Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
DEMAM BERDARAH PADA ANAK
KELOMPOK 2

Disusun Oleh:
1. Alifia Putri Nabila (J210200078)
2. Arsyifa Inneza Hermoko (J210200086)
3. Dian Wahyu Rahmawati (J210200069)
4. Ivan Nur Fauzi Ananto (J210200090)
5. Leni Cahyani (J210200077)
6. Mayra Rizky Susanti (J210200089)
7. Risma Nuril Erwanindyasari (J210200087)
8. Vina Apriliana (J210200085)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tenetunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun pikiran, sehingga mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dar mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan : Proses dan Dokumentasi
Keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan Demam Berdarah pada Anak”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada ibu
dosen yang telah membimbung dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surakarta, 09 Juni 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4
C. Tujuan Studi Kasus ................................................................................................................... 4
D. Manfaat Studi Kasus ................................................................................................................. 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................... 6
Konsep Teori Dasar............................................................................................................................... 6
A. Pengertian .................................................................................................................................. 6
B. Patofisiologi ................................................................................................................................ 6
C. Klasifikasi ................................................................................................................................... 7
D. Tanda dan Gejala....................................................................................................................... 7
E. Manifestasi Klinik ........................................................................................................................ 7
BAB III .................................................................................................................................................. 8
HASIL ....................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Asuhan Keperawatan ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
A. PENGKAJIAN.................................................................................................................................. 8
B. ANALISIS DATA ........................................................................................................................... 11
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN ...................................................................................................... 12
D.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN .............................................................................. 13
BAB IV................................................................................................................................................. 18
PENUTUP............................................................................................................................................ 18
Kesimpulan .......................................................................................................................................... 18
Saran .................................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) 2014. Penyakit DBD pertama kali dilaporkan di
Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina, selanjutnya menyebar keberbagai Negara.
Dengue di Asia Tenggara menyebar ke negara-negara tropis dan subtropis dan sekelilingnya,
Cina Selatan dan Taiwan Selatan, lalu menurun ke negara-negara kepulauan Malaysia ,
Filipina, Guinea Baru, Australia, dan beberapa pulau di Pasifik, Penularan hiperendemis
berlangsung di Vietnam, Thailand, Pakistan, India dan Indonesia. Populasi didunia
diperkirakan beresiko terhadap penyakit DBD mencapai 2,5-3 miliar terutama yang tinggal
didaerah perkotaan di Negara tropis dan subtropis. DBD alah penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae)
dengan manifastasi klinis demam akut selama 2-7 hari, nyeri kepala, nyeri otot dan/atau nyeri
sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik.
DBD yang terlambat ditangani akan menyebabkan Dengue Syok Sindrom (DSS) yang dapat
menyebabkan kematian. Hal tersebut disebabkan karena penderita mengalami defisit volume
cairan dan elektrolit akibat dari meningkatnya permeabilitas atau kemampuan yang dimiliki
zat/membrane partikel yang menembus kapiler pembuluh darah sehingga penderita
mengalami syok hipovolemik yang dapat menyebabkan kegagalan system organ yang
berujung pada kematian, sehingga pemberian cairan sangat penting untuk mengatasi masalah
itu. (Anas Tamsuri, 2009).
Tahun 2016 merupakan tahun dengan kasus DBD tertinggi dalam beberapa tahun terakhir,
jumlah penderita DBD di Sulawesi Tenggara, yaitu pada periode Januari-Maret 2016 saja
mencapai 2.278 kasus, dengan 25 penderita harus merenggang nyawa. Khusus untuk kota
kendari pada periode Januari-Februari 2016 sudah mencapai 349 orang. Meningkat 4 kali
dibandingkan tahun 2015 dan 11 kali dari tahun 2014. (Riskesda Sulawesi Tenggara, 2016).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Demam Berdarah Dengue
(DBD) dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit?”
C. Tujuan Studi Kasus
1) Tujuan umum
Peneliti mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada anak dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) dalam Pemenuhan Kebutuhan cairan dan elektrolit.
2) Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam pembuatan Kasus ini diharapkan penulis mampu :
a. Mampu mendiskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan Demam Berdarah Dengue
(DBD) dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
c. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada pasien anak dengan demam Berdarah
Dengue (DBD) dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien anak dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada pasien anak dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

