Disusun Oleh :
FRISTIA INTAN PERMATA SARI
NIM : A1R19016
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasululllah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
laporan pendahuluan ini yang berjudul “Endokarditis”
Penulisan laporan pendahuluan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
memenuhi Tugas Praktek Klinik Keperawatan Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Dalam penulisan laporan pendahuluan ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang di miliki penulis.
Dalam menyusun laporan pendahuluan ini saya tidak terlepas mendapat bantuan dari
berbagai pihak Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnya Kepada Yang Terhormat :
1. Bapak Dr. H. Yitno,S.Kep, MPd sebagai Ketua STIKes Hutama Abdi Husada
Tulungagung.
4. Dan semua teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Dengan demikian saya mengharkan agar laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca
dan dalam kesempatan ini saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang dapat
menyinggung peasaan pembaca. Oleh karena itu kritk dan saran dai semua pihak yang
bersifat membangun sealu kami harapkan demi kesempurnan laporan pendahuluan ini. Akhir
kata saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iv
LAPORAN PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar belakang....................................................................................................
B. Rumusan masalah...............................................................................................
C. Tujuan penulisan ................................................................................................
D. Manfaat .............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
1. Definisi Endokarditis.......................................................................................................
2. Etiologi Endokarditis.......................................................................................................
3. Klasifikasi Endokarditis...................................................................................................
4. Manifestasi Klinis Endokarditis.......................................................................................
5. Penatalaksanaan Endokarditis..........................................................................................
6. Komplikasi Endokarditis..................................................................................................
7. Patofisiologi Endokarditis................................................................................................
8. Pathway Endokarditis.......................................................................................................
9. Pemeriksaan penunjang Endokarditis..............................................................................
10. Diagnosa Keperawatan Endokarditis..............................................................................
11. Intervensi Endokarditis....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi Endokarditis (IE) merupakan infeksi yang terlokalisasi pada permukaan
endokardial. Paling banyak menyerang pada katup jantung. Sebagai hasilnya kerusakan pada
katup dan pembengkakan (Bjurman et al.,2016). Penyakit ini sebagian besar disebabkan oleh
bakteri yang menyerang serta menghancurkan jaringan. Vegetasinya dapat memasuki
sirkulasi dan berpotensi menyebabkan kematian (Rasmussen et al.,2015). Endocarditis
merupakan penyakit serius dengan gejala yang sedikit meskipun pada dunia kesehatan dan
terapi bedah telah berkembang. Perlunya diagnosa dengan cepat dan akurat untuk
menentukan terapi yang akan digunakan (Thuny et al., 2015). Keterlambatan akan diagnose
akan menyebabkan keterlibatan organ lainya seperti emboli cerebral dan sepsis sistemik
(Dunne et al., 2015)
Pada saat ini insiden oleh Infeksi Endokarditis pada Negara berkembang antara 1,9 hingga
10,0 tiap 100.000/tahun dan meningkat pada saat terjadi penurunan pada berbagai penyakit
katup. Di Denmark insiden terjadi pada 10 tiap 100.000/orang/tahun, ekivalen dengan
500pasien/ tahun (Rasmussen et al., 2015).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Endokarditis ?
2. Apa etiologi dari Endokarditis?
3. Apa klasifikasi dari Endokarditis?
4. Apa manifestasi klinis dari Endokarditis ?
5. Apa penaktalaksanaan dari Endokarditis?
6. Apa komplikasi dari Endokarditis?
7. Apa patofisiologi dari Endokarditis?
8. Bagaimana pathway dari Endokarditis ?
9. Pemeriksaan penunjang dari Endokarditis?
10. Apa diagnosa keperawatan Endokarditis?
11. Apa intervensi Endokarditis ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari Endokarditis
2. Untuk mengetahui etiologi dari Endokarditis
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Endokarditis
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Endokarditis
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Endokarditis
6. Untuk mengetahui komplikasi dari Endokarditis
7. Untuk mengetahui patofisiologi dari Endokarditis
8. Untuk mengetahui pathway dari Endokarditis
9. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Endokarditis
10. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada Endokarditis
11. Untuk mengetahui intervensi pada Endokarditis
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Endokarditis adalah infeksi pada endocardium, yaitu lapisan bagian dalam jantung.
Kondisi ini umumnya disebabkanoleh masuknya bakteri ke aliran darah, yang kemudian
menginfeksikan bagian jantung yang rusak. ( alodokter, 2018 )
Endokarditis adalah infeksi yang serius dari salah satu dari empat klep-klep (katup-katup)
jantung (Anonim, 2015).
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada
endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditid biasanya terjadi pada jantung yang telah
mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit
jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada endokard
banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial. Sekarang infeksi
bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti
jamur, virus, dan lain-lain. (wajan juni udjianti 2016).
2. ETIOLOGI
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu mikroorganisme
yang hidup dalam saluran pernapasan bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90-
95% endokarditis infeksi disebabkan oleh streptokokus viridans, tetapi sejak adanya
antibiotik streptokokus viridans 50% penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari
sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus
aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah stertokokus
fekalis, stapilokokus, bakteri gram negative aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan kandida.
Faktor-faktor predisposisi dan faktor pencetus.
Faktor Predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat berupa
penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung
sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof obstruksi.
Endokarditis infeksi sering timbul pada penyakit jantung rematik dengan fibrilasi dan gagal
jantung. Infeksi sering pada katub mitral dan katub aorta.
Penyakit jantung bawaan yang terkena endokarditis adalah penyakit jantung bawaan
tanpa ciyanosis, dengan deformitas katub dan tetralogi fallop. Bila ada kelainan organic pada
jantung, maka sebagai faktor predisposisi endokarditis infeksi adalah akibat pemakaian obat
imuno supresif atau sitostatik, hemodialisis atau peritonial -dialisis, serosis hepatis, diabetis
militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit ginjal, lupus eritematosus, penyakit gout,
dan penyalahan narkotik intravena. Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi
atau tindakan lain pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik
ginekologik dan radang saluran pernapasan. ( Ardiansyah, Muhammad, 2015 )
3. KLASIFIKASI
Endokarditis dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Endokarditis infektif
Endokarditis Infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput jantung) dan katup jantung.
2. Endokarditis non-infektif.
Endokarditis Non-infektif adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanyabekuan-bekuan
darah pada katup jantung yang rusak
4. MANIFESTASI KLINIS
Sering penderita tidak mengetahui dengan jelas. Sejak kapan penyakitnya mulai timbul,
misalnya sesudah cabut gigi, mulai kapan demam, letih-lesu, keringat malam banyak, nafsu
makan berkurang, berat badan menurun, sakit sendi, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta
mendadak, sakit pada ekstremitas (jari tangan dan kaki), dan sakit pada kulit..
Tanda dan gejala Endokarditis sub akut :
Endokarditis bakterialis akut biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan demam tinggi
(38,9-40,9° Celsius), denyut jantung yang cepat, kelelahan dan kerusakan katup
jantung yang cepat dan luas.Vegetasi endokardial (emboli) yang terlepas bisa
berpindah dan menyebabkan infeksi tambahan di tempat lain.
Penimbunan nanah (abses) dapat terjadi di dasar katup jantung yang terinfeksi atau di
tempat tersangkutnya emboli yang terinfeksi. Katup jantung bisa mengalami perforasi
(perlubangan) dan dalam waktu beberapa hari bisa terjadi kebocoran besar.
Beberapa penderita mengalami syok; ginjal dan organ lainnya berhenti berfungsi
(sindroma sepsis).
Infeksi arteri dapat memperlemah dinding pembuluh darah dan meyebabkan robeknya
pembuluh darah. Robekan ini dapat berakibat fatal, terutama bila terjadi di otak atau
dekat dengan jantung.
Tanda dan gejala Endokarditis bakterialis subakut :
Endokarditis bakterialis subakut bisa menimbulkan gejala beberapa bulan sebelum
katup jantung rusak atau sebelum terbentuknya emboli. Gejalanya berupa kelelahan,
demam ringan (37,2-39,2° Celsius), penurunan berat badan, berkeringat dan anemia.
Diduga suatu endokarditis jika seseorang mengalami demam tanpa sumber infeksi
yang jelas, jika ditemukan murmur jantung yang baru atau jika murmur yang lama
telah mengalami perubahan.
Limpa bisa membesar.
Pada kulit timbul binti-bintik yang sangat kecil, juga di bagian putih mata atau
dibawah kuku jari tangan.
Bintik-bintik ini merupakan perdarahan yang sangat kecil yang disebabkan oleh
emboli kecil yang lepas dari katup jantung.
Emboli yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri perut, penyumbatan mendadak
pada arteri lengan atau tungkai, serangan jantung atau stroke.
Gejala lainnya dari endokarditis bakterialis akut dan subakut adalah:
Menggigil
Nyeri sendi
Kulit pucat
Denyut jantung yang cepat
Kebingungan
Adanya darah dalam air kemih. ( Ardiansyah, Muhammad, 2015 )
5. PENATALAKSANAAN
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang diperkirakan sensitif
terhadap mikroorganisme yang diduga. Bila penyebabnya streptokokus viridan yang sensitif
terhadpa penicillin G, diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari selama 4 minggu, parenteral
untuk dua minggu, kemudian dapat diberikan parenteral / peroral penicillin V karena efek
sirnegis dengan streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua minggu .
Kuman streptokokous fecalis (post operasi obs-gin) relatif resisten terhadap penisilin sering
kambuh dan resiko emboli lebih besar oleh karena itu digunakan penisilin bersama dengan
gentamisin yang merupakan obat pilihan. Dengan dosis penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan
gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi dalam 2 - 3 dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti
penisilin G dengan dosis 6 - 12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6
minggu.
Bila kuman resisten dapat dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4
jam atau oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama
pemberian obat adalah 4 minggu. Untuk kuman gram negatif diberikan obat golongan
aminoglikosid : gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari, gentamisin sering dikombinsaikan
dengan sefalotin, sefazolia 2 - 4 gr/hari, ampisilin dan karbenisilin. Untuk penyebab jamur
dipakai amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150 mg/Kg BB per hari
peroral dapat dipakai sendiri atua kombinasi. Infeksi yang terjadi katub prostetik tidak dapat
diatasi oleh obat biasa, biasanya memerlukan tindakan bedah. Selain pengobatan dengan
antibiotik penting sekali mengobati penyakit lain yang menyertai seperti : gagal Jantung .
Juga keseimbangan elektrolit, dan intake yang cukup . (wajan juni udjianti 2016)
6. KOMPLIKASI
Terbentuknya abses atau kumpulan nanah pada otak, paru-paru, maupun jantung.
Adanya gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, dan bising jantung.
Emboli paru, yaitu kondisi ketika pembuluh darah yang membawa darah dari jantung
ke paru-paru mengalami penyumbatan.
Stroke.
Kejang.
Kerusakan ginjal.
Splenomegali, atau pembesaran limpa. ( halodoc, 2020 )
7. PATOFISOLOGI
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu juga melalui alat
genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan kulit. Terjadinya endokarditis
karena menempelnya mikro organisme dari sirkulasi darah pada permukaan endokardial,
kemudian mengadakan multiplikasi, terutama pada katup-katup yang telah cacad.
Penempelan bakteri-bakteri tersebut akan membentuk koloni, dimana nutrisinya diambil dari
darah. Adanya koloni bakteri tersebut memudahkan terjadinya thrombosis, kejadian tersebut
dipermudah oleh thromboplastin, yang ditimbulkan oleh lekosit yang bereaksi dengan fibrin.
Jaringan fibrin yang baru akan menyelimuti koloni-koloni bakteri dan menyebabkan
respon imunologis menurun. Dan menyebabkan perubahan metabolisme pada tubuh dengan
ini menyebabkan invasi pada katub mitral dan pada permukaan endotel jantung. Dari ini
terjadi fenomena reaksi sensivitas dan menyebabkan penumpukan atau penimbunan leukosit,
pada penimbunan ini terjadi peningkatan modul pada jaringan otot. Setelah itu penutupan /
kekauan katub tidak sempurna. Daerah endokardium yang sering terkena yaitu katup mitral,
aorta. Dari situ dapat menyebabkan keterbatasan pada pengisian jantung.
Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya, menimbulkan perfusi jaringan
menurun dan menyebabkan sesak napas. Bila infeksi mengenai katubmaka dapat terjadi
fibrosis yang mengakibatkan terjadinya penyempitan katub. Sehingga aliran darah yang dari
atrium ke ventrikel terhambat dan terjafdi inadekuat pengisian ventrikel. Bila keadaan
berlanjut akan terjadi absces yang akan mengenai otot jantung yang berdekatan, dan secara
hematogen akan menyebar ke seluruh otot jantung. Bila absces mengenai sistim konduksi
akan menyebabkan arithmia dengan segala manifestasi kliniknya. Jaringan yang rusak
tersebut akan membentuk luka dan histiocyt akan terkumpul pada dasar vegetasi. Sementara
itu endothelium mulai menutupi permukaan dari sisi perifer, proses ini akan berhasil bila
mendapat terapi secara baik.
Pada jaringan baru akan terbentuk jaringan parut atau kadang-kadang terjadi rupture dari
chordae tendinen, oto papillaris, septum ventrikel. Sehingga pada katup menimbulkan bentuk
katup yang abnormal, dan berpengaruh terhadap fungsinya. Permukaan maupun bentuk katup
yang abnormal/cacat ini akan memudahkan terjadinya infeksi ulang. Vegetasi tersebut dapat
terlepas dan menimbulkan emboli diberbagai organ. Besarnya emboli bermacam-macam.
Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat pembuluh darah
yang besar pula. Tromboemboli yang terinfeksi dapat teranggkut sampai di otak, limpa,
ginjal, saluran cerna, jantung, anggota gerak, kulit, dan paru. Bila emboli menyangkut di
ginjal. akan meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan
menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan. ( Lippincott Williams & Wilkins, 2015 )
8. PATHWAY
Mikroorganisme bacteri
Perubahan metabolisme
ENDOKARDITIS
Kelemahan
Intoleransi Aktifitas
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat,
immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positf, total hemolitik
komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin sedikit meningkat.
Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan hematuria secara mikroskopik.
Yang penting adalah biakan mikro organisme dari darah . Biakan harus diperhatikan darah
diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak 10 ml dibiakkan dalam
waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk mencari mikroorganisme yang mungkin berkembang
agak lambat. biakkan bakteri harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum
diberi antibiotik . Biakan yang positif uji resistansi terhadap antibiotik.
Echocardiografi
Diperlukan untuk:
melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar ( > 5 mm)
melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif.
mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolap mitral, fibrosis, dan
calcifikasi katub mitral ).
penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya destrruktif katub aorta
dan merupakan indikasi untuk melakukan penggantian katub.
1. Pengkajian
Intervensi
Perawatan Jantung ( I.02075 )
Observasi
- Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
- Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung
- Monitor tekanan darah
- Monitor intake output cairan
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor nilai laboratorium jantung
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah beraktivitas
Terapeutik
- Posisikan pasien semi-Flower atau Flower dengan kaki dibawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang sesuai
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
- Rujuk ke program rehabilitasi jantung
2) Pola Napas Tidak Efektif b/d hambatan upaya napas ( nyeri saat bernapas ) b/d
mengalami dispnea ( D.0005 )
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan Pola Napas membaik
( L.01004 )
Kriteria Hasil
- Dispnea menurun
- Penggunaan otot bantu napas menurun
- Frekuensi napas membaik
- Kedalaman napas membaik
Intervensi
Manajemen Jalan Napas ( I.01011 )
Observasi
- Monitor pola napas
- Monitor bunyi napas
Terapeutik
- Posisikan semi-Flower atau Flower
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkanm asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Intervensi
Manajemen Nyeri ( I.08238 )
Observasi :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi nyeri skala
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmalogis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4) Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan d/d merasa lelah,lemas dan dipsnea saat/setelah
beraktivitas ( D.0056 )
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan Toleransi Aktifitas
meningkat ( L.05047 )
Kriteria Hasil :
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
- Keluhan lelah menurun
- Perasaan lemah menurun
- Warna kulit membaik
- Tekanan darah membaik
Intervensi
Manajemen Energi ( I.05178 )
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda gejala kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn.M
2. Umur : 57 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Karyawan
9. Alamat : Ds. Sambitan Kec. Pakel Tulungagung
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Sambitan Kec. Pakel Tulungagung
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran diri : Px menerima keadaannya sekarang
B. Harga diri : Px mengatakan ingin cepat pulang
C. Ideal diri : Px ingin sembuh
D. Identitas diri : Px seorang karyawan
E. Peran diri : Px seorang suami dan ayah dari anak-anaknya
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : sedikit buncit
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 10x/menit
- Bunyi jantung Anak / BJA : tidak ada
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada
- Benjolan / massa: tidak ada
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : tidak ada pembesaran
- Lien : tidak ada pembesaran
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : tympani
- Pemeriksaan Ascites : tidak ada acites
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
Tidak ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : tidak terkaji
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum : tidak ada
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS : compos mentis / 4 5 6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : tidak ada kaku
duduk
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) : tidak ada kaku duduk
4. Fungsi Motorik : baik
5. Fungsi Sensorik : baik
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : positif
b. Refleks Patologis : negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Endokarditis
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
a. Elektrokardiografi menunjukkan sinus rhytm 100x/menit tidak normal
b. Pemeriksaan rotgen thorak menunjukkan adanya pembesaran atrium kiri
yaitu tidak ada pinggang jantung’
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang diperkirakan sensitif
terhadap mikroorganisme yang diduga.
- Bila penyebabnya streptokokus viridan yang sensitif terhadpa penicillin G,
diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari selama 4 minggu, parenteral untuk dua
minggu, kemudian dapat diberikan parenteral / peroral penicillin V karena efek
sirnegis dengan streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua
minggu .
- Gunakan penisilin bersama dengan gentamisin yang merupakan obat pilihan.
Dengan dosis penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB
dibagi dalam 2 - 3 dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G
dengan dosis 6 - 12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6
minggu.
- Pakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4 jam atau oksasilin 12
gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama pemberian
obat adalah 4 minggu.
- Untuk kuman gram negatif diberikan obat golongan aminoglikosid : gentamisin 5
- 7 mg/kgBB per hari, gentamisin sering dikombinsaikan dengan sefalotin,
