Di susun oleh :
230401036
2024
A. Konsep dasar penyakit hepatitis.
1. Definisi Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebebkan oleh berbagai
kausa, termasuk virus. Infeksi virus tersebut dapat menyebabkan timbulnya cedera,
peradangan, bahkan kematian sel-sel yang terinfeksi pada organ hati. Sampai saat
ini sudah teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti yaiu : hepatitis
A,B,C,D,E.
2. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya hepatitis berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :
1) Hepatitis A.
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A ysng merupakan virus RNA dari
family entrovirus. Virus hepatitis A terutama meyebar melalui tinja. Penyebaran
ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang
sering terjadi wabah yang penyebaran terjadi melalui air dan makanan.
2) Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang merupakan DNA yang
berkulit ganda. Virus hepatitis ditularkan melalui darah atau produk darah.
Penularan tidak semudah virus hepatitis A. Penularan biasa terjadi diantara para
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik secara bersamaan, atau diantara
mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual). Selain itu pula
bisa terjadi selama itu pula bisa terjadi pada ibu hamil yang terinfeksi hepatitis
B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa
ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B.
3) Hepatitis C
Hepatitis C disebebakan oleh virus hepatitis C yang merupakan virus Rna kecil
terbungkus lemak. Menyebabkan minimal 80% kasus akibat tranfusi darah.
Virus hepatitis C ini sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan
jarum bersama-sama. Jarang terjadi melalui hubungan seksual. Untuk alasan
yang belum jelas, penderita” penyakit hati alkoholik seringkali menderita
hepatitis C.
4) Hepatitis D
Hepatitis D disebebkan oelh virus hepatitis D yang merupakan virus RNA
detektif yang membutuhkan kehadiran hepatitis B.
5) Hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis, yang
hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang muncul pada orang dengan hepatitis :
1. Malaise, anoreksia, mual dan muntah
2. Gejala flu, faringitis, batuk, coryza,sakit kepala dan mialgia.
3. Demam ditemukan pada infeksi
4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap
5. Pruritus (biasanya ringan dan sementara)
6. Nyeri tekan pada hati
7. Splenomeali ringan
8. Limfadenopatik
4. Patofisiologi
Seseorang yang terpapar dan terinfeksi virus hepatitis akan melewati empat fase
yaitu:
➢ Fase 1 atau fase replikasi virus, yaitu virus sudah masuk ke dalam tubuh
melalui jalur masuk, dan pasien biasanya tidak menunjukkan gejala namun
pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil positif adanya penanda
hepatitis.
➢ Fase 2 atau fase prodromal, yaitu pasien mulai menunjukkan gejala
anoreksia, mual, muntah, rasa tidak enak, pruritus, urtikaria, artralgia, dan
kelelahan. Sering kali pasien salah ditemukan menderita gastroenteritis atau
infeksi virus.
➢ Fase 3 atau fase ikterik yaitu pasien mengalami keluhan atau melaporkan
urin berwarna gelap dan tinja berwarna cekat yang tidak biasanya. Beberapa
pasien mengalami ikterus atau kuning pada keseluruhan tubuh dan sklera
mana, dan mengeluh nyei kuadran kanan atas disertai perkebunan hati.
➢ Fase 4 atau fase pemulihan, yaitu pasien mulai menunjukkan perbaikan
gejala, dan hasil pemerikasan laboratorium menunjukkan enzim hati
kembali ke tingkat penanda normal namun hepatitis biasanya bisa tetap
positif (mehta dan reddivari 2022).
5. Pathway
Gangguan ekskresi
Glikogenesis menurun empedu Kerusakan konjugasi
Cepat lelah
Perubahan kenyamanan Eksresi kedalam kemih
Intoleransi aktifitas
(D.0056) Bilirubin dan kemih
Risiko perdarahan brwrna gelap
(D.0012)
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama, usia : bisa terjadi pada semua usia, alamat agama, pekerjaan,
pendidikan.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
b. Pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas.
3. Riwayat penyakit sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam,
nyeri perut kanan atas.
4. Riwayat penyakit dahulu
riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur
oprasi dan perawatan rumah sakit.
5. Riwayat penyakit keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat menular khususnya
berkaitan dengan penyakit pencernaan.
B. Pengkajian fungsional Gordon
a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga
yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
b) Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan
Mual muntah.
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
c) Pola eliminasi
BAK : urine warna gelap,encer seperti teh
BAB : Diare feses warna tanah liat
d) Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien lemah
terkulai di atas tempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan bantuan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,
e) Pola istirahat tidur.
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen,
mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus.
f) Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat
g) Pola hubungan dengan orang lain.
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya
pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
h) Pola reproduksi / seksual.
pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksualaktif/bise
ksual pada wanita).
i) Pola persepsi diri dan konsep diri.
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi
j) Pola mekanisme koping.
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis
kesakitan
k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan.
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap inimerupakan
cobaan dari Allah SWT
C. Pemeriksaan fisik
1. Review of sistem (ROS)
a. Keaadan umum : kesadaran cm, wajah tampak menyeringi kesakitan,
konjungtiva anemis, suhu badan 38,5c
b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simstris, ada
tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak
terpasang 02 tidak ada ronchi, whezing, stridor.
c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak
ada pembesaran jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Sistem urogenital : Urine berwarna gelape.
e. Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya
nutrisi(anoreksia)
f. Abdomen :
I. Inspeksi : abdomen ada benjolan
II. Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan
III. Palpasi : pada hepar teraba kerasi
IV. Perkusi : hypertimpani
D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit hepatitis antara
lain:
a. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG pada kasus hepatitis dapat memberikan informasi mengeani
pembesaran hati, gambaran jaringan hati secara umum atau ada tidaknya
sumbatan saluran empedu. USG dapat membuktikan adatidaknya pembesaran
hati yakni dari pengamatan tepi hati terlihat tumpul atau tidak, tepi hati yang
tumpul menunjukkan adanya pembesaran hati. USG juga dapat melihat
banyak tidaknya jaringan ikat (fibrosis).Selain itu, karena hepatitis merupakan
proses peradangan maka pada USG densitas (kepadatan) hati terlihat lebih
gelap jika dibandingkan dengan densitas ginjal yang terletak dibawahnya.
b. Laboratorium
a. Tes fungsi hati seperti :
➢ AST (SGOT)/ ALT (SGPT) : awalnya meningkat dapat meningkat
1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
➢ Alkali Fospatase : agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat )
➢ Bilirubin serum : di atas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml
prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan
nekrosis seluler).
b. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup
SDM (gangguan enzim hati).
➢ Leukemia : trombositopenia mungkin ada (splenomegali).
➢ Feses : warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati).
➢ Albumin serum menurun.
➢ Anti-HAVIgM : positif pada tipe A.
➢ HbsAG : dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A).
➢ Urinalisa : peninggian kadar bilirubin, protein/hematuria dapat
terjadi.
➢ Tes ekskresi BSP : kadar darah meningkat
c. Radiologi
➢ Foto polos abdomen : menunjukkan densitas kalsifikasi pada
kandung empedu, pankreas, hati juga dapat menimbulkan
splenomegali.
➢ Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkim.
d. Pemeriksaan Tambahan
➢ Biopsi hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis
E. Diagnosa keperawatan
1) Hipertermi b.d proses penyakit (D.0142)
2) Nyeri akut b.d pencedera fisik (D.0077)
3) Ketidakstabilan glukosa darah b.d gangguan metabolik bawaan (Mis : ganguan
penyimpanan glikogen) (D.0027)
4) Intoleransi Aktifitas b.d gaya hidup monoton (D.0056)
5) Risiko pendarahan b.d gangguan fungsi hati (mis : hepatitis) (D.0012)
F. Perencanaan keperawatan
G. Implementasi keperawatan.
Implementasi menurut (Minannisa, 2019) adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi
dalam diagnosis keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana
perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien.
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksaan tindakan,
serta menilai data yang baru. yang mempengaruhi pelaksanaan keperawatan antara
lain:
1) Kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal
2) Kemampuan menilai data baru
3) Kreativitas dan inovasi dalam membuat modifikasi rencana Tindakan
4) Penyesuaian selama berinteraksi dengan klien
5) Kemampuan mengambil keputusan dalam memodifikasi pelaksanaan
6) Kemampuan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan serta efektivitas
tindakan
H. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang perawat
buat pada tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi antara lain: mengakhiri rencana
tindakan keperawatan, memodifikasi rencana tindakan keperawatan serta meneruskan
rencana tindakan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Komunikasi Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gaja Madah University Press. Kowalak, 2016.
Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Nurarif, Amin H.,
Kusuma H. 2015.
Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 3.
Jogjakarta : Medication. Price S.A., Wilson L.M. 1995.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. Buku II. Jakarta: EGC. Smeltzer,
Suzanne C. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Burnner and Suddarth. Ed.
8. Vol.3. Jakarta: EGC.