DOSEN :
Tubagus Erwin, S.kep.,Ns., M.kep
KELOMPOK 4
DISUSUN OLEH :
KELAS :
K2 /REGULER UMUM
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah Tentang Asuhan Keperawatan
Endokarditis” tepat waktu. Makalah disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah di Universitas Mitra Indonesia. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................
KATA PENGHANTAR........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
2.1 Pengertian Nutrisi(gizi)............................................................
2.2 Makanan dan gizi seimbang bagi ibu......................................
2.3 Nutrisi Pada Ibu Hamil............................................................
2.4 Faktor yang memengaruhi pada ibu hamil?
2.5 Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil..........................
2.6 Kebutuhan pada ibu hamil.......................................................
2.7 status gizi pada ibu hamil.........................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................
3.1 Kesimpulan .............................................................................
3.2 Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard atau katup jantung
nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis. Lesi yang khas pada
endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi
lesi juga ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya terj
adi pada jantung yang mengalami kerusakan.Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub
yang mengalami kerusakanakan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yang terjad
i
pada penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut,sub akut, atau
kronik bergantung pada virulensi mikroorganisme dan imunitas pasien.Endokarditis infektif sub
akut hampir selalu fatal dalam beberapa bulan
sampai dua tahun, sedangkan endokarditis hiperakut dan akut hampir tak dikenal, karena pasien
telah meninggal dunia lebih dahulu disebabkan olehsepsis, sebelum gejala klinis yang terkena in
feksi timbul, walapun padaautopsis jelas terlihat vegetasi infeksi pada endokard dan katub jantu
ng.Endokarditis infektif kronik hampir tak dapat dibuat diagnosisnya sewaktu pasien masih hidu
p karena gejala khas tidak ditemukan hanya gejala-gejala
infeksi aja.Banyaknya penyakit yang terjadi di masyarakat saat ini, terutama pada
system kardiovaskuler membuat penyusun merasa perlu mengetahui danmenyusun makalah ini.
Dan sebagai mahasiswa program S1 Keperawatandirasa perlu mempelajari asuhan keperawatan
terhadap pasien dengan penyakit system kardiovaskuler khususnya endokarditis
Bagaimana landasan teori dan asuhan keperawatan dari endokarditis
1.3 Tujuan
Mengetahui penyakit-penyakit pada system cardiovaskuler khususnya peny
akitendokarditis
Mengetahui asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien dengan
Endokarditis
Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Medikal Bedah
Bagi kelompok
Sebagai bahan materi pembelajaran mahasiswa khususnya dalam format
asuhan keperawatan kardiovaskuler tentang materi endokarditis dan Sebagai
tambahan referensi dan bahan pustaka bagi sekolah tinggi ilmu kesehatan mengenai
Keperawatan Medikal Bedah
Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan memberikan informasi kepada mahasiswa lain dan
kepada masyarakat tentang Asuhan Keperawatan Endokarditis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 ETIOLOGI
M i k r o o r g a n i s m e y a n g d a p a t m e n i m b u l k a n p e n y a k i t i n i p a l i n g b a n y a k adalah
streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan staphylococcusaureus untuk endokarditis infek
tif akut. Etiologi lain adalah streptococcus faecealis, streptococcus dan staphylococcus lain.
bakteri gram negative aerob dan anaerob, jamur, virusdan candida.Factor predisposisi adalah :
2. Tindakan bedah gigi orofaring yang baru
3. Tindakan atau pembedahan pada saluran urogenital atau saluran napas
4. Pecandu narkotika intravena sentral
5. Pemberian nutrisi penetral yang lama.
6. .Penyebab lainnya misalnya: riketsia burette, brucella abortus
2.3 Patofisiologi
Terjadinya endokarditis reumatik disebabkan langsung oleh demam reumatik suatu
penyakit sistemik yang disebabklan oleh infeksi streptococcus group A. Demam reumatik
mempengaruhi persendian menyebabkan poliartritis. Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan
akibat infeksi atau secaralangsung dirusak oleh organisme tersebut.Kerusakan jantung dan
lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan tersebut tidak mengalami infeksi atau secara
langsung dirusak oleh organismetersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensivitas
atau reaksi, yang terjadi sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus.
Lekosit darah akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan memben nodul, yang
kemudianakan diganti dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat dalam proses in
flamasi ini; artinya, berkembanglah miokarditis rematik yangsementara melemahkan tenaga k
ontraksi jantung. Demikian pula pericardium juga terlibat; artinya, juga terjadi perikarditis
rematik selama perjalanan akut penyakit. komplikasi miokardial dan pericardial tersebut bias
anya tanpameninggalkan gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya endokarditis rematik men
gakibatkan efek samping kecatatan permanen
Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan adanya
tumbuhankecil yang transparan, yang menyerupai manik dengan ukuransebesar kepala jarum
pentul, tersusun dalam deretan sepanjang tepi bilahkatup. Manik-manik kecil tadi tidak tampa
k berbahaya dan dapat menghilang tanpa merusak bilah katup, namun yang lebih sering
mereka dapat menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang
secara bertahap menebalkan bilah-bilah katup, menyebabkanya menjadimemendek
dan menebal dibanding yang normal, sehingga tak dapat menutup
dengan sempurna. Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut regurtasi
katup. Tempat yang paling sering mengalami regurtasi katup adalah katup
mitral.Pada pasien lain, tepi bilah katup yang meradang menjadi lengket satu
sama lain, mengakibatkan stenosis katup, yaitu penyempitan lumen katup.Sebagian kecil pasi
en dengan demam reumatik menjadi sakit berat dengan gagal jantung yang berat,
disritmia serius,dan pneumonia rematik. Pasien iniharus dirawat diruang perawatan intensif.
Kebanyakan pasien sembuh dengan segera dan biasanya sempurna. Namun, meskipun pasien
telah bebas dari gejala, masih ada beberapa efek residual permanen yang tetap tinggal yang se
ring menimbulkan deformitas katup progresif. Beratnya kerusakan jantung, atau bahkan
keberadaannya,mungkin tidak tampak pada pemerikasaan fisik selama fase akut selama ini.
Namun, kemudian bising jantung yang khas untuk stenosis katup, regurgitasiatau keduanya d
apat terdengar pada auskultasi dan pada beberapa pasien, bahkan dapat terdeteksi adanya thrii
l
pada saat palpasi. Miokardium biasanyadapat mengkompensasi defek katup tersebut dengan
baik sampai beb erapawaktu tertentu. Selama miokardium masih bias mengkompensasi, pasie
nmasih dalam keadaan sehat. Namun cepat atau lambat, miokardium gagal jantung akan mun
cul, apabila terjadi dekompensasi.
1. Efek destruktif local, akibat infeksi intrakardiak
2. Embolisasi y a n g b e r a s a l d a r i o r g a n l a i n
3 . Baterimia
4. Reaksi antibody pada organisme penyebab infeksi
Port dentrée (tempat masuk/ tinggalnya kuman) antara lain di tonsil, gigi,farinks, intestiu
m, traktus urogenetalia. Melalui peredaran darah maka bakterimelekat pada katub jantung ya
ng rusak maupun endokardium, kemudian terbentuk sllatu thrombus + fibrin dan
didalamnya bakteri-bakteri tersebut berkumpul dan berkembang biak.
Begitu pula dalam tindakan-tindakan bedahurologis (sistokopi), partus/ abortus, cabut gigi
dapat menyebabkan endokarditis.
2.4 TANDA DAN GEJALA
Sering pasien tidak mengetahui dengan jelas sejak kaluhan penyakitnyatimbul.
Pada beberapa pasien, manifestasi penyakit menjadi jelas sesudahcabut gigi, infeksi saluran n
afas atau tindakan lain. Keluhan umum yang sering diderita adalah demam, lemah, letih, lesu,
keringat malam banyak,anoreksia, berat badan menurun dan sakit sendi.
Bila terjadi emboli akantimbul keluhan seperti paralisis, sakit dada, sakit perut, hematuria, bu
tamendadak, sakit pada jari tangan, dan kaki dan sakit pada kulit.
1. Gejala klinis Endokarditis bervariasi dari yang ringan sampai yang berat
Endokarditis sub akut
a. Gejala timbul kurang lebih dua minggu sesudah inkubasi.Keluhan penderita seperti
keluhan infeksi yang umum antara
lain panas yang terlalu tinggi, sakit kepala, nafsu makankurang, lemas, berat ba
dan turun. Timbulnya gejala karenakomplikasi seperti gagal jantung, ga
gal emboli pada organtubuh yang terkena misalnya gejala neorologi, sakit dada,
sakit diperut kiri atas, hematuria, tanda iskemia diekstremitas.Endokarditis akut
b. Gejala timbul lebih berat dalam waktu yang lebih singkatTanda-tanda yang dapat diliha
t pada endokarditis bermacam-macam. Pasien merupakan gejala yang paling umum pada
endokarditis. Pada pemeriksaan fisik jantung sering
c. ditemukan adanya bising tidak menghilangkan kemungkinanadanya endokarditis.T
anda-tanda karena kelainan vaskuler seperti :
ptechiae, bercak pada kulit atau mukosa yang kelihatan pucat.
splinter hemoraghes bercak kemerahan dibawah kulit.
osler node, nodus berwarna gelap yang menonjol dan sakit,terdapat pada kulit,
tangan atau kaki, terutama pada ujung jari kaki.
janeway lesion, bercak kemerahan pada telapak tanganatau kaki, tanda-tanda
pada mata berupa ptekiekonjungtiva, perdaarahan, kebutaan, tanda endoflamiti
s. Semua tanda-tanda yang disebutkan diatas tidak selalu ada pada penderita
endokarditis. Elektrokardiogram tergantung dari kelaian dasar
pada penyakit jantung. Adanya gangguan konduksi menunjukkankemungkinan
terjadi abses atau endokarditis. Gambaran fotoroentgen tergantung dari kelaina
n dasar pada jantung. Bilaada gagal jantung akan ditemukan pembesar
an jantung. Dantanda terdengar diparu
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Leukosit dengan jenis netrofil, anemia
normokrom normositer, LEDmeningkat, immunoglobulin serum meningkat, uji
fiksasi anti gamaglobulin
positf, total hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun,
kadar bilirubin sedikit meningkat.Pemeriksaan umum urine ditemukan maka protei
nuria dan hematuriasecara mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro
organisme daridarah . Biakan harus diperhatikan darah diambil tiap hari
berturut-turutdua / lima hari diambil sebanyak
10 ml dibiakkan dalam waktu agak lama(1 -3 minggu) untuk mencari
mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat. biakkan bakteri
harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik.
Biakan yang positif uji resistansi terhadap antibiotic.
2. EchocardiografiDiperlukan untuk:melihat vegetasi pada katub aorta terutama veg
etasi yang besar ( >5 mm)melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel ya
ng progresif mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolapmitral, fi
brosis, dan calcifikasi katub mitral )penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan
adanyadestrruktif katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan p
enggantian katub.
3. P e m e r i k s a a n ( E K G ) m e n u n j u k k a n a d a n y a i s k e m i a , h i p e r t r o p i , b l
o k konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi.
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Medis
Tirah baring
2. Farmakoterapi: antibiotic (penicillin, streptomycin vancomycyn,gentamicyn)
3. Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotic intravenadosis tinggi
selama minimal 2 minggu. Pemberian antibiotik saja tidak cukup pada infeksi
katub buatan. Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki
atau mengganti katub yang rusak dan membuang vegetasi. Sebagai tindakan
pencegahan, kepada penderita kelainan katub jantung, setiap akan menjalan
tindakan gigi maupun pembedahan sebaiknya diberikan antibiotik. Pengobatan
akan berhasil baik bila dimulai sedini mungkin, obat tepat (terutama sesuai dengan
uji resistensi)
valid, dan waktu yangcukup. Pengobatan empiris untuk endokarditis akut adalah
dengan nafisilin 2g/ 4 jam, ampisilin 2g/ 4 jam dan gentamisin 1,5 mg/kg BB
8/jam. Sedangkan untuk endokarditis subakut cukup dengan ampisilin
dan gematisin. Pada orang dewasa atau anak-anak dengan endokarditis disertai
kelainan jantung reumatik dan bawaan dapat diberi pinisilin G2,4-6 juta unit/hari
diteruskan selama 4 minggu. Penisilin diberi secara parenteral selama 2 minggu
dan selanjutya diberi parenteral atau oral(penisislin V). dapat ditambahkan
streptomicyn 0,5 mg tiap 12 jamselama 2 minggu. Pada orang tua atau
wanita setelah tindakan stentridan ginekologis dapat diberi penisilin G 1,2-2,4 juta
unit/ hari parenteral ditambah gentamicyn 3-5 mg/ kg BB yang dibagi dalam 2-3
dosis. Ampisilin dapat dipakai dengan dosis 6-12 g sehari.
Lama pengobatan minimal 4-6 minggu. Bila kuman resisten
terhadap penisilin, dapat dipakai sefalotin 1,5 g tiap 3 jam iv atau nafsin 1,5 gtiap
4 jam, oksasilin 12g/ hari atau vankomisin tiap 6 jam ataueritromisin 0,5 g tiap 8 j
am. Endokarditis yang disebabkan oleh jamur biasanya fatal, doberikan amfotetisi
n B 0,5-1,2 mg/ hari iv danflurositosin 150 mg/ kg BB per oral.Resiko mortalitas
dan morbiditas tinggi pada tindakan bedahyang terlalu awal, Tapi apabila
pembedahan terlambat dilakukan, pasien dapat meninggal karena
hemidinamik yang buruk atau komplikasi berat. Indikasi bedah adalah
gagal jantung yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, septikimia yang tidak
berespon dengan pengobatanantibiotik, perluasan infeksi intrakardiak, endokarditi
s pada lesi jantung bawaan, dan endokarditis karena jamur.Profilaksis antibiotik di
perlukan pada tindakan yangmemungkinkan terjadinya bakterimia, misalnya opera
si atau pencabutan gigi, American heart association merekomendasikan pemberian
amoksisilin 3g secara oral pada 1 ajm sebelum prosedur,diikuti 1,5g pada 6 jam se
telah dosis inisial. Bila pasien alergi terhadap penisilin, dapat diberiakan 800mg kl
indamisin oral 1 ajm sebelum prosedur, diikuti pemberian berikutnya 6 jam setela
h dosis inisial.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan diberikan berdasarkan kewenangan dantanggung jawab pe
rawat secara profesional sebagaimana terdapatdalam standar praktek keperawatan
yaitu : Independent, Dependent,Interdependent.
2.7 KOMPLIKASI
a . Komplikasi Endokarditis:Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis kompl
ikasineurologi merupakan hal yang penting karena sering terjadi, merupakankompli
kasi neurologik. Dapat melalui 3 cara:
1. penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari
vegetasi endokardia.
2. infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena
septik emboli atau bakterimia.
3. reaksi immunologisMelalui mekanisme tersebut dapat menyebabkan:
a. infark atau infark berdarah.
b. pendarahan intra serebral, SAB, perdarahan subdural.
c. prose desak ruang, seperti abses atau mycotic aneurysma.
d. perubahan fungsi otak karena berbagai factor Bila terjadi emboli akan akan
mengakibatkan:
1. Gejala neurologik fokal bila mengenal hanya satu pembuluh darah.
2. lebih dari satu pembluh darah tergantung dari istemianya apakah
dapat membaik sebelum terjadi kerusakan yang permanen maka
gejalanya mirip TIA, atau bila berlanjut menyebabkan kerusakn
jaringan otak dan terjadi proses supurasi.Hal tersebut mengakibatkan:
a. septik atau septic meningitis
b. absces, mikro absces otak
c. meningoencephalitis Bila dinding arteri atau vasa vaserum terkena
maka akan terjadi aneurisma, yang akan mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah yang bersangkutan.
Berbagai factor yang dapat menimbulkan kelainan neurologis yaitu:
Hipoksia
ganguan metabolisme
pengaruh obat-obatan
pengaruh toksis dari infeksi systemic
reaksi imunitas terhadap pembuluhdarah
proliferatif endarteritis.
b.Komplikasi dapat terjadi disemua organ bila terjadi emboli infektif
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
Data Demografi/ identitas
Umur (usia> tua)
Murmur jantung
Aritmia
Tekanan darah mneingkat
Nadi perifer cenderung lemah
Intoleransi aktivitas
Suku bangsa
Pekerjaan
Pekerja berat
Stress tinggi
Lingkungan/ tempat tinggal
Mempengaruhi pola hidup dan konsumsi makanan
Pengkajian data dasar
1. Riwayat atau adnya factor-factor resiko:Penyakit jantung bawaan
Riwayat bedah jantung
Pemakaian obat-obatan intravena yang sembarangan
Prosedue diagnosa kardiovaskuler sebelumnya yang bersifat in
asif
2. Pemerisaan fisisk berdasarkan pengkajian status kardiovaskuler dans
urvei umum kemungkinan menunjukkan:
Tiga kelompok besar anemia, demam intermitten dan murmur
systole (dengan stenosis aorta infusiensi tricuspid atau infusiensimitra
l) atau murmur diastolic (dengan isufiensi aorta stenosistricuspid atau st
enosis mitral)Atralgia
Anoreksia dan kehilangan berat badan
Lelah
Spelenomegali
Lesi vaskuler
Nodus osler (nyeri, adanya nodul merah dikulit)
Lesi janeways (datar, tidak ada nyeri, bintik-bintik
merahyang ditemukan ditelapak kaki dan ditelapak tangan yan
gmenjadi pusat karena tekanan)
Ptekia
Gejala gagal jantung
3. Pemeriksaan diagnostik
Kultur darah positif untuk infeksi organisme
JDL menunjukkan leukositosis, Hb, hematokrit, dan SDM dibawah
batas normal
Laju sedimen eritrosit (ESR) meningkat, menggambarkan ada
nya peradangan
Urinelasis AU menunjukkan hematuria dan proteunaria positif
Sinar X dada mendeteksi gagal jantung kongestif dan hipertro
pi
Jantung EKG untuk mengkaji gagal jantung dan aritmia
Ekokardiogram untuk menentukan luasnya kerusakan katup
Enzim jantung: CPK mungkin tinggi, tetapi isoenzim MB tidak ada
Angiografi: dapat menunjukkan stenosis katup dan regurtasi
penurunan gerak dindingS i n a r X d a d a : d a p a t m e n u n j u k a n p e
mbesaran jantung, infiltrsi
pulmonalJDL : dapat menunjukkan infeksi akut/ kronis anemia
Kultur darah: dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan jamur pe
nyebab
LED: umumnya meningkat
Titer ASO: peninggian pada demam reumatik ( k e m u n g k i n a n
pencetus)
Titer ANA: positif pada penyakit antonium missal: SLE
(kemungkinan pencetus)
Perikardiosintesis: cairan pericardial dapat diperiksa untuik etiologi,
infeksi, seperti bakteri, tuberkolosis, infeksi virus, atau jamur, SLE, pen
yakit rheumatoid, keganasan
4. Kajian perasaan pasien dan masalah
masalah tentang kondisi sesudahdistress cardiopulmonal
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) dapat dihubungkan dengan inflamasi endokardium
2. Curah Jantung menurun b/d kontraksi otot jantung menurun
3. G a n g g u a n p e m e n u h a n n u t r i s i b / d m a l a i s e
4. Hipertermi b/d reaksi inflamasi
5. Intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan iskemia6 ) K u r a n g p e n g e t a h u
an b/d defisit informasi
3.3 INTERVENSI
1. Nyeri akut b/d inflamasi endokardium
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24jam, klien menyataka
nnyeri berkurang
Kriteria hasil :
1) Skala nyeri berkurang
2) Grimes (-)
3) TTV normal : TD = 110/80, RR = 16-24x/menit, T = 36,5-37 C, N =60-100x/menit
INTERVENSI/ TINDAKAN RASIONAL
Mandiri: Nyeri perikarditis secara khas terletak sub
ternal dan dapat menyebar keleher dan pu
Selidiki keluhan nyeri dada, perhatik
an awitan dan factor pemberat atau nggung. Namun ini berbeda dari
penurun. iskemia miokard/ nyeri infrak, pada nyeri
ini menjadi memburuk pada inspirasi
Perhatikan penunjuk nonverbal dari dalam, gerakan, atau berbaring dan hilang
ketidak nyamanan. Misalnya: berbarin dengan duduk tegak/ membungkuk.
g dengan diam ataugelisah, tegang oto
Catatan: nyeri dada dapat atau mungkin
t, menangis.
tidak menyertai endokarditis dan
Berikan lingkungan yang tenang dan miokarditis, tergantung adanya iskemia.
tindakan kenyamanan. Misalnya: peruba Tindakan ini dapat menurunkan emosion
han al pasien.Mengarahkan kembali perhatian
posisi, gosokan punggung, penggunaan k ,memberikan distraksi dalam tingkat
ompres panas/ dingin,dukungan emosi aktivitas individu.Dapat menghilangkan n
onal, berikan aktivitashiburan yang y
yeri, menurunkan respon inflamasi
ang tepat
Untuk menurunkan demam dan
Kolaboratif :Berikan obat-obat sesua meningkatkan kenyamanan.Dapat
i indikasi: agennonsteroid mis, indometas diberikan untuk gejala yang lebih berat
in (indocin);A S A ( a s p i r i n ) , a n t i p i r Memaksimalkan ketersediaan oksigen
e t i k m i s ; A S A / asetaminofen (Tyleno untuk ambilan untuk menurunkan
l)steroid ketidaknyamanan berkenaan dengan
Berikan oksigen suplemen sesuaiindi iskemia.
kasi
2) Curah jantung, penurunan, b/d kontraksi jantung menurun
T u j u a n : setelah dilakuakn asuhan keperawatan 2x24jam, curah jantung adekuat
Kriteria hasil :
1) Akumulasi cairan dalam kantung pericardia (perikarditis) berkurang
2) Tidak ada Stenosis/ insufisiensi katupkontriksi fungsi ventrikel adekuat
3) Degenerasi otot jantung
INTERVENSI/ TINDAKAN RASIONAL
Mandiri: Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat
Pantau frekuensi/irama jantung.
Perhatikan jarak/muffled tonus
jantung,murmur,galop S3 dan S4.
Dorong tirah baring dalam posisi
semi fowler.
Berikan tindakan kenyamanan,
misal: gosokan punggung dan
perubahan posisi, dan aktivitas
hiburan dalam toleransi jantung
Dorong penggunaan tekhnik
menejemen stres, misalnya
bimbingan imajinasi,latihan
pernafasan.
Selidiki nadi cepat,
hipotensi,penyempitan tekanan nadi,
peningkatan CVP/DVJ, perubahan
tonu jantung,penurunan tingkat
kesadaran.
Kolaborasi: Berikan oksigen
suplemen.
Berikan obat-obatan sesuai
indikasi,misalnya: digitalis, diuretic,
antibiotic/antimicrobacterial
intravena.
Bantu dalam perikardiosentetis
darurat.
Siapkan pasien untuk
pembedahan,bila diindikasikan.
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
1. Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat memberikan
pendidikan kesehatan berupa penyuluhan bagi ibu hamil mengenai gizi
seimbang pada masa kehamilan agar dapat mengurangi kekurangan
gizi pada ibu hamil. 2. Bagi ibu hamil agar rajin menmeriksakan
kehamilannya secara rutin (minimal 1 bulan sekali) untuk menjaga
agar kenaikan berat badan tetap terjaga dengan cara menimbangs
badan. 3. Ibu hamil sebaiknya selalu mengkonsumsi setidaknya dua
gelas susu sehari atau santaplah hasil produksi ternak lainnya. 4. Bagi
ibu hamil sebaiknya makan makanan yang benar-benar bergizi agar
ibu dan janinnya selalu sehat. 5. Sebaiknya ibu hamil segera
menghubungi tenaga kesehatan terdekat jika terjadi tanda-tanda
komplikasi kehamilan agar dapat segera memperoleh penanganan.
DAFTAR PUSTAKA