I. Konsep Penyakit
A. Pengertian
Hepatitis (liver) adalah peradangan atau infeksi yang terutama terjadi pada hati dan
bisa disebabkan oleh virus, bakteri, cedera atau toksik serta dapat menular (Budi,2013).
Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat
B. Etiologi
Peradangan di dalam hati juga bisa disebabkan oleh zat-zat beracun, kandungan obat-
obatan, dan bahan kimia berbahaya yang mampu menghancurkan sel-sel di dalam hati
a. Hepatitis alkoholik
b. Hepatitis autoimun
Penyakit ini terjadi ketika sistem imun atau kekebalan tubuh menyerang sel-sel
hati Tidak hanya peradangan, kerusakan sel hati yang disebabkan oleh sistem imun
Para ahli membagi jenis hepatitis virus, berdasarkan 5 virus yang dapat berkembang
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari 3 tahapan meliputi:
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung
sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut
kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di
pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat
sekitar 39 drajat cencius berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian.
2. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I,
kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai
gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2
minggu.
3. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun
D. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar opada hepar ( hepatitis ) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksis terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional
dasar dari hepar disebut lobule dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.
Sering dengan berkembangnya inflamsi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak
dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalamai hepatitis sembuh dengan
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan
dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasika dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu
hati.Timbulnya icterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah bilirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena
adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatic, maka terjadi kesukaran
pengangkutan bilirubin tersebut di dalam hati. Selain itu juga terjadi kesuliotan dalam hal
karena terjadi retensi ( akibat kerusakan sel eksresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu
belum mengalami konjugasi ( bilirubin indirek ). Jadi icterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja
mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat ( abolish ). Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksre si ke dalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
Glukoneogenesis
menurun Hiperbilirubin
Intoleransi Aktivitas
F. Pemeriksaan Penunjang
2. SGOT/SGPT meningkat
3. RBC menurun
4. Leukopeni, trombosit
G. Penatalaksanaan Medis
1. Pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak
terbukti dapat mempercepat penyembuhan tetapi banyak pasien akan merasakan lebih
baik dengan pembatas aktifitas fisik, kecuali diberikan pada mereka dengan umur
2. Makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak untuk pasien yang dengan
anoreksia dan nausea. Selama fase akut diberikan asupan kalori dan cairan yang
4. Obat-obatan
Pemberian bila untuk menyelamatkan nyawa dimana ada reaksi imun yang
berlebihan.
pada pencegahan hepatitis, termasuk penyediaan makanan dan air bersih dan
aman. Higien umum, pembuangan kemih dan feses dari pasien yang terinfeksi
secara aman, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai akan
menghilangkan sumber infeksi. Semua donor darah perlu disaring terhadap HAV,
1. Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
hepatik.
2. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis,
3. Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel hati akan diganti
oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras jaringan parut
yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Rohmah dalam Lestari, 2016). Dari hasil
1. Pengumpulan Data
Yang perlu dikaji adalah : nama, usia, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat
Yang perlu dikaji adalah : nama, usia, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat
a. Keluhan utama : keluhan utama adalah keluhan yang paling menonjol yang
dirasakan klien saat dikaji yaitu : adanya nyeri dibagian perut kanan atas (kuadran
1)
dari keluhan utama yang dirasakan saat dikaji dengan menggunakan PQRST.
c. Riwayat kesehatan dahulu klien pernah mengalami penyakit yang sama dengan
penyakit yang sama dengan klien atau penyakit yang diturunkan atau penyakit
menular.
e. Riwayat psikologi dikaji keadaan emosi dan respon keluarga dalam menghadapi
f. Riwayat sosial dikaji tentang pola hidup, kebiasaan dan pola interaksi dengan
g. Pola kebiasaan sehari-hari pola makan dan minum, pola tidur dan istirahat,
3. Data Biologis
a. Keadaan umum
b. Pemeriksaan fisik
Ada empat teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu mencakup inspeksi, palpasi,
1) Sistem pernafasan
Kaji ada tidaknya secret, nyeri tekan pada bagian sinus frontalis dan
deformitas, nyeri tekan dan nyeri lepas tidak ada, pengembangan torak dan
2) Sistem Kardiovaskuler
Ada pembesaran vena jugularis atau tidak, bentuk dada simetris, tidak ada
3) Sistem Gastrointestinal
Biasanya nyeri saat palpasi abdomen, hepar teraba membesar, mual dan
4) Sistem Genitourinaria
6) Sistem Integumen
a) Kuku
b) Rambut Kepala
7) Sistem endokrin
Kaji apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah beninng, apakah
c. Data Psikologis
tingakh laku dan cemas akibat timbulnya sesak nafas. Sehingga perawat dapat
1) Data Sosial
2) Data Spiritual
Data penunjang biasanya berisi hasil dari pemeriksaan penunjang berupa hasil
Laboratorium seperti pemeriksaan darah, urin, feses, rontgen dan lain-lain. Data
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan memberikan dasar penilaian intervensi keperawatan untuk
mencari hasil yang menjadi tanggung gugat perawat ( Doengoes, 2008 ). Dari kebutuhan
mungkin muncul pada klien dengan gangguan sistem gastrointestinal adalah sebagai
berikut :
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
Tindakan / pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik (Wartonah, 2006). Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
2008).
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam
pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai dengan
kebutuhan klien. Semua tindakan keperawatan dicatat ke dalam format yang telah
“kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan
Dafar Pustaka
Budi M.S. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem Pencernaan :
Hepatitis Akut Di Bangsal Dahlia RSUD Banyudono Boyolali. KTI Univ. Muhammadiyah
Surakarta. Tidak dipublikasikan
Doengoes. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
FKUI.2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi IV. 2006 / FKUI. Jakarta Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Lestari W. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal :
Hepatitis B Di Ruang Kenanga RSUD Ciamis. KTI STIKes Muhammadiyah Ciamis. Tidak
diterbitkan.
PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.