Kasus semu :
Tn.A ( 27 tahun ), seorang buruh memiliki riwayat penyakit tht yang dikeluhkan nyeri dibagian
kepala dan sulit bernapas. Dibawa ke RSUD Iskak Tulungagung dengan keluhan nyeri dibagian
kepala dan tenggorokan serta sulit bernapas dan didiagnosa sinusitis. Suhu Tubuh : 38 derajat
Celcius , Nadi : 84 /menit , Tekanan darah : 120/90 mmHg , Respirasi : 25x /menit , Tinggi
Badan : 170 cm , Berat Badan : 62 kg
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. A
2. Umur : 27 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki - laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Buruh
9. Alamat : Pagerwojo, Tulungagung
10. Alamat yg mudah dihubungi : Tulungagung
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Tn. A dirawat di ruang sakura masuk melalui IGD RSUD Dr. Iskak
Tulungagung tanggal 11 Juli 2021 pukul 06.11 WIB dengan alasan masuk
nyeri kepala dan tenggorokan, dan sulit bernapas
b. Keluhan Utama :
ASKEP KMB
Nyeri kepala dan tenggorokan
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 11 Juli 2021 pukul 11.00 WIB kondisi pasien
tampak lemah dengan keluhan nyeri kepala dan tenggorokan, sulit bernapas karena adanya
sekret yang kental dari hidung. Tn.A tampak menggunakan otot bantu pernafasan dan
berat badan menurun
ASKEP KMB
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Pasien mengaku pernah mempunyai riwayat THT
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Anggota keluarga tidak ada yang menderita sinusitis
III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Lunak Lunak
- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
- Frekwensi 1x /2 hari 1x sehari
- Kesulitan BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. B A K
- Warna Kuning keemasan Kuning keemasan
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
- Frekwensi 4-5x sehari 5-7x sehari
- Kesulitan BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
ASKEP KMB
2. Minum
- Frekwensi 1500 cc /hari 2000 cc /hari
- Jenis Air Air putih
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Susu
- Yang Disukai Minuman manis Minuman manis
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
E. Pola Kegiatan / Aktifitas Pasien melakukan aktifitas sendiri Pasien memerlukan bantuan
Lain tanpa bantuan orang lain keluarganya untuk
melakukan aktifitas
F. Kebiasaan
- Merokok 1Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak tidak
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
Pasien menerima keadaannya sekarang
B. Harga Diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang
C. Ideal Diri
Pasien ingin cepat sembuh
D. Identitas Diri
Pasien seorang buruh
E. Peran
Pasien seorang anak dan pekerja
ASKEP KMB
VI. DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Taat beribadah
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Ada keinginan sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Ada keinginan sembuh
ASKEP KMB
F. Pemeriksaan Thorak / dada
1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : Normal, simetris
b. Pernafasan
Frekwensi : 29x /menit
Irama : Dispnea
Pola napas : Takipnea
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas :
Fase ekspirasi memanjang, mendengkur, menggunakan otot bantu pernapasan
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :
Melemah
b. Perkusi :
Hipersonor
c. Auskultasi
Suara Nafas :
Redup dengan ekspirasi mengi
Suara Ucapan :
Melemah
Suara Tambahan :
Ronchi
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : Teraba
- Ictus cordis : ICS V linea midklavikula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Atas : ICS II linea sternalis dekstra
Bawah : ICS V linea midklavikula sinistra
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup terdengar tunggal dan reguler
- Bunyi jantung II : lup terdengar tunggal dan reguler
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 84x /menit
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Rata
- Benjolan / Massa : Tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen
Tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : Normal, 15x /menit
- Bunyi jantung Anak / BJA : -
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Tidak ada
- Benjolan / massa : Tidak ada
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada
- Hepar : Tidak ada pembesaran
- Lien : Tidak ada pembesaran
- Titik Mc. Burne : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen
Thimpany
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada ascites
ASKEP KMB
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
Tidak ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus :
Normal
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :
Tidak ada kelainan
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Compos mentis / 4 5 6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Tidak ada kaku kuduk
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
Tidak ada kaku kuduk
4. Fungsi Motorik :
Baik
5. Fungsi Sensorik :
Baik
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Positif
b. Refleks Patologis
Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Sinusitis
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
ASKEP KMB
1. Radiologi
2. Histopatologi
ASKEP KMB
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Diagnosis sinusitis dilakukan oleh dokter dengan melihat gejala yang terjadi, seperti hidung tersumbat,
pilek dan nyeri pada bagian wajah. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama
bagian hidung. Jika muncul dugaan sinusitis kronis, pasien dianjurkan untuk menemui dokter spesialis
THT (telinga, hidung, tenggorokan) untuk mendeteksi penyebab utama terjadinya sinusitis. Ada
beberapa jenis tes yang mungkin dilakukan dokter untuk mencari tahu penyebab dan memastikan
diagnosis sinusitis, yaitu:
Tes alergi. Jika mencurigai bahwa sinusitis disebabkan oleh alergen tertentu, dokter akan
melakukan tes alergi melalui kulit. Jenis tes alergi ini aman dan cepat, serta dapat membantu
menentukan jenis alergen yang menyebabkan gejala sinusitis.
Endoskopi hidung (nasoendoskopi). Pemeriksaan dengan menggunakan endoskop untuk
melihat bagian dalam sinus.
Tes pencitraan. CT scan atau MRI digunakan untuk memperoleh gambaran area sinus dan
hidung secara detail, seperti kondisi peradangan atau penyumbatan yang sulit terdeteksi dengan
endoskopi.
Kultur hidung dan sinus. Tes diagnosis ini umumnya tidak dilakukan untuk mendiagnosis
sinusitis kronis. Namun, ketika sinusitis gagal merespons terapi obat atau gejala yang dirasakan
semakin memburuk, kultur kuman dari lendir hidung dan sinus dapat membantu menentukan
penyebabnya.
Tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa dan mendeteksi adanya gangguan atau kelainan yang
menjadi penyebab melemahnya sistem kekebalan tubuh, seperti HIV.
Pengobatan Sinusitis
Sebagian besar sinusitis akut yang disebabkan oleh virus, dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, ada
beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan untuk meringankan gejala sinusitis akut. Di
antaranya adalah:
Saline nassal irrigation, digunakan beberapa kali dalam sehari untuk membersihkan saluran
hidung. Semprotan ini merupakan campuran dari beberapa bahan, yaitu air matang (400 ml),
garam (1 sendok teh), dan baking soda (1 sendok teh).
Dekongestan, untuk meredakan hidung tersumbat akibat penumpukan lendir. Obat dekongestan
tersedia dalam bentuk cairan, tablet, dan semprotan hidung.
Pereda nyeri, untuk meredakan sakit kepala atau nyeri di bagian wajah yang disebabkan oleh
sinus. Beberapa jenis obat nyeri yang umum digunakan adalah paracetamol dan Hindari
penggunaan aspirin pada anak-anak usia di bawah 18 tahun, karena menimbulkan efek samping
yang berbahaya.
Kostikosteroid hidung, untuk mencegah dan mengobati peradangan pada sinus. Obat
kortikosteroid yang biasa digunakan antara lain adalah fluticasone dan budesonide.
Antibiotik, umumnya diberikan ketika sinusitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri dan gejala
yang dirasakan semakin memburuk.
Imunoterapi, diberikan jika sinusitis disebabkan oleh alergi. Terapi ini dilakukan untuk
membantu mengurangi reaksi tubuh terhadap alergen.
Untuk sinusitis kronis, langkah pengobatan dilakukan untuk mengurangi peradangan sinus, menjaga
saluran hidung tetap kering, menangani penyebab dasar sinusitis, dan mengurangi serangan sinusitis.
Pengobatan sinusitis kronis umumnya serupa dengan sinusitis akut, namun ada beberapa langkah
penanganan tambahan yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala. Di antaranya adalah:
Saline nasal irrigation, untuk mengurangi penumpukan cairan dan membersihkan zat penyebab
iritasi dan alergi.
Kompres hangat, untuk membantu mengurangi rasa nyeri di rongga sinus dan hidung.
Dekongestan semprot dan hidung. Ikuti petunjuk dokter untuk jangka waktu pemakaiannya.
ASKEP KMB
Jika terapi obat tidak lagi efektif untuk meredakan gejala sinusitis kronis akibat deviasi septum hidung
atau polip, dokter dapat mengambil langkah pembedahan yang disebut prosedur bedah sinus endoskopi
fungsional (BSEF). Prosedur ini dilakukan untuk membuka atau melebarkan sinus dengan cara:
Selanjutnya, dokter akan memasukkan implan untuk menjaga sinus tetap terbuka dan menambahkan
kortikosteroid yang diarahkan ke dinding sinus.
Prosedur BESF dilakukan di bawah pengaruh bius total dan menggunakan alat endoskopi, yaitu selang
kecil elastis yang dilengkapi dengan kamera di bagian ujungnya.
Mahasiswa
NIM. A1R19014
ASKEP KMB
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn A
Umur : 27 tahun
No. Register : 11012310
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN
1. Mayor : Inflamasi pada sinus Bersihan jalan napas tidak efektif
DS : (D.0001)
-
DO : Produksi sekret meningkat
- Sputum berlebih
- Ronkhi kering
- Batuk tidak efektif Akumulasi sekret
Minor
DS :
- Dispnea Bersihan jalan napas tidak
DO : efektif
- Gelisah
- Frekuensi napas berubah
- Bunyi napas berubah
ASKEP KMB
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
1. 21-07-2021 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas d.d sputum berlebih,
ronkhi kering, batuk tidak efektif (D.0001)
21-07-2021 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi) d.d mengeluh nyeri, tampak
2. meringis, gelisah, sulit tidur, frekuensi nadi meningkat, pola napas berubah (D.0077)
Hipertermia b.d proses penyakit (inflamasi) d.d suhu tubuh diatas nilai normal, kulit
3. 21-07-2021 merah, kulit terasa hangat (D.0139)
ASKEP KMB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. A
Umur : 27 tahun
No. Register : 11012310
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Pemantauan respirasi (I.01014)
b.d hipersekresi jalan napas d.d keperawatan selama 1x24 jam Observasi
sputum berlebih, ronkhi kering, maka bersihan jalan napas - Monitor frekuensi, irama,
batuk tidak efektif (D.0001) (L.01001) meningkat kedalaman dan upaya napas
Kriteria hasil : - Monitor pola napas (takipnea)
- Batuk efektif meningkat - Monitor kemampuan batuk
- Produksi sputum menurun efektif
- Ronkhi menurun - Monitor adanya sputum
- Gelisah membaik - Monitor adanya sumbatan jalan
- Frekuensi napas membaik napas
- Pola napas membaik - Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
- Atur interval pemantauan
respirasi
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
2. Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
selama 1 x 24 jam maka Observasi :
fisiologis (inflamasi) d.d
- Identifikasi skala nyeri
mengeluh nyeri, tampak meringis, diharapkan tingkat nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
gelisah, sulit tidur, frekuensi nadi menurun (L.08066)
- Monitor efek samping penggunaan
meningkat, pola napas berubah Kriteria hasil :
- Keluhan nyeri menurun analgetik
(D.0077)
- Meringis menurun Terapeutik :
- Kesulitan tidur menurun - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Mual menurun mengurangi rasa nyeri (kompres
- Muntah menurun hangat)
- Frekuensi nadi membaik - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pola napas membaik Edukasi :
- Pola tidur membaik - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anajurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik
ASKEP KMB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. A
Umur : 27 tahun
No. Register : 11012310
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATA
3. Defisit nutrisi b.d faktor Setelah dilakukn tindakan Manajemen Hipertermia (I.15506)
psikologis (anoreksia) d.d berat selama 1 x 24 jam maka Observasi
badan menurun 10% dibawah diharapkan termogulasi - Identifikasi penyebab
rentang lokal, nafsu makan membaik (L.14134) hipertermia
menurun, bising usus hiperaktif Kriteria hasil : - Monitor suhu tubuh
(D.0019) - Menggigil menurun
- Monitor kadar elektrolit
- Kulit merah menurun
- Suhu tubuh membaik - Monitor haluaran urine
- Tekanan darah - Monitor komplikasi akibat
membaik hipertermia
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang
dingin
- Longgarkan atau lepaskan
pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
- Berikan cairan oral
- Lakukan pendinginan eksternal
(kompres dingin)
- Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit intravena, jika perlu
ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. A Umur : 27 tahun No. Register : 11012310 Kasus : Sinusitis
Nama Pasien : Tn. A Umur : 27 tahun No. Register : 11012310 Kasus : Sinusitis
ASKEP KMB
ASKEP KMB
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN
Topik : Sinusitis
Sasaran : Keluarga Tn. A
Ruang : Sakura
ASKEP KMB