Disusun Oleh :
ALFRYANA TOWESU
201701054
1. KONSEP TEORITIS
A. Definisi
C. Patofisiologi
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif
seperti menghirup bibit penyakit di uadara.Ada beberapa mekanisme
yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.Partikel
infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh
mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat
mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag
alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan
humoral.Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons
inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan
infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi
makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris
yang khas pada foto toraks.Virus, mikoplasma, dan klamidia
menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada
struktur submukosa dan interstisial.Hal ini menyebabkan lepasnya sel-
sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.
D. Pathway
Micoplasma
virus Bakteri (mirip bakteri) jamur
Masuk sasaluran
pernafasan
Paru-paru
Mengganggu krj
makrofag hipothalamus
Hipertermi
Resiko penyebaran infeksi infeksi
Kringat
berlebih
Pe tekanan Intra
abdomen
Nutrisi berkurang
1. Menggigil, demam
2. Nyeri dada
3. Takipnea
4. Bibir dan kuku sianosis
5. Sesak nafas
6. Batuk
7. Kelelahan
F. Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium
H. Komplikasi
a. Efusi pleura
b. Hipoksemia
c. Pneumonia kronik
d. Bronkaltasis
e. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian
paru-paru yang diserang tidak mengandung udara dan
kolaps).
f. Komplikasi sistemik (meningitis)
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
3. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia
(malnutrisi)
4. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
5. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia,
artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan)
6. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda :
sputum:merah muda, berkarat
perpusi: pekak datar area yang konsolidasi
premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Bunyi nafas menurun
Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
7. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan
steroid, demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
8. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6-8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas
pemeliharaan rumah
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
1. Batuk efektif
2. Nafas normal
3. Bunyi nafas bersis
4. Sianosis
No. Intervensi Rasional
1 Kaji frekuensi/kedalaman takipnea, pernafasan dangkal
pernafasan dan gerakan dada dan gerakan dada tak simetris
sering terjadi karena
ketidaknyamanan.
2 Auskultasi area paru, catat penurunan aliran darah terjadi
area penurunan 1 kali ada pada area konsolidasi dengan
aliran udara dan bunyi nafas cairan.
3 Biarkan teknik batuk efektif batuk adalah mekanisme
pembersihan jalan nafas alami
untuk mempertahankan jalan
nafas paten.
4 Penghisapan (suction) sesuai merangsang batuk atau
indikasi. pembersihan jalan nafas suara
mekanik pada faktor yang tidak
mampu melakukan karena
batuk efektif atau penurunan
tingkat kesadaran.
5 Berikan cairan cairan (khususnya yang hangat)
memobilisasi dan
mengeluarkan secret
6 Kolaborasi dengan dokter alat untuk menurunkan spasme
untuk pemberian obat sesuai bronkus dengan mobilisasi
indikasi sekret, analgetik diberikan
untuk memperbaiki batuk
dengan menurunkan
ketidaknyamanan tetapi harus
digunakan secara hati-hati,
karena dapat menurunkan
upaya batuk/menekan
pernafasan.
D. implementasi
Implementasi keperawatan:
a. Mengkaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada
b. Melakukan pemeriksaan pada daerah paru, dengan cara
auskultasi pada lapang paru.
c. Menganjurkan pasien untuk melakukan batuk efektif.
d. Melakukan penghisapan (suction) 2 kali sehari.
e. Memberi pasien air minum yang hangat
f. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat
sesuai indikasi
Implementasi keperawatan:
Imlementasi Keperawatan :
Implementasi Keperawatan :
Implementasi Keperawatan :
E. Evaluasi