Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENJELANG AJAL
KEPERAWATAN DASAR II
DOSEN PENGAJAR :Ns.DIA RESTI DEWI NANDA
DEMUR,M.Kep

Oleh kelompok 1 :
1.DETA VENILSA(2200212048)
2.FEBI FEBRIANTO(2200212050)
3.GINA ANDRIANI(2200212052)
4.KANAYA KAFKA TABITHA(2200212055)
5.LATIFA AINI(2200212057)

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esaatas segala rahmat-nya


sehingga makalah yang berjudul “MAKALAH MENJELANG AJAL” ini dapat
tersusun hingga selesai. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya, serta bimbingan dari pihak dosen sendiri. Harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi,4 MEI 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN MENJELANG AJAL...................................................................................................6
2.2 CIRI/TANDA KLIEN MENJELANG AJAL..........................................................................................6
2.3 FATOFISIOLOGIS MENJELANG AJAL/KEMATIAN...........................................................................7
2.4 HAK ASASI PASIEN MENJELANG AJAL………….….………………….…………………………….………………………7

2.5 TAHAP TAHAP PASIEN MENJELANG AJAL………………..………………………………………………….………..……8

BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................10
3.2 SARAN........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Kematian merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan
manusia.Kematian merupakan fakta hidup, setiap manusia di dunia pasti akan
mati. Kematiantidak hanya dialami oleh kaum lanjut usia, tapi juga oleh orang-
orang yang masih muda,anak- anak bahkan bayi. Seseorang dapat meninggal
karena sakit, usia lanjut, kecelakaan dan sebagainya. Jika seseorang meninggal
dunia, peristiwa kematian tersebut tidak hanya melibatkan dirinya sendiri
namun juga melibatkan orang lain, yaitu orang – orang yang ditinggalkannya,
kematian dapat menimbulkan penderitaan bagi orang- orang yang mencintai
orang tersebut (Turner & Helms dalam Cahayasari, Tt)
Menurut profil WHO tahun 2011 menyebutkan bahwa tingkat kematian
diindonesia mencapai 1.064.000 akibat penyakit kronis dirumah
sakit(Kementrian Kesehatan RI,2012)
Perawatan menjelang ajal menurut Higgs(2010)sebagai suatu istilah yang
digunakan dalam bentuk penyebutan perawatan pasien dan keluarga dari aspek
klinis sampai system dukungan saat pasien menghadapi kematian.kebutuhan
akan keperawatan menjelang ajal di dirumah sakit meningkat seiring dengan
peningkatan kejadian penyakit kronis(Todaro-franceschi&spellmann,2012)

1.2RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan kondisi menjelang ajal?
2.Bagaimana ciri atau tanda pasien menjelang ajal?
3.Bagaimana fatofisiologi kematian atau kematian
4.Apa saja hak hak asasi pasien menjelang ajal?

1.3TUJUAN PENULISAN
1.Untuk mengetahui konsep dari kondisi menjelang ajal
2.Untuk mengetahui ciri atau tanda pasien menjelang ajal
3.Untuk mengetahui fatofisiologis kematian
4.Untukmengetahui hak hak asasi pasien menjelang ajal
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KONDISI PASIEN MENJELANG AJAL


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hayat adalah hidup atau
kehidupan Menjelang ajal adalah bagian dari kehidupan, yang merupakan
proses menuju akhir.Pengertian sakit gawat adalah s uatu keadaan sakit, yang
klien lanjut usia tidak dapat lagi atau tidak ada harapan lagi untuk
sembuh.Pengertian kematian/ mati adalah apa bila seseorang tidak lagi
teraba denyut nadinya, tudak bernafas selama beberapa menit, dan tidak
menunjukkan beberapa reflek, serta tidak ada kegiatan otak.
Penyebab kematian:
1. Penyakit
a. Keganasan (karsinoma hati, paru, mammae)
b.Penyakit kronis,misalnya;
1)CVD (cerebrovascular diseases)
2)CRF (chronic renal failure (gagal ginjal)
3)Diabetes militus (ganggua)
4)MCI (myocard infarct (gangguan kardiovaskuler)
5)COPD (chronic obstruction pulmonary diseases)
2. Kecelakaan (hematoma epidural)

2.2 CIRI / TANDA KLIEN LANJUT USIA MENJELANG KEMATIAN


Gerakan dan pengindraan menghilang secara berangsur-angsur.
1. Biasanya dimulai pada anggota badan, khususnya kaki dan ujung kaki.
2.Gerak peristaltic usus menurun.
3.Tubuh klien lanjut usia tampak menggembung.
4.Badan dingin dan lembap, terutama pada kaki, tangan, dan ujung hidungnya.
5.Kulit tampak pucat, berwarna kebiruan / kelabu.
6.Denyut nadi mulai tidak teratur.
7.Nafas mendengkur berbunyi keras (stidor) yang disebabkan oleh adanya
lender pada saluran pernafasan yang tidak dapat dikeluarkan oleh klien lanjut
usia.
8.Tekanan darah menurun.
9.Terjadi gangguan kesadaran (ingatan menjadi kabur).

2.3 FATOFISIOLOGIS MENJELANG AJAL ATAU KEMATIAN


Secara sains,dimensi fisik dan fatofisiologi proses kematian bukanlah suatu
kejadian yang terjadi sebagai suatu kesatuam tunggaldalam waktu singkat tapi
merupakan suatu kejadian yang berlangsung lama sesuai dengan kondisi dan
perkembangan penyakit pasien.Berdasarkan hal tersebut kematian seluler
diaman kematian terjadi pada tingkat selataupun kelompok pasien ,sedangkan
kematian dalam skala besar yaitu kematian secara individu dari suatu makhluk
hidup sebagai manusia yang dikenal dengan kematian somatic.
1.Kematian sel
a.nekrosis merupakan kmematian sel akibat dari adanya kerusakan
trauma.kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat
menyebabkan rusaknya sel.adanya respon peradangan dan sangat berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
1)perubahan mikroskopis
2)perubahan makroskopis
3)perubahan kimia klinik

b.Apoptosis
poptosis adalah kematian sel secara terprogram yang terjadi secara normal
selama proses perkembangan dan penuaan semua jaringan tubuh. Apoptosis
merupakan mekanisme homeostatis sel untuk memelihara populasi sel dalam
jaringan tubuh dan dalam mekanisme pertahanan tubuh.
a)Penyebab apoptosis
disebabkan oleh kerusakan atau fragmentasi DNA. Kerusakan ini berhubungan
dengan struktur nukelotida di ujung kromosom yang disebut telomer.
b) Mekanisme apoptosis
Proses apoptosis terdiri dari fase inisiasi dan fase eksekusi ,ketika enzim
mengakibatkan kematian sel.apoptosis ditimbulkan lewat serangkaian kejadian
molekuler yang berawal dengan berbagai cara yang berbeda tapi pada akhirnya
berpuncak pada aktivasi enim kaspase.mekanisme apoptosis secara filogenetik
dilestarikan bahkan pemahaman dasar kita tentang apoptosis sebagian besar
berasal dari eksperimen cacing nematoda caenorhanditis elegant
2.Kematian somatic
Kematian somatic disebut juga kematian seluruh individu.kematian somatic
merupakan seorang dinyatakan meninggal jika fungsi vita berenti bernafas dan
tidak dapat diresusitasi,maka jantung dengan cepat berenti berdenyut sebagai
akibat dari anoksia,dan orang itu tidak dapat disangkal lagi telah mati.kematian
somatic terjadi akibat berhenti nya fungsi ketiga system penunjang kehidupan
yaitu susunan saraf pusat,system kardiovaskular,dan system pernapasan secara
menetap.secara klinis tidak ditemukan reflex reflek,EEG mendatar,nadi tidak
teraba,denyut jantung tidak terdengar pada auskutasi.

2.4 HAK HAK ASASI PASIEN MENJELANG AJAL

1.berhak untuk tetapmerasa mempunyai harapan,meskipun fokusnya dapat saja


berubah

2.berhak untuk dirawat oleh mereka yang dapat menghidupkan terus


harapan,walaupun dapat berubah

3.berhak untuk merasakan perasaan dan emosi mengenai kematian yang sudah
mendekat dengan cara sendiri.

4.berhak untuk berpatisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai


perawatannya

5.berhak untuk mengharapkan terus mendapat perhatian medis dan


perawatan,walaupun tujuan penyembuhan harus diubah menjadi tujuan
memberi rasa nyaman

6.berhak untuk tidak mati dalam kesepian

7.berhak untuk bebas dalam rasa nyeri

8.berhak untuk memperoleh jawaban yang jujur atas pertanyaan


9.berhak untuk tidak ditipu

10.berhak untuk mendapat bantuan dari dan untuk keluarga dalam menerima
kematian

11.berhak untuk mati dengan tenang dan terhormat

12.berhak untuk mempertahankan individualis dan tidak dihakimi atas


keputusan yang mungkin saja bertentangan dengan orang lain

13.membicarakan dan memperluas pengalaman keagamaan dan kerohanian

14.berhak untuk mengharapkan bahwa kesucian tubuh manusia akan dihormati


sesudah mati

2.5 TAHAP TAHAP PASIEN MENJELANG AJAL

1.Tahap pertama: shock&Denial (kaget dan penyangkalan)

Setiap orang tahu bahwa kematian adalah fakta yang pasti akan menimpa
dirinya dimasa depan. Namun moment datangnya kematian itu terasa misterius:
tiada kepastian kapan ia datang. Akibatnya, orang cenderung menganggap
kematian sebagai“impossible possiblity: possible for others, impossible for me.”
Itu sebabnya reaksi spontan pertama orang atas informasi tentang ancaman
kematiannya adalah rasa kaget, tak percaya dan penyangkalan “No, not me, it
can not be true! I don’t believe it!” Pasien lalu berusaha untuk membuktikan
kesalahan informasi medis itu dengan mencari diagnosis alternatif atau hiburan
& dukungan dari orang lain atas pendapatnya pribadi itu. Secara psikologis,
penolakan itu berfungsi sebagai banteng emosional atau “defence mechanism”
agar pasien tidak langsung ambruk mentalnya oleh tekanan kabar buruk atas
nasibnya. Dengan kata lain, penolakan itu memberi waktu dan energi bagi
pasien untuk terus berjuang menyelamatkan hidupnya,sekurangnya,untuk tidak
kehilangan semangat hidupnya.

2.Tahap kedua: Anger (marah)

Bila usaha mencari diagnosis alternatif dan dukungan itu gagal, - dan de facto
kondisinya makin memburuk - , pasien masuk dalam tahap emosional yang
kedua, yakni rasa marah, jengkel dan iri (resentment: buruk rasa & sangka) atas
nasib baik kesehatan orang lain. Pasien cenderung berkata (dalam hati): “Why
me? It is not fair! How can this happen to me? Who is to blame?” Dalam tahap
ini orang lain), namun ia lalu mengalihkan dan melampiaskan emosi negative
itu terhadap orang lain yang berada di sekitarnya: kepada tim medis, keluarga,
kenalan dan bahkan kepada Tuhan. Ketika ditanya apakah pantas bila orang itu
marah-marah kepada Tuhan, meragukan keberadaan & kebaikanNya. Bila orang
yang merawatnya bisa tetap bersikap tenang,penuh perhatian,tidak terprovokasi
untuk beradu argumentasi saling myalahkan dan balik bersikap negative,pasien
bias meninggalkan sikap agresif ini dan beralif ketahap selanjutnya.

3.Tahap ketiga; Bargaining(Barther/tawar-menawar)

Dalam tahap ketiga ini pasien mulai bisa mengerti dan menerima fakta bahwa ia
akan segera mati, namun ia masih berusaha untuk menunda waktu atau
memperpanjang usia hidupnya: Permohonan perpanjangan waktu itu umumnya
diajukan kepada Tuhan yang dipercayai sebagai penguasa hidup & mati (untuk
orang sekuler: Higher Power/Fortuna). Permohonan semacam itu biasanya
didorong oleh rasa salah (guilt) atas pola hidup dimasa lalu dan rasa sesal
(regret) kerna belum melaksanakan rencana tertentu: belum merampungkan
karya tulis atau gelar akademis tertentu, belum ke tanah suci, belum sukses
menyekolahkan anak ke tingkat sarjana atau melihat cucu pertama etc. Oleh
karena itu, permohonan perpanjangan usia itu biasanya dibarengi dengan
janji/sumpah tertentu: janji untuk memperbaiki diri (bertobat) dan untuk berbuat
lebih banyak amal kasih bagi sesama sebagai ungkapan rasa syukur &
trimakasih pada maha kuasanya ,pasien berusaha melakukan tawar menawar
dengan tuhan.

4.Tahap ke empat:Deppresion (sedih dan murung)

Bila usaha barter di atas gagal kerna kondisinya ternyata tidak membaik, pasien
bisa jatuh dalam depressi: suasana sedih dan murung yang
mencengkam ,Pasien mulai bersikap pasif dan apatis: ia lebih banyak diam,
kurang kooperatif, menolak tamu atau bantuan medis, kerap menangis meratapi
nasibnya. EKB membedakan dua jenis depressi, yakni reactive dan preparator.

Depressi reaktif adalah rasa salah dan sedih atas segala hal yang sudah/dan atau
belum dilakukan di masa lalu. Pasien seperti dibebani oleh pelbagai persoalan
yang belum selesai dari masa lalunya. Depressi preparatif adalah antisipasi
pasien akan saat ajalnya yang makin mendekat: ia makin sadar bahwa ia harus
meninggalkan segala barang dan orang yang ia cintai. Rasa dan sikap apatis
yang diperlihatkanpasien adalah suatu “decathexis mechanism,” (melakukan
diskoneksi): “This mechanism allows the dying person to disconnect oneself
from things of love and affection.” (Ibid). Ringkasnya, pasien mulai berduka
dan berkabung atas resiko perpisahan yang akan segera dialaminya.
5.Tahap ke lima:Acceptance (penerimaan)

Pada tahap ini, pasien mulai bisa berdamai dengan fakta kematiannya.
Penerimaan ini bukanlah berarti menyambut kematian sebagai kabar gembira
melainkan sebagai fakta yang tak terpisahkan dari hidup: pasien bisa bersikap
realistic sesuai dengan realita hidup yang memang mengandung maut, tanpa
disertai rasa marah dan depressi lagi . Ringkasnya, bila depressi preparatif di
atas adalah suatu proses perpisahan (letting go) dengan orang-orang tercinta di
sekitarnya, maka tahap penerimaan adalah proses perpisahan dengan diri sendiri
(letting go of oneself). Orang yang beriman bisa melengkapi sikap penerimaan
kematian ini dengan sikap pengharapan. Menurut Gabriel Marcel, pengharapan
itu bukanlah suatu sikap kognitif, artinya tidak disertai dengan pengetahuan
yang pasti tentang apa yang akan terjadi (Hope does not claim to know the
future). Harapan adalah perasaan bahwa masa depan itu bisa mengandung
kemungkinan-baik yang tidak terpikirkan oleh kita dan tidak kita tentukan
sendiri tapi oleh yang lain, khususnya oleh Tuhan.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hayat adalah hidup atau
kehidupan Menjelang ajal adalah bagian dari kehidupan, yang merupakan
proses menuju akhir.Pengertian sakit gawat adalah s uatu keadaan sakit, yang
klien lanjut usia tidak dapat lagi atau tidak ada harapan lagi untuk
sembuh.Pengertian kematian/ mati adalah apa bila seseorang tidak lagi
teraba denyut nadinya, tudak bernafas selama beberapa menit, dan tidak
menunjukkan beberapa reflek, serta tidak ada kegiatan otak.

3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami memberi saran sebagai berikut.
1.Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan
pada pasien paliatif dan menjelang ajal.
2.Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien paliatif dan
menjelang ajal.
9

Anda mungkin juga menyukai