Anda di halaman 1dari 45

STUDI KASUS

SIROSIS HEPATIK
Andreanto 2448719003
Benny Kristian 2448719010
Birgitta Servia G.2448719012
Clara Rosa M. 2448719015
Devi Julianita 2448719016
Hery Sutanto 2448719024
Maria Pierena K.2448719028
Patricia Elaine S. 2448719034
Pauline 2448719036
Ryan Hutama 2448719040
William Santoso 2448719047
Pengertian HATI
SEHAT
• Sirosis merupakan stadium lanjut
dari fibrosis hati, dimana fibrosis
(jaringan parut) dibentuk setelah
terjadi peradangan dan bengkak
serta hati mencoba
memperbaikinya dengan
membuat jaringan parut tersebut

SIROSIS
HATI
Patofisiologi
› Dapat terjadi karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan,
alcohol, perlemakan hati atau penyakit lain yang menyebabkan
sumbatan saluran empedu.
› Sirosis yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan C ditandai dengan
adanya fibrosis portal dengan bridging fibrosis dan pembentukan
nodul
› Pembentukan fibrin yang terus menerus menutup portal sehingga
pertukaran oksigen antara sinusoid hepatis dan hepatosit terganggu.
› Pembentukan fibrin yang menyebabkan fibrosis disebabkan oleh
aktivitas sel stelata yang diinduksi oleh paparan oleh virus hepatitis.
Selain itu, angiogenesis dan kapilarisasi berlangsung terus menerus
sehingga menyebabkan gagal hepar dan meningkatkan tekanan
portal.
3
Faktor Resiko dan Etiologi

4
5
Tata Laksana Sirosis
Simptomatis Terapi terhadap
Supportif Komplikasi yang
Timbul
Asites -> kombinasi
Istirahat yang cukup, furosemid
makanan yang seimbang
Hematemesis, melena ->
detrosa/salin dan PCR
Pengobatan berdasarkan
etiologi: misalnya alkohol dan
obat-pbatan dianjurkan untuk Ensepalopati -> + KCL pada
dihentikan. Hemokromatosis, hipokalemi, pemberian antibiotik
sefalosporin jika terjadi infeksi
hentikan penggunaan
preparat yang mengandung
Peritonitis -> diberikan
besi. Pada pasien hepatitis antibiotik pilihan seperti cefotaksim,
diberikan kortikosteroid ampicillin, aminoglikosida
MANIFESTASI KLINIS
SINDROMA
JAUNDICE ACITES
HEPATORENAL

HIPERTENSI HIPERKOLESTER
PRURITUS
PORTAL OLEMIA

ENSEFALOPATI
HIPOALBUMIN ANEMIA
HEPATIK
Asites merupakan manifestasi kardinal dari penderita sirosis hepatis, yaitu
penimbunan cairan serosa dalam rongga peritoneum.
ASCITES
Tekanan yang
mempertahankan cairan tetap
di pembuluh darah
Patofisiologi
- Penurunan tekanan onkotik
- Peningkatan tekanan hidrostatik

Tekanan cairan yang mengalir


pada pembuluh darah

Anatomy of the splanchnic, portal and hepatic venous circulation. (With permission:
Gelman S, Mushlin PS. Catecholamine-induced changes in the splanchnic circulation
affecting systemic hemodynamics. Anesthesiology 2004, 100: 434-439).  
SBP didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi pada cairan
asites yang disebabkan oleh infeksi enterik (Horinek dan Fish, SBP
2009) Manajemen terapi :

Etiologi :
- Bakteri gram negatif adalah penyebab
yang paling umum (80% kasus)
- Didominasi oleh Escherichia coli

Diagnosis SBP:
- Diagnosis SBP didasarkan pada analisis
asites yaitu jumlah sel neutrofil asites
(PMN) > 250 sel
AASLD Pracice Gudiline: Management of Adult Patients with Ascites, 2012.
HIPERTENSI PORTAL
• Hipertensi portal didefinisikan dengan adanya gradien lebih dari 5 mmHg
antara tekanan portal dan vena sentral (Dipiro et al, 2015).
• Mekanisme primer penyebab hipertensi portal adalah peningkatan resistensi
terhadap aliran darah melalui hati.

Gejala :
 Pendarahan Gastrointestinal : darah di tinja, muntah darah karena pecah spontan dan
perdarahan dari varises.
 Ascites (akumulasi cairan diperut)
 Mengurangi tingkat platelet, sel darah yang membantu membentuk gumpalan darah atau
sel darah putih, sel-sel yang melawan infeksi.
VARISES ESOPHAGUS
Pembuluh darah yang disebut vena
• Ditandai dengan pembesaran abnormal porta membawa darah dari organ
pembuluh darah vena di esofagus bagian pencernaan ke hati.
bawah. Pada sirosis
• Terjadi karena masalah dengan aliran darah di
hati yang disebabkan oleh penyakit hati aliran darah bisa tersumbat karena
kronis. jaringan parut hati.

• Perawatan diperlukan untuk mencegah


terjadinya pecah (pecah) dan berdarah. meningkatkan tekanan darah
di vena portal (hipertensi
portal)

Darah kemudian kembali ke


pembuluh darah terdekat di
kerongkongan dan perut,
menyebabkan varises.
ENSEPHALOPATHY HEPATIC
 Ensefalopati hepatik didefinisikan
sebagai perubahan status mental atau Menurut kriteria West Haven, ditandai dengan:
neuropskiatrik dan fungsi kognitif Tahap Keterangan
yang terjadi karena gagal hati.
1 Perubahan pola bangun tidur dan pelupa
2 Kebingungan, perilaku aneh, dan
Kerusakan pada hati disorientasi
Hati mampu memecah amonia sehingga 3 Letargi dan disorientasi yang mendalam
membuatnya tidak berbahaya
4 Koma
Produksi amonia oleh di dalam perut dan
usus menjadi lebih banyak. 

Amonia masuk ke dalam darah, menuju otak, dan


menyebabkan gejala yang mengganggu fungsi otak.
EFUSI PLEURA Atelektasis lobus
 Penumpukan cairan di pada rongga  kondisi ketika sebagian atau
pleura satu lobus (segmen) paru-paru pada
seseorang tidak berfungsi
SOAP
PROFIL PASIEN
Tn. Sumarto (52 tahun) Alergi : -

Berat Badan/Tinggi Badan: 55kg/ 160cm Kepatuhan :

MRS : 5 Juni 2019 Alkohol/Merokok : -

KRS : - Obat-obat tradisional : -

Riwayat Pengobatan: Furosemide, Propanolol, Omeprazole, Spironolakton

Alasan MRS : Perut membesar, keras, nyeri


Diagnosa: EH grade 1-2; Melena; Asites Permagna; SH child C Hepatitis B related +
Hipokalemia; Hipoalbumin; Anemia; Atelektasis lobus Medius D; Efusi Pleura D minimal.
Subjektif
Keluhan Utama pada awal MRS

Acites Berulang

Nyeri skala 2

Nyeri menusuk tajam terutama bila


berbaring dan tidur miring
Objektif
Objektif
Data Tanggal
Klinik
Normal
5/6 6/6 7/6 8/6 9/6 10/6 11/6 12/6 13/6 14/6

Suhu 36,5 37,2 37 36,5 - 36,2 36,7 36,8 36,7 36,7

Nadi 80-100x/menit 65 66 90 84 - 68 64 57 57 60

RR 18-20x/menit 22 20 20 20 - 22 22 20 20 20

Tek. <130/80mmHg 100/ 82/50 70/40 90/60 - 90/60 90/60 110/70 110/70 120/80
Darah 70

GCS 456 435 456 456 456 - 456 456 456 456 456
Tanggal
Data Laboraturium Normal
5/6 6/6 7/6 10/6 11/6

DL Hb (11-18 g/dl) 8,8 5,6


SE K (3,8-5,0) 2,9 2,9 3,5
Na (136-144) 137 129 134
Cl/Phosphat (109,5) 101 95 101
RFT BUN (5-25 mg/dl) 8 19
SCr (0,5-1,5) 1,09
BGA pH (7,35-7,45) 7.56
PCO2 (35-45) 2,8
PO2 (80-100) 128
HCO3 (21-28) 25,1
WBC (4,5-10,5 K/µl) 8940 4558
PLT (150-450) 114000 82000
LFT SGOT (0-36) 45
SGPT (0-41) 31
Bil. Total (<1,5) 3,56
Bil. Dir/indir - 1,85

UL pH dan Albumin (Albumin 3,4-5) 8 dan 2,1 2,4 1,8 2,2

GDA (<200 mg/dl) 96


DMN - 53
T.Protein (0-8) 1,6
Glukosa dan WBC - 103 dan 124
Tanggal Pemberian Obat
Nama Obat dan dosis regimen

Pengobatan yang diterima


Inf. Komafusin 500ml/ 24 jam
6/6 7/6 8/6 9/6 10/6 11/6 12/6 13/6 14/6

Trans albumin 20% 100


ml/4jam
Laktulosa po 30ml/8jam
KSR tab po/8 jam
Propanolol 10mg/12 jam
Spironolakton po 200mg/24
jam
Inf. NaCL 0,9% 500cc -> 1 Fl

Injeksi OMZ 40mg/6 jam


PRC
Injeksi cefotaxime 2 g
Injeksi vit. K/8 jam iv
Lanzoprazole iv
Ocriotid 0,1mg dalam P2 100
ml
Lamivudin 100 mg po/12 jam

Furosemid 2 mg/8 jam


Kalium Slow release
SOAP
Spironolakton
Subject:
- Riwayat pengambilan cairan 5L
- Perut membesar dan keras
Object:
Kalium menurun
Asessment :
Pemberian Spironolakton (Obat diuretik hemat kalium)
ESO: Hiperkalemi (membantu meningkatkan kadar kalium pada darah
Spironolakton digunakan untuk membantu menangani asites
Plan:
- Pengontrolan kadar kalium pada darah pasien
- Pengontrolan terhadap asites berulang
Furosemid
Subject:
Riwayat: Pernah dilakukannya pengambilan cairan perut ± 5L
Perut membesar, keras dan nyeri (asites berulang)
Object:
Kalium menurun
Asessment :
Setelah kalium mencapai normal diganti dengan Furosemid (obat diuretik kuat)
ESO: Hipokalemi
Plan:
- Pengontrolan kadar kalium pada darah pasien
- Pengontrolan terhadap asites berulang
- Perlu adanya diet garam pada pasien
NaCl
Subject:
Perut membesar
Object:
- Kalium rendah (2,9)
- Nila Na rendah (129)
Asessment :
Pasien memiliki riwayat pengobatan spironolakton yang merupakan diuretik. Infus
NaCl diberikan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh akibat diuretik dan
mengembalikan keseimbangan elektrolit. Selain itu infus NaCl juga digunakan untuk
membuka jalur pemberian obat secara vaskular.
Plan:
- kontrol kadar elektrolit dalam tubuh
Komafusin
Subject:
Nyeri menusuk tajam terutama bila berbaring dan tidur, nyeri skala 2
Object:
- SGOT 45 ( tinggi)
- Billirubin tinggi
Asessment :
Pasien di berikan komafusin sebagai hepatoprotektor
Plan:
Kontrol nilai SGOT, SGPT dan bilirubin
Omeprazole
Subject: -
Object:
- Tekanan darah rendah
Asessment :
- Pasien di berikan omeprazole untuk mencegah adanya mual muntah dari
efek samping obat seperti laktulosa, trans albumin, cefotaxime
-pengobatan lini 1 mual muntah
Plan:
visit pasien dan tanyakan apakah ada keluhan ESO
Laktulosa
Subject:
Nyeri
Object
GCS hari 1 = 435
Object : -
Assesment :
Laktulosa dapat digunakan untuk mengatasi enselophaty hepatic
ESO: hipokalemi, diare, aktivitas usus berlebih
Planning :
- Kontrol kadar kalium dalam darah
- Kontrol elektrolit dalam tubuh dengan infus NaCl
KSR Tablet
Subject : -
Object :
Kalium rendah (5/6= 2,9 ;6/6=2,9 ;10/6=3,5)
Assesment :
Hipokalemi dapat disebabkan karena penggunaan diuretik
furosemid, laktulosa dan adanya suction dari cairan asites
Planning:
- Kontrol kadar kalium
Octriotid
Subject:
Nyeri
Object:
Hb rendah 5/6=8,8 dan 10/6=5,6
Assesment:
Dilakukan terapi menggunakan octriotid untuk mengatasi melena yang
dikarenakan oleh varises esfogus (ESO: Bradikardi) dan vitamin K untuk
membantu pembekuan darah
Planning:
- Kontrol Hb pasien
- Kontrol denyut jantung pasien
Vitamin K
Subject:
Nyeri
Object:
Hb rendah 5/6=8,8 dan 10/6=5,6
Assesment:
Dilakukan terapi menggunakan vitamin K untuk membantu pembekuan
darah
Planning:
- Kontrol Hb pasien
- Kontrol denyut jantung pasien
Cefotaxime
Subject:
Acites berulang, banyak cairan di dalam rongga perut
Object: -
Assesment:
Diberikan cefotaxime sebagai profilaksis sebagai lini pertama untuk
pencegahan infeksi
Planning:
- Evaluasi cairan(untuk menentukan bakteri yang dapat menginfeksi dan
sensitivitas bakteri terhadap antibiotik)
- Evaluasi kadar elektrolit darah/urin
Lanzoprasole
Subject: -
Object: -
Assesment:
Diberikan lanzoprasole (Proton Pump Inhibior) untuk menekan sekresi
asam lambung, mengurangi resiko pecahnya PD pada esofagus
(mencegah pendarahan berulang).
Planning:
- Dilakukan pengawasan terhadap kondisi pH lambung pasien agar
tidak H. pilori
Lamivudine
Subject: -
Object: -
Assesment:
Diberikan Lamivudine sebagai antivirus Hepatitis B. lamivudine sebagai
lini pertama dalam pengobatan Hepatitis B.

Planning:
- Monitoring HBsAg, HBV-DNA, HBeAg.
PRC
Subject: -
Object:
Nilai Hb rendah (8,8) serta tekanan darah rendah (100/70) pada tanggal
Assesment:
PRC diberikan karena pasien mengalami anemia akibat terjadinya melena
PRC seharusnya tetap diberikan hingga Hb pasien normal dan tidak
dihentikan karena Hb pasien masih rendah pada tanggal (5,6)
Planning:
Pengawasan terhadap Hb pasien serta diberikan terapi untuk membantu
menghentikan pendarahan pasien
Trans Albumin
Subject:
Perut Membesar (tanda asites yang merupakan salah satu gejala
hipoalbumin)
Object:
Albumin rendah (2,1)
Assesment:
Mencari penyebab kondisi dan mengatasinya, pemberian transfusi
albumin hingga kondisi patologis teratasi Albumin ( 3.5)
Planning:
- Mencari penyebab kondisi dan mengatasinya, Evaluasi kadar albumin
Propanolol
Subject:
Melena (perdarahan akibat pecahnya varises esofagus). Adanya varises esofagus menunjukkan
pasien mengalami hipertensi porta
Object:
Hb rendah pada tanggal 5/6 (8.8 g/dL) dan pada tanggal 10/6 (5.6 g/dL)
Assesment:
- Mengontrol tekanan darah pada vena porta hepatika dengan pemberian obat propanolol
sehingga tidak timbul varises esofagus pada lokasi yang lain
- Pasien mengalami underdose karena propanolol yang diberikan hanya 10 mg/12 jam
(seharusnya 10 mg, 3 kali sehari untuk pengobatan varises esofagus).
- Waspada efek samping hipotensi dan hiperkalemia
Planning:
- Evaluasi dan monitoring tekanan darah
- Evaluasi dan monitoring kadar kalium
- Saran kepada dokter untuk meningkatkan dosisnya menjadi 10 mg/8 jam
No Nama Obat, regimen dosis, stabilitas, ESO Dosis literatur dan Lama Pemberian Indikasi
Infus Komafusin 500mL/24 jam 1000-1500ml/24 jam dengan kecepatan 40- Untuk mengembalikan kesadaran,
Stabilis pada suhu dibawah 25oC, dan 60ml/jam atau 15-20 tetes / menit hepatoprotektor, meningkatkan
1 terhindar dari cahaya. regenerasi sel, meningkatkan produksi
Kontra indikasi untuk px hiperkalemi urea dari amonia

Trans. Albumin 20% 100ml / dalam 4 jam Maks : 2g/kgBB per hari. Kecepatan infus 1- Terapi hipoalbumin
Stabil pada pH 7.4 2ml/menit
2 ESO: Utikaria/Biduran, Demam, Mual Pemberian hingga kondisi patologis teratasi
Muntah, Sakit kepala, takikardi/bradikardi Albumin ( 3.5)

Lactulosa PO 30mL/8 jam 10-30ml/ 3x sehari. Pemberian setiap hari. Hepatoprotektor, terapi ensefalopati
Stabil pada suhu kamar 15oC - 30oC   hepatik (menurunkan produksi dan
3 ESO: hipokalemi, mual muntah, keram menarik amonia dari darah ke kolon)
perut, diare, aktivitas usus berlebih

KSR tab po/8jam 1/2 tab (600mg) / 2-3 x sehari (setiap 12/8 Terapi hipokalemia
Stabil pada suhu kamar 25 C - 30 C
o o
jam sehari)
ESO: Mual muntah, nyeri perut dan (mims). Pemberian serum K > 3.5
4 menelan, Diare, pendarahan saluran cerna,
hipersensitivitas dan hiperkalemi

Propanolol 10mg/12jam 40-80 mg bid (2x sehari)  hipertensi portal Untuk mengatasi hipertensi portal &
Stabil pada suhu kamar 25oC - 30oC 10 mg 3x sehari  varises esofagus pendarahan varises, menghambat
5 ESO: Mual muntah, konstipasi, hipotensi, (mims). Pemberian setiap hari (MIMS) sekresi renin
fatigue, hiperkalemi
Dosis literatur dan Lama
No Nama Obat, regimen dosis, stabilitas, ESO Indikasi
Pemberian
Spironolakton po 200mg/24 jam Sirosis hepatik & edema Diuretik sebagai terapi ascites dan
Stabil pada pH 4.5, dan suhu kamar 25oC - 30oC 200-400mg/hari efusi pleura
6 ESO: pusing, gastric bleeding, demam, hiperkalemi (mims). Pemberian hingga
kondisi patologis teratasi (acites
teratasi)
Infus NaCl 0,9% 500cc  Pemberian selama di RS Untuk mengganti cairan yang keluar
7 Stabil pada pH 6.7-7.3 dari tubuh akibat diuretik,
keseimbangan elektrolit
Inj. OMZ 40mg/6jam (omeprazole) 20-40mg/hari Untuk menekan sekresi asam
Stabil pada suhu dibawah 25oC, Pengenceran injeksi Lama pemberian 4-8 minggu lambung, mengurangi resiko
Omeprazole dengan NaCl 0.9% stabil selama 12 jam, (MIMS) pecahnya PD pada esofagus
dengan dextrose 5% stabil selama 3-6 jam. (mencegah pendarahan berulang)
8 ESO: pusing, nyeri perut, diare, mual muntah, perut
kembung

PRC
9 Stabil pada 1oC-6oC selama 42 hari. Pemberian hingga Hb > 10  Terapi anemia
ESO: gatal, sulit bernafas, demam, sakit kepala
Inj. Cefotaxime 20 infeksi
Cefotaksime iv stabil selama 24 jam pada suhu 25oC
dan stabil selama 10 hari pada suhu <5oC dan 1-2gr / 8-12 jam (max 12g/hari).
10
Cefotaksime stabil pada pH 5-7. Pemberian 5-10 hari.
ESO: kolitis, diare, demam, mual, trombositopenia,
kesemutan
No Nama Obat, regimen dosis, stabilitas, ESO Dosis literatur dan Lama Pemberian Indikasi

Inj. Vit. K 10mg/8jam iv


Stabil pada suhu < 25oC, hindarkan dari cahaya 10-40mg/hari. Pemberian hingga perdarahan
11 matahari dan stabil pada pH 5-7. berhenti. Pembekuan darah

Lansoprazole iv Untuk menekan sekresi asam


Stabil pada suhu <25 C namun masih stabil sampai
o
lambung, mengurangi resiko
12 dengan 2 bulan setelah terkena bahaya matahari 30 mg/hari, lama pemberian 4-8 mingggu pecahnya PD pada esofagus
(MIMS)
dan stabil pada pH basa. (mencegah pendarahan
ESO: Pusing, diare, konstipasi, mual dan nyeri perut berulang)

Ocriotide 0,1mg dalam p2 100ml (p2=larutan ringer


laktat)
stabil pada suhu 2oC - 8oC dan hindarkan dari sinar
25mcg/jam untuk 48 jam (sampai 5 hari
13 matahari, pada suhu ruang 20 o
C - 30 o
C bisa untuk pasien dengan resiko tinggi Manajemen terapi varises
bertahan selama 14 hari jika dihindarkan dari sinar esofagus
pendarahan). Pemberian 5 hari (MIMS)
matahari dengan pH 4.2 ± 0.3.
ESO: Hepatitis kolestatik, disglikemia, hipertiroid,
bradikardi
No Nama Obat, regimen dosis, stabilitas, ESO Dosis literatur dan Lama Pemberian Indikasi

Lamivudine 100mg po/12 jam


Stabil pada suhu kamar 25oC - 30oC
14 ESO: batuk, diare, kelelahan, panas, pusing, 100mg 1xsehari Antivirus hepatitis B
muntah, neuropati sistem nervous, pankreatitits

Furosemid 2mg/8jam iv 10-20mg 1-2 menit


Stabil pada tempat yang terlindung dari cahaya Infus iv berkelanjutan : 0,1mg/kg/jam Diuretik sebagai terapi ascites
15 ESO: Hiperuriseia, hipokalemi, anemia, diare, Max : 0,4mg/kg/jam. Pemberian hingga dan efusi pleura
pusing, hipotensi kondisi patologis teratasi (acites teratasi)

Mencegah hipokalemi : 20mEq/hari


(310mg/hari)
Tratment : 40-100 mEq
Kalium slow release (620mg-1550mg)/hari
16 Stabil pada suhu kamar 25oC - 30oC . Terapi hipokalemia
1mEq=15.5 mg
1 tab  8 mEq (124 mg) , 10 mEq, 15 mEq,
20 mEq kaliumklorida
Drug Related Problem
DRP (Drug Related
No
Problem) Keterangan Saran
Ada indikasi tidak Pasien mengalami sakit nyeri namun tidak Diberikan obat antinyeri
1 ada terapi diberikan antinyeri
Ada indikasi tidak Pada tanggal 10 Hb pasien rendah 5,6 namun tidak Diberikan terapi PRC
2 ada terapi di berikan terapi apapun
Duplikasi Pada tanggal 11 dan 12 di berikan omeprazole dan Diberikan salah satu atau tidak
lansoprazole bersamaan, padahal kedua obat ini digunakan bersamaan karena memiliki
memiliki indikasi yang sama fungsi yang sama. Lebih baik di berikan
lansoprazole (interaksi dengan obat
3 lain lebih sedikit, tidak menyebabkan
defisiensi vitamin, dan lebih bersifat
polar di banding omeprazole)

Interaksi   Propanolol + Spironolakton (Meningkatkan kadar  



kalium)  Monitoring kadar kalium
     Propanolol + KSR (Meningkatkan kadar kalium)
Spironolakton + KSR (Meningkatkan kadar kalium)
Plan KIE
 

44
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai