Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS PADA An.

D
DENGAN GANGGUAN TYPOID PADA An.D DIRUANG
TULIP RUMAH SAKIT SITANALA TANGERANG

DISUSUN 0LEH:
FILIPUS TARIGAN

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN KELAS


KHUSUS STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2015
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. (Rampengan,1990)
B. Etiologi
Salmonella typhi yang menyebabkan infeksi invasif yang ditandai oleh
demam, toksemia, nyeri perut, konstipasi/diare. Komplikasi yang dapat
terjadi antara lain: perforasi usus, perdarahan, toksemia dan kematian.
(Ranuh, Hariyono, dan dkk. 2001)
Etiologi demam tifoid dan demam paratipoid adalah S.typhi, S.paratyphi
A, S.paratyphi b dan S.paratyphi C. (Arjatmo Tjokronegoro, 1997)

Patofisiologi
Kuman Salmonella Typi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan
makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnakan oleh asam
lambung. Sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan
limfoid plaque peyeri di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Di
tempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi.
Kuman Salmonella Typi kemudian menembud ke lamina propia, masuk
aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial, yang juga
mengalami hipertrofi. Setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini
salmonella typi masuk ke aliran darah melalui duktus thoracicus. Kuman
salmonella typi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus.
Salmonella typi bersarang di plaque peyeri, limpa, hati.
C. Web of cation

Salmonella typhosa

Saluran pencernaan

Diserap oleh usus halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Kelenjar limfoid Hati Limpa Endotoksin


usus halus

Tukak Hepatomegali Splenomegali Demam

Pendarahan dan Nyeri perabaan


perforasi Mual/tidak nafsu makan

Perubahan nutrisi

Resiko kurang volume cairan

D .Penatalaksanaan medis
1. secara oral atau intravena, sampai 7 hari bebas panas
2. Tiamfenikol. Dosis yang diberikan 4 x 500 mg per hari.
3. Kortimoksazol. Dosis 2 x 2 tablet (satu tablet mengandung 400 mg
sulfametoksazol dan 80 mg trimetoprim)
4. Ampisilin dan amoksilin. Dosis berkisar 50-150 mg/kg BB, selama 2
minggu Kloramfenikol. Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg perhari,
dapat diberikan
E.PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN.
Terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Perawatan
Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang
Lebih selama 14 hari.
2 jam untuk mencegah dekubitus, posisi tubuh harus diubah setiap
Mobilisasi sesuai kondisi.
2. Diet
Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakit
Nya (mula-mula air lunak-makanan biasa)
Makanan mengandung cukup cairan, TKTP.
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein,
Tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
F. Rencana keperawatan.
a. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi
1) Tujuan : suhu tubuh turun sampai batas normal
2) Kriteria hasil :
a) Suhu tubuh dalam batas normal 36 – 37 0 C
b) Klien bebas demam
3) Rencana tindakan
a) Bina hubungan baik dengan klien dan keluarga
b) Berikan kompres dingin dan ajarkan cara untuk memakai es
atau handuk pada tubu, khususnya pada aksila atau lipatan
paha.
c) Peningkatan kalori dan beri banyak minuman (cairan)
d) Anjurkan memakai baju tipis yang menyerap keringat.
e) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu dan denyut nadi
f) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
terutama anti piretik.
4) Rasional
a) Dengan hubungan yang baik dapat meningkatkan kerjasama
dengan klien sehingga pengobatan dan perawatan mudah
dilaksanakan.
b) Pemberian kompres dingin merangsang penurunan suhu tubuh.
c) Air merupakan pangatur suhu tubuh. Setiap ada kenaikan suhu
melebihi normal, kebutuhan metabolisme air juga meningkat
dari kebutuhan setiap ada kenaikan suhu tubuh.
d) Baju yang tipis akan mudah untuk menyerap keringat yang
keluar.
e) Observasi tanda-tanda vital merupakan deteksi dini untuk
mengetahui komplikasi yang terjadi sehingga cepat mengambil
tindakan
f) Pemberian obat-obatan terutama antibiotik akan membunuh
kuman Salmonella typhi sehingga mempercepat proses
penyembuhan sedangkan antipiretik untuk menurunkan suhu
tubuh.
b. Diagnosa keperawatan II
Gangguan keseimbangan Gangguan cairan (kurang dari kebutuhan)
sehubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan.
1) Tujuan : kekurangan
2) Kriteria hasil :
a) Mukosa mulut dan bibir tetap basah, turgor kulit normal.
b) Tanda-tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan)
dalam batas normal.
3) Rencana tindakan
a) Monitor intake atau output tiap 6 jam
b) Beri cairan (minum banyak 2 – 3 liter perhari) dan elektrolit
setiap hari.
c) Masukan cairan diregulasi pertama kali karena adanya rasa
haus.
d) Hindarkan sebagian besar gula alkohol, kafein.
e) Timbang berat badan secara efektif.
f) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan secara
intravena.
4) Rasional :
a) Pemenuhan cairan (input) dan koreksi terhadap kekurangan
cairan yang keluar serta deteksi dini terhadap keseimbangan
cairan.
b) Cairan yang terpenuhi dapat membantu metabolisme dalam
keseimbangan suhu tubuh.
c) Haluaran cairan di regulasi oleh kemampuan ginjal untuk
memekatkan urine.
d) Gula, alkohol dan kafein mengandung diuretik meningkatkan
produksi urine dan menyebabkan dehidrasi.
e) Kehilangan berat badan 2-5 % menunjukkan dehidrasi ringan,
5-9 % menunjukkan dehidrasi sedang.
f) Sebagai perawat melakukan fungsinya (independen) sebaik-
baiknya.
c. Diagnosa keperawatan III
Gangguan rasa nyaman (kebutuhan istirahat dan tidur) sehubungan
dengan peningkatan suhu tubuh.
1) Tujuan : kebutuhan rasa nyaman (istirahat dan tidur)
terpenuhi
2) Kriteria hasil :
a) Klien dapat/mampu mengekspresikan kemampuan untuk
istirahat dan tidur.
b) Kebutuhan istirahat dan tidur tidak terganggu.
3) Rencana tindakan
a) Pertahankan tempat tidur yang hangat dan bersih dan nyaman.
b) Kebersihan diri (cuci mulut, gosok gig, mandi sebagian)
c) Mengkaji rutinitas istirahat dan tidur klien sebelum dan
sesudah masuk rumah sakit.
d) Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan atau kebisingan.
e) Batasi pengunjung selama peroide istirahat dan tidur.
f) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
(antipiretik).
4) Rasional :
a) Tempat tidur yang nyaman dapat memberi kenyamanan dalam
masa istirahat klien.
b) Kebersihan diri juga dapat memberikan rasa nyaman dan dapat
membantu kenyamanan klien dalam istirahat dan tidur.
c) Dapat memantau gangguan pola tidur dan istirahat yang
dirasakan.
d) Lingkungan yang tidak tenang, bagi klien akan cepat
menambah beban atau penderitaannya.
e) Pengunjung yang banyak akan mengganggu istirahat dan tidur
klien.
f) Antipiretik dapat menurunkan suhu yang tinggi sehingga
kebutuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi atau gangguan
yang selama ini dialami akan berkurang.
d. Diagnosa keperawatan IV
Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang
penyakitnya.
1) Tujuan : cemas berkurang atau hilang
2) Kriteria hasil :
a) Klien mengerti tentang penyakitnya, kecemasan hilang atau
berkurang.
b) Klien menerima akan keadaan penyakit yang dideritanya.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan pada klien tentang penyakitnya
b) Kaji tingkat kecemasan klien
c) Dampingi klien terutama saat-saat cemas.
d) Tempatkan pada ruangan yang tenang, kurangi kontak dengan
orang lain, klien lain dan keluarga yang menimbulkan cemas.
4) Rasional :
a) Klien mengerti dan merespon dari penjelasan secara kooperatif.
b) Dapat memberi gambaran yang jelas apa yang menjadi
alternatif tindakan yang direncanakan.
c) Klien merasa diperhatikan dan dapat menurunkan tingkat
kecemasan.
d) Dengan ruangan yang tenang dapat mengurangi kecemasannya

DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Mansjoer, Suprohaitan, Wahyu Ika W, Wiwiek S. Kapita Selekta
Kedokteran. Penerbit Media Aesculapius. FKUI Jakarta. 2000.
2. Arjatmo Tjokronegoro & Hendra Utama. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid I. Edisi ke Tiga. FKUI. Jakarta. 1997.
3. Behrman Richard. Ilmu Kesehatan Anak. Alih bahasa: Moelia Radja
Siregar & Manulang. Editor: Peter Anugrah. EGC. Jakarta. 1992.
4. Joss, Vanda dan Rose, Stephan. Penyajian Kasus pada Pediatri. Alih
bahasa Agnes Kartini. Hipokrates. Jakarta. 1997.
5. Ranuh, Hariyono dan Soeyitno, dkk. Buku Imunisasi Di Indonesia, edisi
pertama. Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. 2001.
6. Samsuridjal Djauzi dan Heru Sundaru. Imunisasi Dewasa. FKUI. Jakarta.
2003.
7. Sjamsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. EGC. Jakarta. 1998.
8. Soegeng Soegijanto. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan
Penatalaksanaan. Salemba Medika. Jakarta. 2002.
9. Suriadi & Rita Yuliani. Buku Pegangan Praktek Klinik Asuhan
Keperawatan pada Anak. Edisi I. CV Sagung Seto. Jakarta. 2001.
10. Widiastuti Samekto. Belajar Bertolak dari Masalah Demam Typhoid.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2001.
11. http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2005/02/03brk
PENGKAJIAN ANAK
Data Dasar
- Nama Anak : AN. D - Nama orang Tua : Dodi
Iskandar
- Usia : 7 Tahun - Pendidikan : D3
- Jenis Kelamin : Perempuan - Alamat : Dasana
indah blok
- Anak ke-:1…dari …2.bersaudara SH 6/07 Rt/08/05 Bonang.
- Tanggal Masuk : 15 -12-2015 - Telpon :-
- Diagnosa Medis : Typoid - Sumber informasi: Orang
Tua
 Keluhan Utama : Deman ± 3 hari ↑↓, kalau malam mengigil, muntah
+, mual + ma/mi - , BAB -, BAK 2x, nyeri perut +.
 Keadaan Sakit saat ini : Demam +, mual +, muntah 1x, lemas+.
 Riwayat Kesehatan :
- Riwayat Kelahiran : SC
- Riwayat pemberian makan : 3x ½ piring sedang, suka jajan
mie2an dan ciki
- Diet terakhir (24 jam terakhir) : Makanan lunak
- Status Eliminasi : BAB -, BAK 2x
- Riwayat penyakit masa anak-anak : Deman dan batuk pilek
- Imunisasi : Imunisasi dasar
(BCG,DPT,POLIO,CAMPAK)
 Riwayat Tumbuh Kembang :
- Pertumbuhan fisik : Normal
- Perkembangan motorik halus : : Kemampuan mengamati
sesuatu baik, melakukan gerakan2 bagian tubuh baik.
- Perkembangan motorik kasar :Pregerakan dan sikap tubuh
baik
- Tidur : Jam 21.00 s/d 05.00 ( 8 jam )
- Perkembangan bahasa ; Kemampuan untuk
memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan.
- Perkembangan social : Bersosialisasi dengan
lingkungan rumah dan sekolah sangat baik.
- Perkembangan kognitif :
- Riwayat social/personal ( termasuk genogram) :
GENOGRAM

Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
+ :Meninggal

TINJAUAN SISTEM
1. Keadaan Umum dan tanda-tanda vital
Keadaan umum : Compos mentis
TB / BB : 120 cm/ 24 kg
Suhu : 38,3 ◦c
.Pernafasan : 22x/m
Nadi : 120x/m
TD : 100/80 mmhg
LILA :

2. Pengkajian Kardiovaskular
 Nadi
- Denyut apeks – frekuensi : 120x/m .Irama : reguler
- Nadi perifer : Tidak ada ; jika ada : frekuensi : normal .Irama :
reguler Kualitas , perbedaan antar ekstremitas : -
- Tekanan Darah - semua ekstremitas :normal
 Toraks dan hasil Auskultasi
- Lingkar dada (toraks) : normal
- Adanya Deformitas Toraks : normal
- Bunyi Jantung : Normal
 Tampilan umum
- Tingkat aktifitas :
- Perilaku gelisah dan ketakutan : normal
- Jari tabuh (clubbing) pada tangan dan kaki : normal
 Kulit
- Warna : sawo mateng
- Elastisitas : lentur.
- Suhu : 38◦c.
 Edema
- Periorbital :-
- Ekstremitas : -

3. Pengkajian Respiratori
 Bernafas
- Frekuensi pernafasan .Kedalaman: Normal , Kesimetrisan: normal.
- Pola nafas : reguler
- Retraksi : Normal
- Pernafasan Cuping hidung : Normal
- Posisi yang nyaman : telentang.
 Auskultasi Toraks
- Bunyi Nafas : Normal
- Fase Ekspirasi dan inspirasi memanjang : Normal
 Pemeriksaan Toraks
- Lingkar Dada : normal ( 42 cm )
- Bentuk Dada : normal
 Tampilan Umum
- Tingkat Aktivitas : lemah
- Perilaku : apatis ; gelisah; ketakutan : tidak

4. Pengkajian Neurologik
 Tingkat Kesadaran (GCS)
 Pemeriksaan Kepala
- Bentuk Umum : Normal
- Fontanel : Normal
- Lingkar Kepala (dibawah 2 tahun) :
 Reaksi pupil
- Ukuran : normal
- Reaksi Terhadap cahaya : baik
 Afek
- Alam Perasaan : Normal
- Labilitas : Normal
 Aktifitas kejang
- Jenis : tonik klonik
- Lamanya : ± 1 menit
 Fungsi Sensori
- Reaksi terhadap Nyeri : normal
- Reaksi Terhadap Suhu : normal
 Refleks
- Refleks tendo dan superficial :normal
- Refleks patologis : normal
 Kemampuan intelektual (tergantung tingkat perkembangan)
- Kemampuan menulis dan menggambar : baik
- Kemampuan Membaca : baik

5. Pengkajian Gastrointestinal
 Hidrasi
- Turgor kulit : lentur
- Membrane Mukosa : lembab
- Asupan dan Haluaran : normal
 Abdomen
- Nyeri : pada ulu hati
- Kekakuan : tidak
- Bising Usus : normal
- Muntah; Jumlah: : 100 cc.Frekuensi : 1x .karakteristik: normal
- Feces ; Jumlah : - Frekuensi:: - Karakteristik:normal
- Kram : tidak

6. Pengkajian Renal
 Fungsi Ginjal
- Nyeri tekan pinggang atau supra pubik :tidak
- Disuria : tidak
- Pola berkemih; lancer / menetes : lancar
- Urgensi : normal.
- Adanya asites : tidak
- Adanya; Edema skrotum; periorbital; tungkai bawah.: tidak
 Karakteristik Urin dan Urinisasi
- Urine tampak bening atau keruh : bening
- Warna : kuning muda
- Bau; ammonia; aseton : aceton
- Berat Jenis : -
- Menangis setelah berkemih : tidak
 Hidrasi
- Turgor kulit : normal
- Membrane Mukosa : lembab
- Asupan dan Haluaran : normal.
 Genetalia
- Iritasi : normal
- Secret :.normal

7. Pengkajian Muskuloskeletal
 Fungsi Motorik Kasar
- Ukuran otot; adanya atrofi atau hipertrofi otot : normal
- Tonus Otot ; spastisitas; rentang gerak terbatas: normal.
- Kekuatan : normal
- Gerakan abnormal : normal
 Fungsi Motorik Halus
- Manipulasi mainan : respon baik
- Menggambar : baik
 Kontrol Postur
- Mempertahankan posisi tegak : normal
- Bergoyang-goyang : normal.
 Persendian
- Rentang gerak : normal
- Kontraktur : normal
- Adanya edema dan nyeri : tidak.
- Tonjolan abnormal :normal
 Tulang Belakang
- Lengkung tulang belakang ; skoliosis; kifosis : normal

8. Pengkajian Hematologik
 Kulit
- Warna : sawo mateng
- Adanya petekhi; memar :normal
- Perdarahan dari membrane mukosa atau dari luka suntikan atau
fungsi vena : normal
 Abdomen
- Pembesaran hati : normal
- Pembesaran Limpa : normal.

9. Pengkajian Endokrin
 Status Hidrasi
- Poliuria : tidak
- Polifagia : tidak
- Polidipsi : tidak
- Kulit Kering : tidak
 Tampilan Umum
- Alam Perasaan : baik
- Iritabilitas : baik
- Sakit Kepala : tidak
- Gemetar : tidak

10. Obat-obatan
Nama obat Dosis Indikasi Kontra Efek
Indikasi Samping
sanmol 3x1 cth Menurunkan - Mual
demam dan nyeri
buffet 3x1/2 cth -
contusi 3x1/2 cth Menghilangkan - Tidur
batuk.
Diazepam 3x 0,5 mg Meredakan - Tidur
kejang

11. Pemeriksaan Laboraturium


Laboratorium tanggal 14 -12-2015
Jenis Nilai Nilai saat Interpretasi
pemeriksaan Normal ini
Haenoglobin 13 – 18 10,4
Leukisit 5 – 10 9,6
Trombosit 150-450 186
Eritrosit 4,6
Limfosit 11
Hematokrit 40 – 50 32
Natrium 140
Segmen 81
Clorida 94
WIDAL
S.paratyphi AH 1/160
S.paratyphi CH 1/160

