Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN KASUS ENDOKARDITIS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Mata Kuliah Medikal Bedah 1
Dosen Pembimbing : Dewi Zuniawati,S.Kep.,Ners.,M.Kes

Disusun Oleh :
FRISTIA INTAN PERMATA SARI
NIM : A1R19016

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“ HUTAMA ABDI HUSADA “
TULUNGAGUNG
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN ENDOKARDITIS
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN MATA
KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Mahasiswa Dosen Pembimbing

Fristia Intan Permata Sari Dewi Zuniawati,S.Kep.,Ners.,M.Kes

KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasululllah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
laporan pendahuluan ini yang berjudul “Endokarditis”

Penulisan laporan pendahuluan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
memenuhi Tugas Praktek Klinik Keperawatan Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Dalam penulisan laporan pendahuluan ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang di miliki penulis.

Dalam menyusun laporan pendahuluan ini saya tidak terlepas mendapat bantuan dari
berbagai pihak Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnya Kepada Yang Terhormat :

1. Bapak Dr. H. Yitno,S.Kep, MPd sebagai Ketua STIKes Hutama Abdi Husada
Tulungagung.

2. Bapak Rio Ady Erwansyah S.Kep.,Ners.,M.Kep sebagai dosen penanggung jawab


praktik klinik keperawatan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah

3. Ibu Dewi Zuniawati, S.Kep, Ners, M.Kes sebagai dosen pembimbing

4. Dan semua teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Dengan demikian saya mengharkan agar laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca
dan dalam kesempatan ini saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang dapat
menyinggung peasaan pembaca. Oleh karena itu kritk dan saran dai semua pihak yang
bersifat membangun sealu kami harapkan demi kesempurnan laporan pendahuluan ini. Akhir
kata saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Tulungagung, 25 Juli 2021

Fristia Intan Permata Sari

DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iv
LAPORAN PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar belakang....................................................................................................
B. Rumusan masalah...............................................................................................
C. Tujuan penulisan ................................................................................................
D. Manfaat .............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
1. Definisi Endokarditis.......................................................................................................
2. Etiologi Endokarditis.......................................................................................................
3. Klasifikasi Endokarditis...................................................................................................
4. Manifestasi Klinis Endokarditis.......................................................................................
5. Penatalaksanaan Endokarditis..........................................................................................
6. Komplikasi Endokarditis..................................................................................................
7. Patofisiologi Endokarditis................................................................................................
8. Pathway Endokarditis.......................................................................................................
9. Pemeriksaan penunjang Endokarditis..............................................................................
10. Diagnosa Keperawatan Endokarditis..............................................................................
11. Intervensi Endokarditis....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Infeksi Endokarditis (IE) merupakan infeksi yang terlokalisasi pada permukaan
endokardial. Paling banyak menyerang pada katup jantung. Sebagai hasilnya kerusakan pada
katup dan pembengkakan (Bjurman et al.,2016). Penyakit ini sebagian besar disebabkan oleh
bakteri yang menyerang serta menghancurkan jaringan. Vegetasinya dapat memasuki
sirkulasi dan berpotensi menyebabkan kematian (Rasmussen et al.,2015). Endocarditis
merupakan penyakit serius dengan gejala yang sedikit meskipun pada dunia kesehatan dan
terapi bedah telah berkembang. Perlunya diagnosa dengan cepat dan akurat untuk
menentukan terapi yang akan digunakan (Thuny et al., 2015). Keterlambatan akan diagnose
akan menyebabkan keterlibatan organ lainya seperti emboli cerebral dan sepsis sistemik
(Dunne et al., 2015)
Pada saat ini insiden oleh Infeksi Endokarditis pada Negara berkembang antara 1,9 hingga
10,0 tiap 100.000/tahun dan meningkat pada saat terjadi penurunan pada berbagai penyakit
katup. Di Denmark insiden terjadi pada 10 tiap 100.000/orang/tahun, ekivalen dengan
500pasien/ tahun (Rasmussen et al., 2015).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Endokarditis ?
2. Apa etiologi dari Endokarditis?
3. Apa klasifikasi dari Endokarditis?
4. Apa manifestasi klinis dari Endokarditis ?
5. Apa penaktalaksanaan dari Endokarditis?
6. Apa komplikasi dari Endokarditis?
7. Apa patofisiologi dari Endokarditis?
8. Bagaimana pathway dari Endokarditis ?
9. Pemeriksaan penunjang dari Endokarditis?
10. Apa diagnosa keperawatan Endokarditis?
11. Apa intervensi Endokarditis ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari Endokarditis
2. Untuk mengetahui etiologi dari Endokarditis
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Endokarditis
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Endokarditis
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Endokarditis
6. Untuk mengetahui komplikasi dari Endokarditis
7. Untuk mengetahui patofisiologi dari Endokarditis
8. Untuk mengetahui pathway dari Endokarditis
9. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Endokarditis
10. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada Endokarditis
11. Untuk mengetahui intervensi pada Endokarditis
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI
Endokarditis adalah infeksi pada endocardium, yaitu lapisan bagian dalam jantung.
Kondisi ini umumnya disebabkanoleh masuknya bakteri ke aliran darah, yang kemudian
menginfeksikan bagian jantung yang rusak. ( alodokter, 2018 )
Endokarditis adalah infeksi yang serius dari salah satu dari empat klep-klep (katup-katup)
jantung (Anonim, 2015).
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada
endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditid biasanya terjadi pada jantung yang telah
mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit
jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada endokard
banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial. Sekarang infeksi
bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti
jamur, virus, dan lain-lain. (wajan juni udjianti 2016).
2. ETIOLOGI
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu mikroorganisme
yang hidup dalam saluran pernapasan bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90-
95% endokarditis infeksi disebabkan oleh streptokokus viridans, tetapi sejak adanya
antibiotik streptokokus viridans 50% penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari
sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus
aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah stertokokus
fekalis, stapilokokus, bakteri gram negative aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan kandida.
Faktor-faktor predisposisi dan faktor pencetus.
Faktor Predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat berupa
penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung
sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof obstruksi.
Endokarditis infeksi sering timbul pada penyakit jantung rematik dengan fibrilasi dan gagal
jantung. Infeksi sering pada katub mitral dan katub aorta.
Penyakit jantung bawaan yang terkena endokarditis adalah penyakit jantung bawaan
tanpa ciyanosis, dengan deformitas katub dan tetralogi fallop. Bila ada kelainan organic pada
jantung, maka sebagai faktor predisposisi endokarditis infeksi adalah akibat pemakaian obat
imuno supresif atau sitostatik, hemodialisis atau peritonial -dialisis, serosis hepatis, diabetis
militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit ginjal, lupus eritematosus, penyakit gout,
dan penyalahan narkotik intravena. Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi
atau tindakan lain pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik
ginekologik dan radang saluran pernapasan. ( Ardiansyah, Muhammad, 2015 )
3. KLASIFIKASI
Endokarditis dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Endokarditis infektif
Endokarditis Infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput jantung) dan katup jantung.
2. Endokarditis non-infektif.
Endokarditis Non-infektif adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanyabekuan-bekuan
darah pada katup jantung yang rusak

Endokarditis infektif dibedakan menjadi 2 yaitu :


1. Endokarditis bakterial sub akut
Terjadi secara bertahap dan tersamar dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.
2. Endokarditis bakterial akut.
Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba-tiba dan dalam beberapa hari bisa berakibat
fatal.

4. MANIFESTASI KLINIS
Sering penderita tidak mengetahui dengan jelas. Sejak kapan penyakitnya mulai timbul,
misalnya sesudah cabut gigi, mulai kapan demam, letih-lesu, keringat malam banyak, nafsu
makan berkurang, berat badan menurun, sakit sendi, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta
mendadak, sakit pada ekstremitas (jari tangan dan kaki), dan sakit pada kulit..
Tanda dan gejala Endokarditis sub akut :
 Endokarditis bakterialis akut biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan demam tinggi
(38,9-40,9° Celsius), denyut jantung yang cepat, kelelahan dan kerusakan katup
jantung yang cepat dan luas.Vegetasi endokardial (emboli) yang terlepas bisa
berpindah dan menyebabkan infeksi tambahan di tempat lain.
 Penimbunan nanah (abses) dapat terjadi di dasar katup jantung yang terinfeksi atau di
tempat tersangkutnya emboli yang terinfeksi. Katup jantung bisa mengalami perforasi
(perlubangan) dan dalam waktu beberapa hari bisa terjadi kebocoran besar.
 Beberapa penderita mengalami syok; ginjal dan organ lainnya berhenti berfungsi
(sindroma sepsis).
 Infeksi arteri dapat memperlemah dinding pembuluh darah dan meyebabkan robeknya
pembuluh darah. Robekan ini dapat berakibat fatal, terutama bila terjadi di otak atau
dekat dengan jantung.
Tanda dan gejala Endokarditis bakterialis subakut :
 Endokarditis bakterialis subakut bisa menimbulkan gejala beberapa bulan sebelum
katup jantung rusak atau sebelum terbentuknya emboli. Gejalanya berupa kelelahan,
demam ringan (37,2-39,2° Celsius), penurunan berat badan, berkeringat dan anemia.
 Diduga suatu endokarditis jika seseorang mengalami demam tanpa sumber infeksi
yang jelas, jika ditemukan murmur jantung yang baru atau jika murmur yang lama
telah mengalami perubahan.
 Limpa bisa membesar.
 Pada kulit timbul binti-bintik yang sangat kecil, juga di bagian putih mata atau
dibawah kuku jari tangan.
 Bintik-bintik ini merupakan perdarahan yang sangat kecil yang disebabkan oleh
emboli kecil yang lepas dari katup jantung.
 Emboli yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri perut, penyumbatan mendadak
pada arteri lengan atau tungkai, serangan jantung atau stroke.
Gejala lainnya dari endokarditis bakterialis akut dan subakut adalah:
 Menggigil
 Nyeri sendi
 Kulit pucat
 Denyut jantung yang cepat
 Kebingungan
 Adanya darah dalam air kemih. ( Ardiansyah, Muhammad, 2015 )
5. PENATALAKSANAAN
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang diperkirakan sensitif
terhadap mikroorganisme yang diduga. Bila penyebabnya streptokokus viridan yang sensitif
terhadpa penicillin G, diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari selama 4 minggu, parenteral
untuk dua minggu, kemudian dapat diberikan parenteral / peroral penicillin V karena efek
sirnegis dengan streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua minggu .
Kuman streptokokous fecalis (post operasi obs-gin) relatif resisten terhadap penisilin sering
kambuh dan resiko emboli lebih besar oleh karena itu digunakan penisilin bersama dengan
gentamisin yang merupakan obat pilihan. Dengan dosis penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan
gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi dalam 2 - 3 dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti
penisilin G dengan dosis 6 - 12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6
minggu.
Bila kuman resisten dapat dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4
jam atau oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama
pemberian obat adalah 4 minggu. Untuk kuman gram negatif diberikan obat golongan
aminoglikosid : gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari, gentamisin sering dikombinsaikan
dengan sefalotin, sefazolia 2 - 4 gr/hari, ampisilin dan karbenisilin. Untuk penyebab jamur
dipakai amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150 mg/Kg BB per hari
peroral dapat dipakai sendiri atua kombinasi. Infeksi yang terjadi katub prostetik tidak dapat
diatasi oleh obat biasa, biasanya memerlukan tindakan bedah. Selain pengobatan dengan
antibiotik penting sekali mengobati penyakit lain yang menyertai seperti : gagal Jantung .
Juga keseimbangan elektrolit, dan intake yang cukup . (wajan juni udjianti 2016)
6. KOMPLIKASI
 Terbentuknya abses atau kumpulan nanah pada otak, paru-paru, maupun jantung.
 Adanya gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, dan bising jantung.
 Emboli paru, yaitu kondisi ketika pembuluh darah yang membawa darah dari jantung
ke paru-paru mengalami penyumbatan.
 Stroke.
 Kejang.
 Kerusakan ginjal.
 Splenomegali, atau pembesaran limpa. ( halodoc, 2020 )
7. PATOFISOLOGI
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu juga melalui alat
genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan kulit. Terjadinya endokarditis
karena menempelnya mikro organisme dari sirkulasi darah pada permukaan endokardial,
kemudian mengadakan multiplikasi, terutama pada katup-katup yang telah cacad.
Penempelan bakteri-bakteri tersebut akan membentuk koloni, dimana nutrisinya diambil dari
darah. Adanya koloni bakteri tersebut memudahkan terjadinya thrombosis, kejadian tersebut
dipermudah oleh thromboplastin, yang ditimbulkan oleh lekosit yang bereaksi dengan fibrin.
Jaringan fibrin yang baru akan menyelimuti koloni-koloni bakteri dan menyebabkan
respon imunologis menurun. Dan menyebabkan perubahan metabolisme pada tubuh dengan
ini menyebabkan invasi pada katub mitral dan pada permukaan endotel jantung. Dari ini
terjadi fenomena reaksi sensivitas dan menyebabkan penumpukan atau penimbunan leukosit,
pada penimbunan ini terjadi peningkatan modul pada jaringan otot. Setelah itu penutupan /
kekauan katub tidak sempurna. Daerah endokardium yang sering terkena yaitu katup mitral,
aorta. Dari situ dapat menyebabkan keterbatasan pada pengisian jantung.
Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya, menimbulkan perfusi jaringan
menurun dan menyebabkan sesak napas. Bila infeksi mengenai katubmaka dapat terjadi
fibrosis yang mengakibatkan terjadinya penyempitan katub. Sehingga aliran darah yang dari
atrium ke ventrikel terhambat dan terjafdi inadekuat pengisian ventrikel. Bila keadaan
berlanjut akan terjadi absces yang akan mengenai otot jantung yang berdekatan, dan secara
hematogen akan menyebar ke seluruh otot jantung. Bila absces mengenai sistim konduksi
akan menyebabkan arithmia dengan segala manifestasi kliniknya. Jaringan yang rusak
tersebut akan membentuk luka dan histiocyt akan terkumpul pada dasar vegetasi. Sementara
itu endothelium mulai menutupi permukaan dari sisi perifer, proses ini akan berhasil bila
mendapat terapi secara baik.
Pada jaringan baru akan terbentuk jaringan parut atau kadang-kadang terjadi rupture dari
chordae tendinen, oto papillaris, septum ventrikel. Sehingga pada katup menimbulkan bentuk
katup yang abnormal, dan berpengaruh terhadap fungsinya. Permukaan maupun bentuk katup
yang abnormal/cacat ini akan memudahkan terjadinya infeksi ulang. Vegetasi tersebut dapat
terlepas dan menimbulkan emboli diberbagai organ. Besarnya emboli bermacam-macam.
Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat pembuluh darah
yang besar pula. Tromboemboli yang terinfeksi dapat teranggkut sampai di otak, limpa,
ginjal, saluran cerna, jantung, anggota gerak, kulit, dan paru. Bila emboli menyangkut di
ginjal. akan meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan
menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan. ( Lippincott Williams & Wilkins, 2015 )
8. PATHWAY

Mikroorganisme bacteri

Respon imunologis terhadap


infeksi

Perubahan metabolisme

Invasi ke katub dan


permukaan endotel jantung

ENDOKARDITIS

Fenomena reaksi Perfusi jaringan menurun Respon inflamasi


sensitivitas

Sesak napas Fibrosis katub


Penimbunan leukosit

Pola napas tidak Stenosia katub


Peningkatan modul
efektif
dan jaringan parut

Aliran darah atrium ke


Penutupan / kekakuan
Respon imunologis ventrikel terhambat
katub tidak sempurna
terhadap infeksi

Regurgitasi dan Inadekuat pengisian


Resiko tinggi ventrikel
stenosis katub mitral
infeksi

Keterbatasan Cardiac output menurun


Nyeri dibagian dada
pengisian jantung
karena inflamasi

Penurunan Curah Suplai tubuh berkurang


Jantung Nyeri Akut

Kelemahan

Intoleransi Aktifitas
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat,
immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positf, total hemolitik
komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin sedikit meningkat.
Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan hematuria secara mikroskopik.
Yang penting adalah biakan mikro organisme dari darah . Biakan harus diperhatikan darah
diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak 10 ml dibiakkan dalam
waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk mencari mikroorganisme yang mungkin berkembang
agak lambat. biakkan bakteri harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum
diberi antibiotik . Biakan yang positif uji resistansi terhadap antibiotik.
 Echocardiografi
Diperlukan untuk:
 melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar ( > 5 mm)
 melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif.
 mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolap mitral, fibrosis, dan
calcifikasi katub mitral ).
 penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya destrruktif katub aorta
dan merupakan indikasi untuk melakukan penggantian katub.

10. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data yang


dikumpulkan atau dikaji meliputi :
A. Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat
rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan terakhir, nomor
registrasi, pekerjaan pasien, dan nama penanggungjawab.
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan penyakit
endocarditis bervariasi, antara lain: sesak napas, nyeri dibagian dada,
merasa cepat lelah ketika melakukan aktivitas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan penyakit endokarditis biasanya diawali dengan nyeri pada
dada , sesak napas, lelah ketika melakukan aktivitas.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan juga apakah pasien sebelumnya pernah menderita
penyakit lain seperti jantung, hipertensi dan lain-lain. Hal ini perlu
diketahui untuk melihat ada tidaknya faktor predisposisi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama atau mungkin penyakit-penyakit lain yang mungkin dapat
menyebabkan penyakit endokarditis
C. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Bernafas
Pasien umumnya mengeluh sakit pada bagian dada dan bisa
mengakibatkan kesulitan dalam bernapas karena merasakan nyeri yang
hebat.
Tanda :
Sesak napas (fase ekspirasi memanjang, nafas bibir), penggunaan otot
bantu pernafasan (misal meninggikan bahu, retraksi fosa supra klavikula,
melebarkan hidung)
Dada :
Dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP (bentuk barrel),
atau perbandingan diameter. AP sama dengan diameter bilateral, gerakan
diafragma minimal.
Bunyi napas :
Mungkin redup dengan ekspirasi wezing
Perkusi :
Timpany pada area abdomen
Warna :
Pasien dengan endokarditis memiliki warna kulit normal,
Makan dan Minum
Observasi seberapa sering pasien makan dan seberapa banyak pasien
menghabiskan makanan yang diberikan. Minum seberapa banyak dan
seberapa sering pasien minum.
2. Eliminasi
Observasi BAB dan BAK pasien, bagaimana BAB atau BAK nya normal
atau bermasalah, seperti dalam hal warna feses /urine, seberapa sering,
seberapa banyak, cair atau pekat, ada darah tau tidak,dll.
3. Gerak dan Aktivitas
Observasi apakah pasien masih mampu bergerak, melakukan aktivitas atau
hanya duduk saja(aktivitas terbatas). Biasanya pasien dengan kolik
abdmen mengalami kelemahan pada tubuhnya akibat kurangnya makan
dan minum.
4. Istirahat dan tidur
Kaji kebutuhan/kebiasaan tidur pasien apakah nyenyak/sering terbangun di
sela-sela tidurnya.
5. Kebersihan Diri
Kaji bagaimana toiletingnya apakah mampu dilakukan sendiri atau harus
dibantu oleh orang lain. Berapa kali pasien mandi ?
6. Pengaturan suhu tubuh
Cek suhu tubuh pasien, normal(36°-37°C), pireksia/demam(38°-40°C),
hiperpireksia = 40°C< ataupun hipotermi <35,5°C.
7. Rasa Nyaman
Observasi adanya keluhan yang mengganggu kenyamanan pasien. Pasien
dengan penyakit endokarditis biasanya mengalami nyeri pada dada, sesak
napas
8. Rasa Aman
Kaji pasien apakah merasa cemas atau gelisah dengan sakitnya.
9. Sosialisasi dan Komunikasi
Observasi apakah pasien mampu berkomunikasi dengan keluarganya,
seberapa besar dukungan keluarganya.
10. Prestasi dan Produktivitas
Prestasi apa yang pernah diraih pasien selama pasien berada di bangku
sekolah hingga saat usianya kini.
11. Ibadah
Ketahui agama apa yang dianut pasien, kaji berapa kali pasien
sembahyang.
12. Rekreasi
Observasi apakah sebelumnya pasien sering rekreasi dan sengaja
meluangkan waktunya untuk rekreasi. Tujuannya untuk mengetahui teknik
yang tepat saat depresi.
13. Pengetahuan atau belajar
Seberapa besar keingintahuan pasien untuk mengatasi mual yang dirasakan
dan caranya meningkatkan nafsu makannya.Disinilah peran kita untuk
memberikan HE yang tepat.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut dan hygene kepala
Warna rambut hitam, tidak berbau, rambut tumbuh subur, dan kulit kepala
bersih.
2. Mata ( kanan/kiri )
Posisi mata simetris, konjungtiva merah muda, skelera putih, dan pupil
isokor, dan respon cahaya baik.
3. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakkan, dan terdapat cuping
hidung
4. Mulut dan tenggorokan
Rongga normal, mukosa terlihat pecah-pecah, tonsil tidak ada pembesaran.
5. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan pendengaran tidak
terganggu.
6. Leher
Kelenjer getah bening, sub mandibula, dan sekitar telinga tidak ada
pembesaran.
7. Dada/ thorak
a. Inspeksi
Simetris kanan dan kiri
b. Palpasi
Tidak ada benjolan dan terdapat nyeri tekan
c. Perkusi
Pekak diarea ICS4-6
d. Auskultasi
Suara napas mengi
8. Kardiovaskular
a. Irama jantung  tidak teratur, lup dup-lup dup
b. Akral  lembab
c. Saturasi O2 normal >95
9. Persyarafan
a. Keluhan pusing tidak ada
b. Gangguan tidur ada
10. Perkemihan B4 (bladder)
a. Kebersihan normal
b. Bentuk alat kelamin normal
c. Uretra normal
11. Pencernaan
a. Bising usus tidak ada
b. Peristaltik meningkat
12. Muskuloskeletal/integument
a. Berkeringat
b. Massa otot normal

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Penurunan Curah Jantung b/d perubahan afterload d/d mengalami dispnea ( D.0008 )
2) Pola Napas Tidak Efektif b/d hambatan upaya napas ( nyeri saat bernapas ) b/d
mengalami dispnea ( D.0005 )
3) Nyeri Akut b/d Agen Pencedera Fisiologis ( Inflamasi ) ( D.0077 )
4) Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan d/d merasa lelah,lemas dan dipsnea saat/setelah
beraktivitas ( D.0056 )
12. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Penurunan Curah Jantung b/d perubahan afterload d/d mengalami dispnea ( D.0008 )
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan Curah Jantung
meningkat ( L.02008 )
Kriteria Hasil :
- Kekuatan Nadi perifer meningkat
- Lelah menurun
- Dipsnea menurun
- Pucat / sianosis menurun
- Tekanan darah membaik

Intervensi
Perawatan Jantung ( I.02075 )
Observasi
- Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
- Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung
- Monitor tekanan darah
- Monitor intake output cairan
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor nilai laboratorium jantung
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah beraktivitas

Terapeutik
- Posisikan pasien semi-Flower atau Flower dengan kaki dibawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang sesuai
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu

Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
- Rujuk ke program rehabilitasi jantung

2) Pola Napas Tidak Efektif b/d hambatan upaya napas ( nyeri saat bernapas ) b/d
mengalami dispnea ( D.0005 )
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan Pola Napas membaik
( L.01004 )
Kriteria Hasil
- Dispnea menurun
- Penggunaan otot bantu napas menurun
- Frekuensi napas membaik
- Kedalaman napas membaik

Intervensi
Manajemen Jalan Napas ( I.01011 )
Observasi
- Monitor pola napas
- Monitor bunyi napas

Terapeutik
- Posisikan semi-Flower atau Flower
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi
- Anjurkanm asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

3) Nyeri Akut b/d Agen Pencedera Fisiologis ( Inflamasi ) ( D.0077 )


Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan Tingkat Nyeri menurun
( L.08066 )
Kriteria Hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Proses berpikir membaik
- Pola tidur membaik

Intervensi
Manajemen Nyeri ( I.08238 )
Observasi :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi nyeri skala
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmalogis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

4) Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan d/d merasa lelah,lemas dan dipsnea saat/setelah
beraktivitas ( D.0056 )
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan Toleransi Aktifitas
meningkat ( L.05047 )
Kriteria Hasil :
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
- Keluhan lelah menurun
- Perasaan lemah menurun
- Warna kulit membaik
- Tekanan darah membaik

Intervensi
Manajemen Energi ( I.05178 )
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda gejala kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Muhamad.2015. Keperawatan Medikal Bedah untuk Mahasiswa.Jogjakarta.Diva


press
Udjianti, Wajan Juni. 2016. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovasculer. Jakarta: Salemba Medika
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=komplikasi+endokarditis
https://www.alodokter.com/endokarditis
Abdullah., 2015. National Antibiotic Guideline. Malaysia : Pharmaceutical Services Divison.
Afiatin., Roesli, R.M., 2014. Laju Filtrasi Glomerulus Dengan Metode Egfr. RS Hasan
Sadikin Bandung. Pp 1-5
SDKI Edisi 1 Cetakan III
SLKI Edisi 1 Cetakan II
SIKI Edisi 1 Cetakan II
Kasus semu :
- Ada seorang laki laki yaitu Tn.M ( 57 Tahun ) yang bekerja sebagai karyawan,
dibawa oleh keluarganya ke RSUD Dr. Iskak Tulungagung dengan keadaan lemah
mengeluh nyeri dibagian dada dan sesak napas. Keluarga nya juga mengatakan
pada 5 hari yang lalu Tn.M juga mengeluhkan nyeri dibagian dada, sesak napas
dan merasakan cepat lelah dan lemah pada saat aktivitas yang berlebih,
sebelumnya Tn.M mempunyai riwayat jantung dan juga hipertensi dia juga pernah
ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan jantungnya dan diberi obat jantung
tetapi tidak pernah diminum. Setelah dilakukan pengkajian terdapat Tekanan
darah yang tinggi yaitu 150/90 mmHg
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl : 15 Juni 2021 Jam : 09.00 WIB


Tanggal Masuk : 14 Juni 2021 No. reg : 11821902
Ruangan / Kelas : Anggrek
No. Kamar : 1A
Diagnosa Masuk : Endokarditis
Diagnosa Medis : Endokarditis

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn.M
2. Umur : 57 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Karyawan
9. Alamat : Ds. Sambitan Kec. Pakel Tulungagung
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Sambitan Kec. Pakel Tulungagung
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri

II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Klien merasakan sesak napas
b. Keluhan Utama :
Sesak
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Hari Sabtu 14 juni 2021, pasien di bawa oleh keluarganya ke RSUD Dr.Iskak
Tulungagung dengan keluhan nyeri di bagian dada, dan mengalami sesak napas,
keluarga mengatakan pasien juga mengeluh cepat lelah setelah melakukan
aktiftas yang berlebihan
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Sebelumnya pasien mempunyai riwayat penyakit jantung dan hipertensi
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit seperti Tn.M

III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI


SEBELUM MASUK RS DIRUMAH SAKIT
A. Pola Tidur / Istirahat
1. Waktu Tidur Pukul 21.00 Pukul 23.00
2. Waktu Bangun Pukul 05.00 Pukul 04.00
3. Masalah Tidur Tidak Ada Nyeri dan sesak napas
4. Hal-hal yang Suasana Hening Suasana Hening
mempermudah tidur
5. Hal-hal yang Suasana Gaduh Suasana Gaduh
mempermudah pasien
terbangun
B. Pola Eliminasi
1. BAB
- Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Khas
- Bau Khas
Lunak
- Konsistensi Lunak
Tidak terkaji
- Jumlah Tidak terkaji
1xsehari
- Frekwensi 1xsehari
Tidak ada
- Kesulitan BAB Tidak ada
Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada
2. BAK
- Warna Kuning Kuning
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
- Frekwensi 6-7xsehari 6-7xsehari
- Kesulitan BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
C. Pola Makan dan
Minum
1. Makan
- Frekwensi 2-3xsehari 1x sehari
- Jenis Nasi Nasi
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Jeroan dan kacang”an Jeroan dan kacang”an
- Yang Disukai Semua suka Semua suka
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah makan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. Minum
- Frekwensi 1500cc perhari 900cc perhari
- Jenis Air putih Air putih
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
D. Kebersihan diri /
personal hygiene :
1. Mandi 2x/hari 1x/hari
2. Keramas 3x/minggu belum pernah
3. Pemeliharaan gigi 2x/hari 2x/hari
dan mulut
4. Pemeliharaan kuku 1x/minggu Belum pernah
5. Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
E. Pola kegiatan/ aktivitas Px bisa melakukan aktifitas Px tidak bisa melakukan
lain sendiri tanpa bantuan dari aktifitas seperti biasa dan
orang lain membutuhkan bantuan dari
keluarganya
F. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak

IV. DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi : Kooperatif
B. Orang yang paling dekat dengan klien : Keluarga
C. Rekreasi :
- Hobby : Berkebun
- Penggunaan waktu senggang : Bercengkrama dengan keluarga
D. Dampak dirawat di rumah sakit : px tidak bisa beraktifitas seperti saat sehat
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi social : Sangat baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Keluarga

V. KONSEP DIRI
A. Gambaran diri : Px menerima keadaannya sekarang
B. Harga diri : Px mengatakan ingin cepat pulang
C. Ideal diri : Px ingin sembuh
D. Identitas diri : Px seorang karyawan
E. Peran diri : Px seorang suami dan ayah dari anak-anaknya

VI. DATA SPITITUAL


A. Ketaatan beribadah : px taat beribadah
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : Ada keinginan ingin sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Ada keyakinan sembuh

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan umum/ Keadaan umum
KU lemah
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 37 0 C
Nadi : 100 x / menit
Tekanan darah : 150 / 90 mmHg
Respirasi : 30 x / menit
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan Leher
a. Bentuk Kepala: simetris
Ubun-ubun : datar
Kulit Kepala : sedikit bersih
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : merata dan agak bersih
Bau : sedikit wangi
Warna : hitam beruban
c. Wajah
Warna kulit : sawo matang
Striktur wajah : simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris
b. Kelopak mata ( palpebral ) : Tidak ada pembengkakan
c. Konjuctiva dan sclera : kongjuctiva pink sclera tidak ikterik
d. Pupil : isokor
e. Lensa : normal
f. Ketajaman penglihatan/visus : baik
g. Tekanan bola mata : tidak nyeri tekan
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal dan simetris
b. Lubang hidung : bersih
c. Cuping hidung : ada tarikan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
Ukuran telinga : lebar
Ketenggangan telinga : normal
b. Lubang telinga : bersih
c. Ketajaman pendengaran : baik
5. Mulut dan Faring
a. Keadaan bibir : lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : gusi tidak berdarah dan gigi ada yang tanggal
c. Keadaan lidah : sedikit kotor
d. Orofarings : normal
e. Turgor kulit : >3 detik
6. Leher
a. Posisi trakea : simetris
b. Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Suara : whezzing ( ngik ngik )
d. Kelenjar lymphe : normal
e. Vena jugularis : tidak ada pembendungan
f. Denyut nadi : 100 x / menit

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : agak kotor
b. Kehangatan : -
c. Warna : sawo matang
d. Turgor : menurun
e. Tekstur : halus
f. Kelembaban : lembab
g. Kelainan pada kulit : tidak ada

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara : ukuran normal bentuk simetris
b. Warna payudara dan areola : coklat kehitaman
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : tidak ada
d. Axila dan clavicula : normal

F. Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : normal
b. Pernafasan
Frekwensi : 29x/menit
Irama : tidak teratur
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : tampak sesak napas
1. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : getaran sama
b. Perkusi : pekak diarea ICS 4-6
c. Auskultasi
- Suara Nafas : mengi
- Suara Ucapan: -
- Suara Tambahan : ada suara tambahan wheezing ( ngik ngik )
2. Pemeriksaan Jantung
a) Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : teraba
- Ictus cordis : ICS V Linea Midclavikula Sinistra
b) Perkusi
Batas-batas jantung : Atas : ICS II Linea Sternalis dextra,
Bawah : ICS V Linea Midclavikula Sinistra
c) Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup terdengar tunggal dan reguler
- Bunyi jantung II : dup terdengar tunggal dan reguler
- Bunyi jantung Tambahan : ada
- Bising / Murmur : ada diatrium kiri
- Frekwensi denyut jantung : 100kali/menit

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : sedikit buncit
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 10x/menit
- Bunyi jantung Anak / BJA : tidak ada
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada
- Benjolan / massa: tidak ada
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : tidak ada pembesaran
- Lien : tidak ada pembesaran
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : tympani
- Pemeriksaan Ascites : tidak ada acites
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
Tidak ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : tidak terkaji
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum : tidak ada

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot : normal
b. Pemeriksaan Oedem : tidak ada oedem
c. Kekuatan Otot :-
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku : tidak ada kelinan

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS : compos mentis / 4 5 6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : tidak ada kaku
duduk
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) : tidak ada kaku duduk
4. Fungsi Motorik : baik
5. Fungsi Sensorik : baik
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : positif
b. Refleks Patologis : negatif

K. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi emosi/ perasaan : cemas
b. Orientasi : orientasi tempat, waktu, orang baik
c. Proses berfikir : tidak ada gangguan proses pikir
d. Motivasi : px ingin segera pulang
e. Persepsi : px ingin sembuh
f. Bahasa : mampu merangkai kalimat runtun,pelan dan
jelas

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Endokarditis
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
a. Elektrokardiografi menunjukkan sinus rhytm 100x/menit tidak normal
b. Pemeriksaan rotgen thorak menunjukkan adanya pembesaran atrium kiri
yaitu tidak ada pinggang jantung’

c. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap menunjukkan :


- Leukosit : 13.210 normal nya L : 3.800-10.600/cmm P: 3.600-
- Kadar hemoglobin12,89 g/dl normalnya 13 g/dl
- Hematokrit 42,49 % normalnya L : 40-52% P: 35-47%
- Platelet 260.600 normalnya 150.000–400.000
- Hasil kimia darah : SGOT 15 U/L, SGPT 13,7 U/L, gula darah sewaktu 72 mg/dl,
BUN 16 mg/dl, serum keratin 0,42 mg/dl
- CRP kuantitatif meningkat 6,43 ml/dl

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang diperkirakan sensitif
terhadap mikroorganisme yang diduga.
- Bila penyebabnya streptokokus viridan yang sensitif terhadpa penicillin G,
diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari selama 4 minggu, parenteral untuk dua
minggu, kemudian dapat diberikan parenteral / peroral penicillin V karena efek
sirnegis dengan streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua
minggu .
- Gunakan penisilin bersama dengan gentamisin yang merupakan obat pilihan.
Dengan dosis penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB
dibagi dalam 2 - 3 dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G
dengan dosis 6 - 12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6
minggu.
- Pakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4 jam atau oksasilin 12
gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama pemberian
obat adalah 4 minggu.
- Untuk kuman gram negatif diberikan obat golongan aminoglikosid : gentamisin 5
- 7 mg/kgBB per hari, gentamisin sering dikombinsaikan dengan sefalotin,
sefazolia 2 - 4 gr/hari, ampisilin dan karbenisilin. Untuk penyebab jamur dipakai
amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150 mg/Kg BB per
hari peroral dapat dipakai sendiri atua kombinasi. (wajan juni udjianti 2016)

Mahasiswa
FRISTIA INTAN PERMATA SARI

NIM. A1R19016

ANALISA DATA
Nama pasien : Tn.M
Umur : 57 tahun
No. Register : 11821902
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN
1 DS : Mikroorganisme bacteri Penurunan Curah Jantung
Mayor
- Klien mengatakan Fenomena reaksi sensitivitas
sesak napas /
Penimbunan leukosit
dyspnea
DO :
Peningkatan modul dan
Minor
jaringan parut
- Tekanan darah
menurun : 100/50
Penutupan / kekakuan katub
mmHg
tidak sempurna
- Nadi perifer teraba
lemah
Regurgitasi dan stenosis katub
- Warna kulit pucat
mitral

Keterbatasan pengisian
jantung

Penurunan Curah Jantung

2 DS Nyeri Akut
Respon imunologis terhadap
Mayor
infeksi
- Klien mengeluh
nyeri dibagian dada
Resiko tinggi infeksi
DO
Mayor
Nyeri dibagian dada karena
- Tampak meringis
inflamasi
- Gelisah
- Sulit tidur
Nyeri Akut
Minor
- Nafsu makan
berubah
- Proses berpikir
terganggu

3 DS : Mikroorganisme bacteri
Mayor Pola napas tidak efektif
- Klien merasakan Perfusi jaringan menurun
dyspnea dan
ortopnea Sesak napas
DO :
Minor Pola napas tidak efektif
- Penggunaan oto
bantu pernapasan
- Ventilasi semenit
menurun
- Fase ekspirasi
memanjang
- Tekanan ekspirasi
menurun
- Tekanan inspirasi
menurun

Mikroorganisme bacteri
Intoleransi Aktifitas
4 DS :
Mayor Respon inflamasi
- Klien mengeluh
Fibrosis katub
lelah pada semua
badannya
Stenosia katub
Minor
- Klien merasa tidak
nyaman setelah
beraktivitas
Aliran darah atrium ke
- Klien merasa lemah
ventrikel terhambat
DO
Mayor
- Frekuensi jantung Inadekuat pengisian ventrikel
meningkat >20 %
dari kondisi Cardiac output menurun
istirahat
Minor Suplai tubuh berkurang
- Tekanan berubah
>20% dari kondisi Kelemahan
istirahat
Intoleransi Aktifitas

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama pasien : Tn.M
Umur : 57 tahun
No. Register : 11821902
NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 11 Juni 2021 Penurunan Curah Jantung b/d perubahan afterload d/d mengalami
dispnea ( D.0008 )

2 11 Juni 2021 Pola Napas Tidak Efektif b/d hambatan upaya napas ( nyeri saat
bernapas ) b/d mengalami dispnea ( D.0005 )

3 11 Juni 2021 Nyeri Akut b/d Agen Pencedera Fisiologis ( Inflamasi ) ( D.0077 )

4 11 Juni 2021 Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan d/d merasa lelah,lemas dan
dipsnea saat/setelah beraktivitas ( D.0056 )

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Tn.M
Umur : 57 tahun
No. Register : 11821902
NO DIAGNOSA LUARAN ( SLKI ) INTERVENSI ( SIKI )
KEPERAWATAN
1 Penurunan Curah Jantung b/d Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung ( I.02075 )
perubahan afterload d/d selama 3x24 jam diharapkan  Observasi
mengalami dispnea ( D.0008 ) diharapkan Curah Jantung - Identifikasi tanda/gejala
meningkat ( L.02008 ) primer penurunan curah
Kriteria Hasil : jantung
- Kekuatan Nadi perifer - Identifikasi tanda/gejala
meningkat sekunder penurunan
- Lelah menurun curah jantung
- Dipsnea menurun - Monitor tekanan darah
- Pucat / sianosis menurun - Monitor intake output
- Tekanan darah membaik cairan
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri
dada
- Monitor nilai
laboratorium jantung
- Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah
beraktivitas

 Terapeutik
- Posisikan pasien semi-
Flower atau Flower
dengan kaki dibawah
atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung
yang sesuai
- Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya hidup
sehat
- Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi
stress, jika perlu

