Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KASUS

Seorang pasien berinisial Ny.C berumur 40 tahun di bawah keluarganya ke UGD


RS.M Yunus kota bengkulu pasien mengeluh buang air besar bewarna darah
kehitaman sejak 4 hari yang lalu ,mual dan muntah darah kehitaman ,nyeri bagian
ulu hati dan bagian tengah perut dan tidak nafsu makan, pada saat pemeriksaan fisik
di dapatkan pasien tampak pucat Td 140/90mmHg, RR 25x/m S 37◦C. N 90x/m

A. Pengkajian
Biodata
Nama : Ny.C
Usia : 40 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bengkulu
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Perkerjaan : Ibu rumah tangga
Masuk rumah sakit : 25 Maret 2020
Tanggal pengkajian : 25 Maret 2020

   Penanggungjawab
- Nama                            : Tn. G
- Usia                                                                  : 45 tahun
- Jeniskelamin                                                    : Laki-laki
- Pekerjaan / sumberpenghasilan                       : Wiraswasta
- Hubungandenganklien                                   : Suami

 Keluhan utama
buang air besar bewarna darah kehitaman,mual dan muntah darah
kehitaman ,nyeri bagian ulu hati dan bagian tengah perut dan tidak nafsu
makan.
 Riwayat penyakit sekarang
Sejak 4 hari sebelum masuk RS ,pasien merasakan buang air besar bewarna
kehitaman,mual muntah darah kehitaman ,nyeri bagian ulu hati dan bagian
tengah perut tengah.

 Riwayat penyakit dahulu


Pasien pernah sakit hepatitis.

 Riwayat penyakit keluarga


Pasien tidak memiliki penyakit keturunan

Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Composmentis
TTV

Td : 140/90 mmhg
nadi : 90x/m
RR : 24x/m
S : 37’C

Inspeksi:

Kepala : Mesocepal , tidak ada lesi , simetris


Rambut : Warna hitam,berminyak dan agak kotor
Mata : Mata simetris konjungtiva anemis, pupil isokor
Telinga : Bentuk simetris
Hidung : Bentuk simetris
Mulut : Gigi bersih, mukos bibir kering dan pucat, tidak ada lesi ,
terdapat bau mulut , dan lidah tampak kotor dan pucat.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada penggunaan
otot assesoris pernafasan.
Torak : Bentuk dada normal,simetris
dan paru
Palpasi : Tidak teraba massa
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas vaskuler,ronchi
Kardiovaskular : Bentuk simetris
Abdomen : simetris, perut berbentu datar, tidak ada lesi , tidak asites,
tidak ada bekas luka

             Palpasi : Nyeri tekan epigatrium


                   Perkusi : Timpani, nyeri ketok kuadran tengah
             Auskultrasi : bising usus
   
ANALISA DATA
Nama : Ny. C Ruang : UGD
Usia : 40 Tahun

MasalahKeperawata
No Data Etiologi Diagnosa
n
11 1. Ds : 1. Diare Defisit Nutrisi Ketidak Defisit nutrisi
bewarna mampuan berhubungan
kehitama dengan tidak
mencerna
n mampuan
makanan mencerna
2. Nyeri makanan yang di
abdomen buktikan diare
3. Nafsu bewarnakehitaman
makan ,nyeri abdomen,
menurun nafsu makan
menurun,bising
usus, pasien
tampak pucat
Do:

1. Pasien tampak
pucat
2.Bising usus
hiperaktif
Ttv
Td:140/90mmhg
Rr: 24x/menit
Suhu : 37’C
Nadi : 90x/m

1. Ds: Nyeri akut Agen Nyeri akut


2 1.pasien mengeluh cidera berhubungan
2. fisiologis dengan agen
nyeri abdomen
3. pencidera
tengah dan ulu fisiologis
4. hati dibuktikan
5. 2. pasien mengeluh dengan pasien
6. mengeluh nyeri
mual dan
7. dibagian
8. muntah abdomen tengah
9. bewarna darah dan ulu hati, mual
10. dan muntah darah
kehitaman
11. kehitaman tidak
12.3. tidak nafsu nafsu makan
13. makan
14.
4. Pola nafas
15.
16. berubah
3.17.
Do :
18.Ttv
19.
Td:140/90mmhg.
Rr: 24x/menit
Suhu : 37’C
Nadi : 90x/m

P: Nyeri timbul
20. akibat muntah
dan bab darah

3 Q: Klien teru-
3 menerus
21. kesakitan pada
3
abdomen
3. bagian tengah
klien merasa
sakitnya
seperti tembus
kebelakang
R: Nyeri tersebut
klien rasakan
di bagian
abdomen
tengah dan ulu
hati
S : skala nyeri 7
dari 1-10
T : Nyeri yang
dirasakan klien di
mulai saat sejak 4
hari yang lalu

B. Diagnosa keperawatan
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak mampuan mencerna makanan
yang di buktikan diare bewarna kehitaman, nyeri abdomen tengah dan ulu
hati, nafsu makan menurun,bising usus,dan pasien tampak pucat.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis dibuktikan dengan
pasien mengeluh nyeri dibagian abdomen tengah dan ulu hati,mual mual dan
muntah bewarna darah kehitaman, tidak nafsu makan.
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

DATA DIAGNOSIS OUTCOMES/ LUARAN INTERVENSI


PENDUKUNG KEPERAWATAN
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data Pendukung
dengan masalah :
Hematemesis melena
1. Diare D.0019 Defisit nutrisi L.03030 TUJUAN KHUSUS i.03119 Manajemen nutrisi
2.Keram/nyeri berhubungan Setelah dilakukan Observasi
adomen ketidakmampuan intervensi 1. Identifikasi status nutrisi
3.Nafsu makan mencerna makanan keperawatan selama 2Identifikasi kebutuhan kalori
menurun dibuktikan dengan 2x 24 jam maka dan nutrien
4.Bising usus tidak mampu Status nutrisi 3.Monitor asupan makanan
hiperaktif makan nafsu membaik 4.Monitor berat badan
5.Membran mukosa makan menurun 5.Monitor hasil pemeriksaan
pucat keram/nyeri 1. Diare menurun labolatorium
abdomen, membran 2.Nafsu makan
mukosa pucat dan membaik Traupetik
bising usu 3.Nyeri abdomen i 6.Berikan makanan yang
hiperaktif menurun tinggi serat untuk
4.Bising usus mencegah konstipasi
membaik
5.Membran mukosa Edukasi
membaik 7.Anjurkan posisi duduk, jika
perlu
1.Mengeluh nyeri D. 0077 Nyeri akut L.08066 TUJUAN KHUSUS i.08238 Managemen nyeri
2.Mual berhubungan Se telah dilakukan
3.Muntah dengan agen intervensi Observasi :
4.Tekanan darah pencidera fisiologis keperawatan selama 1.Identifikasi lokasi,
meningkat dibuktikan dengan 2x 24 jam maka karakterristik,
5.Pola nafas pasien mengeluh tingkat nyeri durasi,frekuensi,
membaik nyeri dibagian menurun i. kualitas,itensitas nyeri
abdomen tengah 2.identifikasi skla nyeri
,mual dan muntah, 1.Keluhan nyeri 3. identifikasi faktor yang
tidak nafsu makan menurun memperberat dan
2.Mual menurun memperingan nyeri
3.Muntah menurun
4.Nafsu makan Traupetik:
membaik 4. Fasilitasi istirahat dan tidur
5.Tekanan darah
membaik Edukasi
6.Pola nafas 1. Jelaskan penyebab priode
membaik dan pemici nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi


N
o
1. Kamis, 26 Defisit nutrisi berhubungan Manajemen nutrisi S: Ny. C mengatakan sudah tidak Bab
Maret 2020 bewarna kehitaman lagi
dengan tidak mampuan
Observasi Ny.C Mengatakan mau
mencerna makanan yang di 1. Mengidentifikasi status nutrisi menggunakan cara obat obatan
2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori tradisional maupun non tradisional
buktikan diare bewarna
dan nutrien untuk mengatasi kurangnya nafsu
kehitaman nyeri abdomen, 3. Memonitor asupan makanan makan
4. Memonitor berat badan
nafsu makan
5. Memonitor hasil pemeriksaan O : Diare menurun
menurun,bising usus, pasien labolatorium Nafsu makan membaik
Nyeri abdomen menurun
tampak pucat
Traupetik Bising usus membaik
6. Memberikan makanan yang tinggi Membran mukosa membaik
serat untuk mencegah konstipasi

