ANALISIS JURNAL
PENERAPAN TERAPI MUROTTAL SEBAGAI TEAPI NON
FARMAKOLOGI UNTUK MENGURANGI NYERI PASIEN
Disusun Oleh:
Kelompok D
Nurhajrawati 709001220
Nilam Sari 70900122012
Maulinda 709001220
Mutmainnah 709001220
Wania 709001220
2022
Problems
Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah
masalah kesehatan utama diseluruh dunia dan
dianggap sebagai faktor kunci dalam hasil
kesehatan yang buruk untuk sebagian besar
penyakit tidak menular, termasuk penyakit
kardiovaskular, hipertensi dan diabetes
(Luyckx et al., 2018). Penyakit ginjal kronik
memengaruhi hingga 13% dari populasi
dunia dan angka kematiannya terus
meningkat, terutama di negara berkembang
(Bikbov et al., 2020). Jumlah pasien yang
membutuhkan terapi pengganti ginjal
terutama hemodialisis juga terus meningkat
dari waktu ke waktu. Di Indonesia,
hemodialisis adalah pengobatan yang paling
banyak digunakan diantara pasien dengan
Intervention
Terapi Slow Stroke Back Massage (SSBM)
Comparison Intervention
Tidak ada intervensi pembanding
Outcome teknik SSBM berpengaruh pada
peningkatan kualitas tidur pada penderita
CKD yang mendapat pengobatan HD. Pada
kelompok intervensi ada perbedaan kualitas
tidur pasien HD sebelum dan setelah
diberikan SSBM sedangkan pada kelompok
kontrol tidak didapati adanya perbedaan.
Terapi SSBM adalah Tindakan massage
pada punggung dengan usapan perlahan
selama 3-10 menit. Terapi SSBM juga
merupakan terapi komplementeryang dapat
memperbaiki peredaran darah, merilekskan
ketegangan pada otot-otot, mengurangi nyeri
dan meningkatkan relaksasi fisik dan
psikologis (Shocker,2008).
Time
7 hari
Telaah Step 2 (Validitas) 1. Metode Penelitian
Metode Penelitian Penelitiani ini menggunakan Quasi-
Experimental Design dengan pendekatan
Kriteria ekslusi :
a. Perubahan kondisi secara tiba-tiba
menjadi tidak stabil ketika sedang
dilakukan intervensi.
b. Mengkonsumsi obat tidur secara rutin
sebelum tidur.
c. Mempunyai masalah emosional.
c. Kebijakan
Terapi SSBM merupakan terapi nonfarmakologis yang dapat diberikan kepada
pasien . Dilihat dalam hasil penelitian ini menguatkan bahwa pemberian
intervensi Pemberian terapi wudhu dapat dilakukan karena menunjukan adanya
pengaruh terhadap kualitas tidur pasien yang mengalami insomnia.
d. Kelebihan
1. Intervensi ini mudah diberikan pada pasien yang mengalami gangguan
tidur
2. Ada kelompok pembanding sehingga hasil penelitiannya bisa didapat
perbedaan kualitas tidur dengan kelompok lainnya
3.
e. Kekurangan
1. Tidak menjelaskan SOP yang dilakukan saat melakukan terapi
4.