Disusun oleh:
Dosen Pembimbing:
dr. Edy Suharto, Sp.FM
Puji syukur kami ucapkan pada Allah SWT karena berkat rahmat dan
Usia Jenazah”. Referat ini kami susun dengan bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang berkontribusi secara maksimal dalam penyusunan referat ini.
kekurangan, maka dengan rendah hati penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan referat ini. Harapan kami, semoga
makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu khusunya bagi penulis dan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.................................................................................................5
1.4 Manfaat...............................................................................................5
3.1 Kesimpulan..........................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA................................................................................40
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
mengidentifikasi identitas jenazah, yaitu usia, jenis kelamin, dan ras (Glinka et al.,
2007). Usia individu pada saat meninggal dapat ditentukan berdasarkan gigi
Penentuan usia dapat diterapkan pada orang yang masih hidup maupun yang
sidik jari tidak dapat dilakukan, oleh karena itu identifikasi dapat ditentukan
geligi adalah cara yang paling mudah dalam estimasi usia karena gigi adalah
bagian tubuh yang biasanya masih utuh saat seseorang meninggal. Gigi memiliki
struktur jaringan paling keras dalam tubuh manusia sehingga tahan terhadap
pengaruh pembusukan, trauma mekanis, dan suhu (Ciaparelli, 1992). Hal yang
membuat gigi sangat efektif untuk identifikasi adalah gigi pada tiap manusia tidak
usia individu tersebut sehingga penentuan usia jenazah hanya berdasarkan interval
dari usia individu tersebut. Kesulitan ini disebabkan karena tingginya variasi
2011).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Penulisan ini dapat menjadi bahan rujukan bagi dokter klinis dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi
orang hilang, serta menentukan apakah seseorang dapat dinyatakan bebas dari
hukuman. Proses ini juga sangat diperlukan dalam identifikasi korban bencana
(gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir) maupun ulah manusia (kecelakaan
sistem pengadilan. Istilah forensik (for the courts) sendiri berarti “untuk
manusia sangatlah penting baik untuk alasan hukum maupun kemanusiaan. Proses
manusia atau bukan, jati diri mayat, penyebab kematian, dan perkiraan waktu
data/PMD) (ICRC, 2013). Identifikasi akan menjadi lebih sulit jika mayat sudah
tidak dapat dikenali lagi, misalnya pada korban bencana alam, kecelakaan yang
potongan yang ditemukan mungkin tidak lengkap. Pada kasus seperti ini, dokter
saat kematian, usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan ras, serta asal sisa-sisa
2.2 Usia
1998). Usia kronologis adalah usia berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun
memperkirakan usia kronologis bila tidak ada data usia lain yang akurat. Usia
kronologis sering tidak cukup pada penilaian tahapan pertumbuhan dan maturitas
somatik dari individu, sehingga dibutuhkan penentuan usia biologis (Tamher dan
Noorkasiani, 2009).
seseorang sudah mencapai suatu tahapan tertentu. Terdapat tiga bentuk usia
geligi. Usia biologis adalah usia yang sebenarnya, dimana biasanya diterapkan
Noorkasiani, 2009).
seksual
Pada fase pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada akhirnya seorang
yang terjadi pada pubertas, yaitu pertambahan tinggi badan yang cepat (pacu
perubahan komposisi tubuh, serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi
yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh. Perubahan fisik yang
terjadi pada periode pubertas berlangusng dengan sangat cepatdalam sekuens yang
tanda seks sekunder tersebut dinilai dengan Tanner Staging atau Sexual
6
mulainya menstruasi (pada wanita) atau derajat perkembangan testis dan penis
Tanda awal pubertas pada laki-laki terlihat dari pembesaran testis dan
perubahan warna scrotum, umumnya berkisar pada usia 10,5 tahun sampai 14,5
tahun ketika SMR stage 2 dan mencapai SMR stage 5 pada usia antara 12,7 dan
17 tahun (Doyle, 2013). Perubahan ini diikuti dengan pemanjangan penis dan
pembesaran vesicular seminalis dan prostat (Doyle, 2013). Volume testis saat
prepubertas sebanyak 3 - 4 ml. Ukuran tersebut menjadi 10 kali lebih besar pada
akhir pubertas. (Gambar 2.1 dan Tabel 2.1). Perkembangan rambut pubis mulai
Gambar 2.1 Perubahan Fisik pada Anak Laki-laki selama masa Pubertas (Hapsari,
Gambar 2.2 Tahap Pertumbuhan Rambut Pubis pada Laki-laki menurut Tanner
(Doyle, 2013).
Pada anak perempuan awal pubertas ditandai oleh timbulnya breast budding
8
atau tunas payudara (thelarce) pada kira-kira usia 10 tahun, kemudian secara
bertahap payudara berkembang menjadi payudara dewasa pada usia 13-14 tahun.
Rambut pubis mulai tumbuh pada usia 11-12 tahun dan mencapai pertumbuhan
lengkap pada usia 14 tahun. Menarke terjadi dua tahun setelah awitan pubertas,
menarke terjadi pada fase akhir perkembangan pubertas yaitu sekitar 12,5 tahun.
menarke anak Indonesia bervariasi dari 12,5 tahun sampai dengan 13,6 tahun
Gambar 2.3 Perubahan Fisik pada Anak Perempuan selama Masa Pubertas
(Doyle, 2013).
(Doyle, 2013).
10
Proses pertumbuhan gigi geligi dimulai dari endapan yang berada pada
ujung-ujung kuspis dan akar gigi. Kronologis erupsi gigi diikuti dengan umur
individu sehingga ahli forensik hanya akan mengikuti dan mencocokan erupsi gigi
alam karena gigi merupakan material biologis yang paling tahan terhadap
perubahan lingkungan. Dari semua jaringan keras pada tubuh manusia gigi
memiliki kelebihan yaitu stabil dan tidak mudah rusak selama penyimpanan
Aspek penting untuk mendapakan perkiraan usia gigi yang tepat adalah
A. Metode Radiologis
1. Metode Demirjian
rahang bawah kiri melalui foto rontgen panoramic, didasarkan pada kriteria
bentuk dan nilai relatif dan bukan pada panjang mutlak gigi. Metode ini
skor mulai dari "A" hingga "H". Delapan tahapan tersebut mewakili kalsifikasi
masing-masing gigi, mulai dari kalsifikasi mahkota dan akar hingga penutupan
Pemberian skor tiap gigi dan setiap tahap perkembangan berasal dari
pada tujuh gigi permanen pertama kuadran kiri bawah dan dibandingkan dengan
kriteria khusus dan satu, dua, atau kriteria tertulis. Jika hanya terdapat satu
kreteria, harus dipenuhi untuk mencapai tahap tertentu; jika terdapat dua kriteria
maka dianggap terpenuhi jika yang pertama telah ditemukan, jika terdapat tiga
kriteria maka dua yang pertama harus ditemukan agar dianggap terpenuhi.
Analisis statistic skor maturasi digunakan untuk masing-masing gigi dari tujuh
gigi dari tiap-tiap tahap dari 8 tahap perkembangan . standar penghitungan anak
12
menggunakan table untuk anak laki-laki dan anak perempuan secara sendiri-
sendiri. Semua skor untuk masing-masing gigi dijumlah dan skor maturasi
dihitung. Skor maturasi kemudian dikonversi langsung ke dalam usia gigi dengan
2016)
Tabel 2.3 Tahapan Pembentukan Gigi oleh Dermijian (Woroprobosari et al, 2019)
14
Tahapan Keterangan
cemento-enamel junction
molar
Gigi molar
b. Panjang akar sama atau lebih panjang dari tinggi mahkota gigi
molar
15
Gigi molar
terbuka
Semua skor untuk masing-masing gigi dijumlah dan skor maturasi dihitung. Skor
0 A B C D E F G H
Laki-laki
Perempuan
2. Metode Schour-Massler
Pada tahun 1941, Schour and Massler meneliti perkembangan gigi desidui
radiografi dengan standar yang telah dibuat oleh Schour-Massler. Pada grafik ini,
langsung dengan tahapan standar yang dibuat oleh Schour-Massler (Ebrahim et al,
2014).
Massler yang di bagi atas tahapan pada gigi desidui, gigi bercampur dan gigi
Gambar 2.9 Metode Schour-Massler pada gigi desidui (Ebrahim et al, 2014)
3. Metode Blenkin-Taylor
standar yang digunakan oleh Demirjian et al. Standar Blenkin ini disebut dengan
Simple Maturasi Score (SMS). Standar skor ini merupakan sistem pemberian skor
yang sederhana untuk menilai masing-masing tahapan maturasi dari 7 gigi rahang
bawah kiri yang digunakan oleh Demirjian et al. Pemberian skor abjad-angka
20
1 sampai 8. skor maturasi (X) diperoleh dari penjumlahan skor yang diberikan
dari penjumlahan skor yang diberikan pada masing-masing tahap klasifikasi gigi.
2020).
