Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN KASUS BATU URETER (URETEROLITHIASIS)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Medikal Bedah II (Sistem Perkemihan)
Dosen Pembimbing : Angga Miftakhul Nizar,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :
Evina Meylia ( A1R19015 )
Fristia Intan Permata Sari ( A1R19016 )

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“ HUTAMA ABDI HUSADA “
TULUNGAGUNG

ASKEP KMB
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN BATU URETER
(URETEROLITHIASIS)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II (Sistem Perkemihan)

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Mahasiswa Dosen Pembimbing

Fristia Intan Permata Sari Evina Meylia Angga Miftakhul Nizar,S.Kep.,Ners.,M.Kep

ASKEP KMB
KATA PENGANTAR

Segala puji milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasululllah SAW.
Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan ini yang berjudul “Batu Ureter”.

Penulisan laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II (Sistem Perkemihan).
Dalam penulisan laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini, penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang di miliki
penulis.

Dalam menyusun laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini saya tidak terlepas
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima
kasih sedalam-dalamnya Kepada Yang Terhormat :

1. Bapak Dr. H. Yitno,S.Kep, MPd sebagai Ketua STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.

2. Angga Miftakhul Nizar, S.Kep, Ners, M.Kep sebagai dosen pembimbing

3. Dan semua teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Dengan demikian saya mengharkan agar laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca dan
dalam kesempatan ini saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang dapat menyinggung peasaan
pembaca. Oleh karena itu kritk dan saran dai semua pihak yang bersifat membangun sealu kami
harapkan demi kesempurnan laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini. Akhir kata saya
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Tulungagung, 23 September 2021

Penulis

ASKEP KMB
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER.................................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................

LAPORAN PENDAHULUAN..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................................
D. Manfaat............................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................

A. Definisi Batu Ureter.........................................................................................................................

B. Etiologi Batu Ureter.........................................................................................................................

C. Patofisiologi Batu
Ureter..................................................................................................................

D. Pathway Batu Ureter........................................................................................................................

E. Manifestasi Klinis Batu Ureter.........................................................................................................

F. Komplikasi Batu Ureter...................................................................................................................

G. Pemeriksaan Penunjang Batu Ureter................................................................................................

H. Penatalaksanaan Batu Ureter............................................................................................................

I. Diagnosa Keperawatan Batu Ureter.................................................................................................

J. Intervensi Batu Ureter......................................................................................................................

ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................

ASKEP KMB
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batu Saluran Kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno
dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi (Muslim, 2007). Batu Saluran Kemih
dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-
buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian
bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti
pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentuk di dalam divertikel
uretra. (Brunner dan Suddarth, 2003).
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya gangguan aliran urine, gangguan
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran
kemih pada seseorang, yaitu: faktor intrinsik: herediter (diduga diturunkan dari orangtuanya),
umur (paling sering didapatkan pada usia 30 – 50 tahun), jenis kelamin (jumlah pasien laki-laki
tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan) dan faktor ekstrinsik: geografi,
iklim dan temperatur, asupan air, diet pekerjaan (Purnomo, 2011 dalam Wardani, 2014).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Batu Ureter ?

2. Apa etiologi dari Batu Ureter?

3. Apa patofisiologi dari Batu Ureter?

4. Bagaimana pathway dari Batu Ureter?

5. Apa manifestasi klinis dari Batu Ureter ?

6. Apa komplikasi dari Batu Ureter ?

7. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Batu Ureter?

8. Apa penaktalaksanaan dari Batu Ureter?

9. Apa diagnosa keperawatan Batu Ureter?

10. Apa intervensi Batu Ureter?

ASKEP KMB
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari Batu Ureter

2. Untuk mengetahui etiologi dari Batu Ureter

3. Untuk mengetahui patofisiologi dari Batu Ureter

4. Untuk mengetahui pathway dari Batu Ureter

5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Batu Ureter

6. Untuk mengetahui komplikasi dari Batu Ureter

7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Batu Ureter

8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Batu Ureter

9. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada Batu Ureter

10. Untuk mengetahui intervensi pada Batu Ureter

ASKEP KMB
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Ureterolithiasis/batu ureter adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu
ginjal) pada ureter atau padadaerah ginjal.batu ureter disebabkan obstruksi, infeksi, edema pada saluran
kemih. (MANAF, ABDUL (2018)
Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada
ureter atau pada daerah ginjal. Ureterolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu
itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat
sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi dalam
ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk
masuk dalam pelvis ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam,
hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah.
Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat
lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke
kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa
tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang
mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik.

B. Etiologi

Menurut Wijayaningsih (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi batu saluran kemih


diantaranya sebagai berikut :
1. Faktor intrinsik Herediter (keturunan), umur 30-50 tahun, jenis kelamin lai-laki lebih besar dari
pada perempuan.
2. Faktor ekstrinsik Geografis, iklim dan temperature, asupan air, diet (banyak purin, oksalat
dan kalsium mempermudah terjadinya batu).
Menurut Purnomo (2011) dalam Wardani (2014), Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada
hubungannya gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan
lain yang masih belum terungkap (idiopatik).

C. Patofisiologi

ASKEP KMB
Berdasaran tipe batu, proses pembentukan batu melalui kristalisasi. Tiga faktor yang
mendukung proses ini yaitu saturasi urin, difisiensi inhibitor dan produksi matriks protein. Pada
umumnya Kristal tumbuh melalui adanya supersaturasi urin. Proses pembentukan dari agregasi
menjadi partikel yang lebih besar, di antaranya partikel ini ada yang bergerak kebawah melalui
saluran kencing hingga pada lumen yang sempit dan berkembang membentuk batu. Renal kalkuli
merupakan tipe Kristal dan dapat merupakan gabungan dari beberapa tipe. Sekitar 80% batu salurn
kemih mengandung kalsium fosfat dan kalsium oksalat.
Menurut Raharjo dan Tessy dalam Suharyanto dan Madjid, 2009 menyatakan bahwa sebagian
batu saluran kemih adalah idiopatik dan dapat bersifat simtomatik ataupun asimtomatik. Teori
terbentuknya batu antara lain :
1. Teori Inti matriks Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan substansi organic sebagai inti.
Substansi organik ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein yang akan
mempermudah kristalisasi dan agresi substansi pembentuk batu.
2. Teori supersaturasi Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti
sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
3. Teori presipitasi-kristalisasi Perubahan pH urin akan mempengaruhi solubilitas substansi
dalam urin. Pada urin yang bersifat asam akan mengendap sistin,, santin, asam dan garam urat.
Sedangkan pada urin yang bersifat alkali akan mengendap garam-garam fosfat.
4. Teori kurangnya faktor penghambat. Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat,
pirofosfat, polifosfat, sitrat, magnesium, asam mukopolisakarid akan mempermudah
terbentuknya batu saluran kemih.

