Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


“TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN ENDOKARDITIS”

DOSEN :
Tubagus Erwin, S.kep.,Ns., M.kep

KELOMPOK 4
DISUSUN OLEH :

DWI ARI INDRIYANI (205140064)


SONI BRILIAN (205140065)
ICHA ARIESDA ( 205140066)
SULISTIYANI (205140067)
RIKI WAHYU GILANG ARISANDI (205140068)

KELAS :
K2 /REGULER UMUM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Tentang Asuhan Keperawatan
Endokarditis” tepat waktu. Makalah disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah di Universitas Mitra Indonesia. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada BPK Tubagus Erwin,


S.kep.,Ns., M.kep sebagai dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 4 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................
KATA PENGHANTAR........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
2.1 Pengertian Nutrisi(gizi)............................................................
2.2 Makanan dan gizi seimbang bagi ibu......................................
2.3 Nutrisi Pada Ibu Hamil............................................................
2.4 Faktor yang memengaruhi pada ibu hamil?
2.5 Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil..........................
2.6 Kebutuhan pada ibu hamil.......................................................
2.7 status gizi pada ibu hamil.........................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................
3.1 Kesimpulan .............................................................................
3.2 Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard atau katup jantung
nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis. Lesi yang  khas pada
endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi
lesi juga ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya terj
adi  pada jantung yang  mengalami kerusakan.Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub
yang mengalami kerusakanakan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yang terjad
i
pada penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut,sub akut, atau 
kronik bergantung pada virulensi mikroorganisme dan imunitas pasien.Endokarditis infektif sub 
akut hampir selalu fatal dalam beberapa bulan
sampai dua tahun, sedangkan  endokarditis hiperakut dan akut hampir tak dikenal, karena pasien 
telah meninggal dunia lebih dahulu disebabkan olehsepsis, sebelum gejala klinis yang terkena in
feksi timbul, walapun padaautopsis jelas terlihat vegetasi infeksi pada endokard dan katub jantu
ng.Endokarditis infektif kronik hampir tak dapat dibuat diagnosisnya sewaktu pasien masih hidu
p karena gejala khas tidak ditemukan hanya gejala-gejala
infeksi aja.Banyaknya penyakit yang terjadi di masyarakat saat ini, terutama pada
system kardiovaskuler membuat penyusun merasa perlu mengetahui danmenyusun makalah ini. 
Dan sebagai mahasiswa program S1 Keperawatandirasa perlu mempelajari asuhan keperawatan 
terhadap  pasien dengan penyakit system kardiovaskuler khususnya endokarditis

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana landasan teori dan asuhan keperawatan dari endokarditis

1.3 Tujuan

 Mengetahui penyakit-penyakit pada system cardiovaskuler khususnya peny
akit”endokarditis”
 Mengetahui asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien dengan
Endokarditis
 Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Medikal Bedah

1.4 Manfaat Penulisan

 Bagi kelompok
Sebagai bahan materi pembelajaran mahasiswa khususnya dalam format
asuhan keperawatan kardiovaskuler tentang materi endokarditis dan Sebagai
tambahan referensi dan bahan pustaka bagi sekolah tinggi ilmu kesehatan mengenai
Keperawatan Medikal Bedah

 Bagi Pembaca

Untuk menambah wawasan dan memberikan informasi kepada mahasiswa lain dan
kepada masyarakat tentang Asuhan Keperawatan Endokarditis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Endokarditis


Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung ( lapisanyang paling dala
m dari otot jantung) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme
yang masuk. Biasanya secara normal selalu ada kuman yang komensal di permukaan luarnya. 
Pada lapisan ini didapatkan adanya lesi spesifik, berupa vegetasi, yang merupakan
masa dengan ukuran yang bervariasi, yang terbentuk platelet, fibrin, mikroba, dan sel-
sel inflamasi saling
berkaitan satusama lain. Di dalam jantung, tempat yang paling sering terkena proses
endokarditis infeksi adalah katup jantung namun proses endokarditis dapat pula mengenai sisi 
septal defect (misalnya pada atrial defect, ventricular septaldefect), arteriovenois shunt, arteri
oterial (patent dustus arterious) ataukoartasio aorta, endokarditis dibagi menjadi dua, yaitu en
dokarditis infektif dan endokarditis bakterialis.Endokarditis infektif adalah infeksi pada endo
kardium (selaput jantung)dan katub jantung. Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba-
tiba dandalam beberapa hari bisa berakibat fatal (endokarditis infektif akut) atau bisaterjadi se
cara bertahap dan tersamar dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan (endokarditis infe
ktif subakut).Ada 2 macam endokarditis bacterialis (EB) yaitu:
a) EB akut,apabila masa inkubasinya berlangsung kurang dari empat minggu. 
b) EB subakut/ kronis, berlangsungnya lebih dari 4minggu, biasa disebut Endokarditis
bakterialis lanta atau special lenta

2.2 ETIOLOGI
M i k r o o r g a n i s m e   y a n g   d a p a t   m e n i m b u l k a n   p e n y a k i t   i n i   p a l i n g   b a n y a k   adalah 
streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan staphylococcusaureus untuk endokarditis infek
tif akut. Etiologi lain adalah streptococcus faecealis, streptococcus dan staphylococcus lain.
bakteri gram negative aerob dan anaerob, jamur, virusdan candida.Factor predisposisi adalah :

1. Kelainan katub jantung, terutama penyakit jantung reumatik, katub aorta bikuspidalis,


prolabs katub mitral dengan regurgitasi, katub buatan, katub yang floppy pada
sindrom marfan

2. Tindakan bedah gigi orofaring yang baru

3. Tindakan atau pembedahan pada saluran urogenital atau saluran napas

4. Pecandu narkotika intravena sentral

5. Pemberian nutrisi penetral yang lama.
6. .Penyebab lainnya misalnya: riketsia burette, brucella abortus

2.3 Patofisiologi
Terjadinya endokarditis reumatik disebabkan langsung oleh demam reumatik suatu
penyakit sistemik yang disebabklan oleh infeksi streptococcus group A. Demam reumatik
mempengaruhi persendian menyebabkan poliartritis. Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan 
akibat infeksi atau secaralangsung dirusak oleh organisme tersebut.Kerusakan jantung dan 
lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan tersebut tidak mengalami infeksi atau secara
langsung dirusak oleh organismetersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensivitas
atau reaksi, yang terjadi sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus.
Lekosit darah akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan memben nodul, yang
kemudianakan diganti dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat dalam proses in
flamasi ini; artinya, berkembanglah miokarditis rematik yangsementara melemahkan tenaga k
ontraksi jantung. Demikian pula pericardium juga terlibat; artinya, juga terjadi perikarditis 
rematik selama perjalanan akut penyakit. komplikasi miokardial dan pericardial tersebut bias
anya tanpameninggalkan gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya endokarditis rematik men
gakibatkan efek samping kecatatan permanen
Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan adanya
tumbuhankecil yang transparan, yang menyerupai manik dengan ukuransebesar kepala jarum 
pentul, tersusun dalam deretan sepanjang tepi bilahkatup. Manik-manik kecil tadi tidak tampa
k berbahaya dan dapat menghilang tanpa merusak bilah katup, namun yang lebih sering
mereka dapat menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang
secara bertahap menebalkan bilah-bilah katup, menyebabkanya menjadimemendek
dan menebal dibanding yang normal, sehingga tak dapat menutup
dengan sempurna. Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut regurtasi
katup. Tempat yang paling sering mengalami regurtasi katup adalah katup
mitral.Pada pasien lain, tepi bilah katup yang meradang menjadi lengket satu
sama lain, mengakibatkan stenosis katup, yaitu penyempitan lumen katup.Sebagian kecil pasi
en dengan demam reumatik menjadi sakit berat dengan gagal jantung yang berat,
disritmia serius,dan pneumonia rematik. Pasien iniharus dirawat diruang perawatan intensif.
Kebanyakan pasien sembuh dengan segera dan biasanya sempurna. Namun, meskipun pasien 
telah bebas dari gejala, masih ada beberapa efek residual permanen yang tetap tinggal yang se
ring menimbulkan deformitas katup progresif. Beratnya kerusakan jantung, atau bahkan
keberadaannya,mungkin tidak tampak pada pemerikasaan fisik selama fase akut selama ini. 
Namun, kemudian bising jantung yang khas untuk stenosis katup, regurgitasiatau keduanya d
apat terdengar pada auskultasi dan pada beberapa pasien, bahkan dapat terdeteksi adanya thrii

pada saat palpasi. Miokardium biasanyadapat mengkompensasi defek katup tersebut dengan 
baik sampai beb erapawaktu tertentu. Selama miokardium masih bias mengkompensasi, pasie
nmasih dalam keadaan sehat. Namun cepat atau lambat, miokardium gagal jantung akan mun
cul, apabila terjadi dekompensasi.
1. Efek destruktif local, akibat infeksi intrakardiak 
2. Embolisasi  y a n g   b e r a s a l   d a r i   o r g a n   l a i n
3 . Baterimia
4. Reaksi antibody pada organisme penyebab infeksi
Port d’entrée (tempat masuk/ tinggalnya kuman) antara lain di tonsil, gigi,farinks, intestiu
m, traktus urogenetalia. Melalui peredaran darah maka bakterimelekat pada katub jantung ya
ng rusak maupun endokardium, kemudian terbentuk sllatu thrombus + fibrin dan
didalamnya bakteri-bakteri tersebut berkumpul dan berkembang biak.
Begitu pula dalam tindakan-tindakan bedahurologis (sistokopi), partus/ abortus, cabut gigi
dapat menyebabkan endokarditis.

2.4 TANDA DAN GEJALA
Sering pasien tidak mengetahui dengan jelas sejak kaluhan penyakitnyatimbul. 
Pada beberapa pasien, manifestasi penyakit menjadi jelas sesudahcabut gigi, infeksi saluran n
afas atau tindakan lain. Keluhan umum yang sering diderita adalah demam, lemah, letih, lesu,
keringat malam banyak,anoreksia, berat badan menurun dan sakit sendi.
Bila terjadi emboli akantimbul keluhan seperti paralisis, sakit dada, sakit perut, hematuria, bu
tamendadak, sakit pada jari tangan, dan kaki dan sakit pada kulit.
1. Gejala klinis Endokarditis bervariasi dari yang ringan sampai yang berat
Endokarditis sub akut
a. Gejala timbul kurang lebih dua minggu sesudah inkubasi.Keluhan penderita seperti 
keluhan infeksi yang umum antara
lain panas yang terlalu tinggi, sakit kepala, nafsu makankurang, lemas, berat ba
dan turun. Timbulnya gejala karenakomplikasi seperti gagal jantung, ga
gal emboli pada organtubuh yang terkena misalnya gejala neorologi, sakit dada,
sakit diperut kiri atas, hematuria, tanda iskemia diekstremitas.Endokarditis akut
b. Gejala timbul lebih berat dalam waktu yang lebih singkatTanda-tanda yang dapat diliha
t pada endokarditis bermacam-macam. Pasien merupakan gejala yang paling umum pada
endokarditis. Pada pemeriksaan fisik jantung sering

c. ditemukan adanya bising tidak menghilangkan kemungkinanadanya endokarditis.T
anda-tanda karena kelainan vaskuler seperti :
 ptechiae, bercak pada kulit atau mukosa yang kelihatan pucat.
 splinter hemoraghes bercak kemerahan dibawah kulit.
 osler node, nodus berwarna gelap yang menonjol dan sakit,terdapat pada kulit, 
tangan atau kaki, terutama pada ujung jari kaki.
  janeway lesion, bercak kemerahan pada telapak tanganatau kaki, tanda-tanda 
pada mata berupa ptekiekonjungtiva, perdaarahan, kebutaan, tanda endoflamiti
s. Semua tanda-tanda yang disebutkan diatas tidak selalu ada pada penderita
endokarditis. Elektrokardiogram tergantung dari kelaian dasar
pada penyakit jantung. Adanya gangguan konduksi menunjukkankemungkinan 
terjadi abses atau endokarditis. Gambaran fotoroentgen tergantung dari kelaina
n dasar pada jantung. Bilaada gagal jantung akan ditemukan pembesar
an jantung. Dantanda terdengar diparu

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Leukosit dengan jenis netrofil, anemia
normokrom normositer, LEDmeningkat, immunoglobulin serum meningkat, uji
fiksasi anti gamaglobulin
positf, total hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun,
kadar bilirubin sedikit meningkat.Pemeriksaan umum urine ditemukan maka protei
nuria dan hematuriasecara mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro 
organisme daridarah . Biakan harus diperhatikan darah diambil tiap hari 
berturut-turutdua / lima hari diambil sebanyak
10 ml dibiakkan dalam waktu agak lama(1 -3 minggu) untuk mencari
mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat. biakkan bakteri
harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik.
Biakan yang positif uji resistansi terhadap antibiotic.
2. EchocardiografiDiperlukan untuk:•melihat vegetasi pada katub aorta terutama veg
etasi yang besar ( >5 mm)•melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel ya
ng progresif •mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolapmitral, fi
brosis, dan calcifikasi katub mitral )•penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan 
adanyadestrruktif katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan p
enggantian katub.
3. P e m e r i k s a a n   ( E K G )   m e n u n j u k k a n   a d a n y a   i s k e m i a ,   h i p e r t r o p i ,   b l
o k   konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi.
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Medis
Tirah baring
2. Farmakoterapi: antibiotic (penicillin, streptomycin vancomycyn,gentamicyn)
3. Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotic intravenadosis tinggi 
selama minimal 2 minggu. Pemberian antibiotik saja tidak cukup pada infeksi
katub buatan. Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki
atau mengganti katub yang rusak dan membuang vegetasi. Sebagai tindakan
pencegahan, kepada penderita kelainan katub jantung, setiap akan menjalan
tindakan gigi maupun pembedahan sebaiknya diberikan antibiotik. Pengobatan
akan berhasil baik bila dimulai sedini mungkin, obat tepat (terutama sesuai dengan
uji resistensi)
valid, dan waktu yangcukup. Pengobatan empiris untuk endokarditis akut adalah 
dengan nafisilin 2g/ 4 jam, ampisilin 2g/ 4 jam dan gentamisin 1,5 mg/kg BB
8/jam. Sedangkan untuk endokarditis subakut cukup dengan ampisilin
dan gematisin. Pada orang dewasa atau anak-anak dengan endokarditis disertai
kelainan jantung reumatik dan bawaan dapat diberi pinisilin G2,4-6 juta unit/hari
diteruskan selama 4 minggu. Penisilin diberi secara parenteral selama 2 minggu
dan selanjutya diberi parenteral atau oral(penisislin V). dapat ditambahkan 
streptomicyn 0,5 mg tiap 12 jamselama 2 minggu. Pada orang tua atau 
wanita setelah tindakan stentridan ginekologis dapat diberi penisilin G 1,2-2,4 juta
unit/ hari parenteral ditambah gentamicyn 3-5 mg/ kg BB yang dibagi dalam 2-3
dosis. Ampisilin dapat dipakai dengan dosis 6-12 g sehari.
Lama pengobatan minimal 4-6 minggu. Bila kuman resisten
terhadap penisilin, dapat dipakai sefalotin 1,5 g tiap 3 jam iv atau nafsin 1,5 gtiap 
4 jam, oksasilin 12g/ hari atau vankomisin tiap 6 jam ataueritromisin 0,5 g tiap 8 j
am. Endokarditis yang disebabkan oleh jamur  biasanya fatal, doberikan amfotetisi
n B 0,5-1,2 mg/ hari iv danflurositosin 150 mg/ kg BB per oral.Resiko mortalitas
dan morbiditas tinggi pada tindakan bedahyang terlalu awal, Tapi apabila
pembedahan terlambat dilakukan, pasien dapat meninggal karena
hemidinamik yang buruk atau komplikasi berat. Indikasi bedah adalah
gagal jantung yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, septikimia yang tidak
berespon dengan pengobatanantibiotik, perluasan infeksi intrakardiak, endokarditi
s pada lesi jantung bawaan, dan endokarditis karena jamur.Profilaksis antibiotik di
perlukan pada tindakan yangmemungkinkan terjadinya bakterimia, misalnya opera
si atau pencabutan gigi, American heart association merekomendasikan pemberian 
amoksisilin 3g secara oral pada 1 ajm sebelum prosedur,diikuti 1,5g pada 6 jam se
telah dosis inisial. Bila pasien alergi terhadap penisilin, dapat diberiakan 800mg kl
indamisin oral 1 ajm sebelum prosedur, diikuti pemberian berikutnya 6 jam setela
h dosis inisial.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan diberikan berdasarkan kewenangan dantanggung jawab pe
rawat secara profesional sebagaimana terdapatdalam standar praktek keperawatan 
yaitu : Independent, Dependent,Interdependent.
2.7 KOMPLIKASI
a . Komplikasi Endokarditis:Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis kompl
ikasineurologi merupakan hal yang penting karena sering terjadi, merupakankompli
kasi neurologik. Dapat melalui 3 cara:
1. penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari
vegetasi endokardia.
2. infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena
septik emboli atau bakterimia.
3. reaksi immunologisMelalui mekanisme tersebut dapat menyebabkan:
a. infark atau infark berdarah.
b. pendarahan intra serebral, SAB, perdarahan subdural.
c. prose desak ruang, seperti abses atau mycotic aneurysma.
d. perubahan fungsi otak karena berbagai factor Bila terjadi emboli akan akan 
mengakibatkan:
1. Gejala neurologik fokal bila mengenal hanya satu pembuluh darah.
2. lebih dari satu pembluh darah tergantung dari istemianya apakah
dapat membaik sebelum terjadi kerusakan yang permanen maka
gejalanya mirip TIA, atau bila berlanjut menyebabkan kerusakn 
jaringan otak dan terjadi proses supurasi.Hal tersebut mengakibatkan:
a. septik atau septic meningitis
b. absces, mikro absces otak 
c. meningoencephalitis Bila dinding arteri atau vasa vaserum terkena
maka akan terjadi aneurisma, yang akan mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah yang bersangkutan.
Berbagai factor yang dapat menimbulkan kelainan neurologis yaitu: 

 Hipoksia

 ganguan metabolisme

 pengaruh obat-obatan

 pengaruh toksis dari infeksi systemic

  reaksi imunitas terhadap pembuluhdarah

  proliferatif endarteritis.

b.Komplikasi dapat terjadi disemua organ bila terjadi emboli infektif 

 Gagal jantung Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah gagal jantung sedang


sampai berat dan kemtian terjadi 85% dari 95 kasus
 Emboli Emboli terjadi pada 13-35% endokarditis infektif subakut dan 50-60% pada
penderita endokarditis akut. Emboli arteri sering terjadi pada otak, paru, arteri
koronaria, limpa, ginjal ekstrimitas, usus,mata dll.
 Aneurisma nekrotik Terjadi pada 3-5%  e n d o k a r d i t i s   i n f e k t i f   d a n   a k a n  
m e n g a l a m i  perdarahan
 Gangguan neurologik Ditemukan pada 40-50% endokarditis infektif. Ganguan
b i s a  berupa, gangguan kesadaran, gangguan jiwa (psikotik) meningonsepalitis steril. 
Kelainan pada pembuluh darah otak 80% disebabkan infark dan 20% karena
perdarahan otak
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN

 Data Demografi/ identitas
 Umur (usia> tua)
 Murmur jantung
 Aritmia
 Tekanan darah mneingkat
 Nadi perifer cenderung lemah
 Intoleransi aktivitas
 Suku bangsa
 Pekerjaan
 Pekerja berat
 Stress tinggi
 Lingkungan/ tempat tinggal
 Mempengaruhi pola hidup dan konsumsi makanan

 Pengkajian data dasar
1. Riwayat atau adnya factor-factor resiko:Penyakit jantung bawaan
 Riwayat bedah jantung
 Pemakaian obat-obatan intravena yang sembarangan
 Prosedue diagnosa kardiovaskuler sebelumnya yang bersifat in
asif
2. Pemerisaan fisisk berdasarkan pengkajian status kardiovaskuler dans
urvei umum kemungkinan menunjukkan:
 Tiga kelompok besar anemia, demam intermitten dan murmur 
systole (dengan stenosis aorta infusiensi tricuspid atau infusiensimitra
l) atau murmur diastolic (dengan isufiensi aorta stenosistricuspid atau st
enosis mitral)Atralgia
 Anoreksia dan kehilangan berat badan
 Lelah
 Spelenomegali
 Lesi vaskuler 
 Nodus osler (nyeri, adanya nodul merah dikulit)
 Lesi janeways (datar, tidak ada nyeri, bintik-bintik 
merahyang ditemukan ditelapak kaki dan ditelapak tangan yan
gmenjadi pusat karena tekanan)
 Ptekia
 Gejala gagal jantung
3. Pemeriksaan diagnostik 
 Kultur darah positif untuk infeksi organisme
 JDL menunjukkan leukositosis, Hb, hematokrit, dan SDM dibawah
batas normal
 Laju sedimen eritrosit (ESR) meningkat, menggambarkan ada
nya peradangan
 Urinelasis AU menunjukkan hematuria dan proteunaria positif 
 Sinar X dada mendeteksi gagal jantung kongestif dan hipertro
pi
 Jantung EKG untuk mengkaji gagal jantung dan aritmia
 Ekokardiogram untuk menentukan luasnya kerusakan katup
 Enzim jantung: CPK mungkin tinggi, tetapi isoenzim MB tidak ada
 Angiografi: dapat menunjukkan stenosis katup dan regurtasi
 penurunan gerak dindingS i n a r   X   d a d a :   d a p a t   m e n u n j u k a n   p e
mbesaran jantung, infiltrsi
 pulmonalJDL : dapat menunjukkan infeksi akut/ kronis anemia
 Kultur darah: dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan jamur pe
nyebab
 LED: umumnya meningkat
 Titer ASO: peninggian pada demam reumatik  ( k e m u n g k i n a n
pencetus)
 Titer ANA: positif pada penyakit antonium missal: SLE
(kemungkinan pencetus)
 Perikardiosintesis: cairan pericardial dapat diperiksa untuik etiologi,
infeksi, seperti bakteri, tuberkolosis, infeksi virus, atau jamur, SLE, pen
yakit rheumatoid, keganasan
4. Kajian perasaan pasien dan masalah
masalah tentang kondisi sesudahdistress cardiopulmonal

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) dapat dihubungkan dengan inflamasi endokardium
2. Curah Jantung menurun b/d kontraksi otot jantung menurun
3. G a n g g u a n   p e m e n u h a n   n u t r i s i   b / d   m a l a i s e
4. Hipertermi b/d reaksi inflamasi
5. Intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan iskemia6 ) K u r a n g   p e n g e t a h u
an b/d defisit informasi

3.3 INTERVENSI
1. Nyeri akut b/d inflamasi endokardium
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24jam, klien menyataka
nnyeri berkurang
Kriteria hasil :
1) Skala nyeri berkurang
2) Grimes (-)
3) TTV normal : TD = 110/80, RR = 16-24x/menit, T = 36,5-37 C, N =60-100x/menit

INTERVENSI/ TINDAKAN RASIONAL
Mandiri: Nyeri perikarditis secara khas terletak sub
ternal dan dapat menyebar keleher dan pu
 Selidiki keluhan nyeri dada, perhatik
an awitan dan factor pemberat atau nggung. Namun ini berbeda dari
penurun. iskemia miokard/ nyeri infrak, pada nyeri
ini menjadi memburuk pada inspirasi
  Perhatikan penunjuk nonverbal dari  dalam, gerakan, atau berbaring dan hilang
ketidak nyamanan. Misalnya: berbarin dengan duduk tegak/ membungkuk.
g dengan diam ataugelisah, tegang oto
Catatan: nyeri dada dapat atau mungkin
t, menangis.
tidak menyertai endokarditis dan
 Berikan lingkungan yang tenang dan miokarditis, tergantung adanya iskemia.
tindakan kenyamanan. Misalnya: peruba Tindakan ini dapat menurunkan emosion
han  al pasien.Mengarahkan kembali perhatian
posisi, gosokan punggung, penggunaan k ,memberikan distraksi dalam tingkat
ompres panas/ dingin,dukungan emosi aktivitas individu.Dapat menghilangkan n
onal, berikan aktivitashiburan yang y
yeri, menurunkan respon inflamasi
ang tepat
Untuk menurunkan demam dan
 Kolaboratif :Berikan obat-obat sesua meningkatkan kenyamanan.Dapat
i indikasi: agennonsteroid mis, indometas diberikan untuk gejala yang lebih berat
in (indocin);A S A   ( a s p i r i n ) ,   a n t i p i r Memaksimalkan ketersediaan oksigen
e t i k   m i s ;   A S A / asetaminofen (Tyleno untuk ambilan untuk menurunkan
l)steroid ketidaknyamanan berkenaan dengan
 Berikan oksigen suplemen sesuaiindi iskemia.
kasi

2) Curah jantung, penurunan, b/d kontraksi jantung menurun
T u j u a n   :   setelah dilakuakn asuhan keperawatan 2x24jam, curah jantung adekuat
Kriteria hasil :
1) Akumulasi cairan dalam kantung pericardia (perikarditis) berkurang 
2) Tidak ada Stenosis/ insufisiensi katupkontriksi fungsi ventrikel adekuat
3) Degenerasi otot jantung

INTERVENSI/ TINDAKAN RASIONAL
Mandiri: Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat
 Pantau frekuensi/irama jantung.
 Perhatikan jarak/muffled tonus
jantung,murmur,galop S3 dan S4.
 Dorong tirah baring dalam posisi
semi fowler.
 Berikan tindakan kenyamanan,
misal: gosokan punggung dan
perubahan posisi, dan aktivitas
hiburan dalam toleransi jantung
 Dorong penggunaan tekhnik
menejemen stres, misalnya
bimbingan imajinasi,latihan
pernafasan.
 Selidiki nadi cepat,
hipotensi,penyempitan tekanan nadi,
peningkatan CVP/DVJ, perubahan
tonu jantung,penurunan tingkat
kesadaran.
 Kolaborasi: Berikan oksigen
suplemen.
 Berikan obat-obatan sesuai
indikasi,misalnya: digitalis, diuretic,
antibiotic/antimicrobacterial
intravena.
 Bantu dalam perikardiosentetis
darurat.
 Siapkan pasien untuk
pembedahan,bila diindikasikan.

1.1 Kesimpulan

1.2 Saran
1. Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat memberikan
pendidikan kesehatan berupa penyuluhan bagi ibu hamil mengenai gizi
seimbang pada masa kehamilan agar dapat mengurangi kekurangan
gizi pada ibu hamil. 2. Bagi ibu hamil agar rajin menmeriksakan
kehamilannya secara rutin (minimal 1 bulan sekali) untuk menjaga
agar kenaikan berat badan tetap terjaga dengan cara menimbangs
badan. 3. Ibu hamil sebaiknya selalu mengkonsumsi setidaknya dua
gelas susu sehari atau santaplah hasil produksi ternak lainnya. 4. Bagi
ibu hamil sebaiknya makan makanan yang benar-benar bergizi agar
ibu dan janinnya selalu sehat. 5. Sebaiknya ibu hamil segera
menghubungi tenaga kesehatan terdekat jika terjadi tanda-tanda
komplikasi kehamilan agar dapat segera memperoleh penanganan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nutrisi diakses pada hari Minggu, 24


Oktober 2021 pukul: 16.20 WIB
http//www.google.com//gizi buruk//2008.
Sumber:www.indokini.com/kesehatan/kes1023.shtml diakses pada
hari Minggu tanggal 24 Oktober 2021 pukul: 16.40 WIB
http : //www.ibu hamil. Com / lihat artikel diakses pada hari Minggu
tanggal 24 Oktober 2021 Pukul : 16.55 WIB.
http://www.padusi.com/ani/files/article/
gizi_seimbang_sesuai_dengan_keadaan_ekonomi. asp Supariasa. et.al.
2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Diakses pada hari Minggu
tanggal 24 Oktober 2021 pukul : 17.00 WIB.
https://www.alodokter.com/kebutuhan-nutrisi-gizi-ibu-hamil-yang-
harus-dipenuhi Diakses pada hari Minggu tanggal 24 Oktober 2021
pukul : 17.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai