Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN PADA KASUS HEPATITIS

I. Konsep Penyakit

A. Pengertian

Hepatitis (liver) adalah peradangan atau infeksi yang terutama terjadi pada hati dan

bisa disebabkan oleh virus, bakteri, cedera atau toksik serta dapat menular (Budi,2013).

Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat

atau alkohol (FKAUI, 2006).

B. Etiologi

Penyebab hepatitis menurut Wening Sari (2008) meliputi:

1. Hepatitis Non Virus

Peradangan di dalam hati juga bisa disebabkan oleh zat-zat beracun, kandungan obat-

obatan, dan bahan kimia berbahaya yang mampu menghancurkan sel-sel di dalam hati

atau disebut hepatosit. Adapun hepatitis yang dapat terjadi adalah:

a. Hepatitis alkoholik

Hepatitis alkoholik merupakan peradangan yang terjadi di dalam hati yang

disebabkan oleh konsumsi alkohol selama bertahun-tahun.

b. Hepatitis autoimun

Penyakit ini terjadi ketika sistem imun atau kekebalan tubuh menyerang sel-sel

hati Tidak hanya peradangan, kerusakan sel hati yang disebabkan oleh sistem imun

juga dapat berakibat fatal seperti kegagalan fungsi hati. 


2. Hepatitis Virus.

Para ahli membagi jenis hepatitis virus, berdasarkan  5 virus yang dapat berkembang

di dalam hati dan menyebabkan peradangan, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E.

Tabel 1: Perbedaan 5 Hepatitis Virus (www.wikipedia.org)

Virus Virus Virus Virus Virus


hepatitis A hepatitis B hepatitis C hepatitis D hepatitis E
(HAV) (HBV) (HCV) (HDV) (HEV)

Penyebab Hepatovirus Virus Hepatovirus Virus Orthohepevir


A hepatitis B C hepatitis us A
Delta
Keluarga Picornavirida Hepadnavirid Flaviviridae Incertae sedis Hepeviridae
Viral e ae

Keparahan Ringan; akut Terkadang Subklinis; Memperparah


Ringan pada
/ Kronisitas parah; 5-10% 70% kronis gejala HBV;
pasien
kronis kronis dengan
normal; parah
HBV pada wanita
hamil; akut
Diagnosa Dapat HbS Ag tes darah Anti HDV memastikan
penyakit ditemukan dalam serum. untuk titer naik. adanya HEV
anti-HAV mencari antib RNA atau
IgM dan anti- odi terhadap antibodi IgM
HAV IgG. virus terhadap HEV 
atau RNA vir
us.
Waktu 20–40 hari 45–160 hari 15–150 hari 30–60 hari 15–60 hari
inkubasi
Transmisi melalui masa kontak Infeksi Melalui oral
konsumsi perinatal atau dengan darah gabungan dari fecal,
makanan dan proses yang hepatitis B, transmisi dari
minuman persalinan terkontaminas non perkutan, cairan yang
yang dan melalui i kontak terkontaminas
tercemar, proses tertutup. i
kontak transfusi
langsung darah,
dengan penggunaan
penderita, jarum suntik,
terutama pisau cukur,
ketika dan
melakukan transplantasi
hubungan organ.
seks
Vaksinasi Perlindungan 3 suntikan, Tidak tersedia Tidak tersedia Investigasi
10 tahun perlindungan (disetujui di
seumur hidup China)

C. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari 3 tahapan meliputi:

1. Fase Pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung

sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut

kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di

pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat

sekitar 39 drajat cencius berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian.

Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.

2. Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai

dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I,

kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai

gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2

minggu.

3. Fase penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,

disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun

lemas dan lekas capai.

D. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar opada hepar ( hepatitis ) dapat disebabkan oleh infeksi

virus dan oleh reaksi toksis terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional

dasar dari hepar disebut lobule dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.

Sering dengan berkembangnya inflamsi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.

Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan

kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak

dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang

sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalamai hepatitis sembuh dengan

fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan

dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut

kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasika dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu

hati.Timbulnya icterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah bilirubin

yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena

adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatic, maka terjadi kesukaran

pengangkutan bilirubin tersebut di dalam hati. Selain itu juga terjadi kesuliotan dalam hal

konjugasi. Akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus kepatikus,

karena terjadi retensi ( akibat kerusakan sel eksresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu

belum mengalami konjugasi ( bilirubin indirek ). Jadi icterus yang timbul disini terutama

disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja
mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat ( abolish ). Karena

bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksre si ke dalam kemih,

sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar

bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang

akan menimbulkan gatal-gatal pada icterus. ( Arief,dkk dalam Lestari, 2016)


E. Pathway
Alkohol, virus, obat - obatan

Hipertermia Inflamasi pada hepar Peregangan kapsula hati

Resiko Infeksi Hepatitis Nyeri Akut Hematomegali

Gangguan metabolism Gangguan suplai darah pada Perasaan tidak


karbohidrat dan protein sel hepar nyaman di
kuadran atas

Gangguan suplai darah Kerusakan sel parenkim, sel


Anoreksia
pada sel hepar hati dan duktuli empedu
hepatika
Defisit
Glikogenesis Nutrisi
menurun Fungsi hepar menurun

Glukoneogenesis
menurun Hiperbilirubin

Pigmen empedu meningkat


Glikogen dalam hepar
berkurang Prunitus

Glikogenesis menurun Gangguan Integritas Kulit /


Jaringan
Glukosa dalam darah
berkurang
Sumber: Doengoes (2003)
Cepat lelah

Intoleransi Aktivitas
F. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Lestari (2016), pemeriksaan penunjang pada pasien yang mengalami

Hepatitis adalah sebagai berikut:

1. Tes Fungsi liver : abnormal ( 4-10 kali )

2. SGOT/SGPT meningkat

3. RBC menurun

4. Leukopeni, trombosit

5. Alkali posfatase : sedikit meningkat

6. Feses : pucat, steatorrhea

7. Albumin serum : menurun

8. Gula Darah : transient hyper / hypoglikemia ( gangguan fungsi hati )

9. Anti HAV IgM : positif pada hepatitis B

10. Anti HbsAg negative pada hepatitis B

11. Protombine time memanjang

12. Billirubin serum dijumpai peningkatan diatas 2,5 mg/100 ml

13. Biopsi hati, dijumpai nekrosis yang luas

14. Scaning hati dijumpai kerusakan parenkim

15. Urinalisasi dijumpai peningkatan kadar bilirubin, proteinuria, hematuria

G. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan menurut Syaifuddin (2002) adalah:

1. Pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak

terbukti dapat mempercepat penyembuhan tetapi banyak pasien akan merasakan lebih
baik dengan pembatas aktifitas fisik, kecuali diberikan pada mereka dengan umur

orang tua dan keadaan umum yang buruk.

2. Makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak untuk pasien yang dengan

anoreksia dan nausea. Selama fase akut diberikan asupan kalori dan cairan yang

adekuat. Bila diperlukan dilakukan pemberian cairan dan elektrolit intravena.

3. Menghindari obat-obatan yang di metabolisme di hati, konsumsi alkohol,

makan-makanan yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan, seperti

makanan yang berlemak

4. Obat-obatan

a. Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin darah.

Pemberian bila untuk menyelamatkan nyawa dimana ada reaksi imun yang

berlebihan.

b. Berikan obat-obatan yang bersifat melindungi hati.

Contoh obat : Asam glukoronat/ asam asetat, Becompion, kortikosteroid.

c. Vitamin K pada kasus dengan kecenderungan perdarahan.

d. Obat-obatan yang memetabolisme hati hendaknya dihindari.

Karena terbatasnya pengobatan terhadap hepatitis maka penekanan lebih dialirkan

pada pencegahan hepatitis, termasuk penyediaan makanan dan air bersih dan

aman. Higien umum, pembuangan kemih dan feses dari pasien yang terinfeksi

secara aman, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai akan

menghilangkan sumber infeksi. Semua donor darah perlu disaring terhadap HAV,

HBV, dan HCV sebelum diterima menjadi panel donor.


H. Komplikasi

Komplikasi hepatitis menurut FKUI (2006) adalah:

1. Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh

akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati

hepatik.

2. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis,

penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

3. Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel hati akan diganti

oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras jaringan parut

yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.

II. Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses

yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi

dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Rohmah dalam Lestari, 2016). Dari hasil

pengkajian pada klien biasanya didapat data-data sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

a. Data Biografi Klien

Yang perlu dikaji adalah : nama, usia, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat

dan tanggal masuk rumah sakit.

b. Data Biografi Penanggung Jawab

Yang perlu dikaji adalah : nama, usia, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat

dan hubungan dengan klien.


2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama : keluhan utama adalah keluhan yang paling menonjol yang

dirasakan klien saat dikaji yaitu : adanya nyeri dibagian perut kanan atas (kuadran

1)

b. Riwayat kesehatan sekarang menjabarkan kejadian sampai terjadinya penyakit

saat ini yang menyebabkan klien mencari pertolongan. Merupakan penjabaran

dari keluhan utama yang dirasakan saat dikaji dengan menggunakan PQRST.

c. Riwayat kesehatan dahulu klien pernah mengalami penyakit yang sama dengan

penyakit yang sekarang.

d. Riwayat kesehatan keluarga apakah ada anggota keluarga yang mengalami

penyakit yang sama dengan klien atau penyakit yang diturunkan atau penyakit

menular.

e. Riwayat psikologi dikaji keadaan emosi dan respon keluarga dalam menghadapi

penyakit Hepatitis B yang sedang diderita klien.

f. Riwayat sosial dikaji tentang pola hidup, kebiasaan dan pola interaksi dengan

orang lain di lingkungan sekitarnya.

g. Pola kebiasaan sehari-hari pola makan dan minum, pola tidur dan istirahat,

aktivitas atau bermain dan pola eliminasi.

3. Data Biologis

a. Keadaan umum

1) Penampilan : Pada dasarnya pasien lemah

2) Kesadaran : Composmetis, kemungkinan ditemukan


3) Tanda-tanda vital : adanya penularan kesadaran. Pada tanda-tanda vital

menunjukan adanya perubahan yang. Berarti bergantung pada riwayat tanda

vital klien sebelumnya.

b. Pemeriksaan fisik

Ada empat teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu mencakup inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi untuk mendapatkan data objektif.

1) Sistem pernafasan

Kaji ada tidaknya secret, nyeri tekan pada bagian sinus frontalis dan

maksilaris. Pernafasan cuping hidung ada/tidak, trachea deviasi dan skar.

Bentuk dada simetris, pengembangan paru di kedua segmen sama,

deformitas, nyeri tekan dan nyeri lepas tidak ada, pengembangan torak dan

paru-paru simetris, secret, pola nafas/menit, kesulitan bernafas, bunyi

pernafasan vesikuler, bunyi nafas.

2) Sistem Kardiovaskuler

Ada pembesaran vena jugularis atau tidak, bentuk dada simetris, tidak ada

keluhan nyeri dad, bunyi jantung S 1 dan s 2 normal, ada/tidak bunyi

tambahan, nadi karotis teraba.

3) Sistem Gastrointestinal

Biasanya nyeri saat palpasi abdomen, hepar teraba membesar, mual dan

muntah dan tidak ada nafsu makan

4) Sistem Genitourinaria

Kemungkinan adanya kelainan pada urine berwarna seperti the. Kaji

frekuensi BAK dan BAB


5) Sistem Muskuloskeletal

Biasanya tidak ada gangguan, tidak ada nyeri.

6) Sistem Integumen

Biasanya tidak terdapat edema, tidak ada jaundice

a) Kuku

Kaji lekukan kuku normal/tidak, keadaan kuku rapuh / tidak

b) Rambut Kepala

Keadaan rambut, distribusi rambut merata / tidak, mudah tidak tercabut,

bersih/kotor, lebat/jarang,warna rambut

7) Sistem endokrin

Kaji apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah beninng, apakah

mempunyai penyalit diabetes.

c. Data Psikologis

Dampak psikologis dari klien kemungkinan dihadapkan rasa nyeri, perubahan

tingakh laku dan cemas akibat timbulnya sesak nafas. Sehingga perawat dapat

menggali perasaan klien dan dapat dituangkan dalam bentuk verbal :

1) Data Sosial

Observasi interaksi social klien kaena klien dengan hepatitis sangat

memerlukan support mental dan bantuan beraktivitas

2) Data Spiritual

Aspek spiritual yaitu tentang keyakinan nilai-nilai ketuhanan yang dianut,

keyakinan dan harapan akan kesembuhan / kesehatannya


4. Data Penunjang

Data penunjang biasanya berisi hasil dari pemeriksaan penunjang berupa hasil

Laboratorium seperti pemeriksaan darah, urin, feses, rontgen dan lain-lain. Data

penunjang juga dapat berisi trapi yang diberikan.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan memberikan dasar penilaian intervensi keperawatan untuk

mencari hasil yang menjadi tanggung gugat perawat ( Doengoes, 2008 ). Dari kebutuhan

dasar manusia terganggu dapat diketahui kemungkinan diagnose keperawatan yang

mungkin muncul pada klien dengan gangguan sistem gastrointestinal adalah sebagai

berikut :