D. Manfaat Studi Kasus


1. Bagi masyarakat
Memperoleh pengetahuan tentang DBD serta meningkatkan kemandirian dan pengalaman
dalam menolong diri sendiri serta sebagai acuan bagi keluarga untuk mencegah terjadinya
penyakit.
2.Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada institusi pendidikan khususnya
bagi mahasiswa sebagai acuan penelitian lebih lanjut dalam pemberian asuhan keperawatan
pada anak dengan DBD.
3. Bagi profesi perawat
Untuk menambah bahan bacaan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
yang lebih optimal, khususnya pada pasien DBD pada anak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Teori Dasar


A. Pengertian
Demam dengue / DF dan demam berdarah dengue / DBD (dengue haemorrhagic fever / DHF)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot dan / atrau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopedia
dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom
renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh
renjatan / syok. Demam dengue (dengue fever, selajutnya disingkat DF) adalah penyakit yang
terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda – tanda klinis demam,
nyeri otot dan / nyeri sendi yang disertai leukopedia, dengan / tanpa ruam (rash) dan
limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa
yang mengecap yang terganggu, trombositopenia ringan dan bintik – bintik pendarahan spontan
B. Patofisiologi
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karenaviremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,
hiperemiditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelialseperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam
pada DHF disebabkankarena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.Fenomena patofisiologi
utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialahmeningginya
permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin danserotonin serta
aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal iniberakibat
berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia,efusi
dan renjatan.Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan
ditemukannya cairan dalamrongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan
perikard. Renjatan hipovolemik yangterjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak
segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan,asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain
kematian pada DHF adalah perdarahan hebat.Perdarahan umumnya dihubungkan dengan
trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dankelainan fungsi trombosit.Fungsi agregasi
trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti denganterdapatnya
kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkandiantaranya
oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi systemko
C. Klasifikasi

Ada empat derajat penyakit DBD yaitu:


1.Derajat I : Demam mendadak 2-7 hari, gejala tidak khas, manifestasi perdarahan dengan uji
tourniquet positif.
2.Derajat II : Derajat I disertai manifestasi perdarahan lain.
3. Derajat III : Ditemukan tanda dini renjatan, adanya kegagalan sirkulasi, nafas cepat dan lemah,
tekanan darah menurun (20 mmHg) atau hipotensi, disertai kulit dingin, lembab dan gelisah.
4.Derajat IV : Renjatan berat, nadi tidak teraba, terdapat DSS (dengue syok sindrom) dengan
nadi dan tekanan darah tak terukur.
Sari wijayaningsih, K. (2013), mengklasifikasikan DBD dalam empat derajat.

D. Tanda dan Gejala


Mengenai tanda dan gejala yang dialami oleh pasien yang ditampilkan berdasarkan derajat
penyakitnya meliputi:
• Hati membesar nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan
• Asites (pembengkakan cairan di perut )
• Cairan dalam rongga pleura ( kanan )

E. Manifestasi Klinik
a. Demam tinggi selama 2-7 hari
b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit; ptechie, ekhimosis, hematoma
c. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuri
d. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare,
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati f. Sakit kepala
f. Pembengkakan sekitar mata
g. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening 16
h. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah)
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK BUDI
DI RUANG KENARI ATAS RSUD AJIBARANG

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Budi
Umur : 17 tahun
Alamat :Jingkang Rt 03 Rw 2, Ajibarang
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Nama Ibu : Ny. Marni
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Nama Ayah : Tn. Heri
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Diagnosa medik : DBD
Pengkajian tanggal : 25 Mei 2015 Pukul 14.30 WIB
a.Alasan masuk
pasien dilarikan ke IGD RSUD Ajibarang senin tanggal 25 Mei 2015 karena Ibu pasien
mengatakan pasien panas badannya sudah 4 hari sejak hari selasa 21 Mei 2015 berobat ke bidan
hari rabu panas, turun kamis masih panas dan merasa lemas sehingga di bawa RS kemudian
masuk di ruang Kenari Atas kamar 7B.

b.Riwayat Kesehatan
1.) Riwayat kesehatan Sekarang :
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25 mei 2015 jam 14.30 WIB ,Ibu pasien
mengatakan pasien demam. Badannya lemas, letih,lesu,kepala pusing ,diare,mual .dan muntah
sudah sejak 3 hari yang lalu . dari observasi pasien tampak lemas,badan panas.
2.) Riwayat Kesehatan dahulu
Sebelumnya pasien pernah dirawat di Rumah Sakit umur 10 bulan karena diare.
3.) Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada keluarga yang dalam waktu dekat ini menderita sakit DBD.
4.) Kondisi lingkungan.
Menurut ibu kondisi lingkungan rumah cukup bersih, walaupun tinggal dekat kali kecil, sekitar
rumah terdapat beberapa ban bekas untuk menanam tanaman yang belum dipakai, bak mandi
dikuras setiap seminggu 1 kali. seminggu yang lalu ada tetangga gang yang menderita DBD,
tetapi sekarang sudah sembuh, dan lingkungan wilayah belum pernah difogging.

c.Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tingkat kesadaran sedang (Compos Mentis)
Tanda-tanda Vital:
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 38,5 C
Pernapasan : 32 x / menit
Nadi : 60 x / menit
Berat Badan : 54 Kg
Tinggi Badan :168 cm

d. Pemeriksaan Head to toe


1.Kepala : tidak ada benjolan,tidak kelainan , 7. leher: tidak ada pembesaran getah bening
Namun sakit kepala dan terasa pusing. 8. Dada : datar simetris
2.Wajah : bentuk wajah simetris , tidak ada - Jantung: tidak ada bunyi jantung tambahan
benjolan ,tidak ada rasa sakit ketika dipegang - Paru-paru : pergerakan dinding dada
namun kulit wajah memerah . normal tidak ada bunyi ronchi,
3.Rambut : pendek bersih - Abdomen : ada nyeri tekan. Ada teraba
4.Mata : kelopak mata cekung simetris hepar .
tidak ada sianosis, dan - Punggung :tidak ada sklereosis dankelainan
lingkar hitam di bawah mata. tulang lainnya, terasa nyeri
5.Hidung : tidak terdapat polip dan tidak - Genetalia : pasien berjenis kelamin laki-laki
terliahat pernafasan cuping hidung - Ekstermitas atas dan bawah :
6.Mulut: mukosa bibirkering, tidak anggota gerak bawah lengkap tidak ada
sariawan dan tidak ada karies gigi kekurangan.
: simetris tidak ada serumen yang Terdapat ruam pada kulit tes turgor buruk .
Berlebih
f. Pola Kesehatan Fungsional Gordon/ Pengkajian persistem

1. Pola Persepsi dan Kesehatan


DS : orang tua pasien mengatakan bahwa kesehatan sangat penting. Ibu pasien mengatakan
belum terlalu paham dengan penyakit yang dialami anaknya.
DO : An.Budi di rawat di ruang Kenari Atas nomor 7B. Ibu pasien tampak sering bertanya
2. Pola Nutrisi dan Metabolic
DS : keluarga pasien mengatakan bahwa An. Budi makannya sudah banyak makan,
minumnya kurang banyak, ada mual dan muntah
DO : pasien menghabiskan sekitar ¾ makanan yang ada di rumah sakit dan menghabiskan
minum air mineral sekitar 700ml (setengah botol mineral 1500ml)
3. Pola Eliminasi
DS : orang tua pasien mengatakan diare namun BAK lancer.
DO : pasien mengatakan BAB 3 x sehari, kurang konsistensi mengandung air. BAK lancar
kurang lebih 4-5 x sehari berwarna kuning tidak pekat.
4. Pola Akivitas dan Latihan
DS : pasien mengatakan badanya masih lemes.
DO : walaupun masih sering tidur di kasur pasien masih dapat berdiri sendiri dan kekamar
mandi sendiri namun masih telihat lemah.
5. Pola Istirahat dan Tidur
DS : pasien kurang tidur dengan nyinyak dan nyaman
DO : pasien tidur selama 6 jam dan ada lingkar mata.
6. Pola Kognitif dan Persepsi
DS : orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya tidak ada masalah dengan pengelihtanya
dan pendengarnya
DO : pasien dapat menjawab dengan baik, sklera mata tidak ikterik, tidak ada sianosis dan
serumen pada teliga ada sedikit.
7. Pola Persepsi dan Konsep diri
DS : orang tua pasien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh.
DO : pasien selalu kooperatif dalam tindakan keperawatan yang dilakuan
8. Pola Peran dan Hubungan
DS : pasien mengatakan ia lebih suka bercerita dengan ibunya tentang masalahnya
DO : pasien sering di tunggui oleh ibunya
9. Pola Koping dan Toleransi stress
DS : orang tua pasien mengatakan pasien rajin memkan obat dari rumah sakit.
DO :pasien terlihat meminum obatnya.
10. Pola Seksual
DS : orang tua pasien mengatakan anaknya berprilaku seperti anak laki laki lainnya,
DO : pasien berjenis kelamin laki-laki
11. Pola Nilai dan Keyakinan
DS : orang tua pasien mengatakan anaknya beragama islam
DO : pasien selalu bersikap sabar dan istighfar bila merasa kesakitan
Data Pengobatan :

Pasien mendapatkan terapi berupa : Infus (IVFD RL 20 tpm,) dan diberikan Cairan Oralit untuk
mengobati diare dan mengembalikan kadar cairan tubuh ,Tablet Paracetamol ( untuk penurun
demam ) 3 x 250 mg .

B. ANALISIS DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 Data Subjektif : Proses Inflamasi Hipertermi


Klien mengatakan demam
sejak 4 hari yang lalu. Klien
mengatakan sakit kepala dan
pusing disetai juga diare.
Data Objektif :
klien dalam keadaan
(sedang)Kesadaran
komposmentis

TTV (Tanda – Tanda Vital)


T Tekanan Darah = 110/90
mmHg,
Nadi = 60 x/menit ,
P Pernapasan = 12 x/menit,
S Suhu = 38,5oC
2 Data Subjektif
:Klien mengatakan selama
sakit minum berkurang 3-4 Ketidakseimbangan
gelas Klien mengatakan Intake cairan tidak adekuat
sering mual dan muntah elektrolit
Data Objektif :
Test turgor kulit buruk
-

-Mukosa bibir nampak kering.

-Kelopak mata agak cekung

-Klien tampak berkeringat.


-Konjungtiva tampak anemis

3 Data subjektif :
Ibu Pasien mengatakan nafsu
makan anak turun Kurangnya
Data objektif : Resiko defisit Nutrisi
TTV ( tanda – tanda vital ): kecukupan nutrisi

C.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berikut uraian dari diagnosa yang timbul bagi pasien DBD ( DEMAM BERDARAH DEAGUE)
Dengan menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):

1. (D.0130) Hipertermia berhubungan dengan infeksi/ penyakit virus deague


2. (D.0032) Resiko ketidakseimbangan elektrolit intake cairan tidak adekuat.
3. (D .0037) Resiko Defisit Nutrisi
D.RENCANA KEPERAWATAN

NO Dx Diagnosa Keperawatan TUJUAN/ Kriteria Hasil INTERVENSI SIKI


SDKI (SLKI)

D.0I30 1..HIPERTERMIA Setelah dilakukan tindakan I.15506


Kategori : Lingkungan keperawatan selama 3 x 24 jam Intervensi utama
Subkategori : Keamanan dan Proteksi diharapkan masalah hipertemi dapat Observasi :
Pengertian : Suhu tubuh meningkat teratasi dengan baik: Identifikasi penyebab
diatas rentang normal suhu tubuh. hipertermia
Penyebab : Infeksi virus (deague),dan Kriteria hasil : Monitor suhu tubuh
Termoregulasi(perubahan suhu) Monitor kadar elektrolit
dehidrasi
Tanda – tanda vital :
Gejala dan tanda mayor : dalam batas normal Terpeutik :
Subjektif :Tidak ada Suhu: 36,5 37,5C Sediakan lingkungan yang
Objektif :Suhu tubuh diatas nilai nadi : 80- 100x/menit, dingin ber –ac
normal (pasien mengalami suhu tubuh Tekanan darah : Longgarkan atau lepaskan
38,5) 110/70 -120/80mmHg) pakaian
Gejala objektif : Kulit terasa hangat Anak dalam kondisi tidak lemah . Berikan cairan oral
(pasien demam) Suhu kulit tidak hangat/panas.
Kondisi klinis terkait : Proses infeksi (virus
deauge) Edukasi :
Anjurkan tirah baring

Kolaborasi:
Pemberian cairan elektrolit
intravena jika perlu.

(D.0037) 2.Resiko Defisit Nutrisi L.03030 I .12396


Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan Porsi makanan yang dihabiskan Observasi
Definisi : beresiko mengalami asupan 1.Kekuatan otot pengunyah Identifikasi Persiapan Dan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi 2.kekuatan otot menelan Kemampuan Menerima
kebutuhan metabolisme. 3. serum albumin Informasi
Factor resiko : 4. verbaliisasi keinginan untuk
1.Ketidakmampuan meningkatkan nutirisi Terapeutik
menyerap/mengabsorbsi nutrisi. 5. pengetahuan tentang pilihan -Sediakan materi dan media
2.Factor psikologis (mis stress,enganan makanan yang sehat pendidikan kesehatan
untuk makan nafsu makan berkurang ) 7. pengetahuan tentang pemilihan -Jadwalkan pendidikan
minuman yang sehat kesehatan sesuai
Kondisi klinis terkait :
8. pengetahuan tentang standar kesepakatan
-point 11.Infeksi (virus deague) asupan nutrisi yang tepat - berikan kesempatan untuk
9. penyiapan dan penyimpanan bertanya
makanan yang aman.
10. penyiapan dan penyimpanan Edukasi
minuman yang aman.
11. sikap terhadap makanan / -Jelaskan kebutuhan gizi
minuman sesuai dengan tujuan pada anak
kesehatan -Jelaskan pentingya
pemberian makanan
Perasaan cepat kenyang mengandung vitamin D
Nyeri abdomen dan zat besi pada masa pra
Sariawan pubertas dan pubertas, zat
Rambut rontok besi terutama pada anak
Diare perempuan yang telah
mentruasi

BB indeks masa tubuh (imt) Anjurkan menghindari


-frekuensi makanan makan jajanan yang tidak
- nafsu makanan sehat ( mis.mengandung
- bising usus pemanis buatan,pewarna
-tebal lipatan kulit trisep buatan,pengawet,penyedab)
Membrane mukosa Ajarkan ibu
mengidentifikasi makanan
dengan gizi yang seimbang
Ajarkan perilaku bersih dan
sehat.(PHBS)(mis. Cuci
tangan sebelum dan
sesudah makan,cuci tangan
dengan sabun setelah
ketoilet.)
I.03021 I.03102
(D.0032) 3. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit Selama 3x 24 jam diharapkan
Kategori : fisiologis pasien memenuhi Obervasi
Subkategori : Nutrisi / cairan Kriteria hasil: -Identifasi tanda dan gejala
Pengertian : beresiko mengalami perubahan 1 serum natrium Ketidakseimbangan kadar
kadar serum elektrolit. 2 serum kalium elektrolit
Factor resiko : Ketidakseimbangan cairan 3 serum klorida -Identifikasi penyebab
(mis dehidrasi),diare, dan muntah 4 serum kalsium ketidakseimbangan
5 serum magnesium elektrolit
6. serum fosfor - Identifikasi kehilangan
elektrolit melalui Cairan
( mis.diare,drainase
ileostomy,drainase lupa)

Terpeutik
-Berikan cairan jika perlu
-berikann diet yang tepat
(mis,tinggi kalium ,rendah
natrium
Anjurkan pasien dan
kelurga untuk modifikasi
diet, jika perlu.

Edukasi
Jelaskan jenis, penyebab
dan penangan
ketidakseimbangan
elektrolit

Kolaborasi
Pemberian suplemen
elektrolit
(mis,oral,NGT,IV) sesuai
dengan indikasi.
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Inisial Pasien : An .B Ruang Perawatan 1 No Ruang kamar: 7B

Diagnosa Implementasi Tindakan Evaluasi


No
Keperawatan Keperawatan (SOAP)

1. Hipertermi berhubungan Rabu , 25 mei 2015 Jam 14.30


dengan proses inflamasi,
ditandai dengan: 08.00 Menganjurkan klien untuk S : ibu mengatakan
DS: makan dengan dibantu oleh anaknya masih mual
-Ibu mengatakan orang tua dan muntah
anaknya demam 08.10 Memberikan makanan O : - K/U tampak lemah
DO: Hasil: anak mau makan - Anak tidak
-K/U tampak lemah sedikit-sedikit (nasi) menghabiskan porsi
-Badan teraba hangat 08. 30 Menganjurkan pada ibu untuk makan yang tersedia
-Suhu tubuh 38,6ºC memberikan minum susu pada - Bibir tampak kering
- Bibir anak tampak anak A : masalah belum teratasi
kering Hasil: anak minum susu 1 P : lanjutkan intervensi
gelas dihabiskan - Bantu dan dorong klien
08.45 Memberikan obat oral untuk makan dan
Hasil: Damaben 1 tb, Amoxan biarkan orang tua
250 mg 1 tb memantau pasien dan
memberikan pilihan
makanan

2. Gangguan nutrisi kurang Rabu , 25 mei 2015 Jam 14.30


dari kebutuhan tubuh S : menurut ibu anak
berhubungan dengan 09.00 Mengobservasi suhu tubuh masih demam
menurunnya kemampuan klien. O : - K/U tampak lemah
asupan makanan ditandai Hasil: 38,5 ºC - Badan teraba hangat
dengan: 09.20 Memberikan kompres air - Suhu tubuh 37,5ºC
DS: ibu menyatakan hangat pada dahi klien. - Bibir anak tampak
anaknya malas makan Hasil: suhu tubuh 37,5 ºC kering
karena susah menelan 09.30 Menganjurkan klien untuk A : masalah belum teratasi
makanan minum banyak ± 1,5 – 2 P : lanjutkan intervensi
DO: liter/hari - Observasi suhu tubuh
- Anak tidak Hasil: anak minum ± 125 cc klien
menghabiskan porsi (air putih) - Berikan kompres air
makanan yang 11.00 Penatalaksanaan terapi cairan hangat pada dahi klien
disediakan intravena - Anjurkan klien minum
- Bibir tampak kering Hasil: infus Asering 28 banyak ±1,5 – 2
- K/U tampak lemah tetes/menit terpasang liter/hari
- Berikan cairan
intravena

Resiko defisit volume Rabu , 25 mei 2015: Jam 12.00


3. cairan berhubungan 11.10 Mengobservasi tanda-vital S :–
dengan peningkatan suhu Hasil: O : - K/U tampak lemah
tubuh. Suhu: 37,6 ºC - Anak minum sedikit
Nadi: 132 x/mnt 125 cc
Pernapasan :32 x/mnt - Terpasang infus
Tekanan Darah: 90/60 mmHg Asering
A : Resiko deficit volume
11.20 Mengkaji membran mukosa cairan tidak terjadi
Hasil: turgor kulit baik, bibir P : intervensi dilanjutkan
tampak kering - Observasi tekanan
darah
11.30 Menganjurkan pada ibu untuk - Observasi suhu tubuh
memberi minum yang banyak klien
- Kaji membran mukosa
Hasil: anak minum ± 125 cc kering, turgor yang
(air putih) kurang baik, rasa haus
- Anjurkan ibu untuk
11.40 Penatalaksanaan terapi cairan beri minum yang
intravena banyak ± 1,5 – 2 l/hari
Hasil: infus Asering 28 - Penatalaksanaan
tetes/menit terpasang pemberian cairan
intravena
BAB IV

PENUTUP

Penulis akan menyimpulkan proses keperawatan dari pengkajian, penentuan diagnosa,


implementasi dan evaluasi tentang asuhan keperawatan pada An. Budi dengan (Demam
Berdarah Dengue) di RSUD Ajibarang yang dilaksanakan pada tanggal 25 Mei – 27 Mei 2015
secara metode studi kasus, maka dapat ditarik kesimpulan :

Kesimpulan
1. Hasil pengkajian pada An.budi didapatkan data mengalami DBD (Demam Berdarah
Deague) dengan gejala yaitu demam dengan suhu 38,6C, badan terasa lemas, sering
berkeringat, nafsu makan turun, Hati membesar nyeri spontan yang diperkuat dengan
reaksi perabaan, Asites (pembengkakan cairan di perut ), Cairan dalam rongga pleura
( kanan ).
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus An. Budi yaitu kurang asupan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat ditandai dengan
pasien mengatakan selama sakit minum berkurang 3-4 gelas perhari dan pasien sering
nafsu makan kurang merasa mual dan muntah.
3. Rencana keperawatan untuk mengatasi kurang asupan kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake cairan tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan selama sakit
frekuensi minum berkurang 3-4 gelas perhari dan pasien sering merasa mual dan
muntah yaitu melakukan melakukan observasi intake dan output meningkatkan cairan
elektrolit danmenganjurkan untuk pemberian nutrisi dan terapi.
4. Implementasi keperawatan dilakukan selama 3 hari, Implementasi sesuai dengan
intervensi. Sebagian besar rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan pada
implementasi keperawatan
5. Hasil evaluasi keperawatan pada masalah demam berdarah pada An. budi teratasi hari
ke 3 pelaksanaan asuhan keperawatan dengan kriteria hasil tidak ada peningkatan
suhu tubuh (35,3ºC), tidak ada dehidrasi, mukosa lembab, tidak pucat, tidak ada mual
dan muntah, trombosit 60. pasien nampak lebih baik dari sebelumnya.

Saran
1.Bagi Perawat Kepada pegawai khususnya perawat, agar lebih intens didalam meningkatkan
kualitas pemberian asuhan keperawatan kepada klien karena sangat berpengaruh besar kepada
kesehatan tersebut
2.Bagi Masyarakat Hendaknya memerhatikan tentang tanda-tanda DBD. Membersihkan
penampungan air serta kebersihan sekitar rumah agar tidak ada sarang nyamuk yang dapat
menjadi tempat perindukan nyamuk aedes aegypti.
DAFTAR PUSTAKA

285905927-Askep-Dhf-Pada-Anak-Di-Edit-Tsaniya
file:///C:/Users/ACER/Downloads/ASKEP%20DBD.pdf

https://www.guesehat.com/demam-berdarah-dengue-dbd-dhf

https://id.scribd.com/doc/224535545/Askep-Anak-Pada-Pasien-Dengan-Demam-Berdarah-Dengue

https://id.scribd.com/doc/235822474/Asuhan-Keperawatan-Dengan-Demam-Berdarah-Dengue

Anda mungkin juga menyukai