Disusun Oleh :
DIAH RATIH KUMALA DEWI
NIM. A2R18062
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
HEMATEMESIS MELENA
A. DEFINISI
Hematemesis adalah muntah darah atau darah kehitaman (coffe grounds)
menunjukkan perdarahan proksimal dari ligament Treitz, dan Melena adalah pengeluaran
tinja yang berwarna hitam ( > 100 ml darah) seperti Ter yang mengandung darah dari
pecernaan (Fauci, Braunwald).
Melena adalah pengeluaran feces atau tinja yang berwarna hitam yang
disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makanan bagian atas (upper gastrointestinal
tract).
Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah
dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti
kopi atau kemerah-merahan dari bergumpal-gumpal.
B. ETIOLOGI
Hematemesis melena terjadi bila ada perdarahan di daerah proksimal jejenum dan
melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan hematemesis. Paling sedikit
terjadi perdarahan sebanyak 50 – 100 ml, baru dijumpai keadaan melena.
Hematemesis dan melena merupakan keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan
segera di rumah sakit (Sjaifoellah Noer, dkk, 1996).
Etiologi hematemesis melena adalah :
1. Kelainan eesophagus
a. Varises esophagus, disebabkan pecahnya varises esophagus tidak pernah
mengeluh rasa nyeri atau pedih di epigastrium. Daerah yang dimuntahkan
berwarna kehitam-hitaman dan tidak membeku karena sudah bercampur dengan
asam lambung.
b. Karsinoma esophagus, sering memberikan keluhan melena daripada
hematemesis, badan mengurus dan anemis, hanya sesekali penderita muntah
darah dan itupun tidak masif.
c. Sindroma mallory-weiss, sebelum timbul didahului muntah-muntah hebat yang
pada akhirnya timbul perdarahan.
d. Esofagitis atau tukak esophagus, bila sampai menimbulkan perdarahan lebih
sering intermitan atau kronis dan biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul
melena. Tukak esophagus jarang sekali mengakibatkan perdarahan jika
dibandingkan dengan tukak lambung dan duodenum.
2. Kelainan di lambung
a. Gastrtis erisova hemoragika, bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita
minum obat-obatan yang menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah
penderita merasa nyeri ulu hati.
b. Tukak lambung, penderita mengalami dispesi berupa mual, muntah dan nyeri ulu
hati.
3. Kelainan darah, seperti polisetimia vera, limfoma, leukemia, anemia, hemofilia,
trombositopenia purpura.
4. Pemakaian obat-obatan obat-obatan yang ulserogik, seperti golongan salisilat,
kortikosteroid, alkohol, dan lain-lain.
C. PATOFISIOLOGI
Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar mengakibatkan
peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam
submukosa esophagus, lambung dan rectum serta pada dinding abdomen anterior yang
lebih kecil dan lebih mudah pecah untuk mengalihkan darah dari sirkulasi splenik
menjauhi hepar. Dengan meningkatnya tekanan dalam vena ini, maka vena tersebut
menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah disebut varises. Varises dapat
pecah, mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya dapat
mengakibatkan kehilangan darah tiba-tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan
penurunan perfusi jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh
melakukan mekanisme kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi.
Mekanisme ini merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada saat
pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan, penurunan perfusi jaringan
mengakibatkan disfungsi selular.
Penurunan aliran darah akan memberikan efek pada seluruh system tubuh, dan
tanpa suplai oksigen yang mencukupi system tersebut akan mengalami kegagalan. Pada
melena dalam perjalanannya melalui usus, darah menjadi berwarna merah gelap bahkan
hitam. Perubahan warna disebabkan oleh HCL lambung, pepsin, dan warna hitam ini
diduga karena adanya pigmen porfirin. Kadang-kadang pada perdarahan saluran cerna
bagian bawah dari usus halus atau kolon asenden, feses dapat berwarna merah
terang/gelap.
Diperkirakan darah yang muncul dari duodenum dan jejunum akan tertahan pada
saluran cerna sekitar 6 - 8 jam untuk merubah warna feses menjadi hitam. Paling sedikit
perdarahan sebanyak 50 - 100 cc baru dijumpai keadaan melena. Feses tetap berwarna
hitam seperti ter selama 48 - 72 jam setelah perdarahan berhenti. Ini bukan berarti
keluarnya feses yang berwarna hitam tersebut menandakan perdarahan masih
berlangsung. Darah yang tersembunyi terdapat pada "eses selama 7 – 10 hari setelah
episode perdarahan tunggal.
D. PATHWAY
Infeksi hepatitis viral Peradangan hati dan
tipe B/C nekrosis sel-sel hati
Mual, muntah dan nafsu Muntah darah dan berak Nyeri akut b/d agen
makan menurun darah pencedera fisiologis :
inflamasi ditandai dengan
mengeluh nyeri, tampak
meringis gelisah, nafsu makan
berubah
G. PENATALAKSANAAN
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mungkin
dan sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan dan pertolongan
yang lebih baik. Pengobatan meliputi :
1. Tirah baring
2. Diit makanan lunak
3. Pemerikasaan Hb, Ht setiap 6 jam pemberian transfusi darah
4. Pemberian transfusi darah bila terjadi perdarahan yang luas
5. Infus cairan langsung dipasang untuk mencegah terjadinya dehidrasi
6. Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran penderita dan bila perlu CVP
monitor
7. Pemeriksaan kadar Hb dan Ht perlu dilakukan untuk mengikuti keadaan perdarahan
8. Transfusi darah diperlukan untuk mengganti darah yang hilang dan mempertahankan
kadar Hb 50 – 70% nilai normal
9. Pemberian obat-obatan hemostatik seperti vitamin K, 4 x 10 mg/hari, karbosokrom
(adona AC), antasida dan golongan H2 reseptor antagonis berguna untuk
menanggulangi perdarahan
10. Dilakukan klisma dengan air biasa disertai pemberian antibiotika yang tidak diserap
oleh usus, sebagai tindakan aterilisasi usus. Tindakan ini dilakukan utuk mencegah
teerjadinya peningkatan produksi amoniak oleh bakteri usus, dan ini dapat
menimbulkan ensefalopati hepatik.
H. KOMPLIKASI
1. Syok hipovolemik
Disebut juga dengan syok preload yang ditandai dengan menurunnya volume
intravaskuler oleh karena perdarahan dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh
yang lain
2. Gagal ginjal akut
Terjadi akibat syok yang tidak teratasi dengan baik untuk mencegah gagal ginjal maka
setelah syok, diobati dengan menggunakan/menggantikan cairan volume intravaskuler
3. Penurunan kesadaran
Terjadi penurunan transportasi O2 ke otak, sehingga terjadi penurunan kesadaran
4. Ensefalopati
Terjadi akibat kerusakan fungsi hati di dalam menyaring toksin di dalam darah racun-
racun tidak dibuang karena fungsi hati terganggu
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis : inflamasi
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
3. Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif berhubungan dengan perdarahan
gastrointestinal akut, penurunan konsenterasi hemoglobin
J. INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis : inflamasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam diharapkan tingkat myeri
menurun.
Kriteria hasil :
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
- Pola nafas membaik
- Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
- Terapeutik
Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
- Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan status
nutrisi membaik.
Kriteria hasil :
- Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Monitor berat badan
- Terapeutik
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Edukasi
Anjurkan posisi duduk
Ajarkan diet yang diprogramkan
- Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
3. Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif b/d perdarahan gastrointestinal akut,
penurunan konsenterasi hemoglobin
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
perfusi gastrointestinal meningkat
Kriteria hasil :
- Observasi
Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah
Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah,
kenaikan BB dan kebiasaan membeli makanan
- Terapeutik
Bina hubungan terapeutik
Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi
kecukupan asupan makanan
Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
gizi
- Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet
Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang diprogramkan
- Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid I (3rd ed.). Jakarta: Media
Aesculapius.
Brunner & Suddart. 2014. Keperawatan Medikaal Bedah. Ed 12. EGC. Jakarta.
Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi
Revisi Jilid 2. Mediation Jogja
SDKI, SLKI, SIKI, 2017. Tim Pokja
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
6A……………………….
………………………
Diagnosa Masuk :
Hematemesis Melena
….
I. IDENTITAS
1. Nama : …Tn…. S………………………………………………
La ki -la ki
3. Jenis Kelamin :… … … … …………………………………………...
Islam
4. Agama : ……………………………………………………...
b. Keluhan Utama :
BAB hitam
C. Rekreasi
Hobby :
………………Tid…ak…p…un…ya………………………………………………...............
Penggunaan Waktu Senggang :
Istirahat
…………………………………………………………………….................................
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Tidak melakukan aktivitas berlebih
…………………………………………………………………….................................
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
…Int…era…ks…i s…os…ial…ba…ik…………………………....................................
…………………
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
A n ak k li en
. ... .. . ... .. . .. . ......................…………………………………………………………………
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
.
K...l.i.e..n...b..i.s.a...b..a..n..g..u..n...d..a..n...d..u..d..u..k...d..i..t.e..m...p..a.t...t.i.d..u..r..........
.......................... E. Peran
Sebagai seorang ayah
.........................................................................................................................................
17 0c m 65 k g
Tinggi Badan : … … … …………. Berat Badan :… … …
………….
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : ……Me…ra…ta
………………………………
Bau keringat
Bau : ………………………………………………….
Hi tam s ete ng ah b eru ba n
Warna :… … …… … … … … … …
……………………….
c. Wajah
Sawo matang
Warna Kulit : ………………………………………………….
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
Lengkap dan simetris
................…………………………………………………………………………...
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
Normal
………….............…………………………………………………………………..
c. Konjuctiva dan sklera :
Konjunctiva anemis, sklera putih
………………………………………………………………..............……………...
d. Pupil :
Mengecil bila ada cahaya
……………………………………………………………………………………….
e. Kornea dan iris
N or ma l
…… … … … ……............
……………………………………………………………
f. Ketajaman penglihatan / visus :
……N…or…ma…l
…………………………………………………………………………. g.
Tekanan bola mata :
……T…id…ak…ter…ka…ji
…………………………………………………………………….
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
Normal
…………………………………………………………………………….............
b. Lubang Hidung :
Tidak ada
…………………………………………………………………………….............
4. Telinga
S im et
a. Bentuk telinga : … … … …
ris
………………………………………
…………… Ukuran telinga :
Sedang
……………
…………………………………… Ketenggangan telinga :
Lemas
……………………………………
b. Lubang telinga :
……Se…dik…it …ko…
tor…………………………………………………………….............. c.
Ketajaman pendengaran :
……N…or…ma…l
………………………………………………………………..............
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :
K er
…… … …
ing
………………………………………………………………….............. b.
Keadaan gusi dan gigi :
.......S..e..d..i.k… …………………………………………………………………
it…ko…to…r
c. Keadaan lidah :
Sedikit kotor
………….............…………………………………………………………………
d. Orofarings :
Tidak terkaji
………………………….............…………………………………………………
6. Leher
a. Posisi trakhea : …S…im…et…ris………………………………………
Sawo matang
c. Warna : …………………………………………………
Baik
d. Turgor : …………………………………………………
Kasar
e. Tekstur : …………………………………………………
L em ba b
f. Kelembaban : … … … … ………………………………………
Tidak ada
g. Kelainan pada kulit : …………………………………………………
Ti da k a da
…… … … … ………….................
……………………………………………………..
d. Axila dan clavicula :
Normal
…………..............……………………………………………………………………..
…G…eta…ra…n s…am…a………………………….............
………………………………..
b. Perkusi :
Sonor
.…………………………………………………………………………..............
c. Auskultasi
Suara Nafas :
Vesikuler
…………………………………………………………………………….. .........
Suara Ucapan :
..N...o..r..m...a.…l …………………………………………………………………...........
Suara Tambahan :
Tidak ada
…………………………………………………………………………................
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : …T…er…
aba…………………………………………
ICS V Linea Midclavicula Sinistra
- Ictus cordis : …………………………………………………
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Atas : ICS II Linea sternalis dextra
….............…………………………………………………………………….
Bawah : ICS V Linea midclavicula sinistra
…………..............……………………………………………………………
c.Auskultasi
- Bunyi jantung I :
L u b t erd en ga r t un gg al da n r eg ule r
……… … … … … … … … … … … … … … … ……
- Bunyi jantung II :
Dub terdengar tunggal dan reguler
…………………………………………………
- Bunyi jantung Tambahan :
Tidak ada
............................................................................
- Bising / Murmur :
Tidak ada
…………………………………………………
- Frekwensi denyut jantung :
84 kali/menit
…………………………………………............
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Normal - Bentuk abdomen :
……………………………………
……………..............
- Benjolan / Massa : …T…id…
ak…ad…a
……………………………………...
...........
- Bayangan pembuluh darah pada
abdomen
…T…id…ak …ad…a
…………………………………………
…………………...... b. Auskultasi
- Peristaltik Usus :
…18…k…ali…/m…en…it
………………………....
-
- Bunyi jantung Anak / BJA :
……………………………………
……
c. Palpasi
- Lien : …T…
id…ak…ad…a
……………………………………
c. Kekuatan Otot : 5 5
………………………………………4……4…………………………………..
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :
…T…ida…k …ad…a
…………………………………………………………………..
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
…Co…mp…os…m…en…tis…/ …4 –…5…– …6
…………………………………………………..
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Tid ak a da ka ku ku du k
… … … … … … … … …
………………………………………………………..
3. Syaraf otak ( Nervus cranialis ) :
Tidak ada kaku kuduk
………………………………………………………………………………..
4. Fungsi Motorik :
Ba ik, da pa t b er fu ng si d en ga n ba ik
… … … … … … … … … … … … … …
…………………………………………..
5. Fungsi Sensorik :
Baik, dapat berfungsi dengan baik
………………………………………………………………………………..
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Positif
……………………………………………………………………………
b. Refleks Patologis
N eg ati f
… … … …
…………………………………………………………………
…B…
aik…………………………………………………………………………..
f. Bahasa
Bahasa Jawa
……………………………………………………………………………….
PEMERIKSAAN PENUNJANG
……………………………………………………………………………………………
4. U S G
……………………………………………………………………………………………
-
……………………………………………………………………………………………
5. Lain – lain
……………………………………………………………………………………………
-
……………………………………………………………………………………………
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Penatalaksanaan :
- BHSP
- Tirah baring
- Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran penderita dan bila perlu CVP
monitor
Terapi :
- Infus Ns 20 tpm
- Inj. Asam traksenamat 3 x 500 mg
- Inj. Vit K 2 x 1 amp
- Pasang NGT (bila ada indikasi)
- Kalnex 2 x 1 gr IV
- KCL 25 mEq / L dgn kecepatan 0,2 – 0,3 mEq / KgBB / Jam
Mahasiswa
NIM. A2R18062
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HEMATOLOGI
Hematologi lengkap
NRBC H 0.2 %
Hitung Jenis
Neutrofil H 73.3 % 50 – 70
Limfosit L 14.4 % 20 – 40
KIMIA DARAH
Na, K, CI
mmol/L
Natrium darah 135 135 – 145
KOAGULASI
PT
detik 10 – 14
PT (waktu protrombin) 11
% 70 – 130
PT% 95.9
1.0 – 1.5
1.02
INR
APTT
detik 22 - 30
H 37
APTT
ANALISA DATA
KEMUNGKINAN PENYEBAB
KELOMPOK DATA MASALAH
(Pokok Masalah)
DO :
Minor Muntah darah dan berak darah
Defisit nutrisi
Hb menurun
Tn. S
Nama pasien : ………………………….
Umur : …5…7 t…ah…un……………….
1 18
No. Register : … … … …………….
21 02 5
… …
Tn. S
Nama pasien : ………………………………………….
Umur : …57…t…ahu…n
………………………………
11821025
No. Register : ………………………………………….
Tn. S
Nama pasien : ………………………………………….
Umur : …57…t…ahu…n
………………………………
11821025
No. Register : ………………………………………….
Kolaborasi
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Topik : Pentingnya Olahraga dan Makan Makanan Sehat bagi lansia dengan
gangguan pencernaan
Sasaran : Lansia (usia >55 tahun) dengan gangguan pencernaan
Hari, Tanggal : Kamis, 09 April 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Dahlia kelas IB RSUD dr.Iskak Tulungagung
Pemateri : Diah Ratih Kumala Dewi
A. LATAR BELAKANG
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budi Anna Keliat, 1999). Senangkan menurut UU No. 13 Tahun 1998 Pasal 1
Ayat (2) (3) (4) tentang kesehatan dikatakan usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun. Orang-orang yang berusia lanjut harus pintar
menjaga pola hidup untuk mempertahankan kesehatn dan kebugarannya. Salah satu
contoh menjaga kesehatan bagi lansia yaitu dengan berolahraga dan makan makanan
yang bergizi cukup.
Akan teteapi, ada konsep yang dalam masyarakat yaitu bahwa lansia harus
mengurangi atau membatasi aktivitas. Seperti salah satunya jangan jauh-jauh, sebaiknya
memakai tongkat, duduk saja di rumah, bersantai, dan lain sebagainya. Namun, justru
tidak adanya dan berkurangnya kativitas mempercepat kemunduran semua fungsi dari
organ lansia. Sehingga apabila lansia dibiarkan kurang beraktifitas, contohnya terlalu
banyak duduk santai dan tidur akan menambah atrofi otot. Selain itu, kurangnya
pergerakan dapat menimbulkan keluhan-keluhan lain seperti sulit buang air besar, susah
tidur, pikun, terjadi pembengkakan pada kaki bagian bawah, serta keluhan nyeri otot
lainnya.
Untuk mencegah dan mengatasi keluhan-keluhan yang dialami, lansia harus
banyak melakukan latihan fisik yang teratur. Hal ini disebabkan latihan fisik dapat
membantu mencegah keadaan atau penyakit kronis seperti osteoporosis, diabetes,
hipotensi, dan lain-lain. Latihan fisik atau diluar rumah juga merupakan kesempatan
bagi lansia untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan sesama. Apabila banyak
bersosialisi dan berinteraksi dengan orang lain, akan membantu mencegah terjadinya
pikun pada lansia. Berbagai jenis musik dapat digunakan untuk mengiringi olahraga
sehingga menyenangkan dan tidak membosankan. Selain gar tidak bosan, musik
dianggap membantu memelihara dan mendorong motivasi.
Berolahraga juga harus diimbangi dengan makan makanan yang sehat dan baik
bagi lansia agar tetap segar bugar. Oleh karena itu, kami akan melakukan penyuluhan
terhadap lansia mengenai pentingnya olahraga dan makan makanan yang sehat agar
tubuh tetap terasa segar dan sehat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Lansia dapat memahami pentingnya olahraga dan makan makanan yang sehat
agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
C. POKOK BAHASAN
Pentingnya berolahraga dan makan makanan yang sehat bagi lansia dengan gangguan
pencernaan
F. MEDIA
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini yaitu lembar balik, leaflet, dan audio
visual
G. PROSES KEGIATAN
J. LAMPIRAN
1. Materi: Pentingnya Olahraga dan Makan Makanan Sehat bagi lansia dengan
masalah pencernaan
2. Link video senam
3. Leaflet
2. Definisi olahraga
Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun
psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan
seseorang tersebut.
2. Berjalan-jalan
Berjalan-jalan sangat baik untuk merenggangkan otot-otot kaki dan bila jalannya
makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah
dengan panjang dan mengayunkan tangan sebanyak 10-20 kali, maka dapat melenturkan
tubuh. Jika berjalan merupakan olahraga yang diinginkan, maka cobalah dikombinasi
dengan olahraga lain.
3. Renang
Renang adalah olahraga yang paling baik dilakukan untuk menjaga kesehatan. Hal
ini dikarenakan pada saat berenang semua otot tubuh bergerak, sehingga kekuatan otot
semakin meningkat. Namun olahraga renang kurang diminati dan segan untuk
melakukannya, karena mengingat keadaan kulit lansia dan pakaian yang harus
digunakan.
Olahraga renang biasanya baik untuk orang yang menderita penyakit lemah otot
atau kaku sendi. Renamg juga dapat melancarkan peredaran darh asalkan dilakukan
secara teratur.
4. Bersepeda
Bersepeda baik untuk penderita artritis, karena tidak menyentuh lantai yang akan
menybabkan sakit pada sendi-sendinya seperti jenis latihan cepat. Bersepeda baik untuk
meningkatkan peregangan dan daya tahan, tetapi tdakmenambah kelenturan pada
tingkat derajat yang tinggi.
5. Senam
Manfaat melakukan senam secara benar dan teratur dalam waktu yang cukup
adalah sebagai berikut.
a. Mempertahankan dan meningkatkan taraf kesegaran jasmani
b. Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak
c. Membentuk sikap dan gerak
d. Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia.
e. Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan, ketahanan,
keluwesan, dan kecepatan).
f. Membentuk sikap kejiwaan (keberanian, percaya diri, kesiapan diri, dan kesanggupan
bekerjasama).
g. Memberikan rangsangan pada syaraf-syaraf yang lemah, khususnya pada lansia
h. Memupuk rasa tanggung jwab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat.
Setidaknya, melakukan gerakan senam ini selama 30 menit sehari, Anda telah melakukan
salah satu latihan yang dapat menunjang kondisi kesehatan Anda
Maryam, Siti R, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika
C. Makanan yang baik untuk sistem pencernaan
Selain berohlaraga orang-orang lansia harus mengimbangi dengan makan-
makanan yang sehat agar tetap sehat dan segar bugar. Berikut adalah jenis makanan
yang baik untuk pencernaan :
1. Makanan tinggi serat mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan,
dan biji-bijian
2. Makanan mengandung probiotik yaitu bakteri baik yang ada di dalam usus
manusia. Seperti tempe, oncom, dll
1. Makanan dan minuman dengan pemanis buatan seperti gula dan alkohol
2. Minuman berkarbonasi
3. Alkohol
4. Makanan tinggi lemak jenuh seperti keju dan krim
5. Kopi dan minuman lain yang mengandung kafein
6. Makanan pedas
7. Makanan berminyak
Gangguan pencernaan
adalah semua penyakit yang
terjadi pada saluran
pencernaan.
Makanan mengandung
probiotik yaitu bakteri baik
yang ada di dalam usus
manusia. Seperti tempe dan
oncom.
MAKANAN YANG MAKANAN YANG
OLAHRAGA
YANG COCOK HARUS HARUS
UNTUK LANSIA DIHINDARI AGAR DIHINDARI AGAR
PENCERNAAN PENCERNAAN
SEHAT SEHAT
Bersepeda baik untuk meningkatkan
peregangan dan daya tahan tubuh
Alkohol
Baik untuk
merenggangkan otot-otot
Minuman
kaki dan untuk daya tahan
tubuh Kopi / berkarbonasi
minuman lain
yang
mengandung
Bermanfaat meningkatkan kafein
jantung agar dapat
memompa oksigen melalui
darah ke seluruh tubuh
dengan lebih maksimal.
Makanan tinggi
Setidaknya, melakukan Makanan
gerakan senam ini kurang lemak jenuh
pedas
lebih selama 30 menit
sehari.
Cegah Covid-19
dengan
OLEH :
DIAH RATIH KUMALA DEWI
“COVID”
Coronavirus adalah
virus yang menyerang
sistem pernapasan
Cuci tangan
menyebabkan gangguan
pada sistem
pernapasan, pneumonia
akut, sampai kematian
Olahraga
Penyakitnya disebut Covid-
19
Vitamin
Identifikasi
tanda gejala
Dirumah
saja