Laki-laki :
Perempuan :
Keterangan :
Y = Usia biologis
X = Skor maturasi
0 0
A 1
B 2
C 3
D 4
E 5
F 6
G 7
H 8
B. Metode Klinis
Tabel 2.6 Penentuan Berdasarkan Erupsi Gigi Tetap (Aflanie et al, 2020)
Incisivus I 7 tahun
Incisivus II 8 tahun
Canninus 11 tahun
Premolar I 9 tahun
Premolar II 10 tahun
Molar I 8 tahun
C. Metode Histologi
a. Derajat atrisi
Skala keterangan
Merupakan lapisan dentin yang terbentuk setelah akar gigi terbentuk sempurna.
Skala keterangan
Skala keterangan
atas akar
atas akar
Resorpsi akar merupakan kehilangan progresif dentin dan sementum oleh aksi
odontoklas.
Skala keterangan
terisolasi
Seiring bertambahnya usia, tubulus dentin terisi mineral dan menjadi opaque. Ini
Skala keterangan
1 Sedikit transparansi
f. Ketebalan sementum
Skala keterangan
normal
Akurasi dan ketepatan hasil yang didapat dari prakiraan usia berdasarkan
gigi bergantung dari pemilihan metode paling sesuai dengan keadaan masing-
prakiraan usia adalah status individu (hidup atau mati), kategori usia individu,
jumlah individu yang akan diidentifikasi usianya, jenis kasus tunggal atau
ketersediaan sarana dan perangkat prakiraan usiam serta budaya dan agama yang
yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan klinis dan radiografis. Sedangkan pada
individu mati dapat digunakan semua metode pemeriksaan yaitu secara klinis,
25
diaphysis
Sisa rangka dari bayi prenatal, natal dan awal post natal dapat ditentukan
berdasarkan tulang panjang mereka. Pada orang dewasa tulang panjang sangat
bervariasi berdasarkan ras dan jenis kelamin. Pada anak-anak tidak terdapat
natal sehingga metode ini sangat berguna dan dapat diterapkan pada anak-anak
material pada bagian ujung tulang (tulang panjang). Proses ini berlangsung setelah
terjadi proses penyatuan pada pusat osifikasi primer. Ada banyak epiphisis pada
kadang lebih. Salah satu klasifikasi penyatuan ephipisis yang paling banyak
ephipisis ini sangat berguna untuk penentuan umur waktu mati, terutama
berdasarkan individu dengan rentang umur 10-25 tahun. Hal ini dikarenakan
bahwa penyatuan ephipisis sering kali lebih cepat dari semestinya. Dengan
kata lain, ada rentang umur (waktu penyatuan ephipisis). Jenis kelamin sangat
Gambar 2.12 tahapan union epifisis pada distal femur: (a) Tanpa union
(Epifisis belum tampak): (b) union tidak menyatu: (c) union menyatu: (d)
batas union menghilang
Laki-laki Perempuan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada empat karakter tulang yang
berubah selama masa dewasa yaitu sympisis pubis, permukaan auricular, ujung
rusuk sternal dan sutura pada tengkorak. Sympisis pubis berubah dari area yang
kasar dan ber-rugae menjadi area yang lebih halus, datar dan dengan porositas.
(Koesbardiati T, 2013.
usia
ligamen.
beraturan.
10 49+ Margin ventral terkikis lebih besar atau lebih kecil dari
bertambahnya usia.
telinga
persendian sacroiliaka juga berubah seiring dengan waktu, seperti hal nya
dengan waktu. Owen Lovejoy et al. (1985, dalam Byers, 2008) mengembangkan
30
metode ini untuk memperhitungkan umur mati individu. Selain bagian ini tidak
gampang rusak, permukaan auricular juga tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin.
(Koesbardiati T, 2013).
Gambar 2.14 Perubahan area daun telinga. (a) Porositas: kecil (1), besar (2).
(b) area retroaurikular illium: halus (1), kasar (2), ruge dengan osifikasi (3).
