Anda di halaman 1dari 16

HEPATITIS A, B, C

OLEH :
SHYANIA ARIA 21701101018
Hepatitis A
 Definisi : infeksi akut di liver yang disebabkan hepatitis A
virus (HAV) biasanya disebarkan melalui rute fekal oral melalui
paparan makanan yang terkontaminasi, air, atau kontak fisik
yang dekat dengan orang yang menular.
 HAV adalah diklasifikasikan dalam keluarga Picornaviridae dan
genus Hepatovirus . Ini adalah virus RNA untai-tunggal (single-
standed, ssRNA) yang bereplikasi terutama di dalam hepatosit.
 Masa inkubasi biasanya berkisar 14 hingga 28 hari tetapi bisa
bertahan hingga 50 hari.
 Patofisiologi
menginvasi
virus masuk masuk ke masuk ke parenkim hati dan
sal. cerna aliran darah hati virus mengalami
(vena porta) replikasi
 

menekan duktus sel parenkim rusak sehingga


kuning terutama sclera biliaris sehingga merangsang mediator inflamasi
rasa gatal Refluk aliran terhambat dan
ekskresi bilirubin ke
-Agregasi magrofag
kencing berwarna s
usus berkurang -pembesaran sel kuffer
seperti teh

produksi empedu
berkurang
sehingga
pencernaan lemak
terganggu

terjadi saraf simpatis dan


mual dan
kerenggangan parasimpatis
pada lambung mengaktifkan saraf muntah
muntah
Subjective Objective Assesment Plan
Demam Pemeriksaan Fisik : Diagnosis Klinis Penatalaksanaan
Mata dan kulit Demam Diagnosis ditegakkan 1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat
kuning Sklera ikterik berdasarkan anamnesis, 2. Tirah baring
Penurunan nafsu Hepatomegali pemeriksaan fisik, dan 3. Pengobatan simptomatik
a. Demam: Ibuprofen 2x400mg/hari.
makan Warna urin seperti teh pemeriksaan
b. Mual: antiemetik seperti Metokloprami 3x10
Nyeri otot dan sendi penunjang.
mg/hari atau Domperidon 3x10mg/hari.
Lemah, letih, dan Pemeriksaan Penunjang c. Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin
lesu. Mual dan 1. Tes laboratorium urin Diagnosis Banding 3x200 mg/hari atau Ranitidin 2x 150mg/hari) atau
muntah (bilirubin di dalam urin) Ikterus obstruktif, Proton Pump Inhibito (Omeprazol 1 x 20 mg/hari).
Warna urine seperti 2. Pemeriksaan darah : Hepatitis B dan C akut,
teh peningkatan kadar bilirubin Sirosis hepatis Rencana Tindak Lanjut
Tinja seperti dempul dalam darah, kadar SGOT Kontrol secara berkala untuk menilai hasil
dan SGPT ≥ 2x nilai normal Komplikasi pengobatan.
tertinggi, dilakukan pada Hepatitis A fulminan,
fasilitas primer yang lebih Ensefalopati hepatikum, Konseling dan Edukasi
1. Sanitasi dan higiene mampu mencegah penularan
lengkap. Koagulopati
virus.
3. IgM anti HAV (di layanan 2. Vaksinasi Hepatitis A diberikan kepada orang-
sekunder) orang yang berisiko tinggi terinfeksi.
3. Keluarga ikut menjaga asupan kalori dancairan
yang adekuat, dan membatasi aktivitas fisik
pasien selama fase akut.