sefazolia 2 - 4 gr/hari, ampisilin dan karbenisilin. Untuk penyebab jamur dipakai
amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150 mg/Kg BB per
hari peroral dapat dipakai sendiri atua kombinasi. (wajan juni udjianti 2016)
Mahasiswa
FRISTIA INTAN PERMATA SARI
NIM. A1R19016
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn.M
Umur : 57 tahun
No. Register : 11821902
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN
1 DS : Mikroorganisme bacteri Penurunan Curah Jantung
Mayor
- Klien mengatakan Fenomena reaksi sensitivitas
sesak napas /
Penimbunan leukosit
dyspnea
DO :
Peningkatan modul dan
Minor
jaringan parut
- Tekanan darah
menurun : 100/50
Penutupan / kekakuan katub
mmHg
tidak sempurna
- Nadi perifer teraba
lemah
Regurgitasi dan stenosis katub
- Warna kulit pucat
mitral
Keterbatasan pengisian
jantung
2 DS Nyeri Akut
Respon imunologis terhadap
Mayor
infeksi
- Klien mengeluh
nyeri dibagian dada
Resiko tinggi infeksi
DO
Mayor
Nyeri dibagian dada karena
- Tampak meringis
inflamasi
- Gelisah
- Sulit tidur
Nyeri Akut
Minor
- Nafsu makan
berubah
- Proses berpikir
terganggu
3 DS : Mikroorganisme bacteri
Mayor Pola napas tidak efektif
- Klien merasakan Perfusi jaringan menurun
dyspnea dan
ortopnea Sesak napas
DO :
Minor Pola napas tidak efektif
- Penggunaan oto
bantu pernapasan
- Ventilasi semenit
menurun
- Fase ekspirasi
memanjang
- Tekanan ekspirasi
menurun
- Tekanan inspirasi
menurun
Mikroorganisme bacteri
Intoleransi Aktifitas
4 DS :
Mayor Respon inflamasi
- Klien mengeluh
Fibrosis katub
lelah pada semua
badannya
Stenosia katub
Minor
- Klien merasa tidak
nyaman setelah
beraktivitas
Aliran darah atrium ke
- Klien merasa lemah
ventrikel terhambat
DO
Mayor
- Frekuensi jantung Inadekuat pengisian ventrikel
meningkat >20 %
dari kondisi Cardiac output menurun
istirahat
Minor Suplai tubuh berkurang
- Tekanan berubah
>20% dari kondisi Kelemahan
istirahat
Intoleransi Aktifitas
2 11 Juni 2021 Pola Napas Tidak Efektif b/d hambatan upaya napas ( nyeri saat
bernapas ) b/d mengalami dispnea ( D.0005 )
3 11 Juni 2021 Nyeri Akut b/d Agen Pencedera Fisiologis ( Inflamasi ) ( D.0077 )
4 11 Juni 2021 Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan d/d merasa lelah,lemas dan
dipsnea saat/setelah beraktivitas ( D.0056 )
Terapeutik
- Posisikan pasien semi-
Flower atau Flower
dengan kaki dibawah
atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung
yang sesuai
- Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya hidup
sehat
- Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi
stress, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas
secara bertahap
- Anjurkan berhenti
merokok
Kolaborasi
- Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
2 Pola Napas Tidak Efektif b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
hambatan upaya napas ( nyeri selama 3x24 jam diharapkan ( I.01011 )
saat bernapas ) b/d mengalami Pola Napas membaik Observasi
dispnea ( D.0005 ) ( L.01004 ) - Monitor pola napas
Kriteria Hasil - Monitor bunyi napas
- Dispnea menurun
- Penggunaan otot bantu Terapeutik
napas menurun - Posisikan semi-Flower
- Frekuensi napas atau Flower
membaik - Berikan minum hangat
- Kedalaman napas - Lakukan fisioterapi
membaik dada, jika perlu
- Lakukan
hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkanm asupan
cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
3 Nyeri Akut b/d Agen Pencedera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri ( I.08238 )
Fisiologis ( Inflamasi ) ( D.0077 selama 3x24 jam diharapkan Observasi :
) Tingkat Nyeri menurun - Identifikasi lokasi,
( L.08066 ) karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas,
- Keluhan nyeri intensitas nyeri
menurun - Identifikasi nyeri skala
- Meringis menurun - Identifikasi respons
- Gelisah menurun nyeri non verbal
- Kesulitan tidur - Identifikasi faktor yang
menurun memperberat dan
- Proses berpikir memperingan nyeri
membaik - Identifikasi pengaruh
- Pola tidur membaik nyeri pada kualitas
hidup
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmalogis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
4 Dx.4
18 Juni 2021
07.00 1.Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh S : Klien mengatakan sudah tidak
yang mengakibatkan kelelahan merasa lelah dan lemas
07.30 2.Memonitor kelelahan fisik dan emosional O:
08.00 8.Menganjurkan menghubungi perawat jika - Tekanan membaik : 120/80
tanda gejala kelelahan tidak berkurang mmHg
9.Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang A : masalah teratasi
08.30
cara meningkatkan asupan makanan P : Intervensi dihentikan
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN
Topik : Penyuluhan tentang Endokarditis
Sasaran: Keluarga Tn.M
Ruang : Anggrek
2.Menjelaskan
kompliasi
endocarditis
3.Menjelaskan
manifestasi klinis
endocarditis
4.Menjelaskan
pencegahan
endocarditis