31
Ombak besar
striae
Sedikit ombak
Ringan mungkin Sedikit
30-34 besar lebih Distinctyl (-)
ada mikro
banyak striae
Adanya beberapa
35-39 ombak besar dan Kasar teratur Ringan Ringan -sedang Mikro
striae
Transisi
padat
Ringan -
45-49 Tidak ada Tulang padat Sedang Mikro/makro
sedang
Tidak ada
irregular
bahwa ujung dari rusuk yang bergabung dengan sternum dapat digunakan sebagai
petunjuk umur karena ujung dari rusuk ini juga mengalami perubahan seiring
dengan waktu atau masa hidup seseorang. Empat kondisi yang dapat digunakan
sebagai penentu umur pada ujung rusuk adalah permukaan tulang, permukaan
Rentang Permukaan
Kontur permukaan Bagian tepi Kontur tepi
usia tulang
Bergelombang
Berbentuk U-V
20-29 Halus Bulat hingga
teratur
Tidak teratur
40-49 Keropos Bentuk U Tajam
dengan proyeksi
Tajam
Keropos Sama disertai
70> Bentuk U dengan
memburuk “jendela”
dinding tipis
33
besar orang dewasa mengalami sedikitnya sebagian sutura mereka tertutup dan
penting mengenai usia dari orang tersebut. Selama usia 25 tahun dan khususnya
dalam usia 25 – 40 tahun, estimasi usia menjadi lebih sulit. Tidak adanya tanda
melebihi 30 tahun.
dan/atau endocranial diuji pada sebuah sample dengan usia yang telah diketahui
oleh Spitalfield, London untuk menentukan nilai penutupan sutura cranial sebagai
SpitalFields akan tetapi tidak memberikan informasi untuk cranium pada usia 50
tahun (Ascandy, 1970; Meindl, 1985; Perzonius, 1984). Estimasi usia dengan
yang bertentangan, dimana dimorfisme seksual dalam tingkat dan pola penutupan
adalah sangat signifikan. Untuk tehnik estimasi usia yang akurat didasarkan pada
penutupan sutura cranial maka kita perlu mengetahui lebih banyak lagi tentang
34
yang tepat, akan tetapi hanya tingkatan karena ada variasi sehubungan dengan
ectocranial, yaitu mulai dari sisi dalam tengkorak dan berlanjut ke sisi luar.
Penutupan sutura mulai secara endocranial dan meluas ke arah luar pada
ectocranium. waktu penutupan bagian apapun dari sutura dan urutan dimana
proses berlanjut adalah sangat tidak pasti. Akan tetapi penutupan endocranial
Sutura mulai menutup pada aspek luar dan dalam pada waktu yang hampir
sutura pada permukaan endocranial lebih lambat, namun kemajuan pada level
ini lebih cepat, lebih seragam dan lebih sempurna daripada level ectocranial.
Tidak ada waktu yang berbeda antara dimulai penutupan endocranial dan
ectocranial, ada satu indicator usia yang dapat dipercaya yaitu lapsed union.
Lapsed union adalah union yang tidak sempurna dalam pengertian bahwa
sebuah proses yang pernah mulai tidak berlangsung hingga sempurna. Lapsed
0 = Terbuka. Masih ada sedikit ruang yang tersisa antara sisi-sisi dari tulang
yang menyatu
sutura terletak.
Penutupan sutura
Sutura sagittal.
Sutura sagittal secara endocranial mulai menyatu pada akhir usia 20-29 tahun dan
Sutura Coronal
palig tinggi. Dalam sutura coronal usia yang paling muda dimana union yang
sempurna terlihat pada usia 60 tahun secara ectocranial dan 32 tahun secara
endocranial.
Sutura Lambdoid
tahun. Usia paling dini dimana union sutura lambdoid yang sempurna terlihat
dari rangka lebih berguna untuk menentukan perkiraan usia pada range usia
yang berbeda. Range usia meliputi usia perinatal, neonatus, bayi dan anak kecil,
usia kanak-kanak lanjut, usia remaja, dewasa muda dan dewasa tua.
epifisis tulang sering digunakan untuk perkiraan umur pada tahun-tahun pertama
tulang.
tengkorak guna perkiraan umur sudah lama diteliti dan telah berkembang
bahwa cara ini tidak akurat dan hanya dipakai dalam lingkup dekade (umur
yang berbeda pada masingmasing individu. Bayi dan anak kecil biasanya
terbentuk pada usia ini, ini berarti bagian-bagian yang lunak dari tulang
1 bulan 1 cm 6 bulan 30 cm
2 bulan 4 cm 7 bulan 35 cm
3 bulan 9 cm 8 bulan 40 cm
5 bulan 25 cm 10 bulan 50 cm
Penyatuan ini merupakan teknik yang berguna dalam penentuan usia. Masing-
massing epifisis akan menyatu pada diafisis pada usia-usia tertentu. Dewasa
permukaan aurikula dan simfisis pubis; struktur mikro dari tulang dan gigi.
lengkap
tulang rawan. Ujung iga saat mulai terbentuk tulang rawan awalnya berbentuk
datar, namun selama proses penuaan ujung iga mulai menjadi kasar dan tulang
Pemeriksaan tengkorak :
umur 20 – 30 tahun
tahun.
18 tahun hingga 50 tahun, baik yang dikemukakan oleh Todd maupun oleh
Mokern dan Stewart. Mokern dan Stewart membagi simfisis pubis menjadi 3
Demikian pula tulang klavikula, sternum, tulang iga dan tulang belakang
femur, dan mereka dapat menentukan umur dengan kesalahan sekitar 2,55 tahun.
Ketika tidak ada yang dapat diidentifikasi, gigi dapat membantu untuk
membedakan usia seseorang, jenis kelamin,dan ras. Hal ini dapat membantu untuk
Pertumbuhan gigi desidua diawali pada minggu ke-6 intra uteri. Mineralisasi gigi
41
dimulai saat 12 – 16 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir. Pertumbuhan gigi
permanen diikuti dengan penyerapan kalsium, dimulai dari gigi molar pertama
dan dilanjutkan sampai akar dan gigi molar kedua yang menjadi lengkap pada usia
14 – 16 tahun. Pada dewasa (lebih dari 30 tahun), gigi molar ketiga telah
gigi melalui terjadinya proses patologis yang lambat dan hal seperti ini dapat
empat metode penentuan usia melalui pertumbuhan gigi, yaitu Schour dan
Massler, Gustaffson, dan Koch, Garis Neonatal dan Von Ebner, serta metode
manual, sinar-X dan pencetakan gigi dan rahang juga dapat digunakan untuk
yang berhubungan dengan usia, yaitu derajat atrisi (A), periodontosis (P), jumlah
dentin sekunder (S), penebalan semen sekunder (C), transparansi dentin (T), serta
resorbsi akar gigi permanen (R). Derajat atrisi (A) atau ausnya permukaan kunyah
terutama saat makan. Periodontosis (P) atau perubahan pada gingiva terjadi karena
dalamnya sulkus gingiva melebihi 2 mm, bahkan makin usia lanjut, perlekatan
panjang.
42
sekunder juga semakin bertambah (S). Begitu juga dengan semen sekunder, usia
Transparansi akar gigi (T) juga terjadi karena pertambahan usia yang memicu
terjadinya proses kristalisasi dari bahan-bahan mineral akar gigi hingga jaringan
dentin pada akar gigi berangsur-angsur transparan mulai dari akar gigi ke arah
Garis-garis inkremental Von Ebner dan Neonatal, dapat dilihat pada gigi
yang telah disiapkan dalam bentuk sediaan asahan dengan ketebalan 30-40
mikron. Pada gigi susu dan Molar 1 (yaitu gigi-gigi yang ada pada waktu
dan dentin ini umumnya dapat digunakan dengan melihat ketebalan dari
BAB III
KESIMPULAN
manusia sangatlah penting baik untuk alasan hukum maupun kemanusiaan. Proses
manusia atau bukan, jati diri mayat, penyebab kematian, dan perkiraan waktu
data/PMD).
karakteristik umur biologis dengan gigi geligi dengan cara mengikuti dan
mencocokkan erupsi gigi dan umur erupsi individu. Selanjutnya dapat juga
pubis, morfologi permukaan daun telinga, berdasarkan rusuk bagian sternal, dan
dokter dapat mengetahui perkiraan usia korban melalui identifikasi tersebut untuk
DAFTAR PUSTAKA
142(1)
60–66.
Kiado. 1970.
Byers S.N. 2008. Basics of Human Osteology and Odontology. In: Introduction to
Carvalho SPM, Aves da Silva RH, Lopes-Junior C, Peres AS. 2009. Use of
12.
Doyle, DA. 2013. Physical Growth and Sexual Maturation of Adolescents. Merck
Ebrahim E, Rao PK, Chatra L, Shenai P, Veena KM, Prabhu RV, et al. Dental
Gita Putu K.D.S, Wedagama D.M, Nasutianto H. Menentukan Usia Melalui Gigi
growth_and_sexual_maturation_of_adolescents.html
68(1)
Lukman D. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid I. CV Sagung
Seto. p. 5-6.
Meindl RS, Lovejoy CO. Ectocranial suture closure: a revised method for the
Mathematics, V1.
Patel PS, Chaudhary AR, Dudhia BB, Bhatia PV, Soni NC, Jani YV. Accuracy of
two dental and one skeletal ageestimation methods in 6-16 year old Gujarati
Perzonius WRK. Closing and Non Closing Suture in 256 Cranial of Known Age
201-216.
Singh S, Gangrade KC. The sexing of adult clavicles demarking points for
47
doi: 10.35790/eg.9.1.2021.32569.