Edukasi
7. Menganjurkan posisi duduk, jika A : masalah teratasi sebagian no
perlu 1,2,3,4,5,6,7

P : intervensi dihentikan
2. Kamis,26 Nyeri akut berhubungan Manajemen nyeri
Maret 2020 dengan agen pencidera Observasi : S : Ny. C mengatakan mengetahui
fisiologis dibuktikan dengan 1..Mengidentifikasi lokasi, penyebab nyeri
nyeri abdomentengan dan karakterristik, durasi,frekuensi, Ny.C mengatakan sudah tidak mual
ulu hati, mual dan muntah kualitas,itensitas nyeri dan muntah lagi
bewarnah mewah 2. Mengidentifikasi skla nyeri
kehitaman,dan tidak nafsu 3. Identifikasi faktor yang memperberat
makan. dan memperingan nyeri O : Keluhan nyeri menurun
Nafsu makan membaik
Traupetik: Muntah menurun
4. Memfasilitasi istirahat dan tidur Mual menurun
Tekanan darah membaik
Edukasi Pola nafas membaik

5. Menjelaskan penyebab priode dan


pemicu nyeri A : masalah teratasi sebagian no
6. Menjelaskan strategi meredakan nyeri 1,2,3,4,5,6

1. P : intervensi dihentikan
C.INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Ny.C Ruang :
Umur : 40 tahun

Diagnosa keperawatan Tujuan Rencana


Defisit nutrisi berhubungan TUJUAN KHUSUS Manajemen nutrisi
dengan tidak mampuan Observasi
Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi status nutrisi
mencerna makanan yang di keperawatan selama 2x 24 jam maka 2. Identifikasi kebutuhan
buktikan diare bewarna Status nutrisi membaik kalori dan nutrien
3. Monitor asupan makanan
kehitaman nyeri abdomen, 1. Diare menurun
4. Monitor berat badan
nafsu makan menurun,bising 2. Nafsu makan membaik 5. Monitor hasil pemeriksaan
3. Nyeri abdomen menurun labolatorium
usus, pasien tampak pucat 4. Bising usus membaik
5. Membran mukosa membaik
Traupetik
6. Berikan makanan yang
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi

Edukasi
7. Anjurkan posisi duduk,
jika perlu

Nyeri akut berhubungan TUJUAN KHUSUS Setelah Managemen nyeri


dengan agen pencidera dilakukan intervensi keperawatan
fisiologis dibuktikan dengan selama 2x 24 jam maka tingkat nyeri Observasi :
nyeri abdomentengan dan ulu menurun 1.Identifikasi lokasi,
hati, mual dan muntah karakterristik,
bewarnah mewah 1. Keluhan nyeri menurun
2. Mual menurun durasi,frekuensi,
kehitaman,dan tidak nafsu kualitas,itensitas nyeri
makan. 3. Muntah menurun
4. Nafsu makan membaik 2. Identifikasi skla nyeri
5. Tekanan darah membaik 3. Identifikasi faktor yang
6. Pola nafas membaik memperberat dan
memperingan nyeri

Traupetik:
4. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi

5. Jelaskan penyebab priode


dan pemicu nyeri
6. Jelaskan strategi meredakan
nyeri

D.      IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


No.D Paraf/Na
Tanggal Jam Implementasi
x ma
1 Kamis 26 00.09 Manajemen nutrisi
Maret 2020 WIB
Observasi

1. Mengidentifikasi status nutrisi


2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan nutrien
3. Memonitor asupan makanan
4. Memonitor berat badan
5. Memonitor hasil pemeriksaan labolatorium

Traupetik
6. Memberikan makanan yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi

Edukasi
7. Menganjurkan posisi duduk, jika perlu

2 Kamis, 26 11.00 Manajemen nyeri


Maret 2020 WIB
Observasi :

1..Mengidentifikasi lokasi, karakterristik,


durasi,frekuensi, kualitas,itensitas nyeri

2.Mengidentifikasi skla nyeri


3.Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri

Traupetik:
4. Memfasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi

5. Menjelaskan penyebab priode dan pemicu nyeri


. 6. Menjelaskan strategi meredakan nyeri

E.                  EVALUASI
No.D Paraf/Na
Tanggal Jam Perkembangan SOAP
x ma
1 Kamis, 26 13.00 S: Ny. C mengatakan sudah tidak Bab bewarna
Maret 2020 Wib kehitaman lagi

