Anda di halaman 1dari 14

NASKAH PUBLIKASI

PUBLICATION MANUSCRIPT

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PADA PASIEN CKD (CHRONIC KIDNEY


DISEASE) DENGAN INTERVENSI INOVASI TEKNIK RELAKSASI
BENSON PADA KUALITAS TIDUR KOMBINASI DENGAN TERAPI
MUSIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DIRUANG
HEMODIALISA RSUD ABDUL WAHAB
SJAHRANIE SAMARIND TAHUN 2018

ANALYSIS OF NURSING CLINICAL PRACTICE ON CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)


PATIENT WITH INNOVATION INTERVENTION OF BENSON RELAXATION TECHNIQUE
ON SLEEP QUALITY COMBINED
WITH MUSIC THERAPY WHO HAS HEMODIALYSIS IN
HEMODIALYSIS ROOM OF RSUD ABDUL WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA IN 2018
Nurhadi Nata1, Tri Wijayanti2

DISUSUN OLEH
NURHADI NATA, S.KEP
17111024120153

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2019
Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien CKD (Chronic Kidney Disease) dengan
Intervensi Inovasi Teknik Relaksasi Benson pada Kualitas Tidur Kombinasi dengan Terapi
Musik yang Menjalani Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarind Tahun 2018
Nurhadi Nata1, Tri Wijayanti2

INTISARI

Latar Belakang :Pada pasien dengan penyakit chronic kidney disease (CKD), produksi eritropoeitin menurun
sehingga mengakibatkan terjadinya anemia, nafas pendek, insomnia dan kelelahan. Salah satu komplikasi yang terjadi
pada pasien hemodialisis yaitu insomnia dan penurunan kualitas tidur. Oleh karena itu, komplikasi ini perlu
diantisipasi, dikendalikan, serta diatasi agar kualitas hidup pasien tetap optimal dan kondisi yang lebih buruk tidak
terjadi. Salah satu tindakan non farmakologis untuk mengantisipasi adalah dengan memberikan terapi relaksasi benson
kombinasi terapi musik

Tujuan : Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk menganalisis intervensi inovasi Teknik Relaksasi
Benson pada kualitas tidur kombinasi dengan Terapi Musik yang menjalani hemodialisis

Metode : Dalam penelitian ini menggunakan The Pittsburgh Sleep Quality Index(PSQI). Sebelum diberi terapi
relaksasi benson yang dikombinasi dengan terapi musik pada pertemuan pertama pasien diberi kuisioner PSQI terlebih
dahulu. Lalu, setelah diberi relaksasi benson kombinasi terapi musik pasien diberi kuisioner lagi pada pertemuan ke 3

Hasil : Selama tiga kali pertemuan dilakukan tindakan intervensi didapatkan hasil terjadi perubahan pada penurunan
kualitas tidur pasien. Yaitu pertemuan pertama Jum’at tanggal 28 Desember 2018, skor The Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI) 12 dan setelah dilakukan intervensi inovasi pada pertemuan ke 3 tanggal 4 Januari 2019 skor The
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) 6

Kesimpulan : Analisis terapi menunjukkan adanya perubahan pada kualitas tidur.

Kata kunci : chronic kidney disease (CKD), relaksasi benson, terapi musik, kualitas tidur

1. Mahasiswa Ners Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur


2. Dosen Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Analysis of Nursing Clinical Practice on CKD (Chronic Kidney Disease) Patient with Innovation

Intervention of Benson Relaxation Technique on Sleep Quality Combined with Musictherapy who

Has Hemodialysis in Hemodialysis room of RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda In 2018

Nurhadi Nata1, Tri Wijayanti2

ABSTRACT

Background: Patient with chronic kidney disease (CKD), eritropoietin production was decreased then would cause
anemia, shortness of breath, insomnia and fatigue. One of complication that was occurred on hemodialysis as
follows insomnia and sleep quality reduction. As the result, this complication was required to be anticipated,
controlled, and overcome to make life quality of patient are optimal and worse condition did not occurred. One of
non-pharmacological treatment to anticipate is by giving benson relaxation therapy combined with music therapy.

Aim: This Nursing Final Scientific Paper aimed to analyze Innovation Intervention of Benson Relaxation on Sleep
Quality combined with Music Therapy to patient who had hemodialysis.

Method: In this research used The Pittsburgh Sleep Quality Index(PSQI). Before benson relaxation therapy which
was combined with music therapy was given on the first meeting, patient was give PSQI questionnaire first. Then
after benson relaxation combined with music therapy, patient was given questionnaire on the third meeting.

Result: During three meetings were implemented, on treatment intervention was obtained there was change on
patient’s sleep quality. It was the first meeting on Friday, 28th Desember 2018, The Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI) 12 and after innovation intervention on the third meeting on 4th Januari 2019 The Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI) 6.

Conclusion: Therapy analysis showed there was changed on sleep quality.

Keywords: chronic kidney disease (CKD), benson relaxation, music therapy, sleep quality

3. Nurse Profession Student of Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur


4. Lecturer of Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
PENDAHULUAN ada 80 persen pasien tak tersentuh
Ginjal merupakan salah satu organ yang pengobatan sama sekali (Susalit, 2012).
memiliki fungsi penting di dalam tubuh. Berdasarkan data rekam medik di ruang
Fungsi ginjal diantaranya mengatur HD RSUD A.W Sjahranie, didapatkan
konsentrasi garam dalam darah dan jumlah pasien CKD yang menjalani terapi
mengatur keseimbangan asam basa, hemodialisis mengalami peningkatan setiap
dengan cara menyaring, membersihkan dan tahunnya yaitu, pada Juli-Desember 2018
membuang kelebihan cairan dan sisa-sisa sebanyak 240 orang (Rekam Medik Ruang
metabolisme dalam darah. Ginjal juga HD RSUD A.W Sjahranie).
membantu memproduksi sel-sel darah Pasien chronic kidney disease yang
merah, memproduksi hormon yang melakukan hemodialisis di dunia
mengatur dan melakukan control atas diperkirakan berjumlah 1,4 juta orang
tekanan darah, serta membantu menjaga dengan insidensi pertumbuhan 8% per
tulang tetap kuat (YGDI, 2007). tahun. Di Iran jumlah pasien hemodialisis
Penatalaksanaan penyakit gagal ginjal pada tahun 2009 meningkat sampai 16.600
kronik selain memerlukan terapi diet dan pasien hemodialisis (Eslami et.al., 2014).
medikamentosa, pasien dengan chronic Di Indonesia berdasarkan data Indonesian
kidney disease juga memerlukan terapi Renal Registry jumlah pasien di unit
pengganti fungsi ginjal yang terdiri atas hemodialisis di tahun 2012 untuk pasien
hemodialysis dan transplantasi ginjal. baru sebanyak 19621 orang dan pasien aktif
Diantara kedua jenis terapi pengganti sebanyak 9161 orang.
fungsi ginjal tersebut, hemodialisis Pasien dengan hemodialisis memiliki
merupakan terapi yang umum digunakan. masalah gangguan tidur yang berefek
Menurut jenisnya, dialisis dibedakan terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis.
menjadi dua, yaitu terapi hemodialisis dan Gangguan tidur dialami setidaknya 50-80%
peritoneal dialisis. Sampai saat ini terapi pasien yang menjalani hemodialisis (Musci,
hemodialisis masih menjadi alternatif et al., 2004; Merlino, et al., 2006; Perl J, et
terapi (Markum dalam sudoyo,2006) al., 2006; Kosmadakis & Sabry, et al.,
Di seluruh dunia, diperkirakan 2 juta 2010).
orang mendapat dialisis setiap tahunnya Gangguan tidur yang umum dialami
dan di Indonesia angkanya mencapai diantaranya adalah Restless Leg Syndrom
55.000 orang (Anna, 2011). Dan di (RLS), Sleep Apne (SA), Excessive
Amerika Serikat sendiri, pada tahun 2010 Daytime Sleepines (EDS) (Merlino, et al.,
didapatkan data sejumlah 651.000 2006; Perl J, et al., 2006; Kosmadakis &
penderita gagal ginjal kronik yang dirawat Medcalf, 2008), narkolepsi, tidur berjalan
dengan dialisis dan transplantasi ginjal dan dan mimpi buruk (Merlino, et al., 2006;
200.000 orang penderita yang menjalani Sabry, et al., 2010), serta insomnia yang
hemodialisis karena gangguan ginjal memiliki pravelensi yang paling tinggi pada
kronis, artinya terdapat 1.140 dalam satu populasi pasien dialisis (Sabbatini, et al.,
juta penderita adalah pasien dialisis. 2002; Novak M, 2006, Pai MF, et al., 2007;
Sedangkan kasus gagal ginjal di Indonesia Al-Jahdali, et al., 2010).
setiap tahunnya masih terbilang tinggi. Tidur merupakan keadaan dimana
Jumlah penderitanya mencapai 300.000 seseorang mengalami perubahan status
orang tetapi belum semua pasien tertangani kesadaran pada waktu dan periode tertentu
oleh para tenaga medis, baru sekitar 25.000 (Potter & Perry, 2006). Menurut Virginia
orang pasien yang dapat ditangani, artinya cukup, karena pada waktu menghembuskan
Henderson dalam Asmadi (2008) istirahat nafas mengeluarkan karbondioksida (CO2)
dan tidur termasuk dalam urutan kelima dan saat menghirup nafas panjang
dari ke 14 komponen kebutuhan dasar mendapatkan oksigen yang sangat
manusia yang harus terpenuhi untuk diperlukan tubuh untuk membersihkan
membantu proses pemulihan kondisi darah dan mencegah kerusakan jaringan
seseorang. Tidur harus tercukupi agar otak akibat kekurangan oksigen (hipoksia).
mendapatkan kualitas tidur yang baik. Saat tarik nafas panjang otot-otot dinding
Kualitas tidur yang menurun dapat dialami perut (Rektus abdominalis, transverses
oleh siapapun termasuk pasien hemodialisa abdominalis, internal dan ekternal obligue)
(HD). menekan iga bagian bawah kearah belakang
Pasien hemodialisa cenderung memiliki serta mendorong sekat diafragma ke atas
kualitas tidur yang kurang baik, yang dapat dapat berakibat meninggikan tekanan intra
disebabkan karena beberapa faktor antara abdominal, sehingga dapat merangsang
lain yaitu faktor penyakit, latihan dan aliran darah baik vena cava inferior maupun
kelelahan, stress psikologis, nutrisi, dan aorta abdominalis, mengakibatkan aliran
lingkungan (Alimul, 2006). Dampak dari darah (vaskularisasi) menjadi meningkat
kualitas tidur yang buruk adalah gangguan keseluruh tubuh terutama organ - organ
aktifitas sehari – hari, penurunan kinerja, vital seperti otak, sehingga O2 tercukupi
kurang konsentrasi dalam menjalankan didalam otak dan tubuh menjadi rileks
aktifitas dan sulit membuat keputusan (Benson & Proctor, 2000).
(Potter & Perry, 2006). Penggunaan terapi musik ditentukan
Terapi yang dapat digunakan untuk oleh intervensi musikal dengan maksud
mengatasi kualitas tidur terdiri dari terapi memulihkan, merelaksasi, menjaga,
farmakologi dan non farmakologi. Terapi memperbaiki emosi, fisik, psikologis dan
non farmakologi untuk mengatasi kesehatan dan kesejahteraan. Musik dapat
gangguan tidur yaitu terapi pengaturan diri, menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik
terapi psikologi, dan terapi relaksasi. serta kecemasan, denyut jantung, laju
Terapi pengaturan diri dilakukan untuk pernafasan, dan tekanan darah yang
mengatur jadwal tidur penderita mengikuti berkontribusi pada perbaikan kualitas tidur
irama sikardian tidur normal penderita dan (Stanley, 1986, Good et al., 1999, Salmon
penderita harus disiplin mengatur jadwal et al., 2003 dalam Harmat, Takcs, and
tidurnya. Terapi psikologi ditujukan untuk Bodizs, 2007).
mengatasi gangguan jiwa atau stress berat Berdasarkan latar belakang yang
yang menyebabkan penderita sulit tidur. diuraikan diatas maka penulis tertarik
Terapi relaksasi dilakukan dengan untuk melakukan Analisis Praktik Klinik
relaksasi benson, relaksasi otot progresif, Keperawatan pada pasien CKD ( Chronic
latihan pasrah diri, terapi musik dan Kidney Disease ) dengan intervensi inovasi
aromaterapi (Alimul, 2006). Teknik Relaksasi Benson pada Kualitas
Cara kerja teknik relaksasi Benson ini Tidur Kombinasi dengan Terapi Musik
adalah berfokus pada kata atau kalimat Instrumen yang menjalani Hemodialisa di
tertentu yang diucapkan berulang kali Ruang Hemodialisa RSUD Wahab
dengan ritme teratur yang disertai sikap Sjahranie Samarinda 2018.
pasrah pada Tuhan Yang Maha Esa sambil
menarik nafas dalam. Pernafasan yang b. Saat pengkajian ( 28 Desember 2018)
panjang dapat memberikan energi yang Klien dipasang needle fistula di
TUJUAN tangan kanan. Kesadaraan klien pada
1. Tujuan Umum saat pengkajian dengan nilai GCS
Tujuan umum dari penulisan karya (Glasgow Coma Scale): Eyes 4
ilmiah akhir ners ( KIAN ) ini adalah (membuka mata spontan), Verbal 5
untuk melakukan analisa terhadap (orientasi penuh), Motorik 6
kasus kelolaan kepada pasien CKD (mengikuti perintah) dan didapatkan
(Chronic Kidney Disease) di Ruang hasil 15 yaitu composmentis (CM)
Hemodialisa RSUD Abdul Wahab c. Alasan dirawat di ruang HD
Sjahranie Samarinda. Klien mengalami gagal ginjal
2. Tujuan Kusus kronik dan kondisi klien lemah saat
a. Mengindentifikasi kasus kelolaan itu, sehingga klien dianjurkan untuk
dengan diagnosis medis CKD rawat jalan atau dilakukan
(Chronic Kidney Disease), yang hemodialisa. Jadwal hemodialisa
meliputi pengkajian, diagnose pasien 2 kali seminggu yaitu pada
keperawatan, intervensi hari Selasa dan Jumat siang.
keperawatan, implementasi, 2. Diagnosa Keperawatan
evaluasi dan pendokumentasian. a. Kelebihan volume cairan
b. Mengindentifikasi pengaruh berhubungan dengan Kelebihan
relaksasi benson pada kualitas asupan cairan
tidur pasien yang menjalani b. Ketidakefektifan perfusi jaringan
hemodialisa kombinasi dengan perifer berhubungan dengan
terapi musik pada pasien kelolaan hipertensi
dengan diagnosa medis CKD c. Resiko infeksi dengan faktor
(Chronic Kidney Disease). resiko prosedur invasive
ASUHAN KEPERAWATAN d. Insomnia berhubungan dengan
Klien bernama Tn. S, berjenis kelamin ketidaknyamanan fisik
laki-laki, usia 70 tahun, klien sudah e. Nyeri akut berhubungan dengan
menikah, beragama Kristen, pendidikan agen cedera fisik
terakhir SMA, alamat rumah di jl. f. Intoleran aktivitas berhubungan
marangkayuKlien sudah tidak bekerja lagi. dengan kelemahan umum
Klien sedang dirawat jalan di ruangan 3. Intervensi Inovasi
hemodialisa, Hemodialisa RSUD. Abdul Meningkatkan kualitas tidur dengan
Wahab Sjahranie Samarinda sejak 2 tahun relaksasi benson kombinasi dengan
yang lalu. terapi musik
1. Keluhan Utama Terapi relaksasi Benson yang
a. Saat masuk rumah sakit (2 tahun yang merupakan terapi relaksasi yang
lalu) memadukan teknik relaksasi nafas
Klien mengatakan klien masuk dalam dan relaksasi religi atau
karena hipertensi, dan klien di keyakinan memberikan manfaat yang
diagnosa gagal ginjal kronik 2 berlipat ganda dalam membangkitkan
tahun yang lalu sehingga klien ketenangan pada manusia.(Rambod,
disarankan dari dokter untuk et.al 2013)
dilakukan pencucian darah.
Menurut Djohan (2006) musik kembali tingkat kualitas tidur klien
memiliki efek membantu untuk menggunakan The Pittsburgh Sleep
menenangkan otak dan mengatur Quality Index(PSQI).
sirkulasi darah. Musik dapat
menurunkan aktivitas sistem saraf Berikut ini adalah hasil dari
simpatik serta kecemasan, denyut tindakan keperawatan inovasi
jantung, laju pernafasan, dan tekanan intervensi Releksasi Benson yang
darah yang berkontribusi pada dikombinasikan dengan Terapi Musik.
perbaikan kualitas tidur (Stanley, Dari hasil inovasi intervensi yang
1986, Good et al., 1999, Salmon et diberikan selama 3 kali pertemuan
al., 2003 dalam Harmat, Takcs, and pertama pada hari Jum’at tanggal 28
Bodizs, 2007). Desember 2018, skor The Pittsburgh
Intervensi yang dilakukan pada Sleep Quality Index (PSQI) 12 dan
klien Tn. S yang dilakukan selama 3 setelah dilakukan intervensi inovasi
kali pertemuan di ruang Hemodialisa pada pertemuan ke 3 tanggal 4 Januari
RSUD A.W Sjahranie Samarinda 2019 skor The Pittsburgh Sleep
dengan keluhan susah tidur pada Quality Index (PSQI) 6
malam hari (kualitas tidur), jika setiap Hasil dari intervensi inovasi setelah
malam jika ingin tidur malam atau dilakukan pemberian relaksasi benson
istirahat susah untuk memejamkan yang dikombinasikan dengan terapi
mata. Pelaksanaan intervensinya musik kontinyu menunjukkan bahwa
diawali dengan mengobservasi kondisi terjadi peningkatan kualitas tidur. Hal
klien setelah dilakukan pemasangan ini menunjukkan bahwa ada
alat hemodialisa. Memonitor tingkat perubahan dalam kualitas tidur yang
kualitas tidur pasien menggunakan di alami oleh pasien pasien
The Pittsburgh Sleep Quality
Index(PSQI), kemudian memposisikan ANALISA MASALAH
pasien senyaman mungkin, KEPERAWATAN PADA PASIEN
mengaanjurkaan klien untuk tetap KELOLAAN
rileks dan tenang, kemudiaan Kasus kelolaan utama dalam karya
memberikan klien terapi rileksasi ilmiah ini adalah klien dengan CKD. CKD
benson yang dikombinasikan dengan adalah kemunduran fungsi ginjal yang
terapi musik selama 45 menit, irreversible yang terjadi beberapa bulan
anjurkan klien menutup mata dan tetap atau tahun dan berakhir pada pasien
rileks dengan posisi yang nyaman lalu terminal (End Stage Renal Disease/ESRD).
anjurkan untuk menarik nafas dalam ESRD mengakibatkan ketidakmampuan
melalui hidung (tahan dan berdoa untuk mempertahankan substansi tubuh
dalam hati sesuai keyakinan) lalu (akumulasi cairan dan produk sisa) dengan
hembuskan lewat mulut secara menggunakan penanganan konservatif
perlahan dan dikombinasikan dengan (Betz dan Swoden,2009). Penyebab ESRD
terapi musik yang dianjurkan adalah adalah diabetes melitis (32%), Hipertensi
hanya mendengarkan musik dengan (28%), dan glomerulonephritis (45%)
headphoone/headset. Anjurkan untuk (Baradero, 2009).
mngulangin prosedur rileksasi benson Klien divonis menderita CKD stage V
hingga rasa nyaman pada kualitas sejak tahun 2016 dan menjalani HD rutin
tidur meningkat. Kemudian ukur sampai saat ini. Dari catatan medis
penyebab utama keadaan yang dialami Pembatasan asupan cairan sangat
klien adalah hipertensi yang tidak penting bagi klien yang menjalani HD.
terkontrol yang dipengaruhi oleh factor Cairan yang harus diminum pada
resiko dari kedua orang tua klien yang penderita CKD harus diawasi dengan
mempunyai riwayat hipertensi. seksama. Parameter yang tepat untuk
Berdasarkan proses perjalanan penyakit diikuti selain asupan dan pengeluaran
dari berbagai penyebab yaitu vaskuler, cairan yang diatur dengan tepat adalah
infeksi, zat toksit, obstruksi saluran kemih pengukuran berat badan harian. Asupan
yang pada akhirnya terjadi kerusakan yang bebas dapat menyebabkan beban
nefron sehingga terjadi penurunan GFR sirkulasi menjadi berlebihan dan edema.
(Glomerural Filtration Rate) dan Aturan yang dipakai untuk menentukan
menyababkan CKD, yang mana ginjal besarnya asupan cairan adalah jumlah
mengalami gangguan dalam fungsi eksresi urin yang dikeluarkan selama 24 jam
dan fungsi non eksresi. Fungsi renal terakhir +500 ml (IWL). Asupan cairan
menurun, produk akhir metabolism protein membutuhkan regulasi yang hati-hati
(yang normalnya dieksresikan dalam urin) dalam CKD karena rasa haus klien
tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan merupakan panduan yang tidak dapat
mempengaruhi system tubuh. Semakin diyakini mengenai keadaan hidrasi klien,
banyak timbunan produk sampah maka Wilson (2006, dalam Hidayati, 2012).
gejala akan semakin berat (Smeltzer, Dari hasil pengkajian terhadap klien
2008). Pada klien hasil perhitungan GFR didapatkan data : asupan cairan sehari
didapatkan hasil 4,2 ml/menit/1,73m yang 800 mL. Bila menerapkan aturan yang
mengindikasikan CKD stage V. dipakai untuk menentukan asupan
Bebrapa diagnose keperawatan yang cairan, kebutuhan cairan dalam 24 jam
dibahas pada klien Tn. S yaitu Kelebihan pada Tn. S adalah hanya sebesar 575 ml.
volume cairan berhubungan dengan Berdasarkan uraian diatas peneliti
kebelihan asupan cairan, Ketidakefektifan berasumsi yang mempengaruhi
perfusi jaringan perifer berhubungan terjadinya kelebihan volume cairan
dengan hipertensi, Resiko infeksi dengan adalah kelebihan volume cairan
faktor resiko prosedur invasive, Insomnia sehingga diharapkan klien mampu
berhubungan dengan ketidaknyamanan mengontrol asupan cairan sehingga
fisik, , Nyeri akut berhubungan dengan dapat mengurangi komplikasi dan
agen cedera fisik dan Intoleran aktivitas masalah baru pada kondisi klien
berhubungan dengan kelemahan umum. 4. Ketidakefektifan perfusi jaringan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan perifer berhubungan dengan hipertensi
dengan kebelihan asupan cairan. Kasus yang dibahas adalah klien
Kondisi klien didapatkan bahwa dengan diagnosa medis gagal ginjal
klien terjadwal melakukan cuci darah kronis dengan hipertensi. Klien
sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu didiagnosa hipertensi sejak 2 tahun 3
hari selasa dan jumat siang. Masalah bulan lalu dengan tekanan darah 160/90
keperawatan kelebihan volume cairan mmHg.
berhubungan dengan asupan cairan Klien mengatakan riwayat hipertensi
dijadikan prioritas masalah yang perlu klien diturunkan dari keluarga, riwayat
penanganan khusus yaitu hemodialisa. hipertensi pada keluarga pertama pada
ibu klien yang telah meninggal. Gejala
hipertensi klien
tidak akan muncul pada klien bila klien Nyeri adalah pengalaman sensori
mampu melakukan pencegahan lebih nyeri dan emosional yang tidak
dini dan mengontrol pola hidup yang menyenangkan yang berkaitan dengan
sehat. kerusakan jaringan aktual dan potensial
Berdasarka uraian diatas peneliti yang tidak menyenangkan yang
berasumsi yang mempengaruhi terlokalisasi pada suatu bagian tubuh
terjadinya gagal ginjal adalah hipertensi ataupun sering disebut dengan istilah
dimana penyebab hipertensi adalah pola distruktif dimana jaringan rasanya
hidup yang tidak sehat, sehingga seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar,
diharapkan klien mampu meningkatkan melilit, seperti emosi, perasaan takut dan
pola hidup yang sehat dan menjalankan mual (Potter, 2012)
terapi yang didapat selama pengobatan Berdasarka uraian diatas peneliti
agar mempengaruhi kulitas hidup dan berasumsi bahwa nyeri akut adalah suatu
kesehatan individu. kondisi dimana seseorang merasakan
3. Resiko infeksi dengan faktor resiko perasaan yang tidak menyenangkan atau
prosedur invasif tidak nyaman yang bersifat subyektif
Kondisi klien ketika dilakukan dan perasaaan ini akan terasa berbeda
pengkajian dengan keadaan lemas dan pada setiap yang mengalaminya, karena
terdapat luka needle fistula dimana klien hanya orang tersebutlah yang dapat
mengatakan needle fistula/ shunt sudah menjelaskan apa yang sedang
dipasang selama 2 tahun 3 bulan. dirasakannya.
Hasil data yang didapatkan dari data 5. Insomnia berhubungan dengan
subjektif klien mengatakan terpasang ketidaknyamanan fisik
needle fistula/shunt selama 2 tahun. Data Kondisi klien didapatkan bahwa klien
objektif yang didaptkan bahwa klien terjadwal melakukan cuci darah
terpasang needle fistula dan needle yang sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu
sudah terlalu lama terpasang bisa hari selasa dan jumat siang. Masalah
menyebabkan resiko infeksi. keperawatan Insomnia berhubungan
Berdasarkan uraian diatas peneliti dengan ketidaknyamanan fisik dijadikan
berasumsi yang mempengaruhi resiko prioritas masalah yang perlu penanganan
infeksi adalah faktor prosedur invasive khusus yaitu Hemodialisa. Seseorang
yang dilakukan untuk melakukan dengan kualitas tidur baik menghabiskan
hemodialisa sehingga diharapkan klien waktu kurang dari 15 menit untuk dapat
mampu mengenali tanda gejala infeksi memasuki tahap tidur selanjutnya secara
dan mampu menunjukan prilaku hidup lengkap. Sebaliknya, lebih dari 20 menit
bersih dan sehat sehingga infeksi tidak menandakan level insomnia yaitu
menjadi permasalahan aktual. seseorang yang mengalami kesulitan
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen dalam memasuki tahap tidur selanjutnya.
cedera fisik Durasi tidur yaitu jumlah jam dihitung
Kondisi klien ketika dilakukan dari waktu seseorang tidur sampai
pengkajian dengan keadaan lemas dan terbangun di pagi hari tanpa
terdapat nyeri di cimino, dimana klien menyebutkan terbangun pada tengah
mengatakan nyeri saat pemasangan malam.
needle fistula saat dilakukan hemodialisa
pasien hemodialisa cenderung memiliki Relaksasi dzikir ini merupakan sikap atau
kualitas tidur yang kurang baik, yang perilaku pasif dan pasrah dengan
dapat disebabkan karena beberapa faktor mengucapkan kata atau kalimat yang
antara lain yaitu faktor penyakit, latihan berulang-ulang sehingga akan
dan kelelahan, stress psikologis, nutrisi, menimbulkan respon relaksasi atau tenang
dan lingkungan (Alimul, 2006). yang dikombinasikan dengan relaksasi
Berdasarkan uraian diatas peneliti nafas dalam. Respon tersebut
berasumsi yang mempengaruhi dikembangkan oleh Benson (2000),
terjadinya penurunan kualitas tidur yang dimana dengan mengulang kata atau
buruk adalah gangguan aktifitas sehari – kalimat dzikir yang dipilih dapat
hari, penurunan kinerja, kurang membangkitkan kondisi rileks.
konsentrasi dalam menjalankan aktifitas,
faktor penyakit, latihan dan kelelahan, KESIMPULAN
stress psikologis dan nutrisi, lingkungan. Asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh penulis yang dilaksanakan pada
6. Intoleran aktivitas berhubungan dengan tanggal 28 desember 2018 – 4 januari
kelemahan umum 2019.
Kondisi klien ketika dilakukan Intervensi inovasi yang diberikan
pengkajian aktivitas sangat terbatasi, perawat adalah melakukan relaksasi
selama 2 tahun 3 bulan aktivitas klien benson yang dikombinasikan dengan
dibantu oleh keluarga karena faktor terapi musik, dari hasil inovasi intervensi
penyakit yang lumayan parah. yang diberikan selama 3 kali pertemuan
Aktivitas adalah suatu energi atau pada hari pertama Jum’at tanggal 28
keadaan bergerak dimana manusia Desember 2018, skor The Pittsburgh Sleep
memerlukan untuk dapat memenuhi Quality Index (PSQI) 12 dan setelah
kebutuhan hidup sedangkan menurut dilakukan intervensi inovasi pada
(Wikinsor & Ahern, 2014) Intoleran pertemuan ke 3 tanggal 4 Januari 2019
aktivitas adalah penurunan dalam skor The Pittsburgh Sleep Quality Index
kapasitas fisiologi seseorang untuk (PSQI) 6
melakukan aktivitas sampai tingkat yang SARAN
diinginkan atau yang dibutuhkan. Penulis berharap dengan adanya terapi
Berdasarkan uraian diatas peneliti relaksasi benson kombinasi terapi musik
berasumsi yang mempengaruhi intoleran dalam tulisan ini nantinya menjadi salah
aktivitas adalah penurunan kapasitas satu alternatif yang direkomendasikan dan
fisiologi sehingga diharapkan klien dapat dilaksanakan diruang hemodialisa
mampu mengenali jika beraktivitas yang untuk rutin melakukan terapi relaksasi
berat dapat menyebabkan seperti mudah benson kombinasi terapi musik, serta untuk
lelah dan lemas sehingga aktivitas masyarakat guna meningkatkan kualitas
dibatasi. hidup pasien gagal ginjal kronik dan
ALTERNATIF PEMECAHAN YANG meminimalkan komplikasi yang terjadi.
DAPAT DILAKUKAN
Intervensi lain yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas tidur adalah
dengan dzikir. Dzikir merupakan bentuk
memasrahkan diri kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Agustriadi, O., Suwitra, K., Widiana,
G. R., Sudhana, W., Loekman, J. JAMA;298: 2038–2047
S., Kandarini, Y. 2009. Hubungan Dikow, R., Ritz, E. 2005. Hemodialysis
antara Perubahan Volume Darah and CAPD in Type 1 and Type 2
Relatif dengan Episode Hipotensi DiabeticPatients with Endstage
Intradialik selama Hemodialisis Renal Failure. The Kidney and
pada Gagal Ginjal Kronik. J Peny Hypertension in Diabetes
Dalam; 10: 2 Mellitus;6:703-723
Al-Jahdali, H., Kogheer, H.A., Al- Djojodibroto, R. D. 2001. Seluk Beluk
Qadhi, W.A., et al. (2010). Pemeriksaan Kesehatan (General
Insomnia in chronic renal patients MedicalCheck Up): Bagaimana
on dialysis in saudi Arabia. Journal Menyikapi Hasilnya. Jakarta:
of Circadian Rhytms. 8:7. Pustaka Populer Obor
Doi:10.1186/1740-3391-8-7. Ganong, W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi
American Diabetes Association. 2007. Kedokteran Edisi 20. Jakarta: EGC.
Standards of medical care in Hidayat, A. (2006). Pengantar kebutuhan
diabetes. Diabetes Care dasar manusia : aplikasi konsep dan
2007;30:S4–S41 proses keperawatan. Salemba Medika.
Antonios, H., Tzamaloukas, H., Jakarta.
Friedman, E. A. Diabetes. 2007. Jackson,M. A., Holland, M. R.,
Handbook ofDialysis;3:453-465. Nicholas, J., Lodwick, R., Foster,
Arifin, A. 2009. Data Pasien D., MacDonald, I. A. 2000.
Hemodialisis Instalasi Hemodialisis Hemodialysis-induced
RSUD Ulin Banjarmasin. Diunduh hypoglycemia in diabetic patients.
tanggal 31 Agustus 2009 Clin Nephrol 54: 30–34
Berawi, K.N. 2009. Fisiologi Ginjal Kee, J. L. 1997. Buku Saku
dan Cairan Tubuh. Edisi 2. Bandar Pemeriksaan Laboratorium dan
Lampung : Penerbit Universitas Diagnostik denganImplikasi
Lampung Keperawatan. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. (2001). Knoll, G. A., Nichol, G. 2003.
Keperawatan Medikal Bedah ed.8. Dialysis, Kidney Transplantation,
Jakarta: EGC. or Pancreas Transplantation for
Burmeister, J. E., Scapini, A., Patients with Diabetes Mellitus and
Miltersteiner, D. R., da Costa, M. Renal Failure: A Decision Analysis
G., Campos, B. M. 2007. Glucose- of Treatment Options. J Am Soc
added dialysis fluid prevents Nephrol 14: 500–515
asymptomatic hypoglycaemia in Leunissen, K.L.M. 2000. Hypotension
regular haemodialysis. Nephrol and ultrafiltration physiology in
Dial Transplant 2007; 22: 1184– dialysis. Blood Purif; 18: 251-4
1189 Mackenzie, H.S., Brenner, B.M. 1999.
Coresh, J., Selvin, E., Stevens, L.A., Chronic renal failure and its
Manzi, J., Kusek, J.W., Eggers, P., systemic manifestation. In: Brady
van Lente, F., Levey, A.S. 2007. HR, Wilcox CS, editors. Therapy in
Prevalence of chronic kidney nephrologyand hypertension.
disease in theUnited States. Philadelphia: WB Saundres; p.463-
73.

Anda mungkin juga menyukai