Anda di halaman 1dari 29

Problem Based Learning

Blok
Gangguan Dermatomuskuloskeletal
Members of Group 1
• Tutor : dr. Irmagian

• Ketua : Putri M.A.V. Rozalina


• Sekretaris : Yesika U.R.P.M Gultom
• Anggota : Jhon Jefri Mote
Kezia
Nhur Syaidah I. Dagang
Ribka Warimilena
SKENARIO
POHON CEMARA DITUBUHNYA
Seorang wanita berumur 28 tahun datang dengan keluhan bercak
kemerahan pada perut dan punggung sejak 2 minggu yang lalu. Bercak
kemerahan bermula muncul pada perut berbentuk oval kemudian
perlahan menyebar ke punggung. Ruam terasa gatal yang hilang timbul
dan semakin gatal ketika berkeringat. Pada pemeriksaan fisik status
dermatologis ditemukan makula eritema dan skuama halus berbatas
tegas, tepi reguler, ukuran bervariasi 2-4 cm, erupsi mengikuti garis
tubuh membentuk gambaran pohon cemara terbalik. Dari pemeriksaan
lampu wood: tidak didapatkan perubahan warna pada lesi. Pada
pemeriksaan laboratorium kultur apusan lesi kulit: Mycobacterium
leprosy (-). Tes KOH: tidak didapatkan spoa maupun hifa. Pasien tidak
memiliki riwayat diabetes melitus maupun penyakit kulit sebelumnya.
Clarification of terminology

1. Makula
Secara anatomi, suatu bercak, bintik, 2. Eritema
atau penebalan; suatu area yang dapat Kemerahan pada kulit yang dihasilkan
dibedakan dengan warna atau yang oleh kongesti pembuluh kapiler.
lainnya dari sekitarnya

4. Skuama
3. Erupsi Lapisan stratum korneum yang terlepas
Peristiwa memecah, muncul, atau dari kulit. Skuama disebut halus
menjadi terlihat; lesi efloresensi yang (pitiriasis) akan tampak bila dilakukan
tampak pada kulit akibat penyakit, kerokan atau peregangan kulit
ditandai oleh kemerahan, penonjolan, umumnya mirip taburan tepung atau
atau keduanya; ruam. bedak, skuama kasar bila langsung
dapat dilihat dengan mata biasa
Clarification of terminology

6. Pemeriksaan Status
5. Pemeriksaan KOH Dermatologis
Pemeriksaan mikroskopik untuk Pemeriksaan kulit secara
mengidentifikasi jamur dari kulit keseluruhan termasuk membrana
dan kuku. mukosa, regio genital-anal, kuku,
rambut, serta kelenjar limfe.

8. Pemeriksaan Lampu Wood


Salah satu uji diagnosis dengan
alat pada fluoresensi pemeriksaan
dengan lampu sinar wood,
digunakan untuk melihat
perbedaan warna pada
hiperpigmentasi, pigmen dan
hipopigentasi.
Defining Problem

1. Apa yang menyebabkan gejala dan


tanda pada kasus ini?
2. Bagaimana cara pemeriksaan dan
interpretasi dari kasus ini (pemeriksaan
status dermatologis, pemeriksaan lampu
wood, pemeriksaan laboratorium kultur
apusan lesi kulit, Tes KOH)?
3. Apa diagnosis dan diagnosis banding
dari kasus ini?
4. Bagaimana patofisiologi dari kasus ini?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari
skenario ini (Farmakologi dan Non-
Farmakologi)?
6. Bagaimana prognosis, indikasi rujukan
dan tingkat kemampuan dari kasus ini?
Analisis
AnalisisMasalah
Masalah
Learning Object

1. Penyebab gejala dan tanda pada kasus ini


2. Cara pemeriksaan dan interpretasi dari kasus ini
(pemeriksaan status dermatologis, pemeriksaan lampu wood,
pemeriksaan laboratorium kultur apusan lesi kulit, Tes KOH)
3. Diagnosis dan diagnosis banding dari kasus ini
4. Patofisiologi dari kasus ini
5. Penatalaksanaan dari skenario ini (Farmakologi dan Non-
Farmakologi)
6. Prognosis, indikasi rujukan dan tingkat kemampuan dari
kasus ini
Penyebab gejala dan tanda pada kasus ini

Bercak kemerahan pada perut dan punggung.


Pitiriasis berarti skuama halus, skuama adalah lapisan tanduk dari
epidermis mati yang menumpuk pada kulit yang dapat berkembang
sebagai akibat perubahan inflamasi.

Ruam yang terasa gatal yang hilang timbul dan semakin gatal saat
berkeringat dikarenakan pada saat berkeringat tubuh akan
mengalami kenaikan suhu dan menyebar. Maka tubuh akan
melepaskan histamine, dampak dari pelepasan histamin inilah
maka tubuh merasa gatal saat berkeringat

Bercak bermula pada perut berbentuk oval dan menyebar ke punggung


lesi pertama (herald patch), umumnya di badan, soliter,berbentuk oval dan
anular, diameternya kira-kira 3cm. Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi
pertama, memberi gambaran yang khas, lebih kecil, susunannya sejajar dengan
kosta, sehingga menyerupai pohon cemara terbalik.
Cara Pemeriksaan dan Interpretasi
1. Pemeriksaan fisik status dermatologis
Kulit
Kelainan /
efloresensi
kulit
• Warna
• Kelembapan • Lokasi dan distribusinya • Tipe lesi Kuku
• Suhu • Primer
• Bilateral, Unilateral, • Makula,Papul,
• Tekstur Simetris, Soliter, Nodul, Plakat,
• Turgor dan Multipel, Lokalisata, Urtika, Rambut • Warna,
mobilitas Regional, Vesikel, Bula, bentuk, garis
Generalisata, Pustula, Kista, longitudinal
Universal Purpura • Kuantitas,
• Sekunder
• Pola dan bentuk distribusi
• Skuama,
• Bentuk Krusta, Erosi,
rambut dan
• Teratur,Tidak teratur Ekskoriasi, teksturnya
• Pola Ulkus,
Likenifikasi,
• Linier , Sirsinar / Fisura, Atropi,
anular, Arsinar, Skar,
Polisklik, Komedo,
Kolirimbiformis,Irisf Poikiloderma,
ormis,Herpetiformis, Teleangiektasi
• Ukuran lesi
Serpiginosa
• Milier, Lentikuler,
Numular, Plakat
• Batas Lesi
• Tegas/sirkumskripta,
Tidak tegas/difus
Pemeriksaan fisik status dermatologis

Efloresensi
Tipe Lesi
Lokalisasi: Perut dan
punggung

Distribusi : Regional
Erupsi mengikuti garis
tubuh membentuk
gambaran pohon cemara
terbalik Bentuk dan Pola :
Teratur (oval) dan
Sekunder Polisklik (pohon cemara
terbalik)

Skuama halus berbatas


tegas, tepi reguler, ukuran
bervariasi 2-4 cm. Ukuran : Numular

Makula eritema
Primer Batas lesi : Tegas
(Sirkumskripta)
2. Pemeriksaan lampu wood

Definisi dan Tujuan Alat Cara Pemeriksaan Interprestasi


• Pemeriksaan • Sarung tangan non • Ruangan pemeriksaan • Tinea kapatis / tinea
Lampu Wood steril harus sepenuhnya versikolor
merupakan salah satu • Lampu Wood (365 gelap dan pemeriksa (fluoresensi warna
uji diagnosis dengan nm) harus beradaptasi pada kuning keemasan)
alat diagnostik non- kegelapan agar dapat • Eritrasma ( Warna
invasif dan dapat melihat kontras coral red)
memberikan dengan jelas. • Porfiria kutanea tarda
fluoresensi dengan • Jelaskan kepada (fluoresensi warna
cara sinar yang pasien prosedur kehijauan
diarahkan ke lesi akan pemeriksaan. • Vitiligo (Warna
dipantulkan • Lampu dipanaskan tampak lebih putih)
berdasarkan perbedaan selama lima menit .
berat molekul • Cuci tangan.
metabolit organisme • Gunakan sarung
penyebab sehingga
menimbulkan indeks tangan.
bias berbeda yang • Sumber cahaya
dapat menghasilkan sebaiknya berjarak 10-
warna tertentu. 15 cm dari lesi dan
sebaiknya tidak
membersihkan daerah
yang akan diperiksa.
Tidak didapatkan perubahan warna pada lesi
Pemeriksaan Laboratorium Kultur Apusan Lesi Kulit

Untuk 1. Skapel / pisau kulit 1.Sediaan diambil dari kelainan

Alat dan Bahan

Cara Pemeriksaan
kulit yang paling aktif.
pemeriksaan BTA 2. Kapas alcohol 2.Pengambilan sediaan apus
dalam 3. Kaca objek yang dilakukan di 3 tempat yaitu cuping
mendiagnosis telinga kiri, cuping telinga kanan
bersih, tidak dan bercak yang paling aktif
lepra (Morbus berlemak dan tidak 3.Kaca objek diberi nama, dan
Hansen) dengan bergores nomor identitas.
menggunakan 4.Lampu spiritus 4.Jepit kulit pada bagian tersebut
dengan forcep / pinset atau dengan
specimen goresan 5Pensil kaca jari tanngan untuk menghentikan
kulit. aliran darah ke bagian tersebut.
6. Forsep / pinset
5.Kulit disayat sedikit dengan pisau
steril sepanjang kurang lebih 5 ,
dalamnya 2 mm. Bila terjadi
perdarahan bersihkan dengan
kapas.
6.Kerok tepi dasar sayatan
secukupnya dengan menggunakan
punggung mata pisau sampai
didapat semacam jaringan dari
epidermis dan dermis, kemudian
dikumpulkan pada kaca objek

Mycobacterium Leprosy (-)


4. Tes KOH

• Untuk melihat elemen jamur seperti hifa panjang, hifa pendek, pseudohifa dan blastospora .
Tujuan

• Pisau scalpel tumpul, Selotip, Kapas lidi, Kaca obyek, Kaca penutup,, Api Bunsen, Mikroskop cahaya
Alat dan • Alkohol 70%, Larutan NaCl 0,9%, Larutan KOH 10% (untuk pemeriksaan rambut), Larutan KOH 20% (untuk pemeriksaan
Bahan kuku dan kulit), Tinta parker biru-hitam

• Kulit
• Kuku
Spesimen • Rambut

• Letakkan skuama diatas kaca objek, tetesi larutan KHO, tutup dengan kaca penutup.
• Lekatkan selotip pada kaca objek yang telah ditetesi KOH.
• Biarkan selama 15 menit atau lewatkan diatas api Bunsen
Pebuatan • Periksa dan amati dibawa mikroskop cahaya dengan pembesaran 100X, kemudia 400X.
sediaan • Bila kurang jelas, dapat ditetesi tinta parker, sehingga memberi warna dasar biru-kehitaman sedangkan elemen jamur tetap
jernih.

• Dermatofitosis : elemen jamur kulit berupa hifa panjang atau artrospora.


Interpretasi • Kandidiasis : elemen jamur berupa spora, blastospora dan pseudohifa.
• Pitriasis versikolor : elemen jamur berupa sekelompok spora oval / bulat, blastospora dan hifa pendek.

Tidak didapatkan spora maupun hifa


PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Wanita berumur 28 tahun
Lokasi anatomi dan
Keluhan Utama Bercak Pemeriksaan lampu
distribusinya di tubuh :
kemerahan wood: tidak didapatkan
Regional ( Regio
Riwayat Penyakit Sekarang Thorakalis Posterior perubahan warna pada
Onset 2 minggu (Punggung) dan Regio lesi
ANAMNES

PEMFIS

PENUNJAN
G
IS

P.
Abdominalis (Perut)) Pada pemeriksaan
Lokasi  Perut dan
punggung Bentuk : Reguler (Oval) laboratorium kultur
Kronologis  Bercak Lesi primer : Makula apusan lesi kulit:
kemerahan bermula muncul Eritema Mycobacterium Leprosy
pada perut berbentuk oval Lesi sekunder : Skuama (-)
kemudian perlahan menyebar Halus Tes KOH: tidak
ke punggung. didapatkan spora
Batas : Tegas
KualitasRuam terasa gatal (Sirkumskripta) maupun hifa
yang hilang timbul dan
Ukuran : Bervariasi 2-
semakin gatal ketika 4cm (Lentikular-
berkeringat.
Numular)
RPD Tidak memiliki
Erupsi mengikuti garis
riwayat diabetes melitus
tubuh membentuk
maupun penyakit kulit gambaran pohon
sebelumnya
cemara terbalik.
DIAGNOSIS
PITIRIASIS
ANAMNES
ROSEA
IS

PEMERIK
SAAN
FISIK

PEMERIK
SAAN
PENUNJA
NG
PITIRIASIS ROSEA

DEFINISI
• Pitiriasis rosea ialah erupsi kulit akut yang sembuh sendiri,
dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan
skuama halus. Kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih
kecil di badan, lengan, dan tungkai atas yang tersusun sesuai
dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh dalam waktu
ETIOLOGI DAN EPIDEMOLOGI
3-8 minggu.

• Tidak diketahui pasti, diduga berkaitan dengan


reaktivasi virus HHV-7 dan HHV-6
• Semua umur, terutama 15-40 tahun,
perempuan>laki-laki (1,5 : 1)
PITIRIASIS ROSEA

GEJALA KLINIS
• Gatal ringan
• Lesi pertama (herald patch) di badan, soliter, berbentuk oval
dan anular, diameter ± 3 cm. Ruam terdiri atas eritema dan
skuma halus di pinggir.
• Lesi berikut : lebih khas, < dari lesi awal, susunan sejajar
kosta menyerupai pohon cemara terbalik  “christmas tree”,
muncul 4 -10 hari
Predileksi
• Badan, lengan atas bagian proksimal, dan tungkai
atas
PITIRIASIS ROSEA
DIAGNOSIS
BANDING

Tinea Sifilis
Corporis Sekunder
DIAGNOSIS
BANDING

Dermatitis Psoriasis
Numularis Gutata
DIAGNOSIS
BANDING

Pityriasis Dermatitis
Lichenoides Seborik
Patofisiologi Pitiriasis Rosea

Para ahli masih berbeda pendapat tentang faktor-faktor penyebab timbulnya PR.

Ada yang menduga penyebabnya adalah virus, dikarenakan penyakit ini dapat sembuh
dengan sendirinya (self limited). Keterlibatan dua virus herpes yaitu HHV-6 dan HHV-7,
telah diusulkan sebagai penyebab erupsi.

HHV-7 terdeteksi sedikit lebih banyak daripada HHV-6, tetapi sering kedua virus
ditemukan.

Bukti dari adanya HHV-6 atau HHV-7 dan aktivitasnya juga ditemukan dalam proporsi (10-
44%) dari individu yang tidak terpengaruh, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
dengan infeksi, di mana virus tidak selalu menyebabkan penyakit.
Sementara ahli yang lain mengaitkan dengan berbagai faktor yang diduga berhubungan
dengan timbulnya PR, misalnya faktor penggunaan obat-obat tertentu (Metronidazole,
barbiturat, kaptopril,ketotifen)
Penatalaksanaan (Farmakologi)

Untuk gatalnya dapat


diberikan sedativa,

Bila terdapat gejala


menyerupai flu dan atau Sedangkan sebagai obat
kelainan kulit luas, dapat topical dapat diberikan
diberikan asiklovir bedak asam salisilat
5x800 mg per hari yang dibubuhi mentol
selama 1 minggu dan ½-1%
terapi sinar UVB
Penatalaksanaan ( Non Farmakologi)
Pasien biasanya khawatir akan berapa lama bercak di kulitnya akan hilang dan
apakah penyakitnya bersifat menular. Mereka harus diberi pengertian bahwa pitiriasis
rosea akan sembuh dengan sendirinya dan tidak bersifat menular

Pasien sebaiknya diminta untuk datang kembali apabila ruam masih tetap ada setelah
3 bulan lebih.

Memberikan edukasi kepada pasien agar tidak menggaruk saat gatal di tubuh pasien

Minum dan menggunakan obat yang telah diberikan secara tepat dan teratur

Mandi 2x sehari
PROGNOSIS DAN KRITERIA
RUJUKAN
• Prognosis pada
umumnya bonam karena
Prognosis penyakit sembuh spontan
dalam waktu 3-8
minggu.

Tingkat • 4A
Kemampuan
Kriteria • Tidak perlu dirujuk.
Rujukan
KESIMPULAN
Dari skenario ini, kami menyimpulkan bahwa pasien
mengalami (Pitiriasis Rosea). Pitiriasis rosea ialah erupsi kulit
akut yang sembuh sendiri, dimulai dengan sebuah lesi inisial
berbentuk eritema dan skuama halus. Pasien juga datang dengan
beberapa keluhan diantaranya bercak kemerahan pada perut dan
punggung 2 minggu yang lalu . Bermula pada perut berbentuk
oval dan menyebar ke punggung serta ruam terasa gatal terutama
saat berkeringat, hal ini dikarenakan pada saat berkeringat tubuh
akan mengalami kenaikan suhu dan menyebar. Tubuh akan
meningkatkan sirkulasi darah ke daerah yang merupakan sumber
panas. Ketika darah meningkat ke daerah panas, maka tubuh
mengalami kebingungan dan akhirnya akan melepaskan
histamine untuk membela diri, dampak dari pelepasan histamine
inilah yang menimbulkan rasa gatal. Itulah mengapa tubuh akan
merasa gatal saat berkeringat.
Dan pasien juga melakukan beberapa pemeriksaan penunjang
diantaranya Pemeriksaan lampu wood: tidak didapatkan
perubahan warna pada lesi. Pada pemeriksaan laboratorium
kultur apusan lesi kulit: Mycobacterium Leprosy (-).Tes KOH:
tidak didapatkan spora maupun hifa yang berarti pasien tidak
megalami infeksi bakteri ataupun jamur. Penatalaksanaan pada
skenario ini terdiri dari farmakologi dan non farmakologi.
Pengobatan bersifat simtomatik, untuk gatalnya dapat diberikan
sedativa, sedangkan sebagai obat topical dapat diberikan bedak
asam salisilat yang dibubuhi mentol ½-1%. Pada kasus ini harus
diberi pengertian bahwa pitiriasis rosea dapat sembuh dengan
sendirinya dan tidak bersifat menular, tidak menggaruk saat
gatal, mandi 2x sehari , mengganti pakaian jika terasa bahwa
pakaian tersebut telah basah atau terasa lembab atau berkeringat.
Prognosis pada umumnya bonam karena penyakit sembuh
spontan dalam waktu 3-8 minggu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai