Anda di halaman 1dari 31

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH IV

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGUE


HEMORRHAGIC FEVER

(DHF)

Disusun Oleh :

Kelompok

1. Irfan Komaruzaman (88160005)


2. Pierce Ayrthon D Manu (88160029)
3. Nindi Tri Yulianti (88160031)
4. Tri Wahyuningsih (88160040)
5. Anita Bela (88160043)
6. Siti Thalia (88160044)
7. Pipit Fitrah Fadillah (88160058)
8. Jahra Hadi (88160061)
9. Dina Nursamsiah (88160064)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERISTAS BSI BANDUNG

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah IV yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF)” tepat pada waktunya. Tidak lupa kita panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW karena atas berkat dari beliaulah kita dapat merasakan alam
yang penuh dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.

Dengan makalah ini penulis mengharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan


kepada pembacanya, selain itu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik itu
pada isi makalah, tata bahasa, pengejaan dan penataan tanda baca.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bisa menjadi acuan
kedepannnya agar dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi. Ucapan terimakasih juga
kami ucapkan kepada semua pihak dan teman-teman yang telah memberikan dukungan atas
terselesaikannya makalah ini.

Bandung, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................................. 3
TINJAUAN KASUS .......................................................................................................................................... 3
2.1. Kasus Pemicu ................................................................................................................................ 3
2.2. Pengkajian Keperawatan .............................................................................................................. 3
2.3. Diagnosa Keperawatan ............................................................................................................... 13
2.4. Perencanaan Keperawatan ......................................................................................................... 13
2.5. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi ................................................................................... 22
BAB III .......................................................................................................................................................... 27
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 27
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................................. 27
3.2. Saran ........................................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit yang sekarang dikenal sebagai DHF pertama kali dikenali di Filipina pada
tahun 1953. Sindromnya secara etiologis berhubungan dengan virus dengue ketika
serotipe 2, 3, dan 4 diisolasi dari pasien di Filipina pada tahun 1956. Selama tiga dekade
berikutnya, DHF ditemukan di Kamboja, Cina, India, Indonesia, masyarakat Republik
Demokratis Lao, Malaysia, Maldives, Mianmar, Singapura, Sri Lanka, Vietnam, dan
beberapa kelompok kepulauan pasifik.

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, DHF secara progresif meningkat sebagai
masalah kesehatan, menyebar dari lokasi primernya di kota-kota besar ke kota yang lebih
kecil dan kota-kota di negara-negara endemik. Penyakit ini mempunyai pola epidemik
berdasarkan musiman dan siklus, dengan wabah besar terjadi pada interval 2-3 tahun.
Sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko untuk terkena infeksi virus
Dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis pernah mengalami letusan demam
berdarah. Kurang dari 500.000 kasus setiap tahun di rawat di RS dan ribuan orang
meninggal (Mekadiana, 2007).

Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani dapat mengalami Dengue Syok Sindrom
yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan pasien mengalami deficit
volume cairan akibat meningkatnya permeabilitas kapiler pembuluh darah sehingga darah
menuju keluar pembuluh. Sebagai akibatnya hampir 35% paien DHF yang terlambat
ditangani di RS mengalami syok hipovolemik hingga meninggal.

Saat ini angka kejadian DHF di RS semakin meningkat, tidak hanya pada kasus anak,
tetapi pada remaja dan juga dewasa. Oleh karena itu diharapkan perawat memiliki
ketrampilan dan pengetahuan yang cukup dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan DHF. Ketrampilan yang sangat dibutuhkan adalah kemampuan untuk

1
mengidentifikasi tanda-tanda syok dan kecepatan dalam menangani pasien yang
mengalamim Dengue Syok Sindrom (DSS).

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana melakukan pengkajian pada klien dengan kasus dengue hemorrhagic fever ?
2. Bagaimana merumuskan dan menegakkan diagnose keperawatan pada klien dengan
kasus dengue hemorrhagic fever ?
3. Bagaimana menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan kasus dengue
hemorrhagic fever ?
4. Bagaimana melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan kasus dengue
hemorrhagic fever ?
5. Bagaimana melakukan evaluasi pada klien dengan kasus dengue hemorrhagic fever ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara melakukan pengkajian pada klien dengan kasus dengue
hemorrhagic fever
2. Untuk merumuskan dan menegakkan diagnose keperawatan pada klien dengan kasus
dengue hemorrhagic fever
3. Untuk menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan kasus dengue hemorrhagic
fever
4. Untuk mengetahui cara melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan kasus
dengue hemorrhagic fever
5. Untuk mengetahui cara melakukan evaluasi pada klien dengan kasus dengue hemorrhagic
fever

