Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN INTERVENSI TERAPI AKUPRESUR UNTUK MENGATASI

GANGGUAN POLA TIDUR PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

Budi Artini1, Dianin Handayani2


1,2STIKes William Booth, Jln. Cimanuk No. 20 Surabaya
Email : budiartini410@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi adalah salah satu penyakit yang dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu
faktor internal (umur, jenis kelamin, faktor genetik) dan faktor eksternal yaitu lingkungan
(obesitas, stres, kebiasaan merokok, asupan garam, alkohol dan lain-lain). Tanda dan
gejala pasien dengan hipertensi antara lain sakit kepala, jantung berdebar, kelelahan,
keringat berlebihan, tremor otot, mual dan muntah. Kondisi ini dapat menyebabkan
gangguan pola tidur. Gangguan pola tidur ini dapat mencakup gangguan pada jumlah,
kualitas ataupun waktu tidur pada seorang individu. Tujuan penelitian ini untuk melakukan
pelayanan keperawatan pada klien hipertensi dengan gangguan pola tidur. Metode
penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan dua partisipan yang dirawat dalam 3
hari di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya. Hasil studi menjelaskan bahwa klien
dengan hipertensi didapatkan diagnosa keperawatan gangguan pola tidur. Intervensi yang
diberikan kepada kedua klien adalah dengan pemberian terapi akupresur. Terapi akupresur
merupakan terapi yang menggunakan teknik penekanan pada titik tertentu untuk
mengurangi nyeri dan meningkatkan relaksasi sehinga membantu untuk mengurangi
gangguan pola tidur. Setelah dilakukan intervensi tehnik akupresur selama 3 hari masalah
gangguan pola tidur pada klien satu dan dua dapat teratasi. Kedua klien.mampu memenuhi
kebutuhan tidurnya. Oleh karena itu pada lansia yang mengalami gangguan pola tidur
dapat diberikan tehnik akupresur untuk mengatasi masalah gangguan pola tidurnya.

Kata Kunci : Hipertensi, gangguan pola tidur, terapi akupresur

ABSTRACT

Hypertension is a disease that is influenced by many factors, namely internal


factors (age, gender, genetic factors) and external factors, namely environmental factors
(obesity, stress, smoking habits, salt intake, alcohol and others). Signs and symptoms of
patients with hypertension include headache, palpitations, fatigue, excessive sweating,
muscle tremors, nausea and vomiting. This condition can cause disturbed sleep patterns.
Disorders of this sleep pattern can include disturbances in the amount, quality or timing of
sleep in an individual. The purpose of this study was to provide nursing services to
hypertensive clients with disturbed sleep patterns. The research method used is a case
study with two participants who were treated for 3 days at UPTD Griya Werdha
Jambangan Surabaya. The results of the study explain that clients with hypertension have
a nursing diagnosis of sleep pattern disorders. The intervention given to both clients is the
provision of acupressure therapy. Acupressure therapy is a therapy that uses pressure
techniques on certain points to reduce pain and increase relaxation so that it helps to
reduce disturbed sleep patterns. After the intervention of acupressure techniques for 3
days the problem of sleep pattern disturbances in clients one and two can be resolved.
Both clients are able to meet their sleep needs. Therefore, in the elderly who experience

54
sleep pattern disorders, acupressure techniques can be given to overcome the problem of
sleeping pattern disorders.

Keywords : Hypertension, sleep pattern disorders, acupressure therapy.

PENDAHULUAN
degeneratif yang sering diderita lansia
Asuhan keperawatan merupakan
adalah hipertensi atau tekanan darah
rangkaian kegiatan proses keperawatan
tinggi. Tekanan darah yang tinggi sering
yang diberikan langsung kepada klien
terjadi pada lansia karena tekanan darah
atau pasien diberbagai tatanan pelayanan
secara alami cenderung meningkat
kesehatan. Asuhan keperawatan dapat
seiring bertambahnya usia (Palmer,
digunakan pada semua pasien dengan
2007). Tekanan darah tinggi merupakan
keluhan yang berbeda-beda, salah
penyakit multifaktoral yang dipengaruhi
satunya yaitu asuhan keperawatan pada
oleh banyak faktor diantaranya adalah
lansia. Menurut World Health
umur, jenis kelamin, faktor genetik serta
Organization (2014) yang diimaksud
faktor lingkungan seperti obesitas, stres,
lanjut usia adalah individu yang
kualitas tidur, asupan garam, alkohol dan
memasuki usia 60 tahun atau lebih. Usia
lain-lain (Kaplan, 1993 dalam Albert,
lanjut adalah salah satu kondisi yang
2012).
tidak dapat dihindari, pada kondisi ini
Bertambahnya usia diiringi
seseorang mengalami perubahan baik
dengan banyak masalah kesehatan yang
secara fisiologis, psikologis maupun
dapat terjadi. Proses degeneratif pada
sosial. Seseorang yang memasuki masa
lansia menyebabkan penurunan kondisi
tua akan mengalami penurunan baik
fisik, mental dan sosial. Salah satu akibat
secara fisik maupun psikis secara
dari perubahan fisik yang sering dialami
perlahan tetapi pasti (Nugroho W., 2000).
lansia adalah gangguan pola tidur (Majid,
Penuaan merupakan proses penurunan
2014). Gangguan tidur merupakan
fungsi tubuh secara perlahan-lahan,
kelainan dari kebiasaan tidur seseorang.
kemampuan jaringan untuk memperbaiki
Hal ini akan menyebabkan penurunan
diri serta mempertahankan struktur dan
kualitas tidur yang berakibat pada
fungsi normalnya mengalami penurunan,
kesehatan dan keselamatan penderitanya.
sehingga pertahanan terhadap infeksi
Berdasarkan pengalaman penulis pada
menurun dan serta rentan terhadap
saat praktek di UPTD Griya Werdha
penyakit degeneratif. Salah satu penyakit

55
Jambangan Surabaya dan dilakukan Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
wawancara banyak pasien hipertensi (2018), menunjukkan bahwa kejadian
yaitu kebanyakan mengeluh mengalami hipertensi di Indonesia sebesar 31,4%.
gangguan pola tidurnya dan sering Jika dilihat dari penyebab kematian
terjaga di malam hari. Sebenarnya ada terbanyak di Indonesia, menurut Survei
cara efektif untuk bisa mengurangi Sample Registration System tahun 2014
gangguan pola tidur tanpa melibatkan menunjukkan 12,9% kematian akibat
obat-obatan, berbagai terapi yang dapat penyakit jantung yang diakibatkan
dilakukan secara non farmakologi seperti komplikasi dari hipertensi. Pada lansia di
stimulus control, sleep restriction, Griya Werdha Jambangan Surabaya yang
cognitive behavioral therapy, terapi mengalami hipertensi ada 30 lansia dari
relaksasi dan sleep hygiene. Selain itu 60 lansia yang ada.
ada salah satu terapi yang dapat diberikan Permasalahan yang timbul dari
untuk mengurangi gangguan pola tidur penyakit hipertensi ini bisa secara
pada lansia yaitu terapi akupresur. Terapi fisiologis dan psikologis. Masalah yang
akupresur adalah salah satu jenis dapat muncul pada faktor psikologis
tindakan tradisional, yaitu keterampilan adalah gangguan pola tidur, depresi dan
yang dilakukan dengan cara merangsang kecemasan (Black, 2010). Masalah
titik tertentu melalui penekanan pada keperawatan gangguan pola tidur dapat
permukaan tubuh dengan menggunakan dicirikan dengan adanya masalah pada
jari maupun benda tumpul dengan tujuan jumlah, kualitas ataupun waktu tidur
untuk kebugaran dan membantu yang terjadi pada individu (Nagai &
mengatasi masalah kesehatan Kario, 2012). Akibat dari gangguan pola
(Kemenkes, 2011). Berdasarkan data tidur pada lansia yaitu dapat
WHO (World Health Organization) menimbulkan dampak yang tidak baik
tahun 2016, di dunia didapatkan sekitar pada kesehatan, karena dapat
972 juta orang atau 26,4% orang di dunia mengakibatkan kerentanan terhadap
mengidap hipertensi, dan diperkirakan penyakit, kondisi psikis/stres, konfusi,
dapat meningkat menjadi 29,2% di tahun disorientasi pada waktu, tempat maupun
2025. Dari 972 juta penderita hipertensi, orang, gangguan mood, kurang fresh,
333 juta terdapat di negara maju dan 639 menurunnya kemampuan berkonsentrasi,
selebihnya adalah di negara berkembang dan membuat keputusan (Potter & Perry,
termasuk Indonesia (Yonata, 2016). 2009). Dampak lebih lanjut dari masalah

56
tersebut adalah dapat menyebabkan cukup aman karena tidak melakukan
menurunnya kemandirian lansia dalam tindakan invasif atau melukai kulit tubuh
memenuhi kebutuhan sehari-hari yang pasien (Saputra, 2002). Titik tubuh yang
akhirnya berujung pada penurunan dilakukan penekanan sama dengan titik-
kualitas hidup lansia (Lo & Le, 2012). titik pada akupuntur, hanya saja yang
Untuk itu perlu adanya intervensi yang membedakannya adalah tekhnik
efektif dalam menangani gangguan pola akupresur menggunakan jari tangan
tidur pada lansia. sedangkan akupuntur menggunakan
Penatalaksanaan yang dapat jarum. Akupresur dapat meningkatkan
dilakukan pada pasien hipertensi yang sejumlah substansi yang memiliki
mengalami masalah pola tidur salah pengaruh pada otak, seperti serotonin
satunya yaitu bisa secara melalui signal yang cukup kompleks
nonfarmakologi. Menurut SIKI (2017) diteruskan ke otak sehingga dapat
intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kondisi relaksasi dan tidur.
masalah gangguan pola tidur salah Hasil dari penelitian yang telah
satunya yaitu dengan terapi akupresur. dilakukan, pada lanjut usia dengan
Terapi ini menggunakan teknik gangguan pola tidur didapatkan bahwa
penekanan pada titik tertentu untuk tehnik akupresur dapat meningkatkan
mengurangi nyeri dan meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan keadaan
relaksasi sehinga membantu untuk terjaga pada malam hari. Kemenkes
mengurangi gangguan pola tidur. Terapi (2015) menjelaskan bahwa stamina tubuh
ini bisa dilakukan dengan memeriksa dapat ditingkatkan dengan tehnik
tingkat kenyamanan psikologis dengan akupresur. Selain itu akupresur juga
sentuhan, memeriksa tempat yang sensitif dapat melancarkan peredaran darah,
untuk dilakukan penekanan dengan jari, mengurangi rasa sakit serta mengurangi
menentukan titik yang akan dilakukan stres/menenangkan pikiran sehingga
akupresur, merangsang titik akupresur dapat mengurangi gangguan pada pola
dengan jari atau ibu jari dengan kekuatan tidur.
tenaga yang memadai dan menganjurkan
pasien untuk rileks. Akupresur atau METODE PENELITIAN
tehnik penekanan titik tertentu pada Desain penelitian yang dipergunakan
tubuh merupakan salah satu tindakan adalah studi kasus. Metode ini dapat
nonfarmakologis yang efisien dan relatif mengeksplorasi masalah atau fenomena

57
dengan batasan yang terperinci, dan pada objektif yang didapatkan klien terlihat
saat pengambilan data dapat dilakukan sering mengantuk, klien tampak lelah,
secara mendalam serta dapat dan sering menguap, mata terlihat sayu.
mengikutkan berbagai sumber informasi. Pada pengkajian pasien kedua
Metode Studi kasus dibatasi oleh waktu didapatkan data klien mengatakan tidur
dan tempat, serta kasus yang dipelajari hanya 3 – 4 jam, klien mengatakan pada
berupa peristiwa, aktivitas atau individu. saat tidur malam sering terbangun, dan
Dalam penelitian studi kasus ini jika sudah tidur mudah sekali terbangun
bertujuan untuk mengeksplorasi layanan lagi. Data objektif yang didapatkan klien
keperawatan pada klien dengan intervensi terlihat sering mengantuk, klien terlihat
“Terapi Akupresur” pada masalah lemas, tampak lelah dan mata sayu.
gangguan pola tidur dengan diagnosa Menurut Nursalam (2001) tanda
medis Hipertensidi UPTD Griya Werdha dan gejala yang dijumpai pada pasien
Jambangan Surabaya. Partisipan dalam hipertensi adalah klien mengeluh sakit
keperawatan umumnya adalah pasien dan kepala/ pusing, tengkuk bagian belakang
keluarganya. Subjek yang digunakan terasa berat, mata berkunang-kunang,
adalah dua lansia Ny. M dan Ny. S cemas dan sulit tidur. Salah satu yang
dengan hipertensi yang mengalami dikeluhkan pada lansia yaitu gangguan
masalah keperawatan gangguan pola pola tidur. Menurut SDKI (2017)
tidur dengan intervensi terapi akupresur karakteristik yang didapatkan pada pasien
di ruang Teratai UPTD Griya Werdha yang mengalami masalah pola tidur yaitu
Jambangan Surabaya. mengatakan sulit tidur, sering terbangun
di malam hari, tidak puas tidur, pola tidur
HASIL PENELITIAN DAN berubah, istirahat tidak cukup dan
PEMBAHASAN mengeluh aktivitas mengalami
Pengkajian pasien pertama penurunan.
didapatkan data klien mengatakan sulit Berdasarkan fakta dan teori, tanda
tidur, klien mengatakan ketika tidur dan gejala yang didapatkan pada pasien
sering terbangun, klien mengatakan hipertensi pada kasus klien 1 dan klien 2
pukul 23.00 – 00.00 WIB baru bisa tidur yang mengalami gangguan pola tidur
dan setelah itu sering terbangun. Klien antara teori dan kasus nyata sama yaitu
juga menyampaikan sekitar pukul 03.00 klien mengeluh sulit tidur dan sering
WIB sudah bangun kembali. Data

58
terbangun sehingga klien cepat merasa keperawatan pada klien 1 adalah klien
lelah dan mata klien tampak sayu. mengatakan mengatakan sudah bisa tidur,
Pada lansia kinerja neuron otak klien terlihat lebih segar, klien tidak
mulai mengalami kelemahan dan terlihat mengantuk.Sedangkan pada klien
menyebabkan sinyal rasa lelah dan 2 adalah klien mengatakan sudah tidak
mengantuk pada tubuh tidak bekerja sulit dalam memulai tidurnya, klien
dengan baik sehingga menyebabkan jarang terbangun pada malam hari, klien
gangguan pola tidur. Selain karena terlihat lebih segar, mata klien tidak sayu.
penurunan fungsi otak, susah tidur pada Menurut Saputra dan Sudirman,
lansia bisa saja terjadi sebagai gejala dari 2009 tehnik akupresur yang dilakukan
penyakit tertentu dan bisa juga karena pada lansia akan memberi pengaruh
kondisi psikologis seperti stres, depresi perasaan nyaman, tenang dan rilkes. Hal
atau kecemasan akibat kesendirian atau ini dapat terjadi karena adanya stimulus
merasa diabaikan oleh keluarganya. sel saraf sensorik di sekitar ttip akupresur
Intervensi keperawatan yang akan diteruskan ke medula spinalis,
dilaksanakan pada klien 1 dan klien 2 kemudian mesenfalon dan komplek
salah satunya adalah melakukan terapi pituitari hipotalamus. Akibat proses
akupresur. Sesuai dengan hasil penelitian tersebut akan terjadi pelepasan hormon
yang tealh dilakukan oleh Wahyu endorfin. Hormon Endorfin tersebut
Kusumawardani (2017) tentang pengaruh dapat memberikan perasaan tenang. Rasa
terapi akupresur terhadap kualitas tidur tenang, nyaman, dan rileks ini akan
lansia di Balai PSTW Unit Budi Luhur membuat lansia menjadi ada keinginan
Kasongan Bantul Yogyakarta bahwa untuk tidur. Seperti yang disampaikan
terdapat pengaruh terapi akupresur oleh (Potter & Perry, 2009) bahwa
terhadap kualitas tidur lanjut usia dengan seseorang akan dapat tertidur apabila
nilai z hitung -3,415adengan nilai p-value orang tersebut merasa rileks dan nyaman.
sebesar 0,001. Disampaikan juga bahwa Pada lansia kondisi seperti ini sangat
terapi akupresur juga dapat memberikan diperlukan agar lansia dapat memenuhi
pengaruh positif, baik secara fisik kebutuhan tidurnya dan tidak mengalami
maupun psikologis pada lansia. lagi kesulitan untuk tidur.
Hasil evaluasi keperawatan pada
masalah keperawatan gangguan pola
tidur setelah 3 hari dilakukan asuhan

59
KESIMPULAN
Potter, P.A & Perry, A.G.
Setelah melakukan asuhan
(2006).Fundamental Of Nursing:
keperawatan kepada lansia yang Concepts, Process, And Practice
Vol. 2 Jakarta: Penerbit Buku
mengalami gangguan pola tidur dengan
Kedokteran EGC.
memberikan intervensi terapi akupresur
Priyoto. 2015. Nursing Intervention
kebutuhan istirahata tidur pada kedua
Classification (NIC) dalam
lansia dapat terpenuhi. Hal ini dapat keperawatan gerontik. Jakarta
selatan: Salema Medika
dilihat dari hasil evaluasi klien satu dan
dua, klien dapat tidur dan tidak sering Saputra, K., Sudirman, S. (2009)
Akupuntur untuk nyeri dengan
terbangun lagi, serta kondisi klien terlihat
pendekatan Neurosain. Jakarta:
segar. Sagung Seto.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018).


SARAN Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia Definisi dan Indikator
Penanganan gangguan pola tidur
Diagnostik. Jakarta : Dewan
pada lansia dengan intervensi terapi Pengurus PPNI.
akupresur terbukti ampuh dalam
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018).
meningkatkan pola tidur lansia. Oleh Standart Intervensi Keperawatan
Indonesia Definisi dan Tindakan
karena itu bagi tempat penelitian bisa
Keperawatan. Jakarta : Dewan
direkomendasikan untuk dilakukan pada Pengurus PPNI.
klien yang mengalami gangguan pola
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018).
tidur. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan
DAFTAR PUSTAKA
Pengurus PPNI.
Anna Palmer dan Bryan Williams. 2007.
Udjianti, Wajan. 2010. Keperawatan
Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
Erlangga
Medika
Muwarni, A. 2011. Perawatan Pasien
Wahyuningsih M., (2011). Ini dia 5
Penyakit Dalam. Yogyakarta:
propinsi dengan jumlah lansia paling
Goshyen
banyak dalam http://health
detik.com/read/2011.
Nugroho. 2000. Keperawatan Komunitas.
Jakarta: Rineka Cipta

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar


Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses dan Praktik, Edisi 4 volume
1. Jakarta: EGC

60

Anda mungkin juga menyukai