Ny.C Mengatakan mau menggunakan cara obat


obatan tradisional maupun non tradisional untuk
mengatasi kurangnya nafsu makan

O : Diare menurun

Nafsu makan membaik


Nyeri abdomen menurun
Bising usus membaik
Membran mukosa membaik

A : masalah teratasi sebagian no 1,2,3,4,5,6,7

P : intervensi dihentikan

2 Kamis , 26 14.00 S : Ny. C mengatakan mengetahui penyebab nyeri


Maret 2020 Wib
Ny.C mengatakan sudah tidak mual dan muntah lagi
O : Keluhan nyeri menurun
Muntah menurun
Mual menurun
Nafsu makan membaik
Tekanan darah membaik
Pola nafas membaik

A : masalah teratasi sebagian no 1,2,3,4,5,6

P : intervensi dihentikan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah penegeluaran
tinja yang berwarna hitam seperti teh yang mengandung darah dari
pencernaan. Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau
kontak antar darah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan,
sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-
gumpal.
Perdarahan saluran cerna bagian atas adalah perdarahan saluran
makanan proksimal dari ligamentum Treitz. Untuk keperluan klinik dibedakan
perdarahan varises esofagus dan non-varises, karena antara keduanya terdapat
ketidaksamaan dalam pengelolaan dan prognosis. Manifestasi perdarahan
saluran makanan bagian atas bisa beragam tergantung lama, kecepatan,
banyak sedikitnya darah yang hilang, dan apakah perdarahan berlangsung
terus-menerus atau tidak.
Penyebab perdarahan saluran makanan bagian atas yang sering
dilaporkan adalah pecahnya varises esofagus, gastritis erosif, tukak peptik,
gastropati kongestif, sindroma Mallory-Weiss, dan keganasan. Perbedaan
laporan-laporan penyebab perdarahan saluran makanan bagian atas terletak
pada urutan penyebab tersebut.
Pengelolaan dasar pasien perdarahan saluran cerna sama seperti
perdarahan pada umumnya, yakni meliputi pemeriksaan awal, resusitasi,
diagnosa, dan terapi. Tujuan pokoknya adalah mempertahankan stabilitas
hemodinamik, menghentikan perdarahan, dan mencegah perdarahan ulang.
Adapun langkah-langkah praktis pengelolaan perdarahan saluran makanan
bagian atas adalah sebagai berikut:
1). Pemeriksaan awal, penekanan pada status awal hemodinamik;
2). Resusitasi, terutama untuk stabilitas hemodinamik;
3). Melanjutkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lain
yang diperlukan ;
4). Memastikan perdarahan saluran makanan bagian atas atau bawah;
5). Menegakkan diagnosa pasti penyebab perdarahan;
6). Terapi untuk menghentikan perdarahan, penyembuhan penyebab
perdarahan, mencegah perdarahan ulang. Tegaknya diagnosa
penyebab perdarahan sangat menentukan langkah terapi yang
diambil.

B. Saran

Setelah di lakukan dan seminar ini kami berharap mahasiswa dapat


menjelaskan konsep dasar teori tentang penyakit hematomesisi melena,
memaparkankan tentang asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien
hematomesisi melena terkait gangguan sistem pencernaan, memberi asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit hematomesis melena.
DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick (2005). At a Glance Medicine (36-37). Jakarta: Erlangga.


Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah rded.). Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1(3rd ed.). Jakarta: Media.
Aesculapius.
Nettina, Sandra M. (2001). Pedoman Praktik Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Purwadianto & Sampurna (2000). Kedaruratan Medik Pedoman Pelaksanaan
Praktis (105-110). Jakarta: Binarupa Aksara.
Primanileda (2009). Askep Hematemesis Melena. Diambil pada 13 Juli 2010 dar
http://primanileda.blogspot.com/2009/01/asuhan keperawatan-gratis-
free.html.
Sylvia, A Price. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Keperawatan.
Edisi 6. Jakarta : EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi
1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi
1, Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,
Edisi 1,Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai