HEPATIS
Nama: Anggun Puspa Arini
Pembimbing: dr. Yudi Fadillah, Sp.PD. FINA
SIM
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Sirosis
suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis yang
berlangsung progresif yang dimana ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar
dan pembentukan nodulus regeneratif.
Sirosis Hepatis
merupakan proses bentuk respon aktif terhadap penyembuhan cedera hati kronik
yang dapat pulih kembali.
Penyebab Sirosis
Penyebab tersering sirosis pada negara barat ialah alkoholik, sedangkan di
Indonesia terutama akibat infeksi virus Hepatitis B maupun C.
SH di Indonesia
sebagian besar terjadinya penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B dan virus
hepatitis C. Angka kejadian SH akibat (HBV) berkisar 21,2 - 46,9% dan akibat
(HCV) berkisar 38,7 – 73,9%.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi
Sirosis Hepatis
2. Gambaran morfologi
1. Tahap akhir proses difus fibrosis
Terdapat fibrosis difus, nodul
Bersifat progresif, yang ditandai dengan degeneratif, perubahan arsitektur
distorsi arsitektur dan pembentukan nodul lobular, pembentukan vaskular
regeneratif antara pembuluh aferen dan
eferen.
3. Klasifikasi SH
Sirosis Hati Kompensata dan 4. Sirosis adalah komplikasi
Sirosis Hati Dekompensata Dari penyakit hati yang ditandai dengan
menghilangnya sel-sel hati dan
pembentukan jaringan ikat dalam hati yang
ireversibel
Epidemiologi
Sirosis Hepatis
Terjadi Kapilarisasi
Fibrosis disebabkan ECM menyebabkan Sinusoid (tidak melalui
oleh aktivasi sel terjadi perubahan hepatosit, langsung
stellatae hepar bentuk serta menuju aliran sistemik)
yang merupakan memacu sehingga terjadi
penghasil ECM kapilarisasi hipertensi portal dan
ketika hepar Pembuluh Darah penurunan fungsi
cedera. hepatosit
Manifestasi Klinis
Sirosis Hepatis
Perjalanan penyakit SH lambat, asimtomatis dan seringkali tidak dicurigai sampai adanya
komplikasi penyakit hati.
Diagnosis SH asimtomatis biasanya dibuat secara incidental ketika tes pemeriksaan fungsi hati
(transaminase) atau penemuan radiologi, sehingga kemudian penderita melakukan pemeriksaan
lebih lanjut dan biopsy hati.6
Gambaran klinis SH adalah mudah lelah, anoreksia, berat badan menurun, atropi otot, ikterus,
spider angiomata, splenomegali, asites, caput medusae, palmar eritema, white nails,
ginekomastia, hilangnya rambut pubis dan ketiak pada wanita, asterixis (flapping tremor),
foetor hepaticus, dupuytren's contracture (sirosis akibat alkohol).
Manifestasi Klinis
Sirosis Hepatis
Gold Standart untuk mendiagnosis SH adalah biopsi hati melalui perkutan, transjugular,
laparoskopi atau dengan biopsi jarum halus.
Varises Esofagal
Varises ini terdapat sekitar 50%
penderita SH dan berhubungan
dengan derajat keparahan SH.
Sindrom Hepatorenal
gangguan fungsi ginjal tanpa kelainan Ensepalofati Hepatikum
organik ginjal, yang ditemukan pada SH terjadinya EH akibat hiperammonia,
tahap lanjut. Sindroma ini sering terjadi penurunan hepatic uptake
dijumpai pada penderita SH dengan sebagai akibat dari intrahepatic portal-
asites refrakter. Terdapat 2 tipe yaitu systemic shunts dan/atau penurunan
tipe 1 dan tipe 2 sintesis urea dan glutamik.
Hipertensi Portal
Hipertensi porta dapat terjadi akibat Asites
adanya peningkatan resistensi intra Penyebab asites tersering adalah HP,
hepatik terhadap aliran darah porta disamping adanya hipoalbuminemia dan
akibat adanya nodul degeneratif dan disfungsi ginjal yang akan mengakibatkan
peningkatan aliran darah splanchnic akumulasi cairan dalam peritoneum
vascularbed
Prognosis Sirosis Hepatis tergantung pada sebab dan
penanganan etiologi yang mendasari penyakit tersebut.
Beberapa sistem skoring dapat digunakan untuk menilai
keparahan SH dan menentukan prognosisnya.
Sistem skoring ini antara lain skor Child Turcotte Pugh (CTP)
yang digunakan untuk evaluasi pasien dengan rencana
transplantasi hati.
Prognosis
Sirosis Hepatis
BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan
Sirosis Hepatis
Sirosis hepatis merupakan tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif yang ditandai oleh
distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul regeneratif.
Gambaran morfologi dari Sirosis hepatis meliputi fibrosis difus, nodul degenerative, perubahan
arsitektur lobular dan pembentukan hubungan vascular intrahepatic antara pembuluh darah hati
aferen (vena porta dan arteri hepatika) dan eferen (vena hepatika).
Perjalanan penyakit SH lambat, asimtomatis dan seringkali tidak dicurigai sampai adanya
komplikasi penyakit hati.
Penyebab tersering sirosis pada negara barat ialah alkoholik, sedangkan di Indonesia terutama
akibat infeksi virus Hepatitis B maupun C.
Baku emas untuk mendiagnosis SH adalah biopsi hati melalui perkutan, transjugular,
laparoskopi atau dengan biopsi jarum halus.
Thank you
For your Attention