S DENGAN
GANGGUAN HEPATITIS DIRUANG BOUGENVIL
RSK Dr SITANALA TANGERANG
DISUSUN 0LEH:
FILIPUS TARIGAN
0
LAPORAN PENDAHULUAN
HEPATITIS
1. DEFINISI
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
2. ETIOLOGI
1. Virus
Type A Type B Type C Type D Type E
Metode Fekal-oral Parenteral Parenteral Parenteral Fekal-
transmisi melalui seksual, jarang perinatal, oral
orang lain perinatal seksual, memerlukan
orang ke koinfeksi
orang, dengan type B
perinatal
Keparah-an Tak Parah Menyebar Peningkatan Sama
ikterik luas, dapat insiden kronis dengan D
dan berkem-bang dan gagal hepar
asimto- sampai kronis akut
matik
Sumber Darah, Darah, saliva, Terutama Melalui darah Darah,
virus feces, semen, melalui darah feces,
saliva sekresi saliva
vagina
2. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
3. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik
dan hepatitis akut.
1
3. PATOFOSIOLOGI
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia.Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena
memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat.Oleh karenanya, sebagian besar pasien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan
tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan
adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati.Selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan
sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena
kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis).Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih
berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-
gatal pada ikterus
2
PATHWAYS
Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin
Nyeri Anoreksia
Gglikogenesis Glukoneogenesis
menurun menurun
Perubahan Nutrisi :
Glikogen dalam hepar berkurang
Kurang Dari Kebutuhan
Glikogenolisis menurun
3
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Malaise, anoreksia, mual, muntah
b. Gejala flu, faringitis, batuk, sakit kepala dan myalgia
c. Demam ditemukan pada infeksi HAV
d. Ikterus di dahului dengan kemunculan urine berwarna gelap
e. Pruritis(biasanya ringan dan sementara)
f. Nyeri tekan pada hati
g. Splenomegali ringan
h. Limpadenopati
5. KOMPLIKASI
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan
oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut
ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan
menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada
alkoholik.
6. PENATALAKSANAAN
medikamentosa.
a. Diit
diberikan infus. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup
kalori (30-35 kalori/kg BB) dengan protein cukup (1 g/kg BB). Pemberian
b. Istirahat
4
Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat.
Kekecualian diberikan kepada mereka dengan umur tua dan keadaan umum
yang buruk.
c. Medikamentosa
tetapi bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini dapat diberikan prednison
fenotiazin.
sakit.
5
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
terpajan hepatitis A.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
- urobilirubin direk
- bilirubun serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HbsAG
c. Waktu protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
6
2) Radiologi
- foto rontgen abdomen
- pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal
yang berlabel radioaktif
- kolestogram dan kalangiogram
- arteriografi pembuluh darah seliaka
3) Pemeriksaan tambahan
- laparoskopi
- biopsi hati
8. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1. Aktivitas
ð Kelemahan
ð Kelelahan
ð Malaise
2. Sirkulasi
ð Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
ð Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
Urine gelap
Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
Anoreksia
Berat badan menurun
Mual dan muntah
Peningkatan oedema
Asites
5. Neurosensori
Peka terhadap rangsang
7
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Nyeri tekan pada kuadran kanan
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
8
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam
empedu
6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
dari agent virus
C. INTERVENSI
9
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan
membebani hepar.
10
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadap inflamasi hepar.
Hasil yang diharapkan :
Tidak terjadi peningkatan suhu
a. Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
b. Ajarkan pasien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah
2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu
timbulnya dehidrasi
c. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk
mengurangi panas tubuh melalui penguapan
d. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya
pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan pasien,
mencegah timbulnya ruam kulit.
11
R/ memungkinkan pasien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan
yang sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk
kegiatan yang kurang penting
d. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu
puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan
keletihan
R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan
yang dapat menimbulkan keletihan
e. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap
asertif, teknik relaksasi)
R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam
empedu
Hasil yang diharapkan :
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
a. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
- Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan
(kadtril, lanolin)
- Keringkan kulit, jaringan digosok
R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang
ujung syaraf
b. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan
dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan
meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi
c. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan pasien untuk memberikan
tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk
R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih
banyak pruritus
d. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
12
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban
kekeringan
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan
intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Hasil yang diharapkan :
Pola nafas adekuat
Intervensi :
a. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau
akumulasi cairan dalam abdomen
b. Auskultasi bunyi nafas tambahan
R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
c. Berikan posisi semi fowler
R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada
diafragma dan meminimalkan ukuran sekret
d. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak
e. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
dari agent virus
Hasil yang diharapkan :
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
a. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat
untuk menangani semua cairan tubuh
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua pasien atau
spesimen
- Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan
tubuh
- Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah
yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum
dengan cara apapun
13
R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus
hepatitis
b. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh
dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan
yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan
materi infeksius dan mencegah transmisi penyakit
c. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada pasien,
keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai
transmisi infeksi
d. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen
kesehatan yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan
dan kemungkinan orang lain terinfeksi
D. DISCHARGE PLANNING
1) Biasakan konsumsi makanan yang bersih dan lihat dulu jika memilih
makanan
2) Biasakan cuci tangan sebelum makan dan setelah aktivitas karena mem-
cuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi
infeksi
3) Banyak minum air putih
4) Olah raga secara teratur dan cukup istirahat
5) Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemili-
han makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan
agar tidak terkena virus yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis
6) Bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat waktu untuk
mencegah terjadinya hepatitis
14
9. DAFTAR PUSTAKA
15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN HEPATITIS DI
RUANG BOUGENVIL RSK Dr SITANALA TANGERANG
A.PENGKAJIAN
Pengkajian tgl : 30-11-2015 Jam : 15.30 wib
Tanggal MRS : 30-11-2015 NO RM : 05 47 62
Ruang/Kelas : Bougenvil/3 Dx.Masuk : Hepatitis
Dokter yg merawat : dr Maya Sp Pd
IDENTITAS
Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 32 th Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam Penanggung Biaya : JKN
Pekerjaan : Karyawan
Suku Bangsa : Betawi
Alamat : Jl. Darusalam Utara I RT 5/5 Batu Ceper -Tangerang
RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN
Keluhan Utama : Rasa nyeri pada ulu hati sebelah kanan dan mual,tidak
nafsu makan, badan pegal dan lemas
Riwayat Penyakit saat ini : Satu minggu SMRS pasien mengeluh mual, nyeri ulu
hati sebelah kanan dan tidak nafsu makan, badan tersa pegal dan lemas, lalu
dibawa keRS sitanala tgl 30-11-2015 jam 06.00 wib pagi,sebelum nya dibawa ke
klinik dekat rumahnya tapi tidak ada perubahan.
16
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum:○baik ○√sedang ○lemah Kesadaran:
Tanda Vital TD:105/60mmHg Nadi:68x/mnt Suhu:37ºc RR:18x/mnt
PERNAFASAAN
Pola Napas irama: √Teratur ○tidak teratur
Jenis ○Dispnoe ○Kusmaul ○ceyne Stokes Lain-lain:
Suara Nafas: √vesikuler ○Stridor ○Wheezing ○Ronchi Lain-lain:-
Sesak nafas ○Ya √Tidak ○ Batuk ○Ya √tidak
Masalah: Pernafasaan tidak ada masalah
KARDIOVASKULER
Irama Jantung : √Reguler ○Ireguler S1/S2tunggal ○Ya √tidak
Nyeri dada : ○YA √Tidak
Bunyi Jantung : √Normal ○Murmur ○gallop lain-lain: -
CRT : √< 3dt ○> 3dt
Akral : √Hangat ○Panas ○Dingin kering ○Dingin basah
Masalah: Kardiovaskuler tidak ada masalah
PERSYARAFAN
GCS : Eye:4 Verbal:5 Motorok:6 Total:15
Refleks Fisiologis: ○ Patella ○ tricep ○ Biceps lain-lain: -
Lain-lain :
Istirahat / Tidur :7 jam/hari Gangguan Tidur: -
Masalah: Persyarafan tidak ada masalah
PENGINDRAAN
Penglihatan (mata)
Pupil : ○ Isokor ○ Anisokor ○ Lain-lain
Sclera/konjungtiva : ○ Anemis ○ Ikterus ○ Lain-lain
17
Lain-lain : pengliatan baik
Pendengaran/Telinga
Gangguan Pendengaran: ○ Ya √ Tidak jelaskan: pendengaran baik
Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk : √ Normal ○ Tidak Jelaskan: -
Gangguan Penciuman: ○ Ya √ Tidak Jelaskan: Penciuman Baik
Masalah: Pengindraan tidak ada masalah
PERKEMIHAN
Kebersihan : √Bersih ○ Kotor
Urine : Jumlah: 1500cc/hr warna : kuning jernih Bau : khas urine
Alat bantu (kateter dan lain-lain) : -
Kandung kencing : Membesar ○ Ya √ Tidak
Nyeri tekan ○ Ya √ Tidak
Gangguan : ○ Anuria ○ Oliguria ○ Retensi
○ Nokturia ○ Inkontinensi ○ Lain-lain
Masalah: Perkemihan tidak ada masalah
PENCERNAAN
Nafsu Makan : ○ Baik √ Menurun Frekwensi : 3x/hari
Porsi makan : ○ Habis √ Tidak Ket: Porsi yg diberikan tidak habis.
Diet : NB
Minum : 1000cc/hari Jenis : Air Putih.
18
Peristaltik : 12x/mnt
Pembesaran Hepar: √ Ya ○ Tidak
Pembesaran Lien : ○ Ya √ Tidak
Nyeri tekan : √ Ya ○ Tidak Lokasi : Perut bagian kanan atas
BAB : 1x/hari Teratur: √ Ya ○ Tidak
Konsistensi : Lembek Bau : Khas Feses Warna : Kuning
Masalah: Gangguan rasa nyaman nyeri
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
MUSKULOSKELETAL/INTEGUMEN
Kemampuan pergerakan sendi : √Bebas ○ Terbatas
Kekuatan otot : ┼
Kulit
Warna kulit : ○ Ikterus ○ Sianotik ○ kemerahan ○ Pucat ○ Hiperpigmentasi
Turgor : √ Baik ○ Sedang ○ Jelek
Oedema : ○ Ada √ Tidak ada Lokasi : -
Luka : ○ Ada ○ Tidak ada lokasi : -
Tanda infeksi luka ○ Ada √ tidak ada
Yang ditemukan:Kalor/Dolor/Tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Masalah: tidak ada masalah
ENDOKRIN
Pembesaran Tyroid : ○ Ya √ Tidak
Hyperglikemia : ○Ya √ Tidak
Hypoglikemia : ○ Ya √Tidak
Luka ganggren : ○ Ya √ Tidak
Pus : ○ Ya √ Tidak
Masalah : Tidak ada masalah.
PERSONAL HIGIENE
Mandi : 2x/hari
Sikat Gigi : 2x/hari
19
Keramas : 2x seminggu
Memotong kuku : 1x seminggu
Ganti pakaian :2xsehari
Masalah : tidak ada masalah
PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
Orang yang paling dekat : Anak nya
Hubungan denganteman dan lingkungan sekitar : Baik
Kegiatan ibadah : solat tdk terganggu
Masalah : tidak ada masalah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
Hematologi darah Kimia Darah
- HB : 11.6g/dl - SGOT : 508u/l
- LECOSIT : 10.000/ul - SGPT : 60u/l
- LED : 25mm/jam - UREUM : 34,2mg/dl
- ERITROSIT : 5,01juta/ul - CREATININ : 1,16mg/dl
- HITUNG JENIS - HbSAg : Positif
Basopil :-%
Eosinopil :3%
Batang :-%
Segmen : 47 %
Limposit : 46 %
Monosit :4%
Trombosit :165.000u/l
HT : 28.8%
Radiologi :
Ro Thorax → Cor dan Pulmo tidak tampak kelainan.
20
EKG :
EKG → hasil normal
USG :
Usg →Tidak tampak massa(-),ada pembengkakan dihepar(+).