D. Pathway

Faktor Ekstrinsik (Asupan


air mengandung kapur)

Proses kristalisasi dan


agresi substansi

Pengendapan batu salurah kemih

Pembentukan batu saluran kemih

Respon Obstruksi Hambatan aliran Pembedahan


urine

Kurang terpapar informasi


Penekanan pada Gangguan Eliminasi Urin
saraf ASKEP KMB
Ansietas
Mengaktifkan mediator
kimia (Histamin dan
bradikinin)

Menstimulasi pelepasan
prostaglandin di
hipotalamus

Nyeri Akut

E. Manifestasi Klinik

Menurut Putri dan Wijaya (2013), tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih sangat ditentukan
oleh letaknya, besarnya, dan morfologinya. Walaupun demikian penyakit ini mempunyai tanda
dan gejala umum yaitu hematuria, dan bila disertai infeksi saluran kemih dapat juga ditemukan
kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda sistemik lainnya. Batu pada pelvis
ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat, umumnya gejala batu saluran
kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Tanda dan gejala yang ditemui antara
lain :
 Nyeri didaerah pinggang (sisi atau sudut kostevertebral), dapat dalam bentuk pegal hingga
kolik atau nyeri yang terus menerus dan hebat karena adanya pionefrosis.
 Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin
terabanya ginjal yang membesar akibat adanya hidronefrosis.
 Nyeri dapat berubah nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal yang
terkena.
 Batu nampak pada pemeriksaan pencitraan.
 Gangguan fungsi ginjal
 Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing.

F. Komplikasi

Menurut Putri & Wijaya (2013), komplikasi untuk penyakit batu saluran kemih adalah :
 Obstruksi ; menyebabkan hidronefrosis
 Infeksi
 Gangguan fungsi ginjal

ASKEP KMB
G. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Wijayaningsih (2013), pemeriksaan diagnostik untuk batu saluran kemih diantaranya
sebagai berikut :
1. Urinalisa Warna mungkin kuning, cokelat gelap, berdarah, secara umum menunjukkan Kristal
(sistin, asam urat, kalsium oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali
(meningkatkan magnesium, fosfat ammonium, atau batu kalsium fosfat), urin 24 jam :
(kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urin
menunjukan Infeksi saluran kemih (ISK),Blood ureum nitrogen (BUN /kreatinin serum dan
urin) ; abnormal (tinggi pada serum atau rendah pada urin).
2. Darah lengkap Hemoglobin, hematokrit ; abnormal bila pasien dehidrasi berat atau
polisitemia.
3. Hormon paratiroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal
4. Poto rontgen menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomi pada
area ginjal dan sepanjang ureter.
5. Ultrasonografi ginjal untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu

H. Penatalaksanaan

Menurut Putri & Wijaya (2013), tujuan penatalaksanaan batu saluran kemih adalah
menghilangkan obstruksi, mengobati infeksi, menghilangkan rasa nyeri, serta mencegah terjadinya
gagal ginjal dan mmengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi. Adapun mencapai tujuan
tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasinya, dan besarnya batu
2. Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kemih seperti : rasa nyeri, obstruksi
disertai perubahan-perubahan pada ginjal, infeksi dan adanya gangguan fungsi ginjal.
3. Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri.
4. Mencari latar belakang terjadinya batu.
5. Mengusahakan penceghan terjadinya rekurensi

Penatalaksanaan secara umum pada obstruksi saluran kemih bagian bawah diantaranya sebagai
berikut :
1. Cystotomi ; salah satu usaha untuk drainase dengan menggunakan pipa sistostomy yang
ditempatkan langsung didalam kandung kemih melalui insisi supra pubis.
2. Uretrolitotomy ; tindakan pembedahan untuk mengangkat batu yang berada di uretra.

Menurut Purnomo dalam Wardani (2014) pemeriksaan penunjang yang dapat dilaukan yaitu
Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan,
pada tindakan ini digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah
batu dan Tindakan endourologi merupakan tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK yang
ASKEP KMB
terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang
dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui insisi
kecil pada kulit.

I. Asuhan Keperawatan Secara Teori


1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data yang


dikumpulkan atau dikaji meliputi :
A. Identitas Pasien

Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah,
agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan terakhir, nomor registrasi, pekerjaan
pasien, dan nama penanggungjawab.
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama

Keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan penyakit batu ureter
bervariasi, antara lain:  BAK sedikit, kandung kemih penuh, mual/muntah, nyeri
abdomen, nyeri waktu kencing.
2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dengan penyakit batu ureter biasanya diawali dengan penurunan haluaran
urin atau BAK sedikit, kandung kemih penuh dan rasa terbakar, dorongan
berkemih, mual/muntah, nyeri abdomen, nyeri panggul, kolik ginjal, kolik uretra,
nyeri waktu kencing
3. Riwayat Penyakit Dahulu

Perlu ditanyakan juga apakah pasien sebelumnya pernah menderita penyakit lain
seperti jantung, hipertensi dan lain-lain. Hal ini perlu diketahui untuk melihat ada
tidaknya faktor predisposisi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
atau mungkin penyakit-penyakit lain yang mungkin dapat menyebabkan penyakit
batu ureter
C. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Bernafas
Perkembangan dada dan frekuensi pernapasan pasien teratur saat inspirasi dan
ekspirasi dan tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
2. Makan dan Minum

ASKEP KMB
Observasi seberapa sering pasien makan dan seberapa banyak pasien menghabiskan
makanan yang diberikan. Minum seberapa banyak dan seberapa sering pasien
minum.
3. Eliminasi

Observasi BAB dan BAK pasien, bagaimana BAB atau BAK nya normal atau
bermasalah, seperti dalam hal warna feses /urine, seberapa sering, seberapa banyak,
cair atau pekat, ada darah tau tidak,dll.
4. Gerak dan Aktivitas

Observasi apakah pasien masih mampu bergerak, melakukan aktivitas atau hanya
duduk saja (aktivitas terbatas). Biasanya pasien dengan kolik abdmen mengalami
kelemahan pada tubuhnya akibat kurangnya makan dan minum.
5. Istirahat dan tidur

Kaji kebutuhan/kebiasaan tidur pasien apakah nyenyak/sering terbangun di sela-sela


tidurnya.
6. Kebersihan Diri

Kaji bagaimana toiletingnya apakah mampu dilakukan sendiri atau harus dibantu
oleh orang lain. Berapa kali pasien mandi ?
7. Pengaturan suhu tubuh

Cek suhu tubuh pasien, normal (36°-37°C), pireksia/demam(38°-40°C),


hiperpireksia = 40°C< ataupun hipotermi <35,5°C.
8. Rasa Nyaman

Observasi adanya keluhan yang mengganggu kenyamanan pasien. Pasien dengan


penyakit batu ureter biasanya mengalami nyeri pada bagian kandung kemih
9. Rasa Aman

Kaji pasien apakah merasa cemas atau gelisah dengan sakitnya.


10. Sosialisasi dan Komunikasi

Observasi apakah pasien mampu berkomunikasi dengan keluarganya, seberapa besar


dukungan keluarganya.
11. Prestasi dan Produktivitas

Prestasi apa yang pernah diraih pasien selama pasien berada di bangku sekolah
hingga saat usianya kini.
12. Ibadah

Ketahui agama apa yang dianut pasien, kaji berapa kali pasien sembahyang.

ASKEP KMB
13. Rekreasi

Observasi apakah sebelumnya pasien sering rekreasi dan sengaja meluangkan


waktunya untuk rekreasi. Tujuannya untuk mengetahui teknik yang tepat saat
depresi.
14. Pengetahuan atau belajar

Seberapa besar keingintahuan pasien untuk mengatasi mual yang dirasakan dan
caranya meningkatkan nafsu makannya.Disinilah peran kita untuk memberikan HE
yang tepat.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut dan hygene kepala

Warna rambut hitam, tidak berbau, rambut tumbuh subur, dan kulit kepala bersih.
2. Mata ( kanan/kiri )

Posisi mata simetris, konjungtiva merah muda, skelera putih, dan pupil isokor, dan
respon cahaya baik.
3. Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakkan


4. Mulut dan tenggorokan

Rongga normal, tonsil tidak ada pembesaran.


5. Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan pendengaran tidak terganggu.
6. Leher

Kelenjer getah bening, sub mandibula, dan sekitar telinga tidak ada pembesaran.
7. Dada/ thorak
a. Inspeksi
Simetris kanan dan kiri
b. Palpasi

Tidak ada benjolan dan terdapat nyeri tekan


c. Perkusi
-
d. Auskultasi

Suara napas normal


8. Kardiovaskular
a. Irama jantung teratur

ASKEP KMB
b. Akral  lembab
c. Saturasi O2 normal >95
9. Persyarafan
a. Keluhan pusing tidak ada
b. Gangguan tidur ada
10. Perkemihan B4 (bladder)
a. Kebersihan normal
b. Bentuk alat kelamin normal
c. Ureter terganggu ( ada penyumbatan )
11. Pencernaan
a. Bising usus tidak ada
b. Peristaltik meningkat
12. Muskuloskeletal/integument
a. Berkeringat
b. Massa otot normal

G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d. mengeluh nyeri (D.0077)
2. Ansietas b.d. kurang terpapar informasi d.d. tampak gelisah (D.0080)
3. Gangguan eliminasi urin b.d. penurunan kapasitas kandung kemih d.d. desakan berkemih
(D.0149)

H. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d. mengeluh nyeri (D.0077)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun
(L.08066 )

Kriteria Hasil :
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Gelisah menurun
4. Kesulitan tidur menurun
5. Fungsi berkemih membaik
6. Proses berpikir membaik
7. Pola tidur membaik

Intervensi : Manajemen Nyeri (I.08238)


 Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri
ASKEP KMB
2. Indentifikasi nyeri skala
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Terapeutik
6. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurasi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangan/dingin, terapi bermain)
7. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
8. Fasilitasi istirahat dan tidur
9. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
 Edukasi
10. Jelaskan strategi meredakan nyeri
11. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
12. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Ansietas b.d. kurang terpapar informasi d.d. tampak gelisah (D.0080)


Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam diharapkan tingkat ansietas menurun
(L.09093)
Kriteria Hasil :
1. Perilaku gelisah menurun
2. Anoreksia menurun
3. Konsentrasi membaik
4. Pola tidur membaik

Intervensi : Reduksi Ansietas (I.09314)

 Observasi
1. Indentifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor)
2. Monitor tanda-tanda ansietas
 Terapeutik
3. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
4. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
5. Pahami situasi yang membuat ansietas
6. Dengarkan dengan penuh perhatian
7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
 Edukasi

ASKEP KMB
8. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang dialami
9. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
10. Anjurkan keluarga tetap bersama pasien, jika perlu
11. Latih teknik relaksasi
 Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian obat antlansietas, jika perlu

3. Gangguan eliminasi urin b.d. penurunan kapasitas kandung kemih d.d. desakan berkemih
(D.0149)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam diharapkan eliminasi urin membaik
(L.04034)
Kriteria Hasil :
1. Sensasi berkemih meningkat
2. Desakan berkemih (urgensi) menurun
3. Frekuensi BAK membaik

Intervensi : Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)

 Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinesia urine
2. Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna)
 Terapeutik
3. Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
4. Batasi asupan cairan, jika perlu
 Edukasi
5. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
6. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot pangguh/berkemih
7. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
8. Anjurkan mengurangi minum sebelum tidur
 Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian obat supositoria, jika perlu

ASKEP KMB
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth’s (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. (Edisi kedelapan). Jakarta :
EGC.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. (Buku
3). Bandung : IAPK Padjajaran.
Noer, H.M, Sjaifoellah (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Jilid kedua, Edisi ketiga). Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.
MANAF, ABDUL (2018) PENERAPAN IRIGASI KATETERPADA PASIEN POST OPERASI
BATU URETER. Diploma thesis, Universitas Islam Sultan Agung.
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI

ASKEP KMB
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 : Jakarta:
DPP PPNI
Putri & Wijaya. S.A. 2013. KMB I Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan dewasa). Yogyakarta :
Nuha Medika

KASUS SEMU

Seorang laki laki berusia 45 tahun bekerja sebagi petani diantar oleh keluarga ke RSUD Dr.Iskak pada
tanggal 23 September 2021 dengan keluhan keluhan nyeri perut bagian bawah tembus hingga belakang
serta menyebar kebagian genitalia. Nyeri dirasakan terutama saat buang air kecil. Klien juga
mengatakan setiap kali BAK kencingnya keluar sedikitsedikit dan berwarna kuning keruh tetapi tuntas..
Pada riwayat kesehatan keluarga tidak pernah mengalami penyakit tersebut. Kemudian dianjurkan oleh
perawat untuk dilakukan pengobatan diruang rawat inap Melati. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan :
Suhu Tubuh : 36,7 C Nadi : 89x/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg Respirasi : 23x/menit
Tinggi Badan : 169 cm Berat Badan : 50 kg

ASKEP KMB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-
322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl : 23 September 2021 Jam : 08.00


Tanggal Masuk : 23 September 2021 No. reg : 11245
Ruangan / Kelas : Melati / II
No. Kamar : Bed 2
Diagnosa Masuk : Batu ureter

ASKEP KMB
Diagnosa Medis : Batu ureter

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn.A
2. Umur : 45 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : Petani
9. Alamat : Bandung, Tulungagung
10. Alamat yg mudah dihubungi : Bandung, Tulungagung
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri

II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Tn.A mengatakan cemas dan megeluh nyeri perut bagian bawah tembus hingga belakang
serta menyebar kebagian genitalia. Nyeri dirasakan 1 hari sebelum masuk rumah sakit
terutama saat buang air kecil. Klien juga mengatakan setiap kali BAK kencingnya keluar
sedikitsedikit dan berwarna kuning keruh tetapi tuntas meskipun terasa sakit
b. Keluhan Utama :
Tn.A mengatakan nyeri perut bagian bawah tembus hingga belakang serta menyebar
kebagian genitalia. Nyeri dirasakan terutama saat buang air kecil
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Tn.A diantar oleh keluarga ke RSUD Iskak pada tanggal 23 September 2021 dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah tembus hingga belakang serta menyebar kebagian
genitalia. Nyeri dirasakan terutama saat buang air kecil. Klien juga mengatakan setiap
kali BAK kencingnya keluar sedikitsedikit dan berwarna kuning keruh tetapi tuntas.
Kemudian dianjurkan oleh dokter untuk dilakukan pengobatan diruang rawat inap Melati.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Tn.A mengatakan belum pernah mengalami penyakit ini
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tn.A mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit seperti ini

III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI


SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

ASKEP KMB
A. Pola Tidur / Istirahat
1. Waktu Tidur Pukul 23.00 WIB Pukul 21.00 WIB

2. Waktu Bangun Sewaktu-waktu Sewaktu-waktu

3. Masalah Tidur Kadang bangun apabila terasa Kadang bangun apabila


nyeri terasa nyeri

4. Hal-hal yang Suasana tenang dan nyaman Suasana hening dan nyaman
mempermudah tidur

5. Hal-hal yang Suasana bising Suasana bising


mempermudah pasien
terbangun

B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning Kuning
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Lunak Lunak
- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
- Frekwensi 1 kali sehari 1 kali sehari
- Kesulitan BAB Ada Ada
- Upaya mengatasi Ada Ada

2. B A K
- Warna Kuning keruh Kuning keruh
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah 600cc 800cc
- Frekwensi 3-5 kali sehari 4 kali sehari
- Kesulitan BAK Ada Ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Ada

C. Pola Makan dan Minum


1. Makan
ASKEP KMB
- Frekwensi 3 kali sehari 3 kali sehari
- Jenis Nasi, lauk, dan sayur Nasi, lauk, dan sayur
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Semua suka Semua suka
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah makan Kurang nafsu makan Kurang nafsu makan
- Upaya mengatasi Makan sedikit tapi sering Makan sedikit tapi sering

2. Minum
- Frekwensi 800cc/hari 1000cc/hari
- Jenis Air putih, teh Air putih
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Semua suka Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
1. Mandi 2 kali sehari 1 kali sehari
2. Keramas 2 kali seminggu Belum pernah
3. Pemeliharaan gigi dan 2 kali sehari 1 kali sehari
mulut
4. Pemeliharaan kuku 1 kali seminggu Belum pernah
5. Ganti pakaian 2 kali sehari 1 kali sehari

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Bisa melakukan aktivitas sendiri Pasien melakukan aktivitas
Lain sendiri

F. Kebiasaan
- Merokok Tidak ada Tidak ada
- Alkohol Tidak ada Tidak ada
- Jamu, dll Tidak ada Tidak ada

ASKEP KMB
IV. DATA PSIKO SOSIAL
A. Pola Komunikasi :
Tn.A berinteraksi baik dengan orang-orang sekitarnya
B. Orang yang paling dekat dengan klien :
Tn.A mengatakan paling dekat dengan istri
C. Rekreasi
Hobby : bertani
Penggunaan Waktu Senggang :
Tn.A mengatakan waktu senggangnya digunakan untuk istirahat
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Tn.A mengatakan merasa kurang nyaman
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
Tn.A mengatakan hubungan dengan orang-orang disekitarnya begitu baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Istri Tn.A

V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
Pasien bersyukur kepada Allah mempunyai anggota tubuh yang lengkap dari kepala
sampai kaki dan tanpa kekurangan apapun
B. Harga Diri
Pasien perasa cukup puas dengan apa yang ia punya sekarang seperti keluarganya yang
selalu ada saat ia butuhkan
C. Ideal Diri
Pasien berharap bisa sembuh dan bisa melakukan aktivitas kembali seperti
biasannya
D. Identitas Diri
Pasien didalam keluarga sebagai ayah
E. Peran
Pasien merasa mampu melakukan perannya sebagai ayah

VI. DATA SPIRITUAL


A. Ketaatan Beribadah :
Pasien mengatakan menjalankan ibadah
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Pasien menganggap sakit yang diderita adalah cobaan yang diberikan
Allah tetapi pasien yakin akan sembuh
ASKEP KMB
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Pasien ingin kembali sehat dan bisa melakukan aktivitas

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan Umum / Keadaan Umum
Tn.A tampak meringis karena nyeri pada perut bagian bawah tembus hingga belakang
serta menyebar kebagian genitalia
B. Tanda – tanda vital
Suhu Tubuh : 36,7 C Nadi : 89x/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg Respirasi : 23x/menit
Tinggi Badan : 169 cm Berat Badan : 50 kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : simetris
Ubun-ubun : normal
Kulit kepala : normal
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut :
Bersih dan sehat
Bau : apek
Warna : hitam
c. Wajah
Warna Kulit : sawo matang
Struktur Wajah : simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
Lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
tidak ada pembengkakan
c. Konjuctiva dan sklera :
Konjungtiva berwarna merah muda dan sclera ikterik
d. Pupil :
normal
e. Kornea dan iris
normal
f. Ketajaman penglihatan / visus:
baik
g. Tekanan bola mata :

ASKEP KMB
tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
normal
b. Lubang Hidung :
normal
c. Cuping hidung :
normal
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
Ukuran telinga : normal
Ketenggangan telinga : tidak ada nyeri tekan
b. Lubang telinga : normal
c. Ketajaman pendengaran : normal
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :
lembab
b. Keadaan gusi dan gigi :
bersih dan tidak ada luka
c. Keadaan lidah :
bersih
d. Orofarings :
normal
6. Leher
a. Posisi trakhea : normal
b. Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Suara : normal
d. Kelenjar Lymphe : normal
e. Vena jugularis : tidak ada pembendungan
f. Denyut nadi coratis : 89x/menit

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : normal
c. Warna : sawo matang
d. Turgor : tidak dikaji
e. Tekstur : normal
f. Kelembaban : lembab

ASKEP KMB
g. Kelainan pada kulit : tidak ada

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara :
normal dan simetris
b. Warna payudara dan areola :
normal
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :
tidak ada
d. Axila dan clavicula :
normal

F. Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : simetris
b. Pernafasan
Frekwensi : 23x/menit
Irama : teratur
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas :
-
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :
getaran sama
b. Perkusi :
normal (sonor pada kedua lapang paru)
c. Auskultasi
Suara Nafas :
Tidak ada suara nafas tambahan
Suara Ucapan :
Pelan
Suara Tambahan :
Tidak ada suara tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : teraba
- Ictus cordis : kuat
b. Perkusi
Batas-batas jantung : tidak ada pembesaran

ASKEP KMB
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : ICS 5 linea midclavicula sinistra
ICS 4 libea sternalis sinistra
- Bunyi jantung II : ICS 2 linea sternalis dextra
ICS 2 linea sternalis sinistra
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 89x/menit

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen
Tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : normal
- Bunyi jantung Anak / BJA : normal
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan
area pinggang, serta kandung kemih tidak teraba
- Benjolan / massa : ada
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : normal
- Lien : normal
- Titik Mc. Burne : normal
d. Perkusi
- Suara Abdomen
normal
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada ascites

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
terdapat nyeri tekan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus :

ASKEP KMB
normal
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :
tidak ada kelainan

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot :
simetris
b. Pemeriksaan Oedem :
tidak ada oedem
c. Kekuatan Otot :
Composmentis, GSC 4-5-6
Bagian tangan kiri terpasang infus
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :
tidak ada

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Composmentis, GCS 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
-
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
-
4. Fungsi Motorik :
normal
5. Fungsi Sensorik :
normal
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
positif
b. Refleks Patologis
negative

K. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan
Cemas atas penyakit yang dideritanya
b. Orientasi
Orientasi tempat,waktu,orang baik
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan )

ASKEP KMB
Tidak memiliki gangguan proses berfikir
d. Motivasi ( Kemauan )
Px ingin segera sembuh dan pulang
e. Persepsi
Px ingin segera sembuh
f. Bahasa
Mampu merangkai kalimat runtut dan jelas

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Batu ureter
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
 Data laboratorium pemeriksaan darah pada tanggal 25 September 2021

Tabel. Pemeriksaan Penunjang


Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal Unit
WBC 7,00 4.00-10.0 103/µL
RBC 4,72 4.00-6.00 106/ml
HGB 12,7 12.00-16.00 g/dl
HCT 38,0 37.0-48.0 %
MCV 79,7 80-97.0 fL
MCH 26,6 26-33.5 pg
MCHC 33,4 31.5-35.0 pg
PLT 263 150-400 103/µL
Creatinine 0,9 0.7-1.2 mg/dL
Glukosa 94 70-180 mg/dL
SGOT 38 <45 U/L
SGPT 38 <41 gr/dL
Ureum 23 19-44 mg/dL

 Data USG pada tanggal 25 September 2021

ASKEP KMB
Kesan:

 Nefrolitis Dextra

 Kista ginjal bilateral

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


Obat Dosis dan Satuan Rute

 ceftriaxon 1 gr/ 12 jam IV


 ranitidin 50 mg /12 jam 30 mg/ 12 jam IV
 ketorolac 1 gr/ 12 jam IV
 ceftriaxon 50 mg /12 jam IV
 ranitidin 30 mg/ 12 jam IV
 ketorolac 1 gr/ 12 jam IV
 ceftriaxon 50 mg /12 jam 30 mg/ 12 jam IV
 ranitidin 0,75-9mg/12jam IV
 ketorolac IV
 dexamethasone P.O

Mahasiswa

ASKEP KMB
Fristia Intan Permata Sari Evina Meylia
NIM. A1R19016 NIM. A1R19015

ANALISA DATA

Nama pasien : Tn.A


Umur : 45 tahun
No. Register : 11245

MASALAH
NO. KELOMPOK DATA PENYEBAB
KEPERAWATAN
1. DS : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Nyeri akut (D.0077)
mengandung kapur)
Px mengatakan nyeri pada perut ↓
bagian bawah tembus hingga Proses kristalisasi dan agresi
belakang dan menjalar ke bagian substansi
genitalia ↓
Pengendapan batu saluran kemih
DO :

 Px nampak meringis Pembentukan Batu Saluran
memegang perut bagian Kemih
bawah dan pinggang. ↓
Respon Obstruksi
 Ada nyeri tekan pada perut ↓
bagian bawah dan pada area Penekanan pada saraf
pinggang. ↓
Mengaktifkan mediator kimia
 Skala nyeri 6 (sedang)
(Histamin dan bradikinin)
 TTV :

Menstimulasi pelepasan
TD : 120/80 mmhg
ASKEP KMB
N : 89x/menit prostaglandin di hipotalamus

S : 36,7 ℃ Nyeri Akut

RR : 23x/menit

2. DS : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Ansietas (D.0080)


mengandung kapur)
Px mengatakan sangat cemas dengan

kondisi kesehatannya saat ini
Proses kristalisasi dan agresi

DO : substansi

 Px nampak gelisah Pengendapan batu saluran kemih

 Klien berulang kali bertanya
Pembedahan
kepada perawat mengenai

tindakan operasi.
Kurang terpapar informasi
 TTV : ↓
Ansietas
TD : 120/80 mmhg

N : 89x/menit

S : 36,7℃

RR : 23 x/menit

3. DS : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Gangguan eliminasi urine


mengandung kapur) (D.0149)
Px mengatakan setiap kali BAK

kencingnya keluar sedikit-sedikit
Proses kristalisasi dan agresi
dan berwarna kuning keruh tetapi
substansi
tuntas meskipun terasa sakit

DO : Pengendapan batu saluran kemih



 Urine tampak kuning keruh Pembentukan Batu Saluran
Kemih
ASKEP KMB
 Kandung kemih tidak teraba ↓
Hambatan aliran urine

Gangguan eliminasi urine

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.A


Umur : 45 tahun
No. Register : 11245

NO. TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. 25 September 2021 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri
(D.0077)

2. 25 September2021 Ansietas b.d kurang terpapar informasi d.d tampak gelisah


(D.0080)

3. 25 September 2021 Gangguan eliminasi urine b.d. penurunan kapasitas kandung


kemih d.d desakan berkemih (urgensi) (D.0149)

ASKEP KMB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.A


Umur : 45 tahun
No. Register : 11245

NO. DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1.08238)
pencedera fisiologis d.d keperawatan 2x24 jam diharapkan  Observasi
mengeluh nyeri (D.0077) tingkat nyeri menurun (L.08066) 14. Identifikasi lokasi,
Dengan Kriteria Hasil : karakteristik, durasi,
8. Keluhan nyeri frekuensi, intensitas nyeri
menurun 15. Indentifikasi nyeri skala
9. Meringis menurun 16. Identifikasi respon nyeri
10. Gelisah menurun non verbal
11. Kesulitan tidur 17. Identifikasi factor yang
menurun memperberat dan
12. Fungsi berkemih memperingan nyeri
membaik 18. Identifikasi pengaruh nyeri
13. Proses berpikir pada kualitas hidup
membaik  Terapeutik
14. Pola tidur membaik 19. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurasi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangan/dingin,
terapi bermain)

ASKEP KMB
20. Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
21. Fasilitasi istirahat dan tidur
22. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
 Edukasi
23. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
24. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
25. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
26. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Ansietas b.d kurang Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (1.09314)


terpapar informasi d.d keperawatan 2x24 jam diharapkan  Observasi
tampak gelisah (D.0080) tingkat ansietas menurun 13. Indentifikasi saat tingkat
(L.09093) ansietas berubah (mis.
Dengan Kriteria Hasil : kondisi, waktu, stressor)
5. Perilaku gelisah 14. Monitor tanda-tanda
menurun ansietas
6. Anoreksia menurun  Terapeutik
7. Konsentrasi membaik 15. Ciptakan suasana terapeutik
8. Pola tidur membaik untuk menumbuhkan
kepercayaan
16. Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
17. Pahami situasi yang
membuat ansietas
18. Dengarkan dengan penuh
perhatian
ASKEP KMB
19. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
 Edukasi
20. Jelaskan prosedur termasuk
sensasi yang dialami
21. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
22. Anjurkan keluarga tetap
bersama pasien, jika perlu
23. Latih teknik relaksasi
 Kolaborasi
24. Kolaborasi pemberian obat
antlansietas, jika perlu

3. Gangguan eliminasi urine Setelah dilakukan tindakan Manajemen Eliminasi Urine


b.d. penurunan kapasitas keperawatan 2x24 jam diharapkan (1.04152)
kandung kemih d.d desakan eliminasi urine membaik  Observasi
berkemih (urgensi) (L.04034) 10. Identifikasi tanda dan gejala
(D.0149) Dengan Kriteria Hasil : retensi atau inkontinesia
4. Sensasi berkemih urine
meningkat 11. Monitor eliminasi urine
5. Desakan berkemih (mis. frekuensi, konsistensi,
(urgensi) menurun aroma, volume, dan warna)
6. Frekuensi BAK  Terapeutik
membaik 12. Catat waktu-waktu dan
haluaran berkemih
13. Batasi asupan cairan, jika
perlu
 Edukasi
14. Ajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
15. Ajarkan terapi modalitas
penguatan otot-otot
pangguh/berkemih
16. Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
ASKEP KMB
17. Anjurkan mengurangi
minum sebelum tidur
 Kolaborasi
18. Kolaborasi pemberian obat
supositoria, jika perlu

ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn.A Umur : 45 tahun No. Register : 11245 Kasus : Batu Ureter

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
1. Dx.1 23 September 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, 23 September S :
(D.0077) 2021 durasi, frekuensi, intensitas nyeri 2021 Px mengatakan nyeri pada perut bagian
08.00-11.00 2. Mengindentifikasi nyeri skala 13.00 bawah tembus hingga belakang dan menjalar
3. Mengidentifikasi respon nyeri non ke bagian genitalia
verbal O:
4. Mengidentifikasi factor yang  Px nampak meringis memegang perut
memperberat dan memperingan nyeri bagian bawah dan pinggang.
5. Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada  Ada nyeri tekan pada perut bagian
kualitas hidup bawah dan pada area pinggang.
6. Memberikan teknik nonfarmakologis  Skala nyeri 6 (sedang)
untuk mengurasi rasa nyeri (mis. TENS,  TTV :
hypnosis, akupresur, terapi music, TD : 120/80 mmhg
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, N : 89x/menit
teknik imajinasi terbimbing, kompres S : 36,7 ℃
hangan/dingin, terapi bermain) RR : 23x/menit

ASKEP KMB
7. Mengkontrol lingkungan yang A:
memperberat rasa nyeri (mis. suhu Masalah teratasi sebagian
ruangan, pencahayaan, kebisingan) P:
8. Memfasilitasi istirahat dan tidur Intervensi 1, 2 dan 8 dilanjutkan
9. Mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
10. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
11. Menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
12. Mengajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
13. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

2. Dx.2 23 September 1. Mengindentifikasi saat tingkat ansietas 23 September S :


(D.0080) 2021 berubah (mis. kondisi, waktu, stressor) 2021 Px mengatakan sangat cemas dengan kondisi
13.00-15.00 2. Memonitor tanda-tanda ansietas 18.00 kesehatannya saat ini
3. Menciptakan suasana terapeutik untuk O:
menumbuhkan kepercayaan  Px nampak gelisah
4. Menemani pasien untuk mengurangi  Klien berulang kali bertanya kepada
kecemasan, jika memungkinkan perawat mengenai tindakan operasi.
5. Memahami situasi yang membuat  TTV :
ASKEP KMB
ansietas TD : 120/80 mmhg
6. Mendengarkan dengan penuh perhatian N : 89x/menit
7. Memotivasi mengidentifikasi situasi S : 36,7℃
yang memicu kecemasan RR : 23 x/menit
8. Menjelaskan prosedur termasuk sensasi A:
yang dialami Masalah teratasi sebagian
9. Menginformasikan secara factual P:
mengenai diagnosis, pengobatan, dan Intervensi 7, 9, dan 10 dilanjutkan
prognosis
10. Menganjurkan keluarga tetap bersama
pasien, jika perlu
11. Melatih teknik relaksasi
12. Kolaborasi pemberian obat antlansietas,
jika perlu

3. Dx.3 23 September 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala 23 September S :


(D.0149) 2021 retensi atau inkontinesia urine 2021 Px mengatakan setiap kali BAK kencingnya
18.00-20.00 2. Memonitor eliminasi urine (mis. 20.00 keluar sedikit-sedikit dan berwarna kuning
frekuensi, konsistensi, aroma, volume, keruh tetapi tuntas meskipun terasa sakit
dan warna) O:
3. Mencatat waktu-waktu dan haluaran  Urine tampak kuning keruh
berkemih  Kandung kemih tidak teraba
4. Membatasi asupan cairan, jika perlu A:
ASKEP KMB
5. Mengajarkan tanda dan gejala infeksi Masalah teratasi sebagian
saluran kemih P:
6. Mengajarkan terapi modalitas penguatan Intervensi 2 dan 6 dilanjutkan
otot-otot pangguh/berkemih
7. Menganjurkan minum yang cukup, jika
tidak ada kontraindikasi
8. Menganjurkan mengurangi minum
sebelum tidur
9. Kolaborasi pemberian obat supositoria,
jika perlu
4. Dx.1 24 September 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 24 September S :
(D.0077) 2021 frekuensi, intensitas nyeri 2021 Px mengatakan nyeri pada perut bagian
09.00-11.00 2. Mengindentifikasi nyeri skala 13.00 bawah tembus hingga belakang dan menjalar
8. Memfasilitasi istirahat dan tidur ke bagian genitalia sudah sembuh
O:
 Px sudah tidak nampak meringis
 Tidak ada nyeri tekan pada perut
bagian bawah dan pada area
pinggang.
 Skala nyeri 0
 TTV :
TD : 120/80 mmhg
N : 89x/menit
ASKEP KMB
S : 36,7 ℃
RR : 23x/menit
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
5. Dx.2 24 September 7. Memotivasi mengidentifikasi situasi yang 24 September S :
(D.0085) 2021 memicu kecemasan 2021 Px mengatakan baik-baik saja dengan kondisi
13.00-15.00 9. Menginformasikan secara factual mengenai 18.00 kesehatannya saat ini
diagnosis, pengobatan, dan prognosis O:
10. Menganjurkan keluarga tetap bersama  Px nampak ceria
pasien, jika perlu  Klien memahami tindakan
pengobatan yang dialaminya
 TTV :
TD : 120/80 mmhg
N : 89x/menit
S : 36,7℃
RR : 23 x/menit
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

ASKEP KMB
6. Dx.3 24 September 2. Memonitor eliminasi urine (mis. frekuensi, 24 September S :
(D.0149) 2021 konsistensi, aroma, volume, dan warna) 2021 Px mengatakan setiap kali BAK kencingnya
18.00-19.00 6. Mengajarkan terapi modalitas penguatan otot- 19.00 sudah normal dan berwarna kuning jernih
otot pangguh/berkemih dan tuntas seta tidak terasa sakit
O:
 Urine tampak kuning jernih
 Kandung kemih teraba
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN

Topik : Batu Ureter


Sasaran : Tn.A
Ruang : Melati

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI
Setelah dilakukan Setelah dilakukan penyuluhan Batu Ureter 1. Definisi batu 1. Ceramah Leaflet Tn.A mampu
penyuluhan kesehatan kesehatan pada Tn.A ureter 2. Diskusi memahami dan

ASKEP KMB
pada Tn.A diharapkan diharapkan mampu : 2. Penyebab batu atau tanya mengulang informasi
dapat mengetahui dan 1. Menyebutkan definisi ureter jawab atau pendidikan
memahami mengenai batu ureter 3. Jenis batu ureter kesehatan yang
batu ureter 2. Menyebutkan penyebab 4. Tanda dan gejala diberikan terkait dengan
batu ureter batu ureter batu ureter
3. Menyebutkan jenis batu 5. Penanganan batu
ureter ureter
4. Menyebutkan tanda dan 6. Makanan dan
gejala batu ureter minuman yang
5. Menyebutkan perlu dikurangi
penanganan batu ureter batu ureter
6. Menyebutkan makanan 7. Pencegahan agar
dan minuman yang perlu batu ureter tidak
dikurangi batu ureter kambuh lagi
7. Menyebutkan
pencegahanagar batu
ureter tidak kambuh lagi

ASKEP KMB
KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU RENCANA KEGIATAN KEGIATAN ORANG TUA/ KELUARGA


1. 5 Menit Pembukaan : - Menjawab salam
- Memberi salam - Mendengar dan memperhatikan.
- Perkenalan
- Menjelaskan TIU dan TIK
- Menyebutkan materi yang akan diberikan
2. 15 Menit Pelaksanaan : - Mendengarkan dan memperhatikan.
- Menjelaskan materi:
1. Definisi batu ureter
2. Penyebab batu ureter
3. Jenis batu ureter

ASKEP KMB
4. Tanda dan gejala batu ureter
5. Penanganan batu ureter
6. Makanan dan minuman yang perlu
dikurangi batu ureter
7. Pencegahan agar batu ureter tidak
kambuh lagi
3. 5 Menit Evaluasi : Menjawab dan menjelaskan definisi batu ureter,
- Menanyakan definisi batu ureter penyebab batu ureter, jenis batu ureter, tanda dan
- Menanyakan penyebab batu ureter gejala batu ureter, penanganan batu ureter,
- Menanyakan jenis batu ureter makanan dan minuman yang perlu dikurangi batu
- Menanyakan tanda dan gejala batu ureter ureter, dan pencegahan agar batu ureter tidak
- Menanyakan n penanganan batu ureter kambuh lagi
- Menanyakan makanan dan minuman yang
perlu dikurangi batu ureter
- Menanyakan pencegahan agar batu ureter
tidak kambuh lagi
4. 2 Menit Penutup : - Memperhatikan dan menjawab salam.
- Membuat kesimpulan dari penyuluhan
- Mengucapkan salam penutup

ASKEP KMB
ASKEP KMB
APA ITU BATU SALURAN KEMIH? JENIS-JENIS BATU SALURAN
KEMIH :
Batu Saluran Kemih (BSK) adalah terbentuknya batu di
1. Batu kalsium / zat kapur.
saluran kencing, yaitu di ginjal, ureter (saluran
2. Batu yang disebabkan oleh adanya penyakit di
penghubung ginjal dengan kandung kemih), atau
saluran pencernaan.
dikandung kemih.
3. Batu asam urat.

TANDA DAN GEJALA BATU


SALURAN KEMIH ?
1. Nyeri/sakit pada perut bagian bawah.
2. Air seni mengandung darah (berwarna merah)
3. Mual dan muntah

APA PENYEBAB BATU SALURAN 4. Diare dan rasa tidak enak di perut.

KEMIH ?
1. Konsumsi makanan atau minuman yang dapat
menyebabkan pengendapan di saluran kencing.
2. Kurang minum, terutama air putih.
3. Kurangnya zat dalam tubuh yang berfungsi untuk

BAGAIMANA AGAR BATU TIDAK


mencegah pembentukan batu.

MAKANAN DAN MINUMAN YANG KAMBUH LAGI ?


ASKEP KMB
5. Merasa ingin kencing tetapi hanya sedikit air seni
PERLU DIKURANGI ?
yang keluar atau bahkan tidak keluar sama sekali. 1. Patuhi pantangan makanan.
6. Ada batu yang keluar bersama air seni. 2. Minum air putih 3-4 liter (12-16 gelas) per hari.
7. Terjadi infeksi saluran kencing (diandai dengan panas
tinggi dan rasa sakit di perut bagian bawah).

BAGAIMANA PENANGANANNYA ?

3. Cukup minum pada sore hari.


4. Kurangi kegiatan yang menyebabkan keringat
keluar terlalu banyak.
5. Hindari perubahan suhu yang mendadak.
6. Segera cari bantuan tenaga kesehatan jika ada
Makanan/minuman yang mengandung susu
tanda infeksi.
Jeroan.

1. Pemberian obat penngurang nyeri. Beberapa jenis sayuran: lobak, bayam, buncis
kering, kedelai, dan seledri.
2. Operasi pemecahan dan pengeluaran batu.
Beberapa jenis buah: stroberi, kismis, dan anggur.
3. Menghindari makanan dan minuman yang bisa
Makanan yang terbuat dari gandum dan beras merah.
menyebabkan terbentuknya batu.
Beberapa jenis minuman: teh, coklat, minuman
bersoda, bir.

ASKEP KMB
Kacang tanah.

ASKEP KMB

Anda mungkin juga menyukai