2
BAB II

TINJAUAN KASUS

2.1. Kasus Pemicu


Seorang laki-laki berusia 25 tahun mengalami demam sudah 2 hari SMRS dengan
diagnosa DHF disertai dengan keluhan nyeri pada punggung dan tulang hilang timbul,
kepala pusing. TD110/70 mmHg, Suhu=39oC, N=90, RR=20 sudah terjadi hampir 2 hari
SMRS dan saat ini 38,5oC. Uji torniket positif, petekie (+), mual (+), muntah (+),
mimisan (-) mukosa bibir kering, wajah tampak merah, klien mengeluh berkeringat dan
haus terus, BAB terakhir encer. Nilai lab: Ht 55,3%, Hb 20g/dL, LED 50mm/jam,
Leukosit 5700/μL, Tromb:125000 rb. Pasien saat ini merasa lemas dan tidak mampu
melakukan aktivitas fisik.

2.2. Pengkajian Keperawatan


1. Data Subjektif
1. Identitas
 Pasien

Nama : Tn. A

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : .SMA

Pekerjaan : Pegawai swasta

Status perkawinan : Menikah

Agama : Hindu

Suku : Bali

3
Alamat : Jl. Imam bonjol. No. 14 Denpasar

Tanggal masuk : 28 Mei 2017

Tanggal pengkajian : 30 Mei 2017

Sumber Informasi : Pasien dan keluarga

Diagnosa Medis : Dengue Hemorrhagic Fever

 Penanggung Jawab

Nama : Ny. K

Hubungan dengan pasien : Istri

2. Status kesehatan
1) Keluhan utama masuk RS :
Demam 2 hari SMRS
2) Riwayat penyakit sekarang :
Saat masuk rumah sakit pasien mengeluh demam sudah 2 hari SMRS, nyeri pada
punggung dan tulang hilang timbul, kepala pusing, mual, muntah, tidak ada mimisan,
BAB encer. Saat ini pasien merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktifitas fisik.
3) Riwayat Penyakit dahulu
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit yang sama dan tidak pernah dirawat di
Rumah Sakit.
4) Riwayat penyakit keluarga
Di dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama saat ini dengan
klien
5) Riwayat kesehatan lingkungan
Klien mengatakan saat ini tinggal di lingkungan yang padat namun bersih. Beberapa
minggu sebelumnya klien melakukan perjalanan keluar kota bersama teman-
temannya dan menginap selama 2 hari. Klien mengatakan selama menginap banyak
nyamuk.
6) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :

4
Sebelum masuk rumah sakit klien sudah mengonsumsi obat penurun panas
(parasetamol) tapi tak kunjung turun
7) Riwayat psiko, sosial, spiritual
 Psiko : Klien mengatakan tidak takut jika dirawat.
 Sosial : Selama masuk Rumah Sakit klien ditunggu ibunya.
 Spiritual : Klien berkeyakinan dan berdo’a bahwa penyakitnya bisa
disembuhkan.

3. ADL ( Activity daily life )


 Pola nutrisi
- Sebelum MRS : Nafsu makan klien tidak bermasalah, makan 3x sehari.
Namun setelah sakit nafsu makan menurun disertai mual dan muntah
- Selama MRS : Nafsu makan klien menurun dan disertai mual muntah
 Pola aktivitas
- Sebelum MRS :Sebelum sakit klien kadang-kadang melakukan perjalanan
keluar kota bersama teman-temannya
- Selama MRS : Klien istirahat di tempat tidur, kadang-kadang duduk, turun
dari tempat tidur hanya saat BAB/ BAK karena klien nyeri pada punggung,
otot dan tulang sehingga aktivitas klien terganggu
 Pola istirahat tidur
Selama sakit klien kurang tidur dikarenakan pusing dan nyeri punggung dan
tulang yang hilang timbul
 Pola eliminasi
BAK klien 6-7 kali/hari berwarna jernih
 Pola personal hygiene
- Sebelum MRS : Klien dimandi 3x sehari menggunakan sabun mandi dan
sikat gigi, memekai shampoo 3 hari sekali, ganti baju 1x sehari sore hari
setelah mandi.
- Selama MRS : Klien hanya ganti baju saja
 Pola kognitif-perseptual

5
Berdasarkan pada kasus pasien merasa nyeri pada punggung dan tulang yang
hilang timbul
 Pola manajemen koping stress
Klien mengungkapkan keluhan yang dirasakan baik pada petugas kesehatan
maupun keluarga.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan keadaan umum
1) Kesadaran: compos mentis, GCS : 4-5-6
2) TD : 110/70 mmHg
3) Nadi: 90 x/mnt
4) RR: 20 x/mnt
5) Suhu : 38 C/ axial

b. Pemeriksaan Head To Toe


1) Wajah : Simetris, meringis menahan nyeri, wajah tampak kemerahan karena
demam,
2) Kepala
 Inspeksi : Hitam, nampak simetris, rambut nampak bersih, tidak rontok, tidak ada
ketombe, distribusi merata
 Palpasi : Tidak ada benjolan
3) Mata
 Inspeksi : konjungtiva anemis ,sklera putih keruh, terdapat gambaran halus
pembuluh darah.
4) Hidung
 Inspeksi : Hidung klien nampak normal, pernafasan spontan, tidak ada polip
maupun secret, tidak ada perdarahan/mimisan (epsitaksis)
5) Telinga
 Inspeksi : Bentuk kedua telinga simetris, kebersihan telinga, tidak terdapat
serumen, tidak ada perdarahan telinga
 Palpasi : Tekstur pina, helix kenyal

6
6) Mulut
 Inspeksi : Mukosa pada mulut tampak kering, tidak ada perdarahan gusi,
7) Leher
 Inspeksi : Leher terlihat simetris, tidak terlihat adanya kaku kudu, tenggorokan
simetris
 Palpasi : Tidak ada pembesaran JVP, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada
pemebesaran limfe, tidak ada nyeri menelan
8) Dada
 Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terlihat adanya barelchest, funnal atau
pidgeon. Tidak ada tarikan intercostanalis
 Palpasi : Terdapat nyeri pada punggung
 Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada dada bagian kanan, terdengar pekak pada
dada bagian kiri
 Auskultasi : Frekuensi pernafasan 20 kali/menit, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan seperti whezing, bronki dan crakless, tidak terdengar bunyi jantung
tambahan seperti gallop, murmur
9) Sistem Kardiovaskuler
TD: 100/70 mmHg, N: 90 x/mnt pulsasi lemah, akral hangat, tidak ada sianosis,
CRT < 2 detik, Uji tourniquet positif
10) Sistem Persyarafan/ neurologi
Kesadaran compos mentis, tidak tampak gelisah
11) Abdomen
 Inspeksi : tidak ada distensi abdomen, tidak terdapat kelainan kulit
 Auskultasi : Peristaltik usus 16x/menit
 Palpasi : Tidak terdapat pembesaran hepar, tidak terdapat pembesaran limpa
 Perkusi : Saat diperkusi terdengar suara tympani di bagian perut kiri atas
12) Sistem Perkemihan
Frekuensi BAK 6-7 kali/hari, warna urine jernih
13) Sistem Pencernaan/ Gastrointestinal
Selaput mukos kering, mual, muntah, nafsu makan menurun, pembesaran limpa(-
), pembesaran hati (-), melena (-)

7
14) Anus dan genitalia
 Inspeksi : Tidak ada hematuria
15) Sistem Muskuloskeletal
Berdasarkan kasus pasien mengeluh nyeri otot, tulang dan punggung hilang
timbul nyeri pada persendian, tulang
16) Sistem Integumen
Tampak kemerahan pada kulit, kulit teraba panas, tampak binting merah di kulit
lengan
17) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
DPL Hemoglobin : 20 gr/dl 13-16 gr/dl
Hematokrit : 55,3% 40-48%
Leukosit : 5.700/mm3 5.000-10.000/mm3
Trombosit :125.000/mm3 150.000-400.000/mm3
Uji tourniquet (+)

 Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. DS : Gigitan nyamuk aedes aegypti Resiko kekurangan


volume cairan.
- Klien mengeluh haus
terus
Masuknya virus dengue dalam
- Klien mengatakan tubuh
badan berkeringat
terus
Kontak dengan antibodi
- Klien mengatakan
BAK 6-7 kali/hari

DO : Virus bereaksi dengan antibodi

- Tampak

8
berkeringat Terbentuknya kompleks virus
- Suhu 38,5 derajat antibodi
C
- Mukosa kering
- TD 110/70 Aktivasi C3 & C5

- Hematokrit
55,3%
Pelepasan C3a & C5a
- Leukosit
5.700/mm3
- Uji tourniquet (+)
Peningkatan permeabilitas dinding
- Petekie (+)
pembuluh darah

Perembesan plasma keluar menuju


ekstravaskuler

Kekurangan volumen cairan

2. DS : Virus masuk sirkulasi Peningkatan suhu


tubuh (Hipertermi )
- Klien mengeluh
badan panas
Menempel ke sel fagosit
- Klien mengatakan
demam sejak 2 hari
yang lalu Masuk & menginfeksi sel fagosit

- Klien mengeluh
kepalanya pusing Virus bereplikasi di dalam sel

DO : fagosit

9
- Suhu tubuh Aktivasi sel T helper, T sitotoksis
38,5oC & sistem komplemen
- Kulit pasien
terasa panas saat
disentuh Endothelium hipotalamus

- Trombosit meningkatkan produksi

125.000/mm3 prostaglandin & neurotransmiter

- Leukosit
5.700/mm3
Prostaglandin berikatan dengan
neuron prepiotik di hipotalamus

Peningkatan thermostatic set poin

Peningkatan suhu > 37,5oC

Hipertemi

3. DS : Virus masuk dan bereaksi dengan Nutrisi kurang dari


antibodi kebutuhan
- Klien mengeluh
mengatakan lemas

- Klien merasa mual Gangguan endotel


dan muntah

- Klien mengatakan
Agregasi trombosit mengaktivasi
BABnya encer
sistem koagulasi
DO :

10
- Klien terlihat mual Pengeluaran ADP (Adenosin Di
Phosphat)
- Nafsu makan klien
berkurang

- Klien terlihat lemas Trombosit melekat satu sama lain

Trombosit dihancurkan oleh RES

Kerja hati dan limfa berlebihan


untuk menghancurkan trombosit
yang rusak

Mendesak lambung

Peningkatan HCl

Mual, muntah

Nutrisi kurang dari kebutuhan

11
4. DS : Peningkatan permeabilitas dinding Nyeri akut
pembuluh darah
- Klien mengatakan
nyeri pada punggung,
otot dan tulang hilang
Kebocoran plasma
timbul

DO :
Peningkatan hematokrit
- Klien terlihat
meringis

- Klien tampak cemas Viskositas darah meningkat

Aliran darah meningkat

Suplai O2 menurun

Penumpukan asam laktat di sel otot

Nyeri otot dan punggung

Nyeri akut

5. DS : Penumpukan asam laktat di sel otot Intoleransi Aktivitas

- Klien mengatakan
Nyeri otot dan punggung
nyeri pada punggung,
otot dan tulang hilang
Keterbatasan gerak
timbul

- Klien mengeluh

12
lemas dan tidak Kelemahan fisik
mampu melakukan
aktivitas Aktivitas menurun

DO :
Intoleransi aktivitas
- Terlihat aktivitas
klien dibantu keluarga

2.3. Diagnosa Keperawatan


1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas pembuluh
darah ditandai dengan peningkatan hematokrit.
2. Peningkatan suhu tubuh/ Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus dengue
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya iritasi gastrointestinal
ditandai dengan mual.
4. Nyeri akut berhubungan dengan penumpukan asam laktat ditandai dengan pasien
menyatakan nyeri pada punggung dan tulang hilang timbul
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dengan kelemahan fisik

2.4. Perencanaan Keperawatan

No Rencanan Keperawatan
Diangosa
. Tujuan Intervensi Rasional

Kekurangan Setelah diberikan NIC Label :


volume cairan tindakan keperawatan
Fluid Management Fluid Management
1. berhubungan selama 1x24 jam di
dengan harapkan cairan tubuh 1. Memasang kateter 1. Untuk mengetahui

peningkatan pasien terpenuhi dan urine pada pasien jumlah urine yang

13
permeabilitas hematokrit menuju sesuai indikasi. dapat dihasilkan oleh
pembuluh rentang normal pasien dan
darah ditandai terpenuhinya.
Dengan kriteria hasil
dengan 2. Memonitor status 2. Mukosa yang kering
:
peningkatan hydrasi pasien terutama mukosa bibir
hematokrit NOC Label : seperti keadaan dapat menjadi indikasi

Fluid Balance membrane mukosa. pasien kekurangan


cairan.
1. Tekanan darah
3. Memonitor tekanan 3. Memastikan tekanan
pasien dalam
darah pasien. darah pasien tidak
rentan normal
terlalu rendah di
yaitu 120/80
bawah normal.
mmHg.
4. Memonitor hasil lab 4. Hematocrit pasien
2. Turgor kulit
terutama adanya dehidrasi akan
pasien normal.
penurunan dari mengalami
3. Hematocrit pasien
hematocrit pasien peningkatan, maka
dalam keadaan
dari 55,3% dapat perlu mengetahui
normal yaitu 40 –
turun sampai batas jumlah hematocrit.
48%.
normal yaitu 40 –
48%.
5. Memberikan terapi 5. Pasien yang
cairan intravena kekurangan cairan
pada pasien sesuai harus mendapatkan
kebutuhan. cairan baik oral
maupun intravena.
6. Memberikan cairan 6. Menambah cairan
melalui oral sesuai tubuh pasien.
kebutuhan.
7. Memberikan 7. Makanan atau
makanan atau minuman yang
minuman yang mengandung

14
mengandung banyak banyak air
airseperti buah, juice membantu dalam
dan minuman penambahan
berasa. cairan pada
tubuh pasien
8. Memonitor pasien 8. Agar dapat
yang mendapatkan menentukkan tindakan
terapi elektrolit. yang perlu dilakukan

2. Peningkatan Setelah diberikan NIC :


suhu tubuh/ tindakan keperawatan
Fever Treatment Fever Treatment
Hipertermi selama 1x24 jam di
berhubungan harapkan suhu tubuh 1. Memonitor 1. Agar mengetahui

dengan infeksi pasien menuju normal temperatur pasien perubahan suhu yang

virus dengue paling sedikit setiap dialami pasien dan


Dengan kriteria hasil :
2 jam. jika tidak ada
NOC : perubahan atau ke
arah yang lebih buruk
Thermoregulation
dapat diberikan
1. Terjadi penurunan medikasi yang sesuai.
pada suhu kulit 2. Monitor frekuensi 2. Untuk mengetahui
pasien yaitu saat pernafasan, nadi dan perubahan yang terjadi
disentuh tidak tekanan darah pada pernafasan, nadi
terasa panas. pasien agar tetap dan tekanan darah
2. Warna kulit dalam rentang pasien dan dapat
pasien kembali ke normal. diberikan medikasi
warna aslinya. yang sesuai.
3. Pasien tidak 3. Monitor intake dan 3. Agar terjadi
mengalami output pasien sesuai keseimbangan antara
dehidrasi selama dengan kebutuhan. intake dan output serta
hipertermi menghindari dehidrasi

15
Vital signs yang mungkin terjadi
pada pasien.
1. Suhu tubuh stabil
4. Berikan cairan 4. Mempertahankan
stabil dan
melalui IV dengan kebutuhan cairan
menujurentang
jumlah sesuai pasien sehingga
normalyaitu
anjuran. mencegah terjadinya
36,50C - 37,50C.
dehidrasi.
2. Frekuensi
5. Berikan obat anti 5. Untuk menurunkan
pernafasan (16-
piretik dengan dosis panas pasien dari
20x/menit),
sesuai anjuran 38,5oC.
tekanan darah
dokter.
(120/80mmHg)
6. Berikan kompres 6. Dengan kompres
dan nadi (60-
hangat pada lipat hangat pembuluh
100x/menit)
paha dan aksila darah melebar
pasien dalam
pasien. sehingga pori-pori
rentang normal.
kulit terbukan dan
membuat panas yang
terperangkap dalam
tubuh bisa mnguap
keluar selain itu saat
kompres hangat
membuat hipotalamus
menangkap pesan
bahwa suhu tubuh
tinggi sehingga panas
tubuh harus
diturunkan.
7. Monitor komplikasi 7. Untuk mengetahu
terkait demam komplikasi yang dapat
(kejang, penurunan terjadi dan
kesadaran, status menentukkan tindakan

16
ketidakabnormalan yang harus dilakukan.
elektrolit,
ketidakseimbangan
asam basa).
8. Fasilitasi konsumsi 8. Konsumsi cairan dapat
cairan sesuai mencegah dehidrasi
anjuran dan pada pasien.
kebutuhan pasien

3. Nutrisi kurang Setelah diberikan NIC : NIC :


dari kebutuhan tindakan keperawatan
Nausea management Nausea Management
berhubungan selama 1x24 jam di
dengan adanya harapkan mual 1. Lakukan pengkajian 1. Mengidentifikasi

iritasi muntah pasien mual secara lengkap secara lengkap

gastrointestinal berkurang termasuk frekuensi, frekuensi , tingkat,

ditandai durasi, tingkat mual, durasi dan faktor


Dengan kriteria hasil :
dengan mual. dan faktor penyebab penyebab mual.
NOC :
mual.
Nausea & Vomiting 2. Evaluasi efek mual 2. Memenuhi kebutuhan
Control terhadap nafsu nutrisi pasien dan
makan, aktivitas mencegah mual.
1. Pasien dapat
sehari-hari dan tidur
mengetahui dan
pasien.
menghindari
3. Berikan istirahat 3. Mengidentifikasi
penyebab mual.
dan tidur yang pengaruh mual
2. Meggunakan obat
adekuat untuk terhadap kualitas
antiemetik
mengurangi mual. hidup pasien dan tidur
Nausea & Vomiting
pasien..
Severity
4. Kolaborasi 4. Mengurangi mual
1. Frekuensi mual pemberian obat dengan aksi
pasien berkurang. antiemetik: sentralnya pada

17
2. Intensitas mual Metoclopramide 0,5 hipotalamus.
pasien berkurang. mg/berat badan
3. Frekuensi muntah sebanyak 3xsehari.
pasien berkurang. 5. Anjurkan makan 5. Untuk menghindari
4. Intensitas muntah sedikit tapi sering terjadinya mualnamun
pasien berkurang. dan dalam keadaan nutrisi tetap
5. Tidak ada hangat. terpenuhi.
peningkatan 6. Anjurkan pasien 6. Untuk menghindari
sekresi air liur. rutin minum air dehidrasi
Nutritional Status : putihsesuai anjuran.
Food & Fluin Intake Vomiting Management Vomiting Management

1. Pemasukan 1. Lakukan pengkajian 1. Mengidentifikasi


makanan dan muntah dari muntah dari warna,
minuman secara warna,konsistensi, konsistensi, darah dan
oral kedalam ada tidaknya darah, kekuatan muntah.
tubuh terpenuhi waktu dan kekuatan
sesuai dengan muntahnya.
indikasi. 2. Mengukur volume 2. Mengidentifikasi
2. Terpenuhinya muntah pasien. volume muntah.
pemasukan nutrisi 3. Mempertahankan 3. Untuk mengurangi
lewat parenteral kebersihan mulut bau tidak sedap
jika tidak dapat pasien dengan tetap dimulut, dan
lewat oral menggosok gigi memudahkan pasien
selama sakit dan untuk makan.
berkumur setelah
muntah.
4. Membersikan 4. Menghilangkan bau
setelah pasien tidak sedap yang bisa
muntah untuk menyebabkan muntah
menghilangkan bau berulang.

18
dari
muntahandengan
berkumur.
5. Ajari menggunakan 5. Untuk membantu
tehnik non pasien lebih rileks.
farmakologi seperti 6. Untuk mengurangi
relaksasi dan mual muntah pada
mendengarkan pasien.
musik untuk Nutritonal Monitoring
pengalih seperti
1. Menjaga agar tidak
hematokrit,
terjadi turgor kulit
hemoglobin,
dan melakukan
leukosit, trombosit
mobilitas secara
dan LED
mandiri.
2. Mengurangi mual
muntah pasien.
3. Memenuhi kebutuhan
asupan kalori dan
makanan pasien.
4. Mencegah perubahan
selera makan dan
aktivitas pasien.
5. Memenuhi kebutuhan
makan sesuai faktor
penentu pola makan.
6. Menjaga uji lab
pasien dalam keadaan
norma

19
4. Nyeri akut Setelah diberikan NIC :
berhubungan tindakan keperawatan
Pain Management Pain Management
dengan selama 1x24 jam di
penumpukan harapkan nyeri yang 1. Lakukan pengkajian 1. Penanganan nyeri tidak

asam laktat dirasakan pasien nyeri secara dapat disamakan pada

ditandai berkurang komprehensif masing -masing

dengan pasien termasuk lokasi, individu dan kelompok


Dengan kriteria hasil:
menyatakan karakteristik, durasi, umur karena

nyeri pada NOC : frekuensi, kualitas penanganan nyeri yang

punggung dan dan faktor baik memerlukan


Pain Control
tulang hilang presipitasi. perhatian khusus
1. Pasien dapat terhadap fisiologi,
timbul
menggunakan anatomi, dan
teknik non karakteristik
farmakologi untuk farmakologi.
menurunkan rasa 2. Kaji tipe dan sumber 2. Penanganan nyeri akan
nyeri. nyeri untuk lebih tepat sasaran
2. Menggunakan obat menentukan apabila sumber dari
non-analgesik intervensi yang nyeri telah
sesuai anjuran. tepat. terindentifikasi dengan
Pain Level jelas.
1. Pasien dapat 3. Observasi reaksi 3. Untuk mengetahui

menyampaikan nonverbal dari tingkat

nyeri yang ketidaknyamanan. ketidaknyamanan yang

dirasakan. dirasakan oleh pasien.

2. Durasi nyeri yang 4. Gunakan teknik 4. Komunikasi terapeutik

dirasakan pasien komunikasi yang terstrukur akan

dapat berkurang. terapeutik untuk memperjelas hal yang

3. Skala nyeri yang mengetahui dikaji, dilakukan dan

dirasakan pasien pengalaman nyeri dievaluasi.


berkurang. klien

20
4. Pasien dapat 5. Evaluasi bersama 5. Untuk mengetahui
mengekpresikan klien dan tim apakah terjadi
rasa nyerinya. kesehatan lain penurunan rasa nyeri
tingkatpengontrolan yang dirasakan pasien
nyeri yang atau sebaliknya.
dilakukan.
6. Bantu klien untuk 6. Dengan adanya
memaksimalkan dukungan dari orang-
dukungan dari orang terdekat
sumber-sumber diharapkan dapat
yang klien miliki sedikit tidaknya
seperti keluarga, menurunkan rasa nyeri
teman dan orang- yang dirasakan pasien.
orang disekitar
klien.
7. Kontrol lingkungan 7. Lingkungan yang tidak
yang dapat nyaman akan
mempengaruhi nyeri memperparah rasa
seperti suhu nyeri yang dirasakan.
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan, dsb.
8. Kurangi faktor 8. Agar rasa nyeri pasien
presipitasi nyeri dapat berkurang.
klien (seperti
ketakutanyang
dirasakan pasien
mengenai
penyakitnya).
9. Pilih dan lakukan 9. Untuk mengurangi rasa
penanganan nyeri nyeri yang dirasakan

21
baik secara pasien.
farmakologi
(analgesik) dan non
farmakologi.
10. Ajarkan klien 10. Agar pasien dapat
tentang mengaplikasikan teknik
pengendalian nyeri non-farmakologi dalam
dengan cara non menangani nyeri yang
farmakologi seperti dirasakan.
teknik relaksasi,
distraksi, dsb.

2.5. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi


Tanggal : 30/05/2017 (Hari Ke-2 Perawatan)
NO. Diagnosa Implementasi Evaluasi

1. Kekurangan volume Mandiri : S:


cairan berhubungan
1. Mengkaji keadaan - Klien mengeluh haus terus
dengan peningkatan
umum klien serta TTV
permeabilitas pembuluh - Klien mengatakan badan
2. Menganjurkan klien
darah ditandai dengan berkeringat terus
untuk banyak minum
peningkatan hematokrit - BAK 4-5 kali/hari, warna
3. Mencatat intake dan
DS : output cairan urine jernih

- Klien mengeluh haus Kolaborasi : O:

terus - TD : 110/70 mmHg


1. Memantau cairan
- Klien mengatakan intravena sesuai - Tampak berkeringat
badan berkeringat terus program
- Mukosa kering
- Klien mengatakan BAK

22
6-7 kali/hari - Suhu 36,4 C

DO : - Hematokrit 39%

- Tampak berkeringat A : Kekurangan volume


- Suhu 38,5 derajat C cairan belum teratasi
- Mukosa kering
P:
- TD 110/70
- Hematokrit 55,3% - Pantau kondisi umum dan

- Leukosit 5.700/mm3 kesadaran klien

- Uji tourniquet (+) - Pantau tanda-tanda syok


- Petekie (+)
- Anjurkan klien untuk
banyak minum

- Catat intake dan output


cairan

- Berikan cairan intravena


sesuai program

2. Peningkatan suhu tubuh/ Mandiri S : Klien mengatakan


Hipertermi berhubungan badannya tidak terasa panas
1. Memantau suhu klien
dengan infeksi virus
O:
dengue Kolaborasi
- Kulit tidak tampak
DS : 1. Melaporkan suhu
kemerahan
tubuh klien
- Klien mengeluh badan
2. Memberikan terapi - Kulit tidak teraba panas
panas
cairan intravena sesuai
- Suhu 36,4 C
- Klien mengatakan program
demam sejak 2 hari yang A : Peningkatan suhu tubuh

lalu teratasi

23
- Klien mengeluh P:
kepalanya pusing
- Pantau ketat TTV
DO :
- Pantau suhu tubuh klien
- Suhu tubuh 38,5oC minimal tiap satu shift
- Kulit pasien terasa
- Laporkan bila suhu tuhu
panas saat disentuh
tubuh kembali meningkat
- Trombosit
125.000/mm3
- Leukosit 5.700/mm3

3. Nutrisi kurang dari Mandiri : S:


kebutuhan berhubungan
1. Mengkaji keluhan - Klien mengatakan mual
dengan adanya iritasi
mual, yang dialami berkurang
gastrointestinal ditandai
klien
dengan mual. - Klien mengatakan nafsu
2. Menganjurkan makan
makan masih kurang
DS : dalam porsi kecil dan
frekuensi sering - Klien mengatakan porsi
- Klien mengeluh
3. Memantau makan hanya habis setengah
mengatakan lemas
jumlah/porsi makanan porsi
- Klien merasa mual dan yang dihabiskan klien O:
muntah 4. Menimbang BB klien
- Mual klien terlihat
- Klien mengatakan Kolaborasi :
berkurang
BABnya encer
1. Pemberian obat- - Porsi makan tidak habis,
DO : obatan sesuai program hanya habis setengah

- Klien terlihat mual (OMZ 10 mg)


- BB tidak meningkat
- Nafsu makan klien
A : Masalah belum teratasi
berkurang
P:

24
- Klien terlihat lemas - Kaji keluhan mual dan
muntah yang dialami klien

- Berikan makanan yang


mudah ditelan seperti bubur

- Berikan makanan dalam


porsi kecil dan frekuensi
sering

- Catat jumlah /porsi


makanan yang dihabiskan
oleh klien setiap hari

- Berikan obart-obatan
antiemetic sesuai program

- Lakukan penimbangan BB
setiap hari

4. Nyeri akut berhubungan Mandiri : S : Klien mengatakan nyeri


dengan penumpukan pada punggung, otot, dan
1. Mengkaji keluhan
asam laktat ditandai tulang jarang timbul
nyeri klien
dengan pasien
O:
menyatakan nyeri pada Kolaborasi :

punggung dan tulang - Klien tidak terlihat meringis


1. Pemberian obat
hilang timbul pereda nyeri - Klien tampak tenang

DS : A : Nyeri akut klien teratasi

- Klien mengatakan nyeri P:


pada punggung, otot dan
- Pantau ketat nyeri klien
tulang hilang timbul
- Laporkan jika nyeri klien
DO :
timbul

25
- Klien terlihat meringis

- Klien tampak cemas

26
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada pasien DBD dilakukan secara menyeluruh meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi
keperawatan, dan evaluasi. Pada tahap awal, perawat melakukan pengkajian melalui
wawancara. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang
akhirnya dapat memunculkan masalah keperawatan yaitu kekurangan volume cairan
berhubungan dengan peningkatan permeabilitas pembuluh darah ditandai dengan
peningkatan hematokrit, peningkatan suhu tubuh/ Hipertermi berhubungan dengan
infeksi virus dengue, nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya iritasi
gastrointestinal ditandai dengan mual, nyeri akut berhubungan dengan penumpukan asam
laktat ditandai dengan pasien menyatakan nyeri pada punggung dan tulang hilang timbul,
intoleransi aktivitas berhubungan dengan dengan kelemahan fisik. Dari masalah
keperawatan tersebut maka disusun beberapa rencana intervensi untuk menyelesaikan
masalah kesehatan tersebut. Rencana intervensi disusun berdasarkan masalah yang
ditetapkan dan mengacu pada teori-teori terkait yang kemudian dirangkum dalam rencana
kegiatan.

3.2. Saran
1. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dengan DBD harus dilakukan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan sesuai dengan tingkat atau derajat penyakitnya.
Keputusan dan tindakan yang tepat dalam menangani masalah yang timbul dapat
menyelamatkan klien dari kematian. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan
kemampuan petugas kesehatan yang baik dalam penanganan pasien dengan DBD.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DBD, petugas kesehatan
harus memahami konsep dari terjadinya penyakit sehingga dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang tepat dan efektif.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua. Penerbit FKUI. Jakarta.


2. Arvin. (2000). Demam Berdarah Dengue . Dalam Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
EGC.
3. Corwin, Elizabeth J. ( 2008). Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman. (1990).
4. Sutedjo, AY. (2008). Buku Saku Mengenal Penyakit melalui Hasil Laboratorium.
Yogyakarta
5. Price, Sylvia Anderson.(2005). Patofisiologi : konsep klinis proses-prose
penyakit. Ed. 6.Jakarta ; EGC

28

Anda mungkin juga menyukai