THERAFY :
1. IUFD RL : DEX 5% 1:1 20 TPM
2. Ceftriaxon injeksi 1x1gram/iv
3. Rantin injeksi 3x1ampul/iv
4. Donperidon tablet 3x1
5. Neurosanbe tablet 1X1
ANALISADATA
21
terasa pegal dan lemas. nyaman di kuadran
DO : Tampak pasien kanan atas
tidak menghabiskan porsi Anoreksia
makan nya, mukosa mu-
lut kering, mulut bau Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perasaan
tidak nyaman di kuadran kanan atas
22
laku dalam nyeri penuh perhatian diharapkan lebih
(tidak meringis ungkapan pasien efektif mengurangi
kesakitan tentang nyerinya nyeri
4) Berikan informasi 2) Pasienlah yang harus
akurat dan Jelaskan mencoba meyakinkan
penyebab nyeri, pemberi pelayanan
berapa lama nyeri kesehatan bahwa ia
akan berakhir, bila mengalami nyeri.
diketahui 3) Pasien yang disiapkan
5) Kolaborasi dengan untuk mengalami
dokter penggunaan nyeri melalui
analgetik yang tak penjelasan nyeri yang
mengandung efek sesungguhnya akan
hepatotoksi dirasakan (cenderung
lebih tenang dibanding
pasien yang penjelasan
kurang/tidak terdapat
penjelasan)
4) Kemungkinannya
sudah tak bisa dibatasi
dengan teknik untuk
Setelah di- mengurangi nyeri
lakukan tindakan
2 02-12- Perubahan keperawatan 2x
1) Ajarkan dan bantu 1) Keletihan berlanjut
13 nutrisi kurang 24 jam asupan
pasien untuk istirahat menurunkan keinginan
dari kebutuhan nutrisi terpenuhi
sebelum makan untuk makan
Jam:1 tubuh dengan KH:
2) Awasi pemasukan pembesaran hepar
7. berhubungan Makanan yang
diet/jumlah kalori, dapat menekan saluran
dengan disajikan habis
tawarkan makan gastro intestinal dan
perasaan tidak
sedikit tapi sering dan menurunkan
nyaman di mencerna jumlah
tawarkan pagi paling kapasitasnya
kuadran kanan kalori atau
23
atas nutrien yang sering adanyapembesaranhepa
tepat 3) Pertahankan hygiene rdapatmenekansaluran
stabil atau mulut yang baik gastro intestinal
24
penuh pada abdomen
dan dapat
meningkatkan
pemasukan
5) Glukosa dalam
karbohidrat cukup
efektif untuk
pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit
untuk
diserap/dimetabolisme
sehingga akan
membebani hepar
D.CATATAN PERAWATAN
Nama Pasien : Tn. M
Diagnosa Medis : Hepatitis
Ruang Rawat : Bougenvil
Tgl/Jam No.DK Implementasi Tanda Tangan
30/11/2015 1 1) Mengukur tanda-tanda vital
TD:105/60mmHg N:68 Hr:18x/mnt
S:37ºC
25
2) Mengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan pasien tentang nyerinya,
skala nyeri 6, nyeri perut kuadran
atas
3) Memberikan informasi akurat dan
jelaskan penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berakhir, bila
diketahui
4) Mengajarkan teknik relaksasi: tarik
nafas dalam kemudian buang
perlahan
5) Kolaborasi dengan dokter
penggunaan analgetik yang tak
mengandung efek hepatotoksi
26
2) Mengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan pasien tentang nyerinya,
skala nyeri 5, nyeri perut kuadran
atas
3) Memberikan informasi akurat dan
jelaskan penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berakhir
4) Mengajarkan teknik relaksasi: tarik
nafas dalam kemudian buang
perlahan
5) Kolaborasi dengan dokter
penggunaan analgetik yang tak
mengandung efek hepatotoksi
27
ungkapan pasien tentang nyerinya,
skala nyeri 3, nyeri perut kuadran
atas
3) Memberikan informasi akurat dan
jelaskan penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berakhir
4) Mengajarkan teknik relaksasi: tarik
nafas dalam kemudian buang
perlahan
5) Kolaborasi dengan dokter
penggunaan analgetik yang tak
mengandung efek hepatotoksi
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. M
Diagnosa Medis : Hepatitis
Ruang Rawat : Bougenvil
Tgl NO SOAP Tanda Tangan
DK
3/12/201 2 S: Pasien mengatakan nafsu makan sudah
5 membaik, mual kadang-kadang, muntah
tidak ada.
O: Makanan yang disajikan habis, mulut
bersih dan tidak berbau
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
28
2, TD 110/75 mmHg N 80x/mnt, RR
20x/mnt S 36,50C
A:Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
29