Anda di halaman 1dari 36

Kelompok Gastro-Hepar

2020
2
• Hepatitis B merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B (HBV), anggota famili hepadnavirus yang menyebabkan
peradangan hati akut atau kronis, dapat berlanjut menjadi sirosis
hati atau kanker hati.
• HBV ditularkan ketika darah, air mani, atau cairan tubuh lain dari
orang yang terinfeksi virus memasuki tubuh seseorang yang tidak
terinfeksi, melalui kontak seksual, berbagi jarum, jarum suntik,
atau dari ibu ke bayi saat lahir.

Akut Kronis
3
• Berdasarkan laporan WHO (World Health Organitation)
tahun 2013 terdapat 2 milyar penduduk di dunia menderita
penyakit hepaitis, 240 juta orang menderita hepatitis B
kronik
• 1,46 juta diantara mengalami kematian, kematian penyakit
ini sebanding dengan kematian HIV yaitu 1,3 juta kematian,
TBC 1,2 juta kematian dan malaria 0,5 juta kematian.
• Namun, penyakit hepatitis belum mendapatkan perhatian
serius seperti ketiga penyakit tersebut

4
o Virus hepatitis B (HBV) berukuran sekitar 42 nm, memiliki
lapisan luar (selaput) yang berfungsi sebagai antigen HBsAg,
mempunyai bagian inti dengan partikel inti HBcAg dan
HBeAg (Widoyono, 2011). Masa inkubasi pada virus ini
berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari
(Sudoyo et al, 2009).

Subtipe
• Adw : Afrika Utara, Tengah dan Afrika Barat
melalui Mediterania sampai ke India
• Ayw : Australia sebagai suptipe dominan
dan di daerah Asia selatan seperti Okinawa,
Taiwan, Filipina, Indonesia, China Selatan,
India Barat Daya
• Adr : Asia Timur laut sampai Asia bagian
selatan 5
6
ADD A FOOTER 7
Kontaminasi virus (sanitasi) Pengaruh Alkohol Kerusakan hepar
PATOFISIOLOGI Masuk secara fecal-oral Hepatitis B -> kronis
(sirosis & Ca hepar)

Invasi virus hepatitis E dalam


PERADANGAN HEPAR Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis D tubuh

Gangguan suplai darah Pembesaran hati


Aktivasi neutrophil dan normal pada hepar (hepatomegali)
makrofag
Kerusakan sel hati dan Mendesak organ
Pengeluaran asam empedu intrabdominal
arakidonat

Pengeluaran PG Obstruksi Kerusakan fungsi hati Mendesak Lambung Nyeri abdomen Hipertensi porta pada
Gangguan eksresi HCL meningkat hepar
Aktivasi kerja Pengeluaran bilirubin Nyeri akut
thermostat empedu tidak sempurna
Rangsangan mual dan Pengumpulan cairan di
hipotalamus
Retensi bilirubin muntah rongga peritoneum
Peningkatan suhu
Peningkatan kadar Anoreksia dan mulut Asites
tubuh (demam) Kehilangan banyak cairan
bilirubin didalam tubuh terasa pahit

Peningkatan garam Jumlah Na,K menurun Ketidak seimbangan


Ikterus pada Gangguan pada warna nutrisi (kurang dari
mata dan kulit empedu dalam darah feses
Dehidrasi dan pucat kebutuhan tubuh)
Di eksresi ke ginjal Feses menjadi lebih
pucat
Urin berwarna seperti teh Sumber : Kowalak, Jennifer P. 2011.Buku Ajar Patofisiologi, Hal. 363, Jakarta: EGC
FASE INKUBASI FASE PRODORMAL

• Malaise, anoreksi,mual,muntah, myalgia & mudah Lelah.


• Masa inkubasi virus Hepatitis B adalah 1 -4
• Perubahan rasa pada indra pengecap
bulan, dengan rata-rata 60-90 hari • Demam, kemerahan pada kulit, atralgia dan artritids (serum
sickness-like syndrome) à 1-2 minggu sebelum icterus
• Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas
(regio epigastrium)

FASE IKTERIK FASE KONVALESEN

• Ikterus muncul setelah 5 – 10 hari • Diawali dengan menghilangnya icterus dan keluhan lain, tetapi
• Akhir dari prodromal dan awal dari fase klinis ditandai dengan urin hepatomegaly dan abnormalitas fungsi hati masih tetap ada
yang berwarna coklat,urobilinogenuria persisten, proteinuria ringan • Gejala membaik dan kembalinya nafsu makan
dan microhaematuria dapat berkembang,. • Sekitar 5-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit
• Gejala klinis dan icterus biasanya akan hilang setelah 1 – 3 bulan ditangani, hanya <1% yang menjadi fulminan
9
FASE IMUNOTOLERANSI

• Sistem imun tubuh toleran terhadap VHB sehingga konsentrasi virus


Ø Hepatitis B kronik : peradangan hati yang berlanjut
lebih dari 6 bulan sejak timbul keluhan dan gejala tinggi dalam darah, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti.
penyakit • Virus Hepatitis B berada dalam fase replikatif dengan titer HBsAg
Ø Perjalanan hepatitis B kronik dibagi menjadi 3 fase yang sangat tinggi.
penting :

FASE IMUNOAKTIF (CLEARANCE) FASE RESIDUAL

• Sekitar 30% individu persisten dengan VHB akibat terjadinya replikasi • Tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan pecahnya
virus yang berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang sel-sel hati yang terinfeksi VHB
tampak dari kenaikan konsentrasi ALT • Fase ini ditandai dengan titer HBsAg rendah, HBsAg yang menjadi
• Fase clearance menandakan pasien sudah mulai kehilangan toleransi negative dan anti-Hbe yang menjadi positif serta konsentrasi ALT
imun terhadap VHB. normal.
10
SIROSIS HEPATIS
• Penyakit kronik à kerusakan sel hati, sehingga
akan digantikan oleh jaringan parut à terjadi
penurunan jumlah jaringan normal

• Peningkatan jaringan parut : distorsi struktur


hati yang normalà gangguan aliran darah

• Kolaps lobulus hati, pembentukan fibrous +


regenerasi noduler

• Fibrosis terjadi setelah timbulnya nekrosis


hepatoseluler yang diikuti jembatan fibrosis
portal
11
KARSINOMA HEPATOSELULER
• Hepatokarsinogenesis dapat terjadi dengan adanya
ikatan konvalen antara karsinogen dengan DNA

• Infeksi Hep.B kronis : terjadi integrase genom VHB


dan genom hepatosit atau adanya delesi/
translokasi sekuen DNA tertentu yang dapat
mengubah sifat sel-sel hati à transformulasi
keganasan. (kebal terhadap respon imun)

• Terjadi nektosis dan kematian sel yang diikuti


regenerasi berulang kali dan diikuti replikasi lebih
oleh sel-sel hati yang telah mengalami transformasi
keganasan
12
13
• Keluhan seperti demam, kelelahan, malaise,
anorexia, mual dan rasa tidak nyaman pada
perut. Beberapa individu dapat mengalami diare.
Ikterus (kulit dan sclera menguning), urin
Anamnesis berwarna gelap, dan feses berwarna dempul
dapat ditemukan beberapa hari kemudian.
• Riwayat transmisi seperti pernah transfusi, sex
bebas dan riwayat sakit kuning sebelumnya

• Sklera,konjungtiva, ikterik
• Hepatomegali/splenomegaly
Pemeriksaan • Limfadenopati ringan dapat terjadi
• Palmar eritema atau spider nevi dapat dijumpai
Fisik mesikpun jarang
• Perkusi pada abdomen kuadran kanan atas,
menimbulkan rasa nyeri 14
• Pemeriksaan serologis
• Tes antigen-antibodi virus Hepatitis B
• HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) à jika persisten > 6 bulan
menunjukkan hepatitis B kronik
• Anti-HBs (antibodi terhadap HBsAg)
• HbeAg
• Anti-Hbe
• Anti-Hbc IgM
• Anti-Hbc IgG

15
HBsAg IgM anti-HBc Interpretasi
+ + Hepatitis B akut atau
hepatitis B kronik yang
mengalami
eksaserbasi akut

+ - Hepatitis B kronik
- + Hepatitis B akut
- - Fungsi hati yang
abnormal yang bukan
disebabkan virus
16
hepatitis B
ADD A FOOTER 17
• Pemeriksaan Faal Hati
• Bilirubin à peningkatan kadar bilirubin biasanya muncul
setelah peningkatan SGPT
• SGOT/SGPT à peningkatan SGOT dan SGPT sampai 1000-
2000 IU/L sering dijumpai, dimana kadar SGPT lebih tinggi
dari SGOT
• Viral load HBV-DNA à positif jika menandakan bahwa
penyakitnya aktif dan terjadi replikais virus. Makin tinggi titer
HBV-DNA kemungkinan perburukan penyakit semakin besar

18
19
20
Indikasi terapi pada infeksi Hepatitis B ditentukan
berdasarkan kombinasi dari empat kriteria, antara lain:
(1) nilai DNA VHB serum
(2) status HBeAg
(3) nilai ALT
(4) gambaran histologis hati.

21
ADD A FOOTER 22
ADD A FOOTER 23
ADD A FOOTER 24
• Sampai sekarang telah terdapat setidaknya 2 jenis obat
hepatitis B yang diterima secara luas, yaitu golongan

• interferon (pegylated interferon α-2a 90-180 μg 1 kali per


minggu, maupun pegylated interferon α-2b 1-1,5 μg/kg 1
kali per minggu)

• dan golongan analog nukleos(t)ida. Golongan analog


nukleos(t)ida ini lebih jauh lagi terdiri atas lamivudin 100 mg,
adefovir 10 mg, entecavir 0,5 mg, telbivudin 600 mg, dan
tenofovir 300 mg

25
• kriteria penghentian terapi analog nukleos(t)ida pada pasien dengan
HBeAg positif tanpa sirosis adalah serokonversi HBeAg dengan DNA
VHB tidak terdeteksi yang dipertahankan paling tidak 12 bulan.
• Pada pasien HBeAg positif dengan sirosis yang sudah mencapai
serokonversi HBeAg, terapi direkomendasikan untuk dilanjutkan seumur
hidup.
• Pada pasien dengan HBeAg negatif tanpa sirosis, terapi bisa
dihentikan bila tercapai hilangnya HBsAg.
• Pada pasien HBeAg negatif dengan sirosis, terapi direkomendasikan
untuk dilanjutkan seumur hidup

26
• Terapi menggunakan Peg-IFN merupakan pilihan pada
pasien yang menginginkan terapi untuk jangka waktu
tertentu, dengan durasi terapi sekurang-kurangnya selama 1
tahun.1 Terdapat beberapa prediktor yang dapat
dipertimbangkan untuk digunakan guna memperkirakan
respons terapi dengan Peg-IFN, yaitu dengan strategi
Baseline Guided Therapy (BGT) dan Response Guided
Therapy (RGT).

27
28
29
Ø Hepatitis Iskemik

Ø Penyakit hati oleh obat atau toksin

Ø Obstruksi akut traktus biliaris

Ø Hepatitis Autoimun

Ø Hepatitis Alkoholik

30
Pencegahan Umum Pencegahan Khusus

• Vaksinasi
• Edukasi
• Pencegahan Pasca
Pajanan

Konseling dilakukan dengan tujuan menurunkan mortalitas dan morbiditas hepatitis B kronik .

Terdapat dua kelompok populasi yang dapat diberikan konseling tentang hepatitis B yakni : 31
1. Individu dengan Risiko Tinggi
2. Pengidap Hepatitis B kronik
• Penjelasan umum mengenai penyebab, cara penularan, perjalanan penyakit, gejala umum, terapi,
dan komplikasi hepatitis B
• Cara-cara pencegahan umum infeksi hepatitis B dengan mencegah kontak dengan cairan tubuh
pasien (darah, cairan serebrospinal, peritoneum, pleura, cairan amnion, semen, cairan vagina)
• Konseling untuk meninggalkan gaya hidup berisiko tinggi bila memungkinkan dan menggunakan prinsi
pencegahan penularan yang baik bila gaya hidup tersebut tidak bisa di tinggalkan

• Pasien harus menghindari alkohol sama sekali dan mengurangi makanan yang memiliki kemungkinan
bersifat hepatotoksik
• Pasien harus berhati-hati dalam mengkonsumsi jamu, suplemen, atau obat yang dijual bebas
• Pasien harus memberitahukan status hepatitis B apabila berobat ke dokter untuk menghindari
pemberian terapi yang bersifat hepatotoksik dan terapi immunosupresan
• Perlu dilakukan vaksinasi pada pasangan seksual
• Perunya penggunaan kondom selama berhubungan seksual dengan pasangan yang belum di
vaksinasi
32
• Jika terdapat luka, harus ditutup agar tidak ada kontak dengan orang lain
33
• Lakukan uji HBsAg pada semua ibu hamil dan dilanjutkan dengan DNA VHB pada ibu
dengan HBsAg (+)
• Ibu dengan HBsAg (+) dan DNA VHB >106 IU/mL harus diberikan antiviral pada
trimester 3, untuk menurunkan muatan virus
• Bayi yang lahir tanpa diketahui status HBsAg ibunya, diberikan vaksinasi dalam 12 jam
pertama kehidupan setelah vit K
• Bayi yang lahir dengan ibu HBsAg positif, diberikan vaksinasi Hep B dan HBIg (0,5mL)
pada paha yang berbeda dalam 12 jam pertama
• HBsAg dan anti-HBs bayi dari ibu HBsAg positif harus diperiksa pada usia 1 bulan

34
35

Anda mungkin juga menyukai