1. Hipertermia berhubungan dengan inflamasi pada hepar

2. Resiko infeksi berhubungan dengan hepatitis

3. Nyeri akut berhubungan dengan hematomegal

4. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia

5. Gangguan integritas kulit / jaringan berhubungan dengan prunitus

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan glukosa dalam darah berkurang

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional


dan Kriteria Hasil
1 Hipertermia Intervensi Utama Rasional Utama
1. Manajemen hipertermia Rasional Tambahan
2. Regulasi tempratur
Intervensi pendukung
1. Edukasi dehidrasi
2. Edukasi pengukuran suhu
tubuh
3. Edukasi program
pengobatan
4. Edukasi trapi cairan
5. Edukasi termoregulasi
6. Kompres dingin
7. Manajemen cairan
8. Pemantauan cairan
9. Pemberian obat
2 Resiko Infeksi
3 Nyeri akut Intervensi Utama Rasional Utama
1. Menejemen nyeri Rasional Tambahan
2. Pemberian analgetik
Intervensi pendukung
1. Aromaterapi
2. Edukasi menejemen nyeri
3. Edukasi tehnik napas
dalam
4. Kompres dingin
5. Kompres hangat
6. Latihan pernapasan
7. Pemantauan nyeri
8. Pengaturan posisi
9. Teknik imajinasi
terbimbing
10. Terapi pemijatan
11. Terapi relaksasi
12. Terapi sentuhan
4 Defisit Nutrisi Intervensi Utama Rasional Utama
a. Status Nutrisi 1. Menejemen nutrisi 1. Mengidentifikasi dan
1) Porsi makan 2. Promosi BB mengelola asupan nutrisi
dihabiskan Intervensi tambahan yang seimbang
b. Berat Badan 1. Konseling nutrisi 2. Mempasilitasi
1) Berat badan 2. Pemantauan nutrisi peningkatan berat badan
2) IMT 3. Pemantauan cairan Rasional Tambahan
c. Fungsi Gastrointestinal 4. Edukasi diet 1. Mengumpulkan dan
1) Mual menganalisis data yang
2) Muntah berkaitan dengan asupan
3) Dispnesia dan status gizi
4) Nyeri abromen 2. Memberikan bimbingan
5) Distensi abdomen dan melakukan modifikasi
6) Regurgitas nutrisi
7) Jumlah residu cairan 3. Mengumpulkan dan
lambung saat menganalisis data yang
aspirasi terkait pengaturan
8) Frekuensi BAB keseimbangan cairan
9) Konsistensi feses 4. Menganjurkan jumlah,
10) Peristaltik usus jenis dan jadwal asupan
d. Nafsu makan makanan yang
1) Keinginan makan diprogramkan
2) Nafsu makan
e. Prilaku meningkakan
berat badan
1) Mempertahankan
makanan dan
minumam yang
bernutrisi
2) Monitor IMT
3) Monitor BB
4) Kolaborasi dengan
ahli gizi
f. Status menelan
g. Tingkat depresi
h. Tingkat nyeri
5 Gangguan integritas
kulit / jaringan
6 Intoleransi aktivitas

D. Implementasi Keperawatan
Tindakan / pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang spesifik (Wartonah, 2006). Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan

disusun dan ditujukan pada nursing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang

diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk

memodofikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. (Nursalam,

2008).

Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan

kesehatan dan memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat

dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam

pelaksanaan tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaan, perawat harus melakukan

pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai dengan

kebutuhan klien. Semua tindakan keperawatan dicatat ke dalam format yang telah

ditetapkan oleh institusi (Nursalam, 2008).


E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang

menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya

sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor

“kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan

tindakan (Ignatavicius & Bayne, 2006).

Dafar Pustaka
Budi M.S. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem Pencernaan :
Hepatitis Akut Di Bangsal Dahlia RSUD Banyudono Boyolali. KTI Univ. Muhammadiyah
Surakarta. Tidak dipublikasikan
Doengoes. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
FKUI.2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi IV. 2006 / FKUI. Jakarta Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Lestari W. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal :
Hepatitis B Di Ruang Kenanga RSUD Ciamis. KTI STIKes Muhammadiyah Ciamis. Tidak
diterbitkan.

Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik. Keperawatan Profesional.


(Edisi 2). Jakarta : salemba Medika.

PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Wening Sari, L. I. 2008. Care Yourself Hepatitis. Jakarta: Penebar Plus


Wikipedia.Diakses dari https://en.m.wikipedia.org/wiki/Hepatitis_virus. Pada 23 Oktober 2020,
pukul 22:06 Wita.

Anda mungkin juga menyukai