Anda di halaman 1dari 6

Background

Penyakit ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh proses kerusakan
yang tidak dapat diubah, sehingga membutuhkan terapi hemodialisis sebagai terapi pengganti
untuk fungsi ginjal. Pasien hemodialisis sering mengalami masalah psikososial. Ini adalah
kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas terapi Murottal Al-Qur'an
dengan surah Ar-Rahman terhadap kecemasan Penyakit Ginjal Kronis (CKD) yang sedang
hemodialisa. Penelitian dilakukan di RSUD Gambiran Kediri. Penelitian ini menggunakan Quasi
Experimental dengan pendekatan desain pretest-posttest grup kontrol dengan sampel
menggunakan pengambilan sampel acak sederhana dari 58 responden. Uji-t sampel berpasangan
digunakan untuk menganalisis data dengan nilai α = 0,05. Hasil tes statistik memperoleh
penurunan kelompok pengobatan kecemasan 9,01 dengan nilai signifikansi kecemasan 0.000,
sementara penurunan kelompok kontrol kecemasan 22,41 dengan nilai signifikansi kecemasan
0.000. Murottal Al-Qur'an adalah gangguan yang baik sebagai pengalihan, karena dapat
menyebabkan pelepasan endorfin secara alami dan menyeimbangkan gelombang otak sehingga
pendengar mampu mendapatkan respon positif berupa kenyamanan yang dapat membantu
mengurangi kecemasan jika terjadi penyakit ginjal kronis yang menghadapi hemodialisa.

Background

Penyakit Ginjal Kronis (CRD) adalah gangguan progresif fungsi ginjal dan tidak dapat
dipulihkan, di mana tubuh tidak dapat mempertahankan metabolisme dan gagal menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit, itu menyebabkan laju glomerular kurang dari 6 Ml / min /
1,7m. (Pardede, 2012). Pasien dengan penyakit ginjal kronis yang mendapat hemodialisis sangat
penting karena hemodialisis merupakan salah satu pengganti terapi ginjal yang digunakan pada
pasien dengan penurunan fungsi ginjal. Pasien yang sedang menjalani hemodialisis harus
menjalani 4-5 jam setiap kali, ini menjadi stres fisik bagi pasien karena proses hemodialisis yang
panjang menyebabkan kebosanan dan kelelahan bagi pasien, serta tindakan pertama ketika
hemodialisis merasakan sakit ketika menyuntikkan pembuluh darah pembuluh darah dan arteri.
Gejala stres yang dirasakan oleh pasien yang mengambil hemodialisa seperti meningkatkan
tekanan darah, meningkatkan denyut nadi, telapak tangan berkeringat dan kaki dingin, dan leher,
ketegangan otot bahu dan punggung. Pasien yang mengambil hemodialisis merasakan
kecemasan yang mempengaruhi kelemahan fisik yang dirasakan setelah menjalani hemodialisa
seperti mual, muntah, nyeri, kelemahan otot dan edema adalah beberapa manifestasi klinis pasien
yang menjalani hemodialisa. Respon perilaku karena kecemasan yang dialami kepada pasien
yang mengambil hemodialisa adalah terlihat gugup, tegang, gugup, tremor, takut, kebingungan,
penurunan konsentrasi, bicara cepat, khawatir dan selalu waspada (Arif & Kumala, 2011).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Secara global lebih dari 500 juta orang
mengalami gagal ginjal kronis (Ratnawati, 2014). Untuk sekitar 1,5 juta orang harus menjalani
hidup tergantung pada dialisis (hemodialisis). Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas)
tahun 2013 prevalensi penyakit ginjal kronis di Indonesia sekitar 7,3%. Prevalensi pada usia 35-
44 tahun (0,3%), diikuti oleh usia 45-54 tahun (0,4%), dan usia 55-74 tahun (0,5%) dan tertinggi
dalam kelompok usia> 75 tahun (0 , 6%). Berdasarkan data perhimpunan nefrologi Indonesia,
terdapat 25.249 pasien penyakit ginjal kronis di Indonesia, dan terdapat 15.353 pasien yang
menjalani hemodialisa. Setiap tahun ada peningkatan 5-10% pasien dengan penyakit ginjal
kronis (Penrefri, 2011). Di Jawa Timur, menurut data Dinas Kesehatan Jawa Timur tahun 2010
berkisar antara 1-3 dari 1.000 penderita penyakit ginjal kronis (Indraratna, 2012).

Sulit bagi seseorang untuk menerima kenyataan bahwa ia harus mengambil hemodialisis seumur
hidup. Selain biaya yang mahal dan tidak nyaman, itu karena mereka harus datang berulang kali
dalam seminggu sehingga membuat hidup tidak nyaman (Alam & Hadibroto, 2007).

Pasien yang mengambil hemodialisis juga rentan terhadap masalah emosional seperti kecemasan
terkait diet dan pembatasan cairan, keterbatasan fisik, penyakit terkait, dan efek samping obat
seperti mual, muntah, nyeri, kelemahan otot dan edema, dan ketergantungan pada dialisis akan
berdampak pada menurunnya kualitas hidup pasien (Son et al., 2009). Respon perilaku karena
kecemasan yang dialami pada pasien yang mengambil hemodialisa adalah terlihat gugup, tegang,
gugup, tremor, takut, kebingungan, penurunan konsentrasi, bicara cepat, khawatir dan selalu
waspada. Dalam memberikan tindakan perawat dapat memberikan tindakan non-farmakologis
dan farmakologis untuk kecemasan dan stres. Aksi teknik non-farmakologis seperti relaksasi,
gangguan, teknik pernapasan, perubahan gerakan dan posisi, pijat, hidroterapi, terapi panas dan
dingin, musik, citra terpandu, akupresur. (Robson, 2013).

Salah satu teknik gangguan yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan adalah dengan
memberikan terapi Murottal Al-Qur'an, karena teknik gangguan adalah tindakan untuk
mengalihkan perhatian pasien. Hadi, Wahyuni dan Purwaningsih menyatakan (2012) bahwa
mendengarkan Murottal Al-Qur'an merupakan salah satu bentuk pemanfaatan Al-Qur'an dalam
proses penyembuhan. Murottal dapat didefinisikan sebagai suara al-Qur'an yang direkam yang
dinyanyikan oleh seorang Qori '(reciter al-Qur'an). Membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang
diragukan dapat menyebabkan ketenangan dan berpengaruh pada proses penyembuhan. (Kartika,
2015).

Surat Ar-Rahman dikenal dengan nama "Arus Al-Qur'an" (pengantin Al-Qur'an). Nabi SAW
berseri-beres "Semuanya memiliki pengantin dan pengantin Al-Qur'an adalah surah Ar-Rahman"
(HR. Al-Baihaqi). Efek relaksasi terapi Murottal terlihat ketika responden yang sedang
mendengarkan terapi Murottal menunjukkan respon positif termasuk responden terlihat tenang
sambil menutup matanya menikmati Murottal Ar-Rahman menunjukkan bahwa responden dalam
keadaan relaksasi (Wisudawati et al., 2014).

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas terapi Murottal Al-Qur'an dengan surah
Ar-Rahman terhadap kecemasan Penyakit Ginjal Kronis (CKD) yang sedang hemodialisa.

Metode

Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan Quasi Experimental oleh
Pretest-Posttest Design dengan Control Group. Populasinya 68, dan sampelnya 58 orang.
Penelitian dilakukan di RSUD Gambiran Kediri. Penelitian ini menggunakan Quasi
Experimental dengan pendekatan desain pretest-posttest grup kontrol dengan sampel
menggunakan pengambilan sampel acak sederhana dari 58 responden. Uji-t sampel berpasangan
digunakan untuk menganalisis data dengan nilai α = 0,05.

Hasil

Penelitian tentang "Efektivitas Terapi Murottal Al-Qur'an Oleh Surah Ar-Rahman Terhadap
Kecemasan Penyakit Ginjal Kranik (CKD) yaitu Sedang Hemodialisis di RSUD Gambiran" yang
dilaksanakan selama 30 hari, mulai 26 November 2018 hingga 29 Desember 2018. Tabel
karakteristik responden meliputi:

Diskusi
Kecemasan atas kejadian Penyakit Ginjal Kronis yang semakin hemodialisa di RSUD Gambiran
Kediri sebelum Diberikan Murottal Al-Qur'an surah Ar-Rahman

Kecemasan dalam kejadian gagal ginjal yang mengambil hemodialisa sebelum diberikan
Murottal Al-Qur'an surah Ar-Rahman diketahui bahwa ada nilai rata-rata 3,79. Dengan data
tingkat kecemasan yang dialami responden sebelum melakukan Surah Murottal Al-Qur'an Ar-
Rahman pada tingkat kecemasan sedang adalah 8 responden (28%), kecemasan berat adalah 19
responden (65%) dan kecemasan panik adalah 2 tanggapan (7% ) dari total 29 responden.

Kecemasan adalah perasaan menyelinap seolah-olah sesuatu yang buruk yang akan terjadi dan
merasa tidak nyaman seolah-olah ada ancaman. Seperti penyakit fisik lainnya, kecemasan pada
pasien dengan stadium terminal penyakit ginjal kronis sering dianggap sebagai kondisi alami.
Terminal Penyakit Ginjal Kronis (CRD) menyebabkan pasien mengalami hemodialisis. Terlepas
dari penyakit itu sendiri, pasien yang mengambil hemodialisis membutuhkan pembatasan diet
dan cairan, efek samping obat-obatan seperti mual, muntah, rasa sakit, kelemahan otot dan
edema, pola gaya hidup terbatas atau ketergantungan pada kehidupan yang cukup mahal untuk
menyebabkan hemodialisis, mengakibatkan kecemasan dalam jumlah pasien meningkat,
sehingga dukungan sosial untuk ini penderita sangat dibutuhkan. (Luana, 2012). Kecemasan
yang muncul pada pasien dengan penyakit ginjal kronis adalah ketakutan jarum, selalu bertanya
tentang aliran hemodialisis, kecemasan tentang proses hemodialisis, keringat dingin, denyut nadi
tidak teratur, buang air kecil yang mudah, wajah tegang dan gugup.

Kecemasan atas kejadian Penyakit Ginjal Kronis yang semakin hemodialisa di RSUD
Gambiran Kediri setelah Diberikan Murottal Al-Qur'an surah Ar-Rahman

Dalam penelitian yang telah dilakukan selama 34 hari ini, setelah melakukan terapi Surah
Murottal Al-Qur'an Ar-Rahman dengan tingkat kecemasan ringan adalah 5 responden (17%),
kecemasan sedang adalah 2 responden (7%) dan tidak ada kecemasan adalah 22 tanggapan
(76%) dari total 29 responden. Peneliti percaya bahwa sangat penting bagi pasien dengan
penyakit ginjal kronis yang cenderung mengalami kecemasan untuk mengambil hemodialisis
untuk mendapatkan dorongan lain dalam membantu mengurangi dan mengelola kecemasan
mengatasi dengan diberikan terapi gangguan menggunakan surah Murottal Al-Qur'an Ar-
Rahman. Pembacaan surah Ar - Rahman yang merupakan bagian dari Al-Qur'an dapat
mengurangi hormon stres dan mengaktifkan hormon endorfin alami sehingga mengalihkan
perhatian dari kecemasan dan meningkatkan perasaan relaksasi.

Efek samping dari terapi Murottal Al-Qur'an terlihat ketika responden menunjukkan respon
positif seperti terlihat tenang sambil menutup matanya menikmati pembacaan surah Ar-Rahman
dan memuji nama Allah SWT yang menandakan responden dalam kondisi nyaman dan tingkat
kecemasan yang sebelumnya sangat berat dapat menurun ketika pasien tidak merasa tegang dan
gugup, sementara itu pasien merasa nyaman, pasien tidak bertanya tentang proses hemodialisis
lagi, pasien tidak merasakan keringat dingin.

Mengurangi kecemasan jika terjadi Penyakit Ginjal Kronis yang mengambil hemodialisa
di RSUD Gambiran Kediri dengan Memberikan Murottal Al - Qur'an Surah Ar – Rahman

Hasil yang dilakukan pada 26 November 2018 hingga 29 Desember 2018, diperoleh analisis data
menggunakan Paired Sample T-Test yang merupakan nilai signifikansi atau nilai p pada
kecemasan 0.000 dengan tingkat signifikansi 5% atau α = 0,05. Karena nilai signifikansi atau
nilai p <α = 0,05 kemudian H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada penurunan kecemasan
dalam kejadian penyakit ginjal kronis yang mengambil hemodialisa dengan pemberian Murottal
Al-Qur'an Surah Ar-Rahman.

Para peneliti juga mengamati respon positif dari pasien dengan gagal ginjal kronis yang
menjalani hemodialisa untuk Murottal Al-Qur'Aan surah Ar-Rahman selama penelitian. Respon
positif yang muncul dari pemberian terapi Murottal terlihat ketika responden dengan penyakit
ginjal kronis yang mengambil hemodialisa menunjukkan respon positif seperti terlihat tenang
sambil menutup mata menikmati resitasi surah Ar - Rahman dan memuji nama Allah SWT saat
menjalani proses hemodialisis, dan itu menunjukkan responden dalam kondisi yang
menyenangkan dan mendengarkan dengan baik dan kecemasan yang sebelumnya sangat parah
adalah

Kecemasan mampu berkurang ketika pasien tidak gugup, tidak merasa tegang dan gugup, pasien
merasa nyaman, pasien tidak bertanya tentang proses hemodialisis lagi dan pasien tidak
merasakan keringat dingin. Mengurangi kecemasan dengan stimulasinya dapat meningkatkan
pelepasan endorfin secara alami dan menyeimbangkan gelombang otak sehingga pendengar bisa
mendapatkan respon positif berupa relaksasi atau ketenangan dan kenyamanan serta
mempengaruhi penurunan kecemasan yang dirasakan.

Kesimpulan

Sebagian besar responden adalah 19 (65,5%) responden dari total 29 responden dalam kategori
kecemasan berat tentang terjadinya Penyakit Ginjal Kronis yang mengambil hemodialisa
sebelum diberikan terapi Murottal Al-Qur'an untuk Ar-Rahman di RSUD Gambiran Kediri.
Setelah mengelola surat Murottal Al-Qur'an Ar-Rahman, ditemukan bahwa hampir setengah dari
responden adalah 13 (44,8%) responden dari total 29 responden cemas sementara pada pasien
dengan Penyakit Ginjal Kronis dengan hemodialisis. Hasil tes statistik memperoleh penurunan
nilai rata-rata kecemasan 9,01 terapi Murottal Al-Qur'an surah Ar-Rahman di RSUD Gambiran
Kediri.

Ada efektivitas terapi Murottal Al-Qur'an Surah Ar-Rahman daripada gangguan terapi relaksasi
terhadap kecemasan dan stres pada pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis yang mengambil
hemodialisa di RSUD Gambiran Kediri (nilai p 0.000 <0,05).

Anda mungkin juga menyukai