Blok
Gangguan Dermatomuskuloskeletal
Members of Group 1
• Tutor : dr. Irmagian
1. Makula
Secara anatomi, suatu bercak, bintik, 2. Eritema
atau penebalan; suatu area yang dapat Kemerahan pada kulit yang dihasilkan
dibedakan dengan warna atau yang oleh kongesti pembuluh kapiler.
lainnya dari sekitarnya
4. Skuama
3. Erupsi Lapisan stratum korneum yang terlepas
Peristiwa memecah, muncul, atau dari kulit. Skuama disebut halus
menjadi terlihat; lesi efloresensi yang (pitiriasis) akan tampak bila dilakukan
tampak pada kulit akibat penyakit, kerokan atau peregangan kulit
ditandai oleh kemerahan, penonjolan, umumnya mirip taburan tepung atau
atau keduanya; ruam. bedak, skuama kasar bila langsung
dapat dilihat dengan mata biasa
Clarification of terminology
6. Pemeriksaan Status
5. Pemeriksaan KOH Dermatologis
Pemeriksaan mikroskopik untuk Pemeriksaan kulit secara
mengidentifikasi jamur dari kulit keseluruhan termasuk membrana
dan kuku. mukosa, regio genital-anal, kuku,
rambut, serta kelenjar limfe.
Ruam yang terasa gatal yang hilang timbul dan semakin gatal saat
berkeringat dikarenakan pada saat berkeringat tubuh akan
mengalami kenaikan suhu dan menyebar. Maka tubuh akan
melepaskan histamine, dampak dari pelepasan histamin inilah
maka tubuh merasa gatal saat berkeringat
Efloresensi
Tipe Lesi
Lokalisasi: Perut dan
punggung
Distribusi : Regional
Erupsi mengikuti garis
tubuh membentuk
gambaran pohon cemara
terbalik Bentuk dan Pola :
Teratur (oval) dan
Sekunder Polisklik (pohon cemara
terbalik)
Makula eritema
Primer Batas lesi : Tegas
(Sirkumskripta)
2. Pemeriksaan lampu wood
Cara Pemeriksaan
kulit yang paling aktif.
pemeriksaan BTA 2. Kapas alcohol 2.Pengambilan sediaan apus
dalam 3. Kaca objek yang dilakukan di 3 tempat yaitu cuping
mendiagnosis telinga kiri, cuping telinga kanan
bersih, tidak dan bercak yang paling aktif
lepra (Morbus berlemak dan tidak 3.Kaca objek diberi nama, dan
Hansen) dengan bergores nomor identitas.
menggunakan 4.Lampu spiritus 4.Jepit kulit pada bagian tersebut
dengan forcep / pinset atau dengan
specimen goresan 5Pensil kaca jari tanngan untuk menghentikan
kulit. aliran darah ke bagian tersebut.
6. Forsep / pinset
5.Kulit disayat sedikit dengan pisau
steril sepanjang kurang lebih 5 ,
dalamnya 2 mm. Bila terjadi
perdarahan bersihkan dengan
kapas.
6.Kerok tepi dasar sayatan
secukupnya dengan menggunakan
punggung mata pisau sampai
didapat semacam jaringan dari
epidermis dan dermis, kemudian
dikumpulkan pada kaca objek
• Untuk melihat elemen jamur seperti hifa panjang, hifa pendek, pseudohifa dan blastospora .
Tujuan
• Pisau scalpel tumpul, Selotip, Kapas lidi, Kaca obyek, Kaca penutup,, Api Bunsen, Mikroskop cahaya
Alat dan • Alkohol 70%, Larutan NaCl 0,9%, Larutan KOH 10% (untuk pemeriksaan rambut), Larutan KOH 20% (untuk pemeriksaan
Bahan kuku dan kulit), Tinta parker biru-hitam
• Kulit
• Kuku
Spesimen • Rambut
• Letakkan skuama diatas kaca objek, tetesi larutan KHO, tutup dengan kaca penutup.
• Lekatkan selotip pada kaca objek yang telah ditetesi KOH.
• Biarkan selama 15 menit atau lewatkan diatas api Bunsen
Pebuatan • Periksa dan amati dibawa mikroskop cahaya dengan pembesaran 100X, kemudia 400X.
sediaan • Bila kurang jelas, dapat ditetesi tinta parker, sehingga memberi warna dasar biru-kehitaman sedangkan elemen jamur tetap
jernih.
PEMFIS
PENUNJAN
G
IS
P.
Abdominalis (Perut)) Pada pemeriksaan
Lokasi Perut dan
punggung Bentuk : Reguler (Oval) laboratorium kultur
Kronologis Bercak Lesi primer : Makula apusan lesi kulit:
kemerahan bermula muncul Eritema Mycobacterium Leprosy
pada perut berbentuk oval Lesi sekunder : Skuama (-)
kemudian perlahan menyebar Halus Tes KOH: tidak
ke punggung. didapatkan spora
Batas : Tegas
KualitasRuam terasa gatal (Sirkumskripta) maupun hifa
yang hilang timbul dan
Ukuran : Bervariasi 2-
semakin gatal ketika 4cm (Lentikular-
berkeringat.
Numular)
RPD Tidak memiliki
Erupsi mengikuti garis
riwayat diabetes melitus
tubuh membentuk
maupun penyakit kulit gambaran pohon
sebelumnya
cemara terbalik.
DIAGNOSIS
PITIRIASIS
ANAMNES
ROSEA
IS
PEMERIK
SAAN
FISIK
PEMERIK
SAAN
PENUNJA
NG
PITIRIASIS ROSEA
DEFINISI
• Pitiriasis rosea ialah erupsi kulit akut yang sembuh sendiri,
dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan
skuama halus. Kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih
kecil di badan, lengan, dan tungkai atas yang tersusun sesuai
dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh dalam waktu
ETIOLOGI DAN EPIDEMOLOGI
3-8 minggu.
GEJALA KLINIS
• Gatal ringan
• Lesi pertama (herald patch) di badan, soliter, berbentuk oval
dan anular, diameter ± 3 cm. Ruam terdiri atas eritema dan
skuma halus di pinggir.
• Lesi berikut : lebih khas, < dari lesi awal, susunan sejajar
kosta menyerupai pohon cemara terbalik “christmas tree”,
muncul 4 -10 hari
Predileksi
• Badan, lengan atas bagian proksimal, dan tungkai
atas
PITIRIASIS ROSEA
DIAGNOSIS
BANDING
Tinea Sifilis
Corporis Sekunder
DIAGNOSIS
BANDING
Dermatitis Psoriasis
Numularis Gutata
DIAGNOSIS
BANDING
Pityriasis Dermatitis
Lichenoides Seborik
Patofisiologi Pitiriasis Rosea
Para ahli masih berbeda pendapat tentang faktor-faktor penyebab timbulnya PR.
Ada yang menduga penyebabnya adalah virus, dikarenakan penyakit ini dapat sembuh
dengan sendirinya (self limited). Keterlibatan dua virus herpes yaitu HHV-6 dan HHV-7,
telah diusulkan sebagai penyebab erupsi.
HHV-7 terdeteksi sedikit lebih banyak daripada HHV-6, tetapi sering kedua virus
ditemukan.
Bukti dari adanya HHV-6 atau HHV-7 dan aktivitasnya juga ditemukan dalam proporsi (10-
44%) dari individu yang tidak terpengaruh, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
dengan infeksi, di mana virus tidak selalu menyebabkan penyakit.
Sementara ahli yang lain mengaitkan dengan berbagai faktor yang diduga berhubungan
dengan timbulnya PR, misalnya faktor penggunaan obat-obat tertentu (Metronidazole,
barbiturat, kaptopril,ketotifen)
Penatalaksanaan (Farmakologi)
Pasien sebaiknya diminta untuk datang kembali apabila ruam masih tetap ada setelah
3 bulan lebih.
Memberikan edukasi kepada pasien agar tidak menggaruk saat gatal di tubuh pasien
Minum dan menggunakan obat yang telah diberikan secara tepat dan teratur
Mandi 2x sehari
PROGNOSIS DAN KRITERIA
RUJUKAN
• Prognosis pada
umumnya bonam karena
Prognosis penyakit sembuh spontan
dalam waktu 3-8
minggu.
Tingkat • 4A
Kemampuan
Kriteria • Tidak perlu dirujuk.
Rujukan
KESIMPULAN
Dari skenario ini, kami menyimpulkan bahwa pasien
mengalami (Pitiriasis Rosea). Pitiriasis rosea ialah erupsi kulit
akut yang sembuh sendiri, dimulai dengan sebuah lesi inisial
berbentuk eritema dan skuama halus. Pasien juga datang dengan
beberapa keluhan diantaranya bercak kemerahan pada perut dan
punggung 2 minggu yang lalu . Bermula pada perut berbentuk
oval dan menyebar ke punggung serta ruam terasa gatal terutama
saat berkeringat, hal ini dikarenakan pada saat berkeringat tubuh
akan mengalami kenaikan suhu dan menyebar. Tubuh akan
meningkatkan sirkulasi darah ke daerah yang merupakan sumber
panas. Ketika darah meningkat ke daerah panas, maka tubuh
mengalami kebingungan dan akhirnya akan melepaskan
histamine untuk membela diri, dampak dari pelepasan histamine
inilah yang menimbulkan rasa gatal. Itulah mengapa tubuh akan
merasa gatal saat berkeringat.
Dan pasien juga melakukan beberapa pemeriksaan penunjang
diantaranya Pemeriksaan lampu wood: tidak didapatkan
perubahan warna pada lesi. Pada pemeriksaan laboratorium
kultur apusan lesi kulit: Mycobacterium Leprosy (-).Tes KOH:
tidak didapatkan spora maupun hifa yang berarti pasien tidak
megalami infeksi bakteri ataupun jamur. Penatalaksanaan pada
skenario ini terdiri dari farmakologi dan non farmakologi.
Pengobatan bersifat simtomatik, untuk gatalnya dapat diberikan
sedativa, sedangkan sebagai obat topical dapat diberikan bedak
asam salisilat yang dibubuhi mentol ½-1%. Pada kasus ini harus
diberi pengertian bahwa pitiriasis rosea dapat sembuh dengan
sendirinya dan tidak bersifat menular, tidak menggaruk saat
gatal, mandi 2x sehari , mengganti pakaian jika terasa bahwa
pakaian tersebut telah basah atau terasa lembab atau berkeringat.
Prognosis pada umumnya bonam karena penyakit sembuh
spontan dalam waktu 3-8 minggu.
TERIMA KASIH