Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PENELITIAN

EFEKTIVITAS RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP KUALITAS


TIDUR PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT ADVENT
BANDUNG

EFFECTIVENESS OF AUTOGENIC RELAXATION ON HEALTH QUALITY OF


HEMODIALISIS PATIENTS IN HOSPITAL ADVENT BANDUNG

Imanuel Sri Mei Wulandari1, Kusman Ibrahim2, Sari Fatimah3


Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung.
E-mail: imanuelwulandari@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Gangguan tidur merupakan masalah yang sering dialami oleh pasien
Gagal Ginjal Terminal (GGT). Apabila gangguan tidur tidak segera diatasi akan
mengakibatkan peningkatan resiko jatuh, penurunan kognitif, bahkan dapat
menyebabkan kematian akibat komplikasi dari kardiovaskular. Intervensi mandiri
perawat diperlukan untuk mengatasi gangguan tidur, mencegah resiko penyakit
kardiovaskular atau komplikasi lainya. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh relaksasi autogenik terhadap kualitas tidur pasien hemodialisis
di RS. Advent Bandung.Metode :Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment
dengan pendekatan pretest and posttest design with control group. Empat puluh dua
pasien dipilih sebagai responden menggunakan consecutive sampling. Responden
dibagi menjadi dua kelompok menggunakan jadwal hari terapi, 21 kelompok intervensi
dan 21 kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan relaksasi autogenik
sebanyak dua kali seminggu selama empat minggu. Kelompok kontrol mendapatkan
perawatan standar. Kualitas tidur diukur dengan menggunakan PSQI pada pretest dan
postest. Hasil : hasil dari penelitian uji homogenitas berdasarkan karakteristik
responden menunjukan tidak berbeda secara signifikan (p>0,05) pada kelompok
intervensi dan kontrol. Terdapat perbaikan kualitas tidur secara signifikan pada
kelompok intervensi (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh relaksasi
autogenik yang signifikan (memperbaiki) terhadap kualitas tidur pada pasien
hemodialisis. Diskusi: hasil penelitian ini bisa menjadi intervensi mandiri perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hemodialisis.

Kata Kunci: hemodialisis, kualitas tidur, relaksasi autogenic

ABSTRACT
Introduction: Sleeping disorder is one of the common problem among end stage renal
disease patients. If sleeping disorder is not well managed, it will lift up the risk of falling,
cognitive degradation, even more can cause death due to cardiovascular complication.
Independent nurse intervention are required to overcome sleeping disorder, to prevent
cardiovascular risk, or other complication. this study is designed to seek for the
influence of autogenic relaxation technique to enhance sleeping quality of
hemodialysis patient in Bandung adventist hospital. This study was a quasy
experimental design with pre and post test design and group control. There were 42
respondents chosen by consecutive sampling. They were divided into two groups base
on their homodialysis routine, there were 21 responden each group. Intervention group JURNAL

SKOLASTIK
was taught serial of autogenic relaxation technique twice a week for four weeks.
Control group received standard routin. Pre and post Sleeping quality were assesed
with PSQI. Autogenic relaxation technique gave a significance better sleeping quality
for intervention group which drawn from respondents PSQI score (previous PSQI was KEPERAWATAN
nine down to six). Base on the statistical result, the researcher concluded that Vol, 4, No. 1
autogenic relaxation technique gave significant (improve) sleeping quality of Januari - Juni 2018
hemodialysis patients. The researcher recommends that autogenic relaxation
technique considered as independent nursing intervention for hemodialysis patients ISSN: 2443 – 0935
who are experience sleeping disorder. E-ISSN 2443 - 1699

Keywords: autogenic relaxation, hemodialysis, sleeping quali

20
EFEKTIVITAS RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT ADVENT
BANDUNG

PENDAHULUAN

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 tidur yang paling besar adalah insomnia
tercatat prevalensi penyakit gagal ginjal (65,9%), diikuti oleh keluhan RLS/ Restless
kronis berdasarkan diagnosis dokter Leg Syndrom (42%), Obstruksi Sleep Apnea
meningkat seiring dengan bertambahnya Syndrome/OSAS (31,8%), keluhan
usia, usia paling banyak adalah 45 – 54 mendengkur (27,3%), excessive daytime
tahun yaitu 27 %. Sesuai catatan pada sleepines/EDS (27,3%), Mengalami
Penefri (2011) Diagnosa penyakit utama Narkolepsi/tidur yang berlebihan (15,9%)
pasien hemodialisis baru dari data unit dan keluhan tidur
hemodialisis yang terkirim adalah GGT berjalan/Somnambulisme (3,4%).
sebanyak 87% (13619 kasus) dengan
perbandingan pasien laki-laki lebih Banyak faktor dapat menyebabkan
tinggi dibanding pasien perempuan. pasien yang menjalani terapi HD
Pernefri (2011) dan Penefri (2013) memiliki masalah terhadap tidur, adanya
menunjukan angka bahwa Jawa Barat penumpukan cairan pada pernafasan atas
menduduki urutan pertama dengan yang mengakibatkan edema dan
pasien yang mendapatkan terapi penyumbatan, kelemahan otot karena
hemodialisis dengan jumlah 3961 dan uremia dan neuropati, adanya
jumlah ini meningkat dua kali lipat pada penumpukan karbon dioksida yang dapat
tahun 2013. menyebabkan hipocarbia kronis,
metabolis asidosis dan keracunan uremi
Terapi hemodialisis bertujuan untuk (Pedruzzi et al., 2015). Selain hal-hal di
memperpanjang harapan hidup pasien atas, ada beberapa faktor yang dapat
dengan GGT, tetapi pasien yang menyebabkan gangguan tidur pasien
mendapatkan terapi hemodialisis sering dengan HD adalah usia tua, jenis
mengalami masalah mulai dari masalah kelamin laki-laki, obesitas, anemia,
fisik sampai masalah psikologi, lamanya waktu dialisis, tingginya
diantaranya adalah fatigue, depresi dan tingkat hormon paratiroid (PTH), faktor
gangguan tidur (Nasiri, Raei, Vatani & uremik, perubahan pola sirkadian,
Khajeh-Kazemi, 2011). Berhubungan kafein, alkohol, dan perubahan tingkat
dengan terapi hemodialisis yang dijalani melatonin (Kosmadakis & Medcalf,
oleh pasien, menuntut pasien untuk 2008; Perlis, Corbit, & Kloss, 2014).
dapat membatasi cairan yang masuk dan
mengontrol diet dengan ketat, menahan Terdapat dua jenis terapi yang sering
rasa sakit saat penusukan jarum, diberikan pada pasien dengan masalah
menanggung masalah finansial, dan gangguan tidur, yaitu terapi farmakologi
seringnya menjalani pengobatan dengan pemberian obat tidur (sedative-
dikarenakan oleh penyakit penyerta yang hypnotic) dan terapi nonfarmakologi
lain. Semua kondisi ini dapat yang dapat dilakukan dengan
menyebabkan masalah psikologikal dan memberikan terapi komplementer (Reza
stres yang memicu pada munculnya et al, 2010). Berman, Snyder, Kozier,
gangguan tidur (Hmwe, Subramanian, dan Erb (2008) juga menambahkan ada
Tan, & Chong, 2015). beberapa tindakan yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah tidur, dengan
Kosmadakis dan Medcalf (2008) masalah melakukan aktivitas rutin sebelum tidur
tidur yang dihadapi oleh pasien yang (seperti mengganti baju, mematikan
menjalani terapi HD menunjukan masalah lampu), menciptakan lingkungan

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 21


Imanuel Sri Mei Wulandari1, Kusman Ibrahim2, Sari Fatimah3

nyaman, menghindari makan berat memungkinkan untuk diberikan


sebelum tidur dan terapi farmakologi. intervensi dengan memberikan latihan
gerak yang berat. Diperlukan suatu
Perawat sebagai pemberi asuhan intervensi yang mampu mencakup fisik
keperawatan dapat melakukan intervensi dan psikologis yang disesuaikan dengan
preventif bagi klien GGT sebagai upaya kemmapuan pasien pada saat melakukan
pencegahan dari komplikasi penyakit terapi HD. Hasil penelitianya bahwa
dan mampu meningkatkan derajat dengan melakukan meditasi mampu
kesehatan serta kualitas hidupnya mengatasi masalah nyeri (37%), fatigue
(Smeltzer et al., 2010; Potter & Perry, (55%), masalah tidur (25%), kekuatan
2010). Sabet, Naghizadeh, dan Azari otot (bertambah 15%), dan intervensi
(2012) perawat mempunyai tugas dan dengan meditasi tidak mempunyai efek
tanggung jawab untuk melakukan samping terhadap pasien HD.
pemeriksaan terhadap masalah yang
terjadi pada pasien, dalam kasus ini Beberapa penelitian menunjukan
adalah melakukan evaluasi yang pengaruh positif dari relaksasi
dilakukan secara rutin terhadap masalah autogenik. Menurunkan tingkat stres dan
tidur pasien HD. heart rate (Lim & Chin, 2014);
mengatasi gejala sakit kepala dan
Salah satu terapi komplementer yang migrain (Zsombok, 2007);
mampu mengatasi gangguan tidur akibat meningkatkan kulaitas hidup pasien
masalah fisik dan psikologis pada pasien dengan multiple sclerosis (Sutherland,
HD adalah melakukan relaksasi. Anderson & Morrisi, 2005); mengatasi
Relaksasi autogenik merupakan gangguan pada pasien Irritable Bowel
relaksasi yang menggabungan tehnik Syndrom (IBS) (Shinozaki et al. 2010);
pernafasan dan meditasi. Proses menurunkan gejala insomnia, yaitu
pernafasan yang tepat dapat depresi dan kecemasan (Bowden,
meningkatkan asupan oksigen (O2) ke Lorenc, & Robinson, 2012). Adapun
dalam tubuh dan meningkatkan suplai O2 penelitian di Indonesia yang
ke dalam sel sehingga sel dapat menunjukan manfaat relaksasi autogenik
melakukan metabolisme dengan baik diantaranya adalah menurunkan
untuk menghasilkan energi (Stanley, kecemasan pada ibu primigravida
Leither, & Sindelir, 2011). Melakukan (Farada, 2013); efektif terhadap
meditasi mampu berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien
sistem limbik dimana terdapat organ Diabetes Melitus (Setyawati, 2010 &
hipotalamus yang mengontrol sistem Limbong, Jaya, dan Ariani, 2015);
saraf otonom. Penurunan daerah limbik menurunkan depresi pada pasien pre
dapat menjelaskan bagaimana relaksasi operasi (Muslimin ,2013); dan
mengurangi stres dan meningkatkan mengatasi masalah tidur pada pasien
stabilitas otonomnya dengan post operasi (Supryanto, Istiningtyas, &
meningkatnya kerja inti hipotalamus Kismanto, 2016).
yang mengatur sistem saraf parasimpatis
(Tang et al (2009); Kox et al (2012); METODE PENELITIAN
Deepak, Sinha, & Gusain, 2012).
Yurtkuran, Alp, Yurtkuran, dan Dilek Penelitian ini menggunakan rancangan
(2007), menyebutkan bahwa Quasi Exeperiment dengan pendekatan
karakteristik pasien HD cenderung Pretest – Postest Control Group Design.
mengalami fatigue, sehingga kurang Penelitian ini dilakukan, untuk

22 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


EFEKTIVITAS RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT ADVENT
BANDUNG

mengetahui pengaruh relaksasi didominasi oleh laki-laki yaitu 12 orang


autogenik terhadap kualitas tidur pasien (57,1%) pada kelompok intervensi dan
GGT yang menjalani HD, dengan 14 orang (66,7%) pada kelompok
melihat nilai kualitas tidur sebelum dan kontrol. Sebagian besar responden pada
setelah dilakukan relaksasi autogenik. kedua kelompok tidak bekerja dengan
Sampel dalam penelitian ini untuk setiap presentase 66,7% atau sebanyak 14
kelompok (intervensi dan kontrol) orang di setiap kelompok. Rerata usia
adalah 21 orang. Kriteria inklusi pada kelompok intervensi adalah
pemilihan sampel dalam penelitian ini 53,52±13,66 dan pada kelompok kontrol
adalah: Pasien GGT yang melaksanakan 53,43±11,9. Adapun rerata lama
HD 2 kali seminggu dengan mempunyai menjalani terapi hemodialisis pada
nilai PSQI > 5, usia dewasa, dan mampu kelompok intervensi adalah 38,43 bulan
berorientasi dengan baik. Adapun dengan standard deviasi 30,8 dan pada
kriteria eksklusi adalah pasien yang kelompok kontrol 34,86 bulan dengan
mempunyai penyakit komorbid, standard deviasi 24,0. Berdasarkan uji
demensia, dan mendapatkan terapi obat homogenitas didapatkan bahwa seluruh
tidur. Instrumen dalam penelitian ini karakteristik responden pada penelitian
terdiri dari instrumen informasi umum ini homogen atau tidak memiliki
pasien, Instrumen Pittsburgh Sleep perbedaan dengan signifikasi p value >
Quality Index (PSQI), dan Instrumen 0,05.
panduan pelaksanaan relaksasi
autogenik. Tabel 2. Perbedaan Nilai Kualitas Tidur
Per Komponen Sebelum dan Setelah
HASIL PENELITIAN Relaksasi Autogenik Berdasarkan Uji
Beda Dua Kelompok Berpasangan pada
Tabel 1. Distribusi frekuensi, persentase Kelompok Intervensi .
dan uji homogenitas karakteristik Nilai Kualitas Tidur (PSQI)
responden kelompok intervensi dan Kualitas Pretest Postest Nilai p
kelompok kontrol (n=42). Tidur Med Min- Med Min-
Karakteristi Intervensi Kontrol Nilai Mak Mak
k p Kualitas 9 8 – 10 6 4 – 8 0,000
f (%) f (%) Tidur Global
Jenis Komponen
12 (57,1) 14 (66,7) X= 0,525 PSQI 1 1–2 1 0–2 0,008
Kelamin
9 (42,9) 7 (33,3) 0,37 b C1 2 1–2 1 1–2 0,005
Laki-laki
6 C2 2 1–2 1 1–2 0,001
Perempuan
C3 2 1–2 1 0–1 0,003
Status
C4 1 1–3 1 0–2 0,033
Pekerjaan 7 (33,3) 7 (33,3) X= 1,000
b C5 1 1–2 1 0–1 0,001
Bekerja 14 (66,7) 14(66,7) 0,62
C7
Tidak 8
bekerja
Mean±SD Mean±SD Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa
Usia 53,52±13,6 53,43±11,9 t= 0,802 nilai kualitas tidur secara global sebelum
c
(tahun) 6 0,02 diberikan terapi relaksasi autogenik pada
34,86±24, 4 kelompok intervensi 9 (7 – 10) dan
Lama 38,43±30, 0 0,870
8 Z= - a setelah diberikan terapi relaksasi
Hemodialis
is (bulan) 0,164 autogenik menjadi 6 (4 – 8). Hasil dari
uji Wilcoxon didapati nilai p = 0,000 (p
Tabel 1. menunjukan data bahwa jenis < 0,05) pada nilai kualitas tidur secara
kelamin pada kedua kelompok global, begitu pula dengan nilai p pada

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 23


Imanuel Sri Mei Wulandari1, Kusman Ibrahim2, Sari Fatimah3

setiap subkomponen kualitas tidur Kualitas 9 8 – 10 8 7 - 10 0,104


menunjukan nilai p < 0,05 yang bearti Tidur Global
ada perbedaan antara sebelum dan Komponen
PSQI
setelah diberikan relaksasi autogenik. C1 1 1–3 1 1–3 0,739
Hal ini menunjukan adanya pengaruh C2 2 1–2 2 1–2 0,729
relaksasi autogenik pada kelompok C3 2 1–3 1 1–2 0,054
intervensi. Walaupun secara numerik C4 2 1–2 2 1–2 0,538
nilai PSQI mengalami penurunan yang C5 1 1–3 1 1–2 0,495
mempunyai arti terjadi peningkatan C7 1 1–2 1 1–2 0,729
kualitas tidur, tetapi secara kategorik
tetap berada pada kategorik kualitas tidur Dari tabel 4. dapat dilihat bahwa hasil uji
buruk (PSQI > 5). statistik nilai kualitas tidur secara global
sebelum relaksasi autogenik didapatkan
Tabel 3. Perbedaan Nilai Kualitas Tidur nilai p = 0,104 (p > 0,05), begitu juga
Per Komponen Sebelum dan Setelah pada subkomponen kualitas tidur
Relaksasi Autogenik Berdasarkan Uji mempunyai nilai p > 0,05, hal ini bearti
Beda Dua Kelompok Berpasangan pada tidak terdapat perbedaan antara
Kelompok Kontrol. kelompok intervensi dan kelompok
Nilai Kualitas Tidur (PSQI) kontrol sebelum dilakukan relaksasi
Kualitas Pretest Postest Nilai autogenik atau mempunyai nilai awal
Tidur Med Min- Med Min- p
Mak Mak yang sama.
Kualitas 8 7– 8 5 – 9 0,070
Tidur Global 10
Komponen Tabel 5. Uji Beda Postest Relaksasi
PSQI Autogenik pada Pasien Hemodialisis di
C1 1 1–3 1 1–3 0,064
C2 2 1–2 2 1–2 0,317 RS. Advent Bandung.
C3 1 1–2 1 1–2 1,000 Nilai Kualitas Tidur (PSQI)
1–2 0–2
C4 2 2 0,317 Kualitas Intervensi Kontrol Nilai p
C5 1 1–2 1 1–2 1,000
C7 1 1–2 1 1–2 0,564 Tidur Med Min- Med Min-
Mak Mak
Tabel 3. menunjukan hasil uji statistik Kualitas 6 4–8 8 5 – 9 0,000
Tidur Global
Wilcoxon didapatkan nilai kualitas tidur Komponen
secara global mempunyai nilai p = 0,070 PSQI
(p > 0,005), begitu juga dengan nilai C1 1 0–2 1 1–3 0,000
subkompoenen kualitas tidur ada 5 C2 1 1–2 2 1–2 0,384
komponen yang menunjukan angka > C3 1 1–2 1 1–2 0,158
0,05 yang mempunyai arti tidak terdapat C4 1 0–1 2 0–2 0,003
C5 1 0–2 1 1–2 0,033
perbedaan yang signifikan nilai kualitas C7 1 0–1 1 1–2 0,000
tidur pasien hemodialisis pada kelompok
kontrol sebelum dan setelah dilakukan Hasil tabel 5. dapat dilihat bahwa
relaksasi autogenik. terdapat perbedaan nilai minimal
maksimal antara kelompok intervensi
Tabel 4. Uji Beda Pretest Relaksasi dengan kelompok kontrol. Uji statistik
Autogenik pada Pasien Hemodialisis di nilai kualitas tidur secara global setelah
RS. Advent Bandung. perlakuan didapatkan nilai p = 0,000
Nilai Kualitas Tidur (PSQI)
(p<0,005), yang mempunyai arti terdapat
Kualitas Intervensi Kontrol Nilai p
Tidur Med Min- Med Min-
perbedaan yang signifikan nilai PSQI
Mak Mak sebagai indikator kualiatas tidur pada
pasien hemodialisis antara kelompok

24 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


EFEKTIVITAS RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT ADVENT
BANDUNG

intervensi dan kelompok kontrol. Akan menjelaskan bahwa perasaan hangat


tetapi pada subkomponen kualitas tidur pada ekstrimitas dapat dijelaskan secara
terdapat 2 komponen yang mempunyai fisiologis sebagai vasodilatasi pembuluh
nilai tidak terdapat perbedaan antara darah karena meningkatnya aktivitas
kelompok intervensi dengan kelompok sistem saraf parasimpatis, adapun
kontrol, yaitu komponen latensi tidur perasaan berat yang terjadi merupakan
dan durasi tidur dengan nilai p > 0,05. efek dari ketegangan otot yang menurun.
Hal ini juga didukung oleh tidak ada Perpaduan tehnik nafas dalam dan
perbedaan nilai minimal dan maksimal meditasi yang dilakukan pada relaksasi
pada kedua subkomponen tersebut. autogenik mampu merangsang
pengeluaran neurotransmiter NO
PEMBAHASAN (nitride oxide) yang mempengaruhi kerja
otot polos untuk menjadi lebih rileks dan
Berdasarkan hasil tabel 2. diketahui vasodilatasi pembuluh darah yang akan
bahwa penelitian ini membuktikan mengakibatkan suplai darah ke organ
relaksasi autogenik memberikan akan meningkat, mampu meningkatkan
pengaruh yang positif terhadap kualitas metabolisme pada sel yang
tidur pasien hemodialisis secara menghasilkan energi sehingga tubuh
subjektif maupun objektif, pada kualitas akan terasa lebih berenergi dan mampu
tidur global memiliki nilai p = 0,000 (p< untuk melakukan suatu aktivitas.
0,05). Hal ini didukung oleh data yang
menunjukan adanya penurunan nilai Tabel 2. dan tabel 3. menunjukan adanya
pada instrumen PSQI yang menunjukan masalah gangguan tidur pada 6
terjadinya peningkatan kualitas tidur komponen kualitas tidur pada instrumen
pada kelompok intervensi setelah PSQI (kualitas tidur secara subjektif,
diberikan perlakuan relaksasi autogenik. latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur,
Selain hal tersebut, hal ini juga didukung ganguan tidur pada malam hari dan
dengan adanya data yang menunjukan gangguan tidur pada siang hari) pada
bahwa hasil dari post test antara kedua kelompok intervensi dan kontrol.
kelompok signifikan lebih baik pada Terdapat 3 komponen yang dominan
kelompok intervensi, data dapat dilihat yaitu latensi tidur dengan nilai 2 yang
pada tabel 5. mempunyai arti pasien mampu memulai
tidur antara 31 – 60 menit, durasi tidur
Secara umum relaksasi autogenik akan dengan nilai 2 yang menujukan durasi
menunjukan hasil yang positif apabila tidur pasien hemodialisis anatar 5 – 6
dilakukan secara rutin, perubahan yang jam, dan efisiensi tidur juga
terjadi saat relaksasi maupun setelah mendapatkan nilai 2 yang mempunyai
relaksasi mempengaruhi kerja saraf arti efisiensi tidur pasien dalam sehari
otonom, relaksasi ini menimbulkan hanya 65 – 74 %. Hasil ini sejalan
respon emosi dan efek menenangkan, dengan hasil penelitian yang dilakukan
sehingga secara fisiologi sistem saraf oleh Shariati, et al (2012), dimana
dominan simpatis berubah menjadi keluhan masalah tidur yang sering
dominan parasimpatis. Sensasi atau dikeluhkan pada pasien GGT yang
perasaan tenang, ringan dan hangat yang menjalani terapi HD adalah sulitnya
menyebar ke seluruh tubuh merupakan mengawali tidur, sulit mempertahankan
efek yang dapat dirasakan dari relaksasi tidur, sulit untuk kembali tertidur, dan
autogenik (Ismarina, Herliawati, & adanya keluhan saat melakukan aktifitas
Muharyani, 2015). Welz (1991) pada siang hari.

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 25


Imanuel Sri Mei Wulandari1, Kusman Ibrahim2, Sari Fatimah3

farmakologi. Salah satu manfaat dari


Melihat hasil uji Wilcoxon, terlihat penggunaan terapi ini dapat mengurangi
perubahan yang signifikan antara resiko terjadinya efek samping dari
sebelum dan setelah dilakukan relaksasi penggunaan obat hypnotic-sedative yang
autogenik pada kelompok intervensi dapat memperberat keluhan insomnia,
(tabel 2) apabila dibandingkan dengan dengan demikian akan membantu dalam
kelompok kontrol (tabel 3) yang pengurangan cost pasien dan
menunjukan tidak adanya perubahan meningkatkan kepuasan pasien terhadap
yang bermakna. Hal ini sejalan dengan pelayanan keperawatan, serta dapat
penelitian Bowden, Lorenc, dan digunakan untuk mencegah terjadinya
Robinson (2012) dan Supryanto, komplikasi dari masalahtidur yang tidak
Istiningtyas, dan Kismanto (2016), teratasi. Perlakuan ini dapat dilakukan
bahwa relaksasi autogenik dapat sebagai perlakuan mandiri keperawatan
meningkatkan kualitas tidur pasien. atau pun dilakukan secara rutin oleh
pasien dan keluarga.
Lamanya menjalani terapi hemodialisis
dapat memberi efek terhadap respon KESIMPULAN
psikologi yang berbeda pada setiap
pasien, hal ini juga akan mempengaruhi Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
mekanisme koping pada pasien relaksasi autogenik memiliki pengaruh
hemodialisis yang berpengaruh terhadap positif terhadap kualitas tidur pasien
keberhasilan suatu intervensi. Hal ini hemodialisis, hal ini ditunjukan dengan
sejalan dengan penelitian yang menurunya nilai pada instrumen PSQI
dilakukan oleh Armiyati dan Rahayu setelah perlakuan secara signifikan dan
(2014) yang mengutarakan bahwa ada bermakna secara statistik (p value =
hubungan antara lama menjalani terapi 0,000).
hemodialisis dengan mekanisme koping
(p < 0,05), dengan arah hubungan linear SARAN
positif yang mempunyai arti semakin
lama pasien menjalani terapi Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
hemodialisis semakin adaptif bahan telaah dan evidence based
mekanisme kopingnya. Penelitian practice dalam praktek keperawatan
tersebut terkait dengan proses adaptasi medikal bedah terkait manajemen diri
pasien terhadap terapi HD, semakin lama untuk mengatasi masalah gangguan
pasien menjalani terapi HD semakin tidur. Penelitian ini sebaiknya
pasien dapat beradaptasi dengan dilanjutkan dengan menyertakan
kondisinya dan dapat mengatasi masalah pengaruh frekuensi hemodialisis
yang ditimbulkan akibat terapi yang terhadap kualitas tidur pada pasien
dijalaninya. Perawat mempunyai peran dengan pengukuran kualitas tidur yang
untuk memberikan pendidikan berulang (time series), yang
kesehatan atau intervensi keperawatan dihubungkan dengan tingkat fatigue,
sehingga mekanisme koping pasien kecemasan dan tingkat depresi pada
semakin membaik. pasien hemodialisis.

Terapi komplementer berupa relaksasi DAFTAR PUSTAKA


autogenik dapat menjadi salah satu
alternatif manajemen dalam Berman, A., Snyder, S. J., Kozier, B., &
meningkatkan kualitas tidur secara non Erb, G. (2008). Fundamental of

26 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


EFEKTIVITAS RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT ADVENT
BANDUNG

nursing: concepts, process, and Primigravida Trimester III di


practice. 8th edition. Philipine: Wilayah Kerja Puskesmas
Pearson Education South ASIA Kotakulon Kabupaten
PTE.LTD Bondowoso.

Blais, K.K., Hayes, J.S., Kozier, B., & Hmwe, N. T. T., Subramanian, P., Tan,
Erb, G. (2012). Praktik L. P., & Chong, W. K. (2015).
keperawatan profesional: konsep The effects of acupressure on
& perspektif. Penerbit Buku depression, anxiety and stress in
Kedokteran : EGC. patients with hemodialysis: A
British Autogenic Sociaety. (2013). Self randomized controlled trial.
generate theraphy for mind and International journal of nursing
body. www.autogenic- studies, 52(2), 509-518.
theraphy.org.uk
Ismarina, D., Herliawati., dan
Bowden, A., Lorenc, A., & Robinson, N. Muharyani, P.W. (2015).
(2012). Autogenic training as a Perbandingan perubahan tekanan
behavioural approach to darah lansia penderita hipertensi
insomnia: A prospective cohort setelah dilakukan terapi musik
study. Primary Health Care klasik dan relaksasi autogenik di
Research & Development, 13(2), wilayah kerja puskesmas
175-185. Palembang. Jurnal Keperawatan
doi:http://dx.doi.org/10.1017/S1 Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2,
463423611000181 Juli 2015, ISSN No 2355 5459

Buysse, D.J., Reynolds 3rd, C.F., Monk, Kosmadakis, G.C., & Medcalf, J.F.
T.H., Berman, S.R., Kupfer, D.J. (2008). Sleep disorders in
(1989). The pittsburgh sleep dialysis patients. International
quality index: a new instrument Journal of Artificial Organ,
for psychiatric practice and 31(11),919-927.
research. Psyciatry Res 1989:28
(2): 193-213 [Epub 01.05.1989]. Kox, M., Stoffels, M., Smeekens, S.P.,
Alfen, N.V., Gomes, M.,
Deepak, D., Sinha, A.N., & Gusain, V.S. Eijsvogels, T., Hopman, M., Van
(2012). A study on effect of Der Hoeven, J.G., Netea, M.G.,
meditation on parasympathetic & Pickkers, P. (2012). The
nervous system functional status influence of
in meditation. International concentration/meditation on
Journal of Research in autonomic nervous system
Pharmaceutical and Biomedical activity and the innate immune
Science. ISSN: 2229-3701. Vol.3 response: a case study.
(2) Apr – Jun 2012. Psychosomatic Medicine,
74:489-494. 0033-31/12/7405-
Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan 0489
Dasar. Farada, R. A. (2013).
Pengaruh Teknik Relaksasi Lim. S.J., & Kim. C. (2014). Effects of
Autogenik terhadap Tingkat autogenic training on stress
Kecemasan pada Ibu response and heart rate

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 27


Imanuel Sri Mei Wulandari1, Kusman Ibrahim2, Sari Fatimah3

variability in nursing students. 495-50.doi:10.1007/s40620-014-


ASIAN Nursing Research, 286- 0162-0
292.
http://dx.doi.org/10.1016/j.anr.2 Perlis, M., Corbitt,C., & Kloss, J. (2014).
014.06.003. Insomnia research:3Ps and
beyond. Sleep Medicine Reviews,
Limbong, M. L., Jaya, R. D., & Ariani, 18(3), 191-193
Y. (2015). Pengaruh Relaksasi
Autogenik Terhadap Kadar Pernefri. (2011). 4th Annual Report of
Glukosa Darah Padapasien Indonesian Renal Registry.
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Bandung: Indonesian Renal
Skolastik Keperawatan, 1(01). Registry.

MUSLIMIN, A. (2013). Efektivitas Pernefri. (2013). 6th Annual Report of


Relaksasi Autogenik Untuk Indonesian Renal Registry.
Menurunkan Kecemasan Pasien Bandung: Indonesian Renal
Pre Operasi Kuretase (Doctoral Registry.
dissertation, Universitas Sebelas
Maret). Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010).
Fundamental keperawatan :
Nasiri. E., Raei. M., Vatani. J., & konsep, proses, dan praktik.
Khajeh-Kazemi. R. (2011). The Edisi 4. Jakarta: EGC
effect of acupressure of sleep in
hemodialysis patients. Journal Reza, H., Kian, N., Pouresmail, Z.,
Medical Science, 11 (5); 236- Masood, K., Bagher, M. S. S., &
240. Doi: Cheraghi, M. A. (2010). The
10.3923/jms.2011.236.240 effect of acupressure on quality
of sleep in Iranian elderly nursing
Parvan, K., Lakdizaji, S., Roshangar, F., home residents. Complementary
& Mostofi, M. (2013). Quality of therapies in clinical practice,
sleep and its relationship to 16(2), 81-85.
quality of life in hemodialysis
patients. Journal of Caring Saunders, S. (2007). Autogenic therapy:
Science, 2(4), 295-304. Retrieved Short term therapy for long term
from gain. British autogenic Society:
http://search.proquest.com/docvi http://www. autogenic therapy.
ew/1508688313?accountid=482 org. uk.
90
Sabet, R., Naghizadeh, M.M., & Azari,
Pedruzzi, L., Cardozo, L., Baleprane, J., Sousan. (2012). Quality of sleep
Stocker-Pinto, M., Monterino, in dialysis pastients. Iranian
E., Leite, M., & Mafra, D. Journal of Nursing and
(2015). Syatemic inflammation Midwifery Research. May-June.
and oxidative stress in Vol 17.
hemodialysis patients assosiated
with down-regulation of Nrf2. Setyawati, A. (2010). Pengaruh relaksasi
Journal of Nephrology, 28(4), autogenik terhadap penurunan
tekanan darah dan kadar gula

28 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


EFEKTIVITAS RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT ADVENT
BANDUNG

darah pada pasien DM tipe 2 Supriyanto,A., Istiningtyas, A., dan


dengan hipertensi di IRNA Kismanto, J. (2016). Pengaruh
Rumah Sakit di Yogyakarta dan Teknik Relaksasi Autogenik
Jawa Tengah (Tesis). terhadap pemenuhan kebutuhan
http://www.lontar.ui.ac.id/file?fi tidur pasien post operasi di ruang
le=digital/137211- teratai RSUD DR. Soehadi
T%20Andina%20Setyawati.pdf. Prijonegoro Sragen.

Shariati, A., Jahani, S., Hooshmand, M., Sutherland, G., Andersen, M. B., &
& Khalili, N. (2012). The effect Morris, T. (2005). Relaxation
of acupressure on sleep quality in and health-related quality of life
hemodialysis patients. in multiple sclerosis: the example
Complementary Therapies in of autogenic training. Journal of
Medicine. 20, 417-423. behavioral medicine, 28(3), 249-
doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.ct 256.
im.2012.08.001
Tang, Y., Ma, Y., Fan, Y., Feng, H.,
Shinozaki, M., Kanazawa, M., Kano, M., Wang, J., Feng, S., Lu, Q., Hu,
Endo, Y., Nakaya, N., Hongo, B., Lin, Y., Li, J., Zhang, Y.,
M., & Fukudo, S. (2010). Effect Wang, Y., Zhou, L., & fan, M.
of autogenic training on general (2009. Central and autonomic
improvement in patients with nervous system interaction is
irritable bowel syndrome: a altered by short-term meditation.
randomized controlled trial. www.pnas.org/cgi/doi/10.1073/p
Applied psychophysiology and nas.0904031106.
biofeedback, 35(3), 189-19
Welz, KH. (1991). Autogenic training: a
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. practical guide in six easy steps.
L., & Cheever, K. H. (2010). Woodstock, GA 30188.
Brunner & Suddarth's Textbook
of Medical-Surgical Nursing. WHO. (2005). Preventing Chronic
Philadelphia: Wolters Kluwer Diseases : a Vital Investment.
Health. Yang, B., Xu, J., Xue, Q., Wei,
T., Xu, J., Ye, C., ... & Mao, Z.
Smyth, C. (2007). The Pittsburgh Sleep (2015). Non-pharmacological
Quality Index. (Try This: Best interventions for improving sleep
Practices in Nursing Care to quality in patients on dialysis:
Older Adults from The Hartford systematic review and meta-
Institute for Geriatric Nursing). analysis. Sleep medicine reviews,
Medsurg Nursing, 12(4), 261- 23, 68-82.
263.
Yurtkuran, M., Alp, A., Yurtkuran, M.,
Stanley, R., Leither, T.W., & Sindelir, C. & Dilek, K. (2007). A modified
(2011). Benefits of a holistic yogabased exercise program in
breathing technique in patients hemodialysis patients: A
on hemodialysis. Nephrology randomized controlled study.
Nursing Journal, 38(2), 149-153. Complementary Therapies in

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 29


Imanuel Sri Mei Wulandari1, Kusman Ibrahim2, Sari Fatimah3

Medicine, 15(3)(164-171). doi:


doi: 10.1016/j.ctim.2006.06.008

30 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018

Anda mungkin juga menyukai