1. Definisi
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. (Rampengan,1990)
2. Etiologi
Salmonella typhi yang menyebabkan infeksi invasif yang ditandai oleh
demam, toksemia, nyeri perut, konstipasi/diare. Komplikasi yang dapat terjadi
antara lain: perforasi usus, perdarahan, toksemia dan kematian. (Ranuh,
Hariyono, dan dkk. 2001)
Etiologi demam tifoid dan demam paratipoid adalah S.typhi, S.paratyphi A,
S.paratyphi b dan S.paratyphi C. (Arjatmo Tjokronegoro, 1997)
3. Patofisiologi
Kuman Salmonella Typi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan
makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnakan oleh asam
lambung. Sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid
plaque peyeri di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Di tempat ini
komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi. Kuman
Salmonella Typi kemudian menembud ke lamina propia, masuk aliran limfe
dan mencapai kelenjar limfe mesenterial, yang juga mengalami hipertrofi.
Setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini salmonella typi masuk ke aliran
darah melalui duktus thoracicus. Kuman salmonella typi lain mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella typi bersarang di plaque peyeri,
limpa, hati.
1
4. Web of cation
Salmonella typhosa
Saluran pencernaan
Perubahan nutrisi
5. Penatalaksanaan
a) Medis
1. Secara oral atau intravena, sampai 7 hari bebas panas
2. Tiamfenikol. Dosis yang diberikan 4 x 500 mg per hari.
3. Kortimoksazol. Dosis 2 x 2 tablet (satu tablet mengandung 400 mg
sulfametoksazol dan 80 mg trimetoprim)
4. Ampisilin dan amoksilin. Dosis berkisar 50-150 mg/kg BB, selama 2
minggu Kloramfenikol. Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg
perhari, dapat diberikan
2
b) Keperawatan.
Terdiri dari 2 bagian, yaitu :
1. Perawatan
o Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang
o Lebih selama 14 hari.
o 2 jam untuk mencegah dekubitus, posisi tubuh harus diubah setiap
o Mobilisasi sesuai kondisi.
2. Diet
o Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakit
o Nya (mula-mula air lunak-makanan biasa)
o Makanan mengandung cukup cairan, TKTP.
o Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein,
o Tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
6. Asuhan Keperawatan.
a. diagnosa keperawatan 1
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi
1) Tujuan : suhu tubuh turun sampai batas normal
2) Kriteria hasil :
a) Suhu tubuh dalam batas normal 36 – 37 0 C
b) Klien bebas demam
3) Rencana tindakan
a) Bina hubungan baik dengan klien dan keluarga
b) Berikan kompres dingin dan ajarkan cara untuk memakai es atau
handuk pada tubu, khususnya pada aksila atau lipatan paha.
c) Peningkatan kalori dan beri banyak minuman (cairan)
d) Anjurkan memakai baju tipis yang menyerap keringat.
e) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu dan denyut nadi
f) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
terutama anti piretik.
4) Rasional
a) Dengan hubungan yang baik dapat meningkatkan kerjasama
dengan klien sehingga pengobatan dan perawatan mudah
dilaksanakan.
b) Pemberian kompres dingin merangsang penurunan suhu tubuh.
c) Air merupakan pangatur suhu tubuh. Setiap ada kenaikan suhu
melebihi normal, kebutuhan metabolisme air juga meningkat dari
3
kebutuhan setiap ada kenaikan suhu tubuh.
d) Baju yang tipis akan mudah untuk menyerap keringat yang keluar.
e) Observasi tanda-tanda vital merupakan deteksi dini untuk
mengetahui komplikasi yang terjadi sehingga cepat mengambil
tindakan
f) Pemberian obat-obatan terutama antibiotik akan membunuh kuman
Salmonella typhi sehingga mempercepat proses penyembuhan
sedangkan antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh.
b. Diagnosa keperawatan II
Gangguan keseimbangan Gangguan cairan (kurang dari kebutuhan)
sehubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan.
1) Tujuan : kekurangan
2) Kriteria hasil :
a) Mukosa mulut dan bibir tetap basah, turgor kulit normal.
b) Tanda-tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan) dalam
batas normal.
3) Rencana tindakan
a) Monitor intake atau output tiap 6 jam
b) Beri cairan (minum banyak 2 – 3 liter perhari) dan elektrolit setiap
hari.
c) Masukan cairan diregulasi pertama kali karena adanya rasa haus.
d) Hindarkan sebagian besar gula alkohol, kafein.
e) Timbang berat badan secara efektif.
f) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan secara
intravena.
4) Rasional :
a) Pemenuhan cairan (input) dan koreksi terhadap kekurangan cairan
yang keluar serta deteksi dini terhadap keseimbangan cairan.
b) Cairan yang terpenuhi dapat membantu metabolisme dalam
keseimbangan suhu tubuh.
c) Haluaran cairan di regulasi oleh kemampuan ginjal untuk
memekatkan urine.
d) Gula, alkohol dan kafein mengandung diuretik meningkatkan
produksi urine dan menyebabkan dehidrasi.
e) Kehilangan berat badan 2-5 % menunjukkan dehidrasi ringan, 5-9
% menunjukkan dehidrasi sedang.
f) Sebagai perawat melakukan fungsinya (independen) sebaik-
4
baiknya.
c. Diagnosa keperawatan III
Gangguan rasa nyaman (kebutuhan istirahat dan tidur) sehubungan dengan
peningkatan suhu tubuh.
1) Tujuan : kebutuhan rasa nyaman (istirahat dan tidur) terpenuhi
2) Kriteria hasil :
a) Klien dapat/mampu mengekspresikan kemampuan untuk istirahat
dan tidur.
b) Kebutuhan istirahat dan tidur tidak terganggu.
3) Rencana tindakan
a) Pertahankan tempat tidur yang hangat dan bersih dan nyaman.
b) Kebersihan diri (cuci mulut, gosok gig, mandi sebagian)
c) Mengkaji rutinitas istirahat dan tidur klien sebelum dan sesudah
masuk rumah sakit.
d) Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan atau kebisingan.
e) Batasi pengunjung selama peroide istirahat dan tidur.
f) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi (antipiretik).
4) Rasional :
a) Tempat tidur yang nyaman dapat memberi kenyamanan dalam
masa istirahat klien.
b) Kebersihan diri juga dapat memberikan rasa nyaman dan dapat
membantu kenyamanan klien dalam istirahat dan tidur.
c) Dapat memantau gangguan pola tidur dan istirahat yang dirasakan.
d) Lingkungan yang tidak tenang, bagi klien akan cepat menambah
beban atau penderitaannya.
e) Pengunjung yang banyak akan mengganggu istirahat dan tidur
klien.
f) Antipiretik dapat menurunkan suhu yang tinggi sehingga
kebutuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi atau gangguan yang
selama ini dialami akan berkurang.
d. Diagnosa keperawatan IV
Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang
penyakitnya.
1) Tujuan : cemas berkurang atau hilang
2) Kriteria hasil :
a) Klien mengerti tentang penyakitnya, kecemasan hilang atau
berkurang.
5
b) Klien menerima akan keadaan penyakit yang dideritanya.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan pada klien tentang penyakitnya
b) Kaji tingkat kecemasan klien
c) Dampingi klien terutama saat-saat cemas.
d) Tempatkan pada ruangan yang tenang, kurangi kontak dengan
orang lain, klien lain dan keluarga yang menimbulkan cemas.
4) Rasional :
a) Klien mengerti dan merespon dari penjelasan secara kooperatif.
b) Dapat memberi gambaran yang jelas apa yang menjadi alternatif
tindakan yang direncanakan.
c) Klien merasa diperhatikan dan dapat menurunkan tingkat
kecemasan.
d) Dengan ruangan yang tenang dapat mengurangi kecemasannya
7. Dicharge Planning
8. DAFTAR PUSTAKA
7
PENGKAJIAN ANAK
Data Dasar
- Nama Anak : AN. V - Nama orang Tua : TN. D
- Usia : 7 Tahun - Pendidikan : D3
- Jenis Kelamin : Perempuan - Alamat : Dasan indah blok
- Anak ke-:1…dari …2.bersaudara SH 6/07 Rt/08/05
Bonang.
- Tanggal Masuk : 28 -12-2015 - Telpon :-
- Diagnosa Medis : Typoid - Sumber informasi: Orang Tua
Pasien
TINJAUAN SISTEM
1. Keadaan Umum dan tanda-tanda vital
Keadaan umum : Compos mentis
TB / BB : 120 cm/ 24 kg
Suhu : 38,3 ◦c
.Pernafasan : 22x/m
Nadi : 120x/m
TD : 100/80 mmhg
LILA :
2. Pengkajian Kardiovaskular
Nadi
- Denyut apeks – frekuensi : 120x/m .Irama : reguler
- Nadi perifer : Tidak ada ; jika ada : frekuensi : normal .Irama : reguler
Kualitas , perbedaan antar ekstremitas : -
- Tekanan Darah - semua ekstremitas :normal
Toraks dan hasil Auskultasi
- Lingkar dada (toraks) : normal
- Adanya Deformitas Toraks : normal
- Bunyi Jantung : Normal
Tampilan umum
- Tingkat aktifitas :
9
- Perilaku gelisah dan ketakutan : normal
- Jari tabuh (clubbing) pada tangan dan kaki : normal
Kulit
- Warna : sawo mateng
- Elastisitas : lentur.
- Suhu : 38◦c.
Edema
- Periorbital :-
- Ekstremitas : -
3. Pengkajian Respiratori
Bernafas
- Frekuensi pernafasan .Kedalaman: Normal , Kesimetrisan: normal.
- Pola nafas : reguler
- Retraksi : Normal
- Pernafasan Cuping hidung : Normal
- Posisi yang nyaman : telentang.
Auskultasi Toraks
- Bunyi Nafas : Normal
- Fase Ekspirasi dan inspirasi memanjang : Normal
Pemeriksaan Toraks
- Lingkar Dada : normal ( 42 cm )
- Bentuk Dada : normal
Tampilan Umum
- Tingkat Aktivitas : lemah
- Perilaku : apatis ; gelisah; ketakutan : tidak
4. Pengkajian Neurologik
Tingkat Kesadaran (GCS)
Pemeriksaan Kepala
- Bentuk Umum : Normal
- Fontanel : Normal
- Lingkar Kepala (dibawah 2 tahun) :
Reaksi pupil
- Ukuran : normal
- Reaksi Terhadap cahaya : baik
10
Afek
- Alam Perasaan : Normal
- Labilitas : Normal
Aktifitas kejang
- Jenis : tonik klonik
- Lamanya : ± 1 menit
Fungsi Sensori
- Reaksi terhadap Nyeri : normal
- Reaksi Terhadap Suhu : normal
Refleks
- Refleks tendo dan superficial :normal
- Refleks patologis : normal
Kemampuan intelektual (tergantung tingkat perkembangan)
- Kemampuan menulis dan menggambar : baik
- Kemampuan Membaca : baik
5. Pengkajian Gastrointestinal
Hidrasi
- Turgor kulit : lentur
- Membrane Mukosa : lembab
- Asupan dan Haluaran : normal
Abdomen
- Nyeri : pada ulu hati
- Kekakuan : tidak
- Bising Usus : normal
- Muntah; Jumlah: : 100 cc.Frekuensi : 1x .karakteristik: normal
- Feces ; Jumlah : - Frekuensi:: - Karakteristik:normal
- Kram : tidak
6. Pengkajian Renal
Fungsi Ginjal
- Nyeri tekan pinggang atau supra pubik :tidak
- Disuria : tidak
- Pola berkemih; lancer / menetes : lancar
- Urgensi : normal.
- Adanya asites : tidak
11
- Adanya; Edema skrotum; periorbital; tungkai bawah.: tidak
Karakteristik Urin dan Urinisasi
- Urine tampak bening atau keruh : bening
- Warna : kuning muda
- Bau; ammonia; aseton : aceton
- Berat Jenis : -
- Menangis setelah berkemih : tidak
Hidrasi
- Turgor kulit : normal
- Membrane Mukosa : lembab
- Asupan dan Haluaran : normal.
Genetalia
- Iritasi : normal
- Secret :.normal
7. Pengkajian Muskuloskeletal
Fungsi Motorik Kasar
- Ukuran otot; adanya atrofi atau hipertrofi otot : normal
- Tonus Otot ; spastisitas; rentang gerak terbatas: normal.
- Kekuatan : normal
- Gerakan abnormal : normal
Fungsi Motorik Halus
- Manipulasi mainan : respon baik
- Menggambar : baik
Kontrol Postur
- Mempertahankan posisi tegak : normal
- Bergoyang-goyang : normal.
Persendian
- Rentang gerak : normal
- Kontraktur : normal
- Adanya edema dan nyeri : tidak.
- Tonjolan abnormal :normal
Tulang Belakang
- Lengkung tulang belakang ; skoliosis; kifosis : normal
12
8. Pengkajian Hematologik
Kulit
- Warna : sawo mateng
- Adanya petekhi; memar :normal
- Perdarahan dari membrane mukosa atau dari luka suntikan atau
fungsi vena : normal
Abdomen
- Pembesaran hati : normal
- Pembesaran Limpa : normal.
9. Pengkajian Endokrin
Status Hidrasi
- Poliuria : tidak
- Polifagia : tidak
- Polidipsi : tidak
- Kulit Kering : tidak
Tampilan Umum
- Alam Perasaan : baik
- Iritabilitas : baik
- Sakit Kepala : tidak
- Gemetar : tidak
10. Obat-obatan
11.
Nama obat Dosis
sanmol 3x1 cth
buffet 3x1/2 cth
contusi 3x1/2 cth
Diazepam 3x 0,5 mg
13
12. Pemeriksaan Laboraturium
Laboratorium tanggal 17 -01-2014
Jenis pemeriksaan Nilai Nilai saat
Normal ini
Haenoglobin 13 – 18 10,4
Leukisit 5 – 10 9,6
Trombosit 150-450 186
Eritrosit 4,6
Limfosit 11
Hematokrit 40 – 50 32
Natrium 140
Segmen 81
Clorida 94
WIDAL
S.paratyphi AH 1/160
S.paratyphi CH 1/160
14
keperawatan: kalori dan beri juga meningkat
Peningkatan suhu banyak minuman dari kebutuhan
tubuh sehubungan (cairan) setiap ada
dengan proses 4.Anjurkan kenaikan suhu
infeksi. memakai baju tipis tubuh.
yang menyerap 3.Baju yang tipis
keringat. akan mudah untuk
5.Observasi tanda- menyerap keringat
tanda vital terutama yang keluar.
suhu dan denyut 4.Observasi tanda-
nadi tanda vital
Kolaborasi dengan merupakan deteksi
tim medis dalam dini untuk
pemberian obat- mengetahui
obatan terutama komplikasi yang
anti piretik. terjadi sehingga
cepat mengambil
tindakan
Pemberian obat-
obatan terutama
antibiotik akan
membunuh kuman
Salmonella typhi
sehingga
mempercepat
proses
penyembuhan
sedangkan
antipiretik untuk
menurunkan suhu
tubuh.
Intervensi: Rasional:
Tujuan: 1.Monitor intake 1.Pemenuhan
kekurangan cairan atau output tiap 6 cairan (input) dan
teratasi. jam koreksi terhadap
15
Data Objektif: Kriteria hasil: 2.Beri cairan kekurangan cairan
Klien tampak 1.Mukosa mulut (minum banyak 2 – yang keluar serta
pucat, lemah, kes: dan bibir tetap 3 liter perhari) dan deteksi dini
CM, TTV: S; 38,1, basah, turgor kulit elektrolit setiap terhadap
RR: 22x/m, N: normal. hari. keseimbangan
120x/m. 2.Tanda-tanda vital 3.Masukan cairan cairan.
Data Subjektif: ( suhu, nadi, diregulasi pertama 2.Cairan yang
OT mengatakan tekanan darah, kali karena adanya terpenuhi dapat
lemas +, mual +, pernafasan) dalam rasa haus. membantu
napsu makan batas normal. 4.Hindarkan metabolisme
menurun. sebagian besar gula dalam
Diagnosa alkohol, kafein. keseimbangan
keperawatan: 5.Timbang berat suhu tubuh.
Gangguan badan secara 3.Haluaran cairan
keseimbangan efektif. di regulasi oleh
cairan (kurang dari Kolaborasi dengan kemampuan ginjal
kebutuhan) tim medis dalam untuk memekatkan
sehubungan pemberian cairan urine.
dengan secara intravena 4.Gula, alkohol
pengeluaran cairan dan kafein
yang berlebihan mengandung
diuretik
meningkatkan
produksi urine dan
menyebabkan
dehidrasi.
5.Kehilangan berat
badan 2-5 %
menunjukkan
dehidrasi ringan,
5-9 %
menunjukkan
dehidrasi sedang.
16
14. Format Catatan Perkembangan Klien.
17