12. Pemeriksaan Diagnostik beserta kesannya ( Rontgen, USG, CT-Scan, dll)


Klien tidak ada pemeriksaan Rontgen,USG,CT-Scan
13. Format rencana keperawatan.
Nama Mahasiswa : Filipus Tarigan Nama Klien : AN.D(9).
Tanggal :15-12-2015 Diagnosa Medis : Typoid
Pengkajian Perencanaan
Data Objektif Tujuan: Intervensi: Rasional:
KU lemah, kes
suhu tubuh turun 1.Bina hubungan 1.Pemberian
CM, TD: 100/70,
sampai batas baik dengan klien kompres dingin
N: 120x/m S:
normal. dan keluarga merangsang
38,1, RR: 22x/m.
Kriteria hasil: 2.Berikan kompres penurunan suhu
Data Subjektif
OT mengatakan -Suhu tubuh dalam dingin dan ajarkan tubuh.
klien demam ± 3 batas normal 36 – cara untuk 2.Air merupakan
hari, mual, 37 0 C memakai es atau pangatur suhu
muntah 1x, lemas -Klien bebas handuk pada tubu, tubuh. Setiap ada
+. demam khususnya pada kenaikan suhu
aksila atau lipatan melebihi normal,
Diagnosa
paha. kebutuhan
keperawatan:
Peningkatan suhu 3.Peningkatan metabolisme air
tubuh sehubungan kalori dan beri juga meningkat
dengan proses banyak minuman dari kebutuhan
infeksi. (cairan) setiap ada
4.Anjurkan kenaikan suhu
memakai baju tubuh.
tipis yang 3.Baju yang tipis
menyerap keringat. akan mudah untuk
5.Observasi tanda- menyerap keringat
tanda vital yang keluar.
terutama suhu dan 4.Observasi tanda-
denyut nadi tanda vital
Kolaborasi dengan merupakan
tim medis dalam deteksi dini untuk
pemberian obat- mengetahui
obatan terutama komplikasi yang
anti piretik. terjadi sehingga
cepat mengambil
tindakan
Pemberian obat-
obatan terutama
antibiotik akan
Data Objektif:
membunuh kuman
Klien tampak
Salmonella typhi
pucat, lemah, kes:
sehingga
CM, TTV: S;
mempercepat
38,1, RR: 22x/m,
proses
N: 120x/m.
Data Subjektif: penyembuhan
OT mengatakan
lemas +, mual +, sedangkan
napsu makan antipiretik untuk
menurun. menurunkan suhu
Diagnosa
tubuh.
keperawatan:
Gangguan
Tujuan: Intervensi: Rasional:
keseimbangan
kekurangan cairan 1.Monitor intake 1.Pemenuhan
cairan (kurang
teratasi. atau output tiap 6 cairan (input) dan
dari kebutuhan)
Kriteria hasil: jam koreksi terhadap
sehubungan
1.Mukosa mulut 2.Beri cairan kekurangan cairan
dengan
dan bibir tetap (minum banyak 2 yang keluar serta
pengeluaran
basah, turgor kulit – 3 liter perhari) deteksi dini
cairan yang
normal. dan elektrolit terhadap
berlebihan
2.Tanda-tanda setiap hari. keseimbangan
vital ( suhu, nadi, 3.Masukan cairan cairan.
tekanan darah, diregulasi pertama 2.Cairan yang
pernafasan) dalam kali karena adanya terpenuhi dapat
batas normal. rasa haus. membantu
4.Hindarkan metabolisme
sebagian besar dalam
gula alkohol, keseimbangan
kafein. suhu tubuh.
5.Timbang berat 3.Haluaran cairan
badan secara di regulasi oleh
efektif. kemampuan ginjal
Kolaborasi dengan untuk
tim medis dalam memekatkan
pemberian cairan urine.
secara intravena 4.Gula, alkohol
dan kafein
mengandung
diuretik
meningkatkan
produksi urine dan
menyebabkan
dehidrasi.
5.Kehilangan
berat badan 2-5 %
menunjukkan
dehidrasi ringan,
5-9 %
menunjukkan
dehidrasi sedang.

14. Format catatan perkembangan klien.

Nama mahasiswa : Filipus Tarigan Nama klien : AN.D (7)


Tanggal: 16-12-2115 Diagnosa medis; Typoid

No. Diagnosa Kperawatan Implementasi Evaluasi


1. Peningkatan suhu tubuh 16-12-2015 jam 17.00 wib S. OT
sehubungan dengan 1.Bina hubungan baik mengatakan klien
proses infeksi. dengan klien dan keluarga. demam ± 3 hari,
Jam 18.00 wib. mual, muntah 1x,
2.Berikan kompres dingin lemas +.
O. KU lemah, kes
dan ajarkan cara untuk
CM, TD: 100/70,
memakai es atau handuk
N: 120x/m S: 38,1,
pada tubu, khususnya pada
RR: 22x/m.
aksila atau lipatan paha.
A. Peningkatan
Jam 18.30 wib
suhu tubuh belum
3.Peningkatan kalori dan
teratasi.
beri banyak minuman P. Lanjutkan
(cairan) intervensi 1,2,3,4
Jam 19.00 wib dan 5.
4.Anjurkan memakai baju
tipis yang menyerap
keringat.
Jam 19.30 wib
5.Observasi tanda-tanda
vital terutama suhu dan
denyut nadi
Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat-obatan terutama anti
piretik.

Anda mungkin juga menyukai