesu. Inflamasi yang terjadi di
pembuluh limfe ini menyebabkan bakteri masuk ke aliran darah. Bakteri yang
tidak di fagositosis akan masuk dan berkembang dihati dan limfa. Inflamasi
pada hati dan limfa dapat menyebabkan hepatomegali dan splenomegali lalu
menyebabkan nyeri tekan . Pada kondisi hepatomegali dan splenomgeli ini
terjadi masa inkubasi 5-9 hari. Ketika masuk ke dalam darah, bakteri
mengeluarkan endotoksin yang mengakibatkan peradangan lokal meningkat.
Endotoksin merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada
jaringan yang terinflamasi. Pirogen beredar dalam darah. Sehingga
mengganggu hipotalamus kemudian mengakibatkan suhu tubuh meningkat,
demam (gangguan pada termoregulator).
endotoksin merangsang
2. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi b.d proses infeksi
2. Defisit nutrisi b.d mual muntah dan nafsu makan menurun
3. Nyeri Akut b.d inflamasi pada hati dan limfa
4. Resiko ketidakseimbangan cairan b.d mual muntah dan tidak nafsu
makan
5. Konstipasi b.d asupan makanan menurun
3. Intervensi
SDKI SLKI SIKI
Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
perawatan selama 2x24 Observasi
jam, termoregulasi - Identifikasi
membaik dengan penyebab
kriteria hasil : hipertermia (mis.
1. Pucat menurun dehidrasi, terpapar
2. Suhu tubuh lingkungan panas,
membaik penggunaan
3. Kulit merah inkubator).
menurun - Monitor suhu
4. Suhu kulit tubuh
membaik - Monitor kadar
5. Tekanan darah elektrolit
membaik - Monitor haluaran
6. Takikardi urine
menurun Terapeutik
- Sediakan
lingkungan yang
dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Lakukan
pendinginan
eksternal (mis.
selimut hipotermia
atau kompres
dingin pada dahi,
leher, dada
abdomen, aksila)
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu.
Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
intervensi selama 2x24 Observasi
jam, status nutrisi - Identifikasi status
membaik dengan nutrisi
kriteria hasil : - Identifikasi
1. Frekuensi makan kebutuhan kalori
membaik dan jenis nutrien
2. Nafsu makan - Monitor asupan
membaik makanan
3. Bising usus - Monitor berat
membaik badan
4. Membran Terapeutik
mukosa - Lakukan oral
membaik hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika
perlu
Edukasi
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan
- Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. pereda
nyeri, antiemetic),
jika perlu.
STUDI KASUS
Pada tanggal 7 Juni 2020 pukul 07.30 Tn.X usia 45 tahun bersama keluarga
datang ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Pare dengan keluhan utama
demam disertai pusing selama 4 hari naik turun pada waktu malam hari
disertai mual muntah 2x. Pasien sudah mengkonsumsi obat penurun panas
tetapi panas tidak kunjung turun. Pasien mengatakan bahwa nafsu makannya
AS
Y A YE D I R A N
K I
K A
R Y
A H U SA A
D
menurun drastis selama 3 hari ini sehingga badannya lemas. Biasanya pasien
dapat menghabiskan 1 porsi makanan, tetapi sudah 3 hari ini makannya hanya
½ porsi, itupun terkadang di muntahkan lagi. Setelah dilakukan pemeriksaan
didapatkan kesadaran composmentis, keadaan umum lemah. TD : 130/80
mmHg, N : 104x/menit, S : 39°C, RR : 24x/menit
I. DATA UMUM
Nama : Tn. X
Umur : 45 th
Agama : Islam
Bahasa : Jawa
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Golongan Darah :O
Keluhan Utama :
Pasien mengatakan badannya panas dingin (demam) disertai pusing, dan lemas
Pasien mengatakan dirumah mengalami demam selama 4 hari naik turun disertai
pusing pada waktu malam hari disertai mual muntah 2x. Kemudian istri pasien
membawa pasien ke RSUD Pare pada tanggal 7 Juni 2020 karena suhu tubuhnya
tidak kunjung turun.
Pasien mengeluh badanya panas dingin (demam) disertai pusing dan mual
muntah. Pasien mengatakan bahwa nafsu makannya menurun drastis selama 3
hari ini sehingga pasien terlihat lemas dan pucat.
Upaya yang telah dilakukan:
Minum obat yang telah diberikan pelayanan kesehatan terdekat sebelum MRS.
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit tertentu.
Genogram:
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Keluarga
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eleminasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Gosok gigi
Keterangan :
5. Pola Eliminasi
Eliminasi Uri
Jumlah - -
Eliminasi Alvi
BB saat ini : 62 kg
BB ideal :-
TD : 130/80
N : 104x/menit
S : 39°C
RR : 24x/menit
2. Kepala
Muka simetris, sensasi normal gerak pipi, ali simetris, rambut dan kulit kepala
bersih, hitam, distribusi merata.
3. Leher
Simetris, warna sama dengan kulit, tidak ada pembesaran JVP, tiroid dapat
bergerak proporsional ke kiri kanan atas bawah.
4. Thorax (dada)
Simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan abnormal, dapat
bergerak seimbang ke atas. Intercosta rata. BJ1 dan BJ 2 normal. Tidak terdapat
BJ tambahan
5. Abdomen
Inspeksi : perut datar, warna sama dengan kulit sekitar, tidak terdapat lesi dan
massa.
Palpasi : lembut, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba.
Perkusi : kembung
6. Tulang Belakang
7. Ekstremitas
Simetris, tidak ada edema, tidak ada lesi, berkeringat, kekuatan sendi lemah.
8. Genitallia dan Anus
Tidak ada peradangan/warna kemerahan, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada
hernia.
9. Pemeriksaan Neurologis
GCS : 456
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
- Darah Lengkap
- Kimia Klinik : SGOT, SPGT
- Imunoserologi : Uji Widal
2. Radiologi
Terapi
1. Oral
- Paracetamol 500 mg
2. Parenteral
- Infus RL 20 tetes/menit
- Antrain 2x1 amp
- Ranitidin 2x1 amp
3. Lain - lain
ANALISA DATA
Ds :
- Px mengatakan mual
muntah sebanyak 2x
- Px mengatakan nafsu
makan menurun
drastis selama 3 hari
terakhir
- Pasien mengatakan
hanya menghabiskan
½ porsi makanan
Do :
Hari Rawat ke :1
Assessment
- Masalah teratasi
sebagian
Plan:
Intervensi dilanjutkan
Defisit Nutrisi 8 Juni 10.00 - Memonitor asupan Subjektif :
b.d mual 2020 WIB - Px mengatakan
makanan
muntah dan rasa mual sudah
nafsu makan - Memonitor berat badan berkurang
menurun - Px mengatakan
- Memberikan makanan
nafsu makan
tinggi kalori dan tinggi sudah membaik
Objektif :
protein
- Terlihat jatah
- Mengajarkan diet yang makanan habis
- TTV
diprogramkan
TD : 120/90
- Menganjurkan posisi N : 80x/menit
S : 37,9°C
duduk
RR : 22x/menit
- Berkolaborasi dengan
Assessment :
ahli gizi untuk
- Masalah teratasi
menentukan jumlah sebagian
Plan :
kalori dan jenis nutrien
Intervensi dilanjutkan
yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, E.K. 2017. Asuhan keperawatan medical bedah pada klien demam
thypoid dengan masalah keperawatan hipertermi di ruang melati rumah sakit
umum daerah bangil, pasuruan, Jombang
Safii, L.I. 2012. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system
pencernaan : demam thypoid di bangsal sofa RS PKU muammadiyah Surakarta,
Surakarta