 Edukasi
- Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas
secara bertahap
- Anjurkan berhenti
merokok

 Kolaborasi
- Rujuk ke program
rehabilitasi jantung

2 Pola Napas Tidak Efektif b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
hambatan upaya napas ( nyeri selama 3x24 jam diharapkan ( I.01011 )
saat bernapas ) b/d mengalami Pola Napas membaik  Observasi
dispnea ( D.0005 ) ( L.01004 ) - Monitor pola napas
Kriteria Hasil - Monitor bunyi napas
- Dispnea menurun
- Penggunaan otot bantu  Terapeutik
napas menurun - Posisikan semi-Flower
- Frekuensi napas atau Flower
membaik - Berikan minum hangat
- Kedalaman napas - Lakukan fisioterapi
membaik dada, jika perlu
- Lakukan
hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
- Berikan oksigen, jika
perlu

 Edukasi
- Anjurkanm asupan
cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu

3 Nyeri Akut b/d Agen Pencedera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri ( I.08238 )
Fisiologis ( Inflamasi ) ( D.0077 selama 3x24 jam diharapkan  Observasi :
) Tingkat Nyeri menurun - Identifikasi lokasi,
( L.08066 ) karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas,
- Keluhan nyeri intensitas nyeri
menurun - Identifikasi nyeri skala
- Meringis menurun - Identifikasi respons
- Gelisah menurun nyeri non verbal
- Kesulitan tidur - Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan
- Proses berpikir memperingan nyeri
membaik - Identifikasi pengaruh
- Pola tidur membaik nyeri pada kualitas
hidup
 Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
 Edukasi
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmalogis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

4 Intoleransi Aktivitas b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi ( I.05178 )


kelemahan d/d merasa selama 3x24 jam diharapkan  Observasi
lelah,lemas dan dipsnea Toleransi Aktifitas meningkat - Identifikasi
saat/setelah beraktivitas ( L.05047 ) gangguan fungsi
( D.0056 ) Kriteria Hasil : tubuh yang
- Kemudahan dalam mengakibatkan
melakukan aktivitas kelelahan
sehari-hari - Monitor kelelahan
meningkat fisik dan emosional
- Keluhan lelah - Monitor pola dan
menurun jam tidur
- Perasaan lemah - Monitor lokasi dan
menurun ketidaknyamanan
- Warna kulit selama melakukan
membaik aktivitas
- Tekanan darah  Terapeutik
membaik - Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
- Fasilitasi duduk
disisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
 Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
- Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
gejala kelelahan
tidak berkurang
 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn.M Umur : 57 tahun No. Register : 11821902 Kasus : Endokarditis

NO NO. TANGGAL/ IMPLEMENTASI TANDA TANGGAL/ EVALUASI TANDA


DX JAM TANGAN JAM TANGAN
1 Dx.1 16 Juni 2021 16 Juni 2021 S : Klien merasakan sesak napas /

1.Mengidentifikasi tanda/gejala primer 13.00 dyspnea


07.00
penurunan curah jantung O:
07.30 2.Mengidentifikasi tanda/gejala sekunder - Tekanan darah meningkat :
penurunan curah jantung 150/90 mmHg
08.00 3.Memonitor tekanan darah - Nadi perifer teraba lemah
08.30 4.Memonitor intake output cairan - Warna kulit pucat
09.00 5.Memonitor saturasi oksigen A : Masalah belum teratasi
09.30 6.Memonitor keluhan nyeri dada
P : Lanjut intervensi 1,2,3,5,6,8,10 dan
10.00 7.Memonitor nilai laboratorium jantung
12
10.30 8.Memeriksa tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah beraktivitas
11.00 9.Memposisikan pasien semi-Flower atau
Flower dengan kaki dibawah atau posisi
nyaman
11.30 10.Memberikan diet jantung yang sesuai
12.00 11.Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat
12.Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai
12.30
toleransi

2 Dx.2 16 Juni 2021 S : Klien merasakan dyspnea dan

16 Juni 2021 13.00 ortopnea

1.Memonitor pola napas O:


07.00
07.30 2.Memonitor bunyi napas - Ventilasi semenit menurun

3.Memposisikan semi-Flower atau Flower - Fase ekspirasi memanjang


08.00
08.30 4.Memberikan minum hangat - Tekanan ekspirasi menurun

5.Melakukan fisioterapi dada, jika perlu - Tekanan inspirasi menurun


09.00
09.30 6.Melakukan hiperoksigenasi sebelum A : Masalah belum teratasi

penghisapan endotrakeal P : Lanjut intervensi 1,2,5,7,8 dan 9


10.00 7.Memberikan oksigen, jika perlu
10.30
8.Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi
11.00 9.Mengkolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
3 Dx.3 16 Juni 2021 S:- Klien mengeluh nyeri dibagian
dada
16 Juni 2021 13.00
1.Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
07.00 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri O:
- Skala nyeri : 8
2.Mengidentifikasi nyeri skala
- Tampak meringis
07.30 3.Mengidentifikasi respons nyeri non verbal
- Gelisah
08.00
4.Mengidentifikasi faktor yang memperberat
- Sulit tidur
08.30 dan memperingan nyeri
A : masalah belum teratasi
5.Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada P : Lanjut intervensi 1,2, 3,4,6,7,9 dan
12
09.00 kualitas hidup
6.Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
09.30 mengurangi rasa nyeri
7.Mengontrol lingkungan yang memperberat
10.00 rasa nyeri
8.Memfasilitasi istirahat dan tidur
10.30 9.Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri
11.00
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
10.Menjelaskan strategi meredakan nyeri
11.30
11.Menganjurkan memonitor nyeri secara
12.00
mandiri
12.Mengajarkan teknik nonfarmalogis untuk
12.30 mengurangi rasa nyeri

4 Dx.4 16 Juni 2021


1.Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh S : Klien mengatakan merasa lelah,
16 Juni 2021 yang mengakibatkan kelelahan 13.00 lemah pada seluruh badannya

07.00 2.Memonitor kelelahan fisik dan emosional


O:
3.Memonitor pola dan jam tidur - Frekuensi jantung
meningkat >20 % dari
07.30 4.Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan
kondisi istirahat
08.00 selama melakukan aktivitas
- Tekanan berubah >20%
08.30 5.Menyediakan lingkungan nyaman dan
dari kondisi istirahat
rendah stimulus
A : Masalah belum teratasi
09.00 6.Memfasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika
P : Lanjut intervensi 1,2,3,4,6,8, dan 9
tidak dapat berpindah atau berjalan