Kriteria Rujukan
4. Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan
penunjang laboratorium
5. Penderita Hepatitis A dengan keluhan ikterik yang
menetap disertai
keluhan yang lain.
6. Penderita Hepatitis A dengan penurunan
kesadaran dengan kemungkinan
Hepatitis B
 Infeksi virus hepatitis B (HBV) adalah masalah kesehatan
global utama yang menyebabkan penyakit hati yang parah
seperti sirosis dan karsinoma hepatoseluler (HCC).  Ini
ditularkan melalui rute seksual, parenteral dan vertikal.
 HBV adalah virus DNA sirkuler, berantai ganda dengan
berbagai penanda serologis untuk infeksi : antigen permukaan
hepatitis B (HBsAg) dan anti-HBs, IgM dan IgG anti-HBc, dan
antigen hepatitis B e (HBeAg) dan anti-HBe. Identifikasi
penanda serologis memungkinkan: untuk mengidentifikasi
pasien dengan infeksi HBV; untuk menjelaskan perjalanan
alami hepatitis B kronis (CHB); untuk menilai fase klinis
infeksi; dan untuk memantau terapi antivirus
patofisiologi
Subjective Objective Assesment Plan
Keluhan Pemeriksaan Fisik DiagnosisKlinis Penatalaksanan
 Umumnya tidak 1. Konjungtiva ikterik Diagnosis ditegakkan 1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat
menimbulkan gejala 2. Pembesaran dan sedikit berdasarkan anamnesis, 2. Tirah baring
terutama pada anak nyeri tekan pada hati pemeriksaan fisik, dan 3. Pengobatan simptomatik
anak 3. Splenomegali dan pemeriksaan penunjang. a. Demam: Ibuprofen 2x400mg/hari.
 Gejala timbul apabila limfadenopati pada 15- b. Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3x10
seseorang telah 20% pasien Diagnosis Banding mg/hari atau Domperidon 3x10mg/hari.
terinfeksi selama 6   Perlemakan hati, c. Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin
minggu, antara lain: Pemeriksaan Penunjang penyakit hati oleh karena 3x200 mg/hari atau Ranitidin 2x 150mg/hari) atau
a. gangguan 4. Tes laboratorium urin obat atau toksin, Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari)
gastrointestinal, (bilirubin di dalam urin) hepatitis autoimun,  
seperti:malaise, 5. Pemeriksaan darah hepatitis alkoholik, Rencana Tindak Lanjut
anoreksia, mual dan peningkatan kadar obstruksi akut traktus biliaris Kontrol secara berkala untuk menilai hasil pengobatan.
muntah; bilirubin dalam darah,  
b. gejala flu: batuk, kadar SGOT dan SGPT ≥ Komplikasi Kriteria Rujukan
fotofobia, sakit kepala, 2x nilai normal tertinggi, Sirosis hepar, Hepatoma 1. Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan penunjang
mialgia. dilakukan pada fasilitas laboratorium di pelayanan kesehatan sekunder
 Gejala prodromal seperti primer yang lebih 2. Penderita hepatitis B dengan keluhan ikterik yang
diatas akan menghilang lengkap. menetap disertai keluhan yang lain.
pada saat timbul kuning, 6. HBsAg (di pelayanan  
tetapi keluhan anoreksia, kesehatan sekunder) Konseling dan Edukasi
malaise, dan kelemahan 3. Memberi edukasi pada keluarga untuk ikut
dapat menetap. mendukung pasien agar teratur minum obat karena
 Ikterus didahului dengan pengobatan jangka panjang.
kemunculan urin 4. Pada fase akut, keluarga ikut menjaga asupan kalori
berwarna gelap. Pruritus dan cairan yang adekuat, dan membatasi aktivitas
(biasanya ringan dan fisik pasien.
sementara) dapat timbul 5. Pencegahan penularan pada anggota keluarga
ketika ikterus dengan modifikasi pola hidup untuk pencegahan
meningkat. Pada saat transmisi dan imunisasi.
badan kuning, biasanya
diikuti oleh pembesaran
hati yang
diikuti oleh rasa sakit
Hepatitis C
 HCV adalah virus RNA untai tunggal kecil, tertutup, gram
positif yang termasuk dalam keluarga Flaviviridae ,
genus Hepacivirus . Virus hepatitis C (HCV) adalah patogen