09.30 7.Menganjurkan tirah baring


8.Menganjurkan menghubungi perawat jika

10.00 tanda gejala kelelahan tidak berkurang


10.30 9.Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
11.00
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn.M Umur : 57 tahun No. Register : 11821902 Kasus : Endokarditis
NO NO. TANGGAL/ IMPLEMENTASI TANDA TANGGAL/ EVALUASI TANDA
DX JAM TANGAN JAM TANGAN
1 Dx.1 17 Juni 2021 17 Juni 2021 S : Klien mengatakan sesak napas /

07.00 1.Mengidentifikasi tanda/gejala primer 13.00 dyspnea sedikit berkurang

penurunan curah jantung O:


07.30 2.Mengidentifikasi tanda/gejala sekunder - Tekanan darah mulai
penurunan curah jantung membaik
08.00 3.Memonitor tekanan darah - Nadi perifer teraba masih
08.30
5.Memonitor saturasi oksigen lemah
09.00 6.Memonitor keluhan nyeri dada A : Masalah teratasi sebagian
09.30
8.Memeriksa tekanan darah dan frekuensi nadi
P : Lanjut intervensi 1,2,3,5,6 dan 12
sebelum dan sesudah beraktivitas

10.00 10.Memberikan diet jantung yang sesuai


10.30 12.Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi

2 Dx.2 17 Juni 2021 S : Klien mengatakan dyspnea dan


17 Juni 2021
13.00 ortopnea sedikit berkurang
07.00 1.Memonitor pola napas
07.30 2.Memonitor bunyi napas O:
08.00 5.Melakukan fisioterapi dada, jika perlu - Tekanan ekspirasi mulai
08.30
7.Memberikan oksigen, jika perlu membaik
09.00 8.Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, - Tekanan inspirasi mulai
jika tidak kontraindikasi membaik
09.30 9.Mengkolaborasi pemberian bronkodilator, A : Masalah teratasi sebagian
ekspektoran, mukolitik, jika perlu P : Lanjut intervensi 1,2,7 dan 8

3 Dx.3 17 Juni 2021 17 Juni 2021


S : Klien mengatakan nyeri dibagian
07.00 1.Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 13.00 dadanya sudah sedikit berkurang
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
O:
07.30 2.Mengidentifikasi nyeri skala - Skala nyeri : 6
08.00 - Tampak meringis
3.Mengidentifikasi respons nyeri non verbal
- Sulit tidur
08.30 4.Mengidentifikasi faktor yang memperberat A : masalah teratasi sebagian
dan memperingan nyeri P : Lnjut intervensi 1,2,4,6 dan 12
09.00 6.Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
09.30 7.Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
10.00 9.Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
10.30 12.Mengajarkan teknik nonfarmalogis untuk
mengurangi rasa nyeri
1.Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh
4 Dx.4
17 Juni 2021 S : Klien mengatakan rasa lelah dan
yang mengakibatkan kelelahan
07.00 lemas nya sedikit berkurang
2.Memonitor kelelahan fisik dan emosional O:
- Tekanan berubah >20%
3.Memonitor pola dan jam tidur
07.30 dari kondisi istirahat
08.00 4.Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjut intervensi 1,2,4,8 dan 9
selama melakukan aktivitas
08.30
6.Memfasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
09.00
8.Menganjurkan menghubungi perawat jika
tanda gejala kelelahan tidak berkurang
09.30
9.Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
10.00

TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN


Nama : Tn.M Umur : 57 tahun No. Register : 11821902 Kasus : Endokarditis
NO NO. TANGGAL/ IMPLEMENTASI TANDA TANGGAL/ EVALUASI TANDA
DX JAM TANGAN JAM TANGAN
1 Dx.1 18 Juni 2021 18 Juni 2021 S : Klien mengatakan sudah tidak

07.00 1.Mengidentifikasi tanda/gejala primer 13.00 merasakan sesak napas

penurunan curah jantung O:


07.30 2.Mengidentifikasi tanda/gejala sekunder - Tekanan darah membaik
penurunan curah jantung - Nadi perifer teraba baik
08.00 3.Memonitor tekanan darah A : Masalah teratasi
08.30
5.Memonitor saturasi oksigen
P : Intervensi Dihentikan
09.00 6.Memonitor keluhan nyeri dada
12.Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai
09.30
toleransi

2 Dx.2 18 Juni 2021 18 Juni 2021


07.00 1.Memonitor pola napas S : Klien mengatakan sudah tidak
07.30 13.00
2.Memonitor bunyi napas merasa lelah dan lemas
7.Memberikan oksigen, jika perlu O:
08.00 - Tekanan membaik : 120/80
8.Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
08.30 jika tidak kontraindikasi mmHg
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

3 Dx.3 18 Juni 2021


18 Juni 2021
1.Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 13.00
07.00
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri S : Klien mengatakan sudah tidak
2.Mengidentifikasi nyeri skala merasakan nyeri dibagian dada
07.30
08.00 4.Mengidentifikasi faktor yang memperberat O:
dan memperingan nyeri - Tampak meringis skala
6.Memberikan teknik nonfarmakologis untuk nyeri = 0
08.30
mengurangi rasa nyeri - Pola tidur membaik
12.Mengajarkan teknik nonfarmalogis untuk A : masalah teratasi
09.00
mengurangi rasa nyeri P : Intervensi dihentikan

4 Dx.4
18 Juni 2021
07.00 1.Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh S : Klien mengatakan sudah tidak
yang mengakibatkan kelelahan merasa lelah dan lemas
07.30 2.Memonitor kelelahan fisik dan emosional O:
08.00 8.Menganjurkan menghubungi perawat jika - Tekanan membaik : 120/80
tanda gejala kelelahan tidak berkurang mmHg
9.Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang A : masalah teratasi
08.30
cara meningkatkan asupan makanan P : Intervensi dihentikan
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN
Topik : Penyuluhan tentang Endokarditis
Sasaran: Keluarga Tn.M
Ruang : Anggrek

TUJUAN UMUM TUJUAN POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI


KHUSUS
Setelah dilakukan Setelah Pentingnya 1.Pengertian Ceramah Leatflet Keluarga mampu
penyuluhan kesehatan dilakukannya mengetahui dan Endokarditis Tanya mengulang informasi
diharapakan Klien dan penyuluhan memahami entang 2.Komplikasi Jawab atau pendidikan
keluarga klien dapat kesehatan , penyakit Endikarditis Berdiskusi kesehatan yang
mengetahui dan diharapkan kliendan diberikan terkait
Endokarditis 3.Manifestasi klinis
memahami keluarga klien dengan Endokarditis
Endokarditis
tentang Endokarditis mampu:
4.Pencegahan
1.Menjelaskan
Endokarditis
pengertian
Endokarditis

2.Menjelaskan
kompliasi
endocarditis

3.Menjelaskan
manifestasi klinis
endocarditis
4.Menjelaskan
pencegahan
endocarditis

Anda mungkin juga menyukai