manusia yang ditularkan melalui darah. Di negara maju, rute
terpenting penularan HCV adalah penyalahgunaan obat
intravena.
 HCV dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang
utama, karena virus adalah faktor etiologis hepatitis kronis
yang sering berkembang menjadi sirosis dan karsinoma
hepatoseluler (HCC)
Patofisiologi
1. Jaundice Dosis : Interferon alfa dosis 3 juta unit subkutan,2 atau 3
2. Mual 2. Air seni 2. HIV kali dalam seminggu Peg-Interferon dosis 1,5
3. Muntah berwarna 3. Pemeriksaan Penunjang: ug/kgBB/kali,setiap minggu
pekat 2. Ribavirin dosis BB<50 kg 800 mg, 50-70 kg 1000 mg,
4. Kelelaha 3. BAB Laboratorium: >70 1200 mg setiap hari dibagi 2 x sehari
n ringan berwarna -Deteksi RNA VHC : digunakan untuk mengetahui adanya virus dalam
sampai abu-abu tubuh pasien. Dengan menggunakan teknik PCR (Polymerase Chain Indikasi pengobatan
berat   Reaction) dimana gen VHC akan digandakan oleh enzim polymerase. 1. Peningkatan AST/LST
2. Ditemukan HCV- RNA
5. Hilang -Pemeriksaan Serologi : digunakan untuk menemukan antibodi 3. Fibrosis portal atau inflamasi pada biopsi hati
nafsu terhadap antigen HCV dengan menggunakan cara ELISA (enzyme
makan linked immunosorbant assay) dan RIBA (recombinant immunoblot Kontraindikasi pada Interferon:
assay). Depresi berat , Dekompensasi hati ,Pengguna alcohol,
6. Nyeri
Pengguna obat-obatan,Penyakit autoimun , Penyakit
otot dan Prinsip uji tersebut adalah menemukan antibodi HCV yang terdiri dari:
penyerta berat , Diabetes berat, Hipertensi berat
sendi
a. ELISA-1: ELISA generasi I untuk menemukan antibodi dari
  komponen protein non struktural NS4 (c100).setelah 16 minggu Kontraindikasi pada Ribavirin:
terinfeksi HCV. - Anemia (Hb <11),Penyakit jantung coroner, Kehamilan,
Penyakit vaskuler perifer, Gagal ginjal
b. b. ELISA-2: ELISA generasi II untuk menemukan antibodi dari Konseling dan Edukasi :
komponen protein non struktural NS3 (c33), NS4 (c100), dan 2. Jangan bersama-sama menggunakan jarum suntik
protein inti (c22). terjadi setelah 10 minggu terinfeksi HCV. 3. Jangan bersama-sama menggunakan alat pribadi
c. c. ELISA-3: ELISA generasi III untuk menemukan 2 protein non yang mungkin terkena darah
struktural NS3 (c33 dan NS5) dan protein inti (c22). 4. Jika sedang membuat tato atau menindik tubuh,
pastikan
1. Bila sudah terdiagnosa kerusakan Hepar : Lakukan Biopsi Hepar bahwa peralatan steril
Menggunakan jarum yang sangat halus untuk memperoleh sedikit 5. Lakukan seks aman dengan kondom.
jaringan hati dengan Mikroskop untuk mengetahui stadium.
6. jangan melakukan seks mulut atau dubur sewaktu
2. Pencitraan hati dapat mengevaluasi fibrosis menggunakan USG
wanita sedang haid
dan MRI scan. Selain itu, perhitungan dengan menggunakan
berbagai tes darah (FibroSure, FibroTest, Hepascore, FibroSpect, 7. Petugas kesehatan harus mengikuti tata cara
APRI) juga dapat memprediksi tingkat peradangan dan fibrosis pengendalian infeksi di tempat tugas
yang ada Prognosis :
Komplikasi : Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat
kanker hati (hepatocellular carcinoma) datang, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya.
Pada umumnya, prognosisnya dubia ad bonam
bila diterapi dengan baik.
 
Daftar Pustaka
 Song JE, Kim DY. Diagnosis of hepatitis B. Ann Transl Med.
2016;4(18):338. doi:10.21037/atm.2016.09.11
 Iorio N, John S. Hepatitis A. [Updated 2019 Apr 20]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2019 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459290/
 Morozov VA, Lagaye S. Hepatitis C virus: Morphogenesis,
infection and therapy. World J Hepatol. 2018;10(2):186–212.
doi:10.4254/wjh.v10.i2.186

Anda mungkin juga menyukai