Anda di halaman 1dari 45

SUMMERY

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH :

WAHYUDI

105111100519

PRODI DIII KEPERWATAN

FAKUTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN

Manajemen adalah Suatu proses melakukan kegiatan atau usaha

untuk mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan

oranglain.(Harsey dan Blanchard) Manajemen sebagai suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan suatu

kegiatan.(James A. O’Brien)

Pengertian Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan

keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan

asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,

keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989). Kita ketahui disini bahwa

manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus

dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber –

sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat

memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada

pasien, keluarga dan masyrakat.

Fungsi – Fungsi Manajemen

Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :

1. Gambaran apa yang akan dicapai


2. Persiapan pencapaian tujuan

3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai

4. Persiapan tindakan – tindakan

5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja

6. Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan

b. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah

rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya,

macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.

c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau /

suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena

perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara

interval.

d. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi

pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana,

apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian

juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.

e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan

perbandingan hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai.

3. Prinsip – Prinsip Manajemen Keperawatan

Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :

a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan

karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan

resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif


dan terencana.

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu

yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan

menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan

melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

sebelumnya.

c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan

keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi

dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan

keputusan di berbergai tingkat manajerial.

d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan

fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa

yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien

merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.

e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian

dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai

tujuan.

f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan

yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan

pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.

g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk

memperlihatkan penampilan kerja yang baik.

h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif.

Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan


memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara

pegawai.

i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya

persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih

tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan

karyawan.

Prinsip – prinsip Organisasi menurut Fayol adalah:

a. Division of work (pembagian pekerjaan)

Tugas/Pekerjaan dibagi secara rata pada masing-masing individu

ataupun tim.

b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)

Masing-masing personal atau Tim memiliki kewenangan dan

tanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah diberikan kepadanya.

c. Dicipline (disiplin)

Kedisiplinan merupakan hal yang sangat pokok dalam sistem

manajemen.

d. Unity of command (kesatuan komando)

Merupakan kesatuan perintah,satu perintah dari atasan menjadi

tanggung jawab bersama.

e. Unity of direction (kesatuan arah)

Merupakan tujuan yang sama.

f. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan

individu tunduk pada kepentingan umum)

g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)


Penghasilan pegawai merupakan bentuk reward yang diberikan atas

jasa yang telah dilakukan.

KERANGKA KONSEP

-Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma

keperawatan:

-Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya.

-Jika informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan

membuat keputusan terbaik untuk dirinya sendiri.

-Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.

-Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara

untuk mencapai tujuan kelompok.

-Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam

pencapaian tujuan.

-Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan.

-Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan

kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi.

-Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan

keputusan yang profesional.

-Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan

merupakan tujuan bersama untuk menetapkan tujuan bersama

Proses Manajemen Keperawatan


Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem

terbuka dimana masing–masing komponen saling berhubungan dan

berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan

suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses,

output, kontrol dan mekanisme umpan balik.

Komponen Sistem Manajemen Keperawatan

Komponen dari Manajemen Keperawatan: Input, Proses, Output,

Kontrol, Feed back mechanism

INPUT: Informasi, Personal, Peralatan, Fasilitas

PROSES: Kelompok manejemen [dari tertinggi sampai dengan

perawat pelaksana] yang mempunyai tugas dan wewenang untuk

melaksanakan perencanaan, organisasi, pengarahan dan

pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

OUTPUT: Askep (Asuhan Keperawatan), Pengembangan staf

sampai dengan riset

KONTROL: Budget, Prosedur, Evaluasi Kinerja, Akreditasi

FEED BACK MECHANISM: Laporan Financial, Audit Keperawatan,

Survey Kendali Mutu, Kinerja.

Prinsip yang mendasari mananejemen keperawatan.

1.Berlandaskan perencanaan

2.Penggunaan waktu yang efektif

3.Melibatkan pengambilan keputusan

4.Memenuhi kebutuhan ASKEP pasien  kepuasan pasien sebagai


tujuan

5.Terorganisir sesuai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan

PENGARAHAN KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Komunikasi Manajerial

Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan

kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan

tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus

berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat

jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan

berkomunikasi. Berikut merupakan definis komunikasi manajemen

menururut beberapa ahli :

1. Menurut Michael kaye (1994), Communication management is

how people manage their communication processes through

construing meanings about their relationships with others in various

setting. They are managing their communication and actions in a

large of relationship – some personal some professional. Bagaimana

orang-orang mengelola proses komunikasi dalam hubungannya

dengan orang lain dalam setting atau konteks komunikasi.

2. Menurut Parag Diwan (1999), Manajemen komunikasi adalah

proses penggunaan berbagai sumber daya komunikasi secara

terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Menurut Antar Venus, Manajemen komunikasi adalah proses

pengelolaan sumber daya komunikasi yang ditujukan untuk

meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang terjadi

dalam berbagai konteks komunikasi. Konteks komunikasi yang

dimaksud disini berarti tataran komunikasi individual, interpersonal,

organisasional, governmental, sosial, atau bahkan internasional.

Dari pengertian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwakomunikasi

manajerial atau komunikasi manajemen merupakan komunikasi yang

menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk

mencapai tujuan organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan

organisasi yang dinyatakan dengan jelas.Komunikasi manajemen

juga dapat diartikan sebagaikomunikasi di suatu organisasi yang

dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan

khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka

pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan

sasaran organisasi.

Proses Komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan

tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada

stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-

rencana itu dapat dilaksanakan, Pengorganisasian memerlukan

komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka,


Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan

bawahannya agar tujuan kelompok dapat tercapai. Jadi seorang

manajer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui

interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.

Elemen-elemen Komunikasi Manajerial

Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang

yang menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan tertentu, artinya

komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber,

pesan, media, penerima, dan efek . unsur-unsur ini bisa juga disebut

komponen atau elemen komunikasi.

1. Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan

sumber sebagai pembuat atau pengirim ineormasi. Dalam

komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi

bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau

lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam

bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.

2. Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi

adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan

dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media

komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,

nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya

diterjemahkan dengan kata massage, content atau informasi (Hafied

Cangara, 2008;22-24).
3. Media, Media adalah alat sarana yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada

beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi

antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi

adalah pancaindra manusia seperti mata dan teliga. Pesan-pesan

yang diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran

manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap

sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Akan tetapi, media

yang dimaksud dalam buku ini, ialah media yang digolongan atas

empat macam, yakni: Media antarpribadi, untuk hubungan perorang

(antarpribadi) media yang tepat digunakan ialah kurir /utusan, surat,

dan telpon. Media kelompok, Dalam aktivitasa komunikasi yang

melibatkan khlayak lebih dari 15 orang, maka media komunikasi

yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat,

seminar, dan konperensi. Rapat biasanya digunakan untuk

membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh suatu organisasi.

Seminar adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri 150

orang. Konferensi adalah media komunikasi yang dihadiri oleh

anggota dan pengurus dari organisasi tertentu. Ada juga orang dari

luar organisasi, tapi biasanya dalam status peninjau. Media publik,

kalau khalayak lebih dari 200-an orang, maka media komunikasi

yang digunakan biasanya disebut media publik. Misalnya rapat

akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media massa, jika khalayak

tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya


digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan

dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima)

dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat

kabar, film, radio, dan televisi (Hafied Cangara, 2008;123-126).

4. Penerima, Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran

pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang

atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai atau negara.

Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti

khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut

audience ataureceiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami

bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber.

Tidak adanya penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah

elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang

menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima

oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang

sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau

saluran.

5. Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan

antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima

sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi

pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena

itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau pengetahuan,

sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.


Fungsi Komunikasi Manajerial

Komunikasi mempunyai empat fungsi utama sebagaimana yang

diutarakan olehStephen P. Robbins (1996:5) yang telah

diterjemahkan oleh Hadyana Pujaatmakasebagai berikut:

1. Kendali

Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota

organisasi

2. Motivasi

Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan

kepada para karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana

mereka bekerja dengan, dan apa yang dapat dikerjakan untuk

memperbaiki kinerja jika itu dibawah standar.

3. Pengungkapan emosional

Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber

utama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam

kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana

anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka.

4. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan

kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data

guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.

Tujuan Komunikasi Manajerial

Manajeman Komunikasi bertujuan untuk menjadi sarana berinteraksi

yang baik, dapat memahami dan mengerti cara berkomunikasi yang

baik.

Curtis mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan mengapa

komunikasi terjadi di dalam organisasi atau perusahaan:

1. Give and Given Information (memberi dan di beri informasi)

Karyawan akan cenderung merasa lebih baik mengenai diri mereka

sendiri jika mereka di beri informasi dengan baik dan di beri jalan

masuk menuju informasi tersebut.

2. Persuade Others (mempengaruhi orang lain)

Komunikasi berguna untuk merangsang minat, mengurangi

permusuhan, dan menggerakkan karyawan untuk melakukan suatu

tugas atau mendidik perilaku.

3. Help Others (menolong orang lain)

Hal ini dapat dilakukan oleh seorang atasan, antara lain melalui

pemberian nasihat kepada para karyawan, membantu pelanggan


menyelesaikan masalah, ataupun memotivasi orang lain dalam

mencapai tujuan karier mereka.

4. Evaluating Behavior Effectiveness (mengevaluasi perilaku

secara efektif)

Para anggota organisasi memerlukan suatu penilaian untuk

mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan atau kapan koreksi

terhadap prestasi mereka lakukan.

Strategi Komunikasi Manajerial

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam strategi berkomunikasi

dalam organisasi, yaitu pola komunikasi dan gaya kemunikasi.

Pola komunikasi merupakan bentuk atau model dalam melakukan

komunikasi. Poa komunikasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

berdasarkan arah dan fungsinya.

1. Pola Komunikasi Berdasarkan Arah

a. Komunikasi Vertikal

Komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas,adalah

komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan

kepada atasan secara timbal balik. Dalam komuniksi vertikal,

pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk

petunjuk,informasi-informasi, penjelasan-penjelasan dan lain


lainkepada bawahannya. Sementara bawahan memberikan laporan-

laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan kepada pemimpin.

b. Downward Communication (komunikasi kebawah)

Terutama mengkomunikasikan pesan dari yang memiliki kekuasaan

kepada yang lebih sedikit kekuasaannya; merupakan model umum

komunikasi dalam sebuah organisasi. Komunikasi ini melibatkan

instruksi, anggaran yang disetujui atau tidak, pernyataan kebijakan,

variasi dalam standar prosedur operasi dan mencatat perubahan-

perubahan lainnya, pengumuman umum, pertemuan,ekspresi tujuan,

sasaran, dan pernyataan misi. Pesan-pesan ini mungkin dapat

dikirimkan lewat memo, email, catatan,dan saluran individu ke grup

atau dari individu ke individu; atau mereka mungkin saja dapat

disampaikan tidak langsung melalui orang lain dalam hirarki. Selama

proses pengiriman, pesan asli dapat di edit, ditambah, dikurangi,

dijelaskan, atau bahkan diubah.

c. Upward Communication (komunikasi keatas)

Merupakan suatu kondisi yang mungkin lebih penting dari downward

communication. Saluranupward communication membawa data dari

pelanggan mengenai produksi barang dan pelayanan, dan segala

kebutuhan yang diperlukan untuk operasi organisasi dari hari ke hari.

Keterangan ini dapat digunakan bila orang-orang yang berada di

level atas di suatu organisasi adalah orang-orang yang memiliki

keterampilan mendengar, mengumpulkan feedback dan dapat


dipercaya. Bila tidak ada komitmen untuk melakukan pendekatan-

pendekatan seperti ini maka akan terjadi ”culture of silence” atau

budaya diam dan atau ”culture of silos” yang mungkin berlaku, yang

akan membawa konsekuensi dampak yang serius untuk organisasi-

dengan tanpa peringatan awal untuk menanggulangi bencana, ini

mungkin akan membawa krisis yang besar.

d. Komunikasi Horizontal

Komunikasi secara mendatar antara anggota staff dengan anggota

staff, karyawan sesama karyawan dan sebagainya. Komunikasi ini

seringkali berlangsung tidak formal, mereka berkomunikasi satu

sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan

pada saat istirahat atau waktu pulang kerja.

e. Komunikasi Eksternal

Dalam kaitannya dengan komunkasi eksternal ini pelaksanaan

komunikasi dilakukan oleh pihak organisasi/perusahaan melalui

kesepakatan manajemen untuk melakukan kegiatan komunikasi

dengan pihak luar atau publik yang berada diluar organisasi tentunya

menjadi perhatian. Karena bagaimanapun tanpa dukungan publik

luar ini, keberhasilan suatu organisasi sulit tercapai.

Kegiatan komunikasi eksternal dapat dilakukan dengan berbagai

cara. Jika kegiatan komunikasi dari pihak organisasi atau


perusahaan kepada publik luar, maka dapat dilakukan dalam bentuk

misalnya ;

1) Untuk publik umum (general publik) dan publik konsumen

dapat dilakukan kegiatan komunikasi melalui periklanan, promosi,

publisitas,pameran,dsb

2) Untuk publik pers dapat dilakukan kegiatan komunikasi

melalui ,press conference press interview,press tour

Sedangkan, jika kegiatan komunikasi dari publik luar kepada pihak

organisasi dapat dilakukan dalam bentuk penyampaian opini publik.

Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:

1) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini

dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan

sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,

setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui

berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel

surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur;

leaflet; poster; konferensi pers.

2) Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari

khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek

dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

2. Pola Komunikasi berdasarkan Fungsi


a. Pola Komunikasi dalam Planning

Planningberarti menentukan tujuan dan sasaran utama perusahaan

agar berhasil, termasuk diantaranya : mengembangkan strategi,

menetapkan kebijakan, merencanakan anggaran dan petunjuk-

petunjuk umum untuk menggiatkan jalannya perusahaan.

b. Pola Komunikasi Dalam Organizing

Organizing adalah menentukan secara spesifik aktivitas atau

kebutuhan untuk mencapai sasaran atau hasil yang akan dicapai

perusahaan.

c. Pola Komunikasi Dalam Directing

Mengarahkan prilaku anggota perusahaan sesuai apa yang telah

ditetapkan perusahaan serta sesuai dengan kebutuhan, rencana dan

desain pekerjaan.

d. Pola Komunikasi Dalam Controlling

Mengawasi apakah aktivitas perusahaan dijalankan sesuai dengan

perencanaan dan dilaksanakan oleh anggota perusahaan sesuai

dengan fungsi dan tanggung jawabnya.

Dari contoh kasus diatas sudah jelas bahwa dalam fungsi

manajemen Controling itu menggunakan pola komunikasi Vertikal,

karena adanya arahan dari atasan (manajer) ke bawahan

(karyawan).
Enam gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss :

1. The Controlling style

Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan, ini ditandai dengan

adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa

dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.

2. The Equalitarian style

Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan

kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai

dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara

lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah.

3. The Structuring style

Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan

verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah

yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta

struktur organisasi.

4. The Dynamic style

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,

karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan

pekerjaannyaberorientasipada tindakan (action-oriented).

5. The Relinguishing style


Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima

saran,pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan

untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender)

mempunyai hak untuk memberiperintah dan mengontrol orang lain.

6. The Withdrawal style

Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya

tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang

yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain,

karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang

dihadapi oleh orang-orang tersebut.

Prinsip Komunikasi Manajemen Keperawatan

Sebagai seorang manajer, dalam melakukan komunikasi tentu harus

menerapkan prinsip-prinsip komunikasi dalam manajemen. Prinsip-

prinsip komunikasi manajemen ini pula yang harus diterapkan dalam

manajemen keperawatan. Secara umum, berikut prinsip komunikasi

manajemen:

1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk

pemahaman tenteng siapa yang akan kena dampak dari

pengambilan keputusan yang telah dibuat.

2. Komunikasi harus jelas , sederhana dan tepat.


Nursalam (2001) mengemukakan prinsip komunikasi seorang

perawat profesional adalah CARE: Complete,Acurte,Rapid,English.

Artinya setiap melakukan komunikasi (lisan/tulisan) dengan teman

sejawat atau profesi kesehatan lain harus memenuhi ketiga unsur

diatas. Profil perawat masa depan yang terpenting adalah mampu

berbicara dan menulis bahasa asing, minimal bahasa inggris.

1. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasidapat

diterima secara akurat, salah satu caranya bertanya / mengulangi

pesan yang telah disampaikan.

2. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi

yang disampaikan orang lain dan menunjukkan rasa menghargai dan

ingin tahu terhadap pesan yang disampaikan.

G. Hambatan Terhadap Komunikasi dalam Organisasi:

Hambatan Teknis, Hambatan Semantik, Hambatan Manusiawi

KONSEP MENEJEMEN KONFLIK

Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan

kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan

tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus

berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat

jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan


berkomunikasi. Berikut merupakan definis komunikasi manajemen

menururut ahli :

Menurut Parag Diwan (1999), Manajemen komunikasi adalah proses

penggunaan berbagai sumber daya komunikasi secara terpadu

melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Elemen-elemen Komunikasi Manajerial

Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang

yang menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan tertentu, artinya

komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber,

pesan, media, penerima, dan efek . unsur-unsur ini bisa juga disebut

komponen atau elemen komunikasi.

1. Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan

sumber sebagai pembuat atau pengirim ineormasi. Dalam

komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi

bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau

lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam

bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.

2. Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi

adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan

dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media


komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,

nasihat atau propaganda.

3. Media, Media adalah alat sarana yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada

beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi

antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi

adalah pancaindra manusia seperti mata dan teliga. (Hafied

Cangara, 2008;123-126).

4. Penerima, Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran

pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang

atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai atau negara.

Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti

khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut

audience ataureceiver.

5. Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan

antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima

sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi

pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena

itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau pengetahuan,

sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

Fungsi Komunikasi Manajerial


Komunikasi mempunyai empat fungsi utama sebagaimana yang

diutarakan olehStephen P. Robbins (1996:5) yang telah

diterjemahkan oleh Hadyana Pujaatmakasebagai berikut:

1. Kendali Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku

anggota organisasi

2. Motivasi Komunikasi membantu perkembangan motivasi

dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus

dilakukan, bagaimana mereka bekerja dengan, dan apa yang dapat

dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu dibawah standar.

3. Pengungkapan emosional Bagi banyak karyawan, kelompok

kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial.

Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan

mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota

menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka.

4. Informasi Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan

individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan

meneruskan data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan

alternatif.

Tujuan Komunikasi Manajerial

Manajeman Komunikasi bertujuan untuk menjadi sarana berinteraksi

yang baik, dapat memahami dan mengerti cara berkomunikasi yang

baik.Dewasa ini dapat menjadi kajian dan sarana informasi yang


membentuk hubungan dengan orang-orang sebagai sarana investasi

yang merupakan aspekyang sangat penting dalam Manajemen

Komunikasidalam upaya mengembangakan hubungan yang

profesional”membentuk goodwill, toleransi (tolerance), saling

kerjasama (mutual understanding) dan saling menghargai (mutual

appreciation) serta memperoleh opini public yang favorable, image

yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang haronis baik

hubungan kedalam (internal relations) maupun hubungan keluar

(external relations).

Kegiatan komunikasi eksternal dapat dilakukan dengan berbagai

cara. Jika kegiatan komunikasi dari pihak organisasi atau

perusahaan kepada publik luar, maka dapat dilakukan dalam bentuk

misalnya ;

1) Untuk publik umum (general publik) dan publik konsumen

dapat dilakukan kegiatan komunikasi melalui periklanan, promosi,

publisitas,pameran,dsb

2) Untuk publik pers dapat dilakukan kegiatan komunikasi

melalui ,press conference press interview,press tour

Sedangkan, jika kegiatan komunikasi dari publik luar kepada pihak

organisasi dapat dilakukan dalam bentuk penyampaian opini publik.

Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:


1) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini

dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan

sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,

setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui

berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel

surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur;

leaflet; poster; konferensi pers.

2) Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari

khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek

dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

2. Pola Komunikasi berdasarkan Fungsi

a. Pola Komunikasi dalam Planning

Planningberarti menentukan tujuan dan sasaran utama perusahaan

agar berhasil, termasuk diantaranya : mengembangkan strategi,

menetapkan kebijakan, merencanakan anggaran dan petunjuk-

petunjuk umum untuk menggiatkan jalannya perusahaan.

Untuk melakukan hal tersebut di dalam sebuah organisasi,

diperlukan dimensi komunikasi vertikal dan horizontal. Karena dalam

melakukan perencanaan atau planning harus melibatkan pemimpin

dan anggota lainnya. Agar dapat mengetahui keadaan perusahaan

dan strategi dari seluruh bagian dari organisasi tersebut.Contoh

kasus: Sebuah perusahaan melakukan rapat untuk membahas


strategi agar perusahaan tersebut dapat lebih berkembang. Maka

perusahaan tersebut harus mengundang seluruh kepala bagian.

Maka dalam rapat tersebut akan terjadi komunikasi untuk

membicarakan hal dalam perusahaan. Disitulah terjadi pola

komunikasi horizontal, karena komunikasi dilakukan antar kepala

bagian yang mempunyai jabatan yang sama.

Sedangkan jika rapat untuk merumuskan kebijakan dalam suatu

perusahaan, maka dalam rapat tersebut di undang direksi, kepala

bagian dan beberapa karyawan lainnya. Hal itu menyebabkan

terjadinya komunikasi secara vertikal karena dilakukan dari atasan

kebawahan dan sebaliknya.

b. Pola Komunikasi Dalam Organizing

Organizing adalah menentukan secara spesifik aktivitas atau

kebutuhan untuk mencapai sasaran atau hasil yang akan dicapai

perusahaan. Dalam praktiknya, diimplementasikan dalam bentuk

struktur organisasi sebagai garis komando dalam menjalankan fungsi

dan peran anggota organisasi/perusahaan.Karena

diimplementasikan dalam bentuk struktur organisasi, maka dalam

organizing dilakukan pola komunikasi vertikal. Hal tersebut

disebabkan dalam membentuk struktur organisasi dan memberikan

komando dilakukan oleh seorang pimpinan sebuah perusahaan ke

bawahannya untuk mengisi sebuah posisi dan menjalankan tugas di

bagian yang ditunjuk oleh pemimpin perusahaan tersebut.


c. Pola Komunikasi Dalam Directing

Mengarahkan prilaku anggota perusahaan sesuai apa yang telah

ditetapkan perusahaan serta sesuai dengan kebutuhan, rencana dan

desain pekerjaan.Directing itu memerlukan pola komunikasi vertikal,

karena adanya pengarahan yang diberikan oleh atasa (pimpinan

perusahaan) kepada bawahan hatau karyawannya untuk mencapai

sebuah konsep kebutuhan atau perencanaan dalam perusahaan.

d. Pola Komunikasi Dalam Controlling

Mengawasi apakah aktivitas perusahaan dijalankan sesuai dengan

perencanaan dan dilaksanakan oleh anggota perusahaan sesuai

dengan fungsi dan tanggung jawabnya. Tahapan ini biasanya

dilakukan oleh manajer atau pimpinan yang bertanggung jawab

langsung atas anggota organisasi/perusahaan. Contoh kasus :

seorang manajer akan mengawasi cara dan hasil kerja karyawannya

dan jika cara dan hasil kerja karyawan tersebut dianggap kurang

maka manajer akan menegur dan memberi arahan kepada karyawan

tersebut.

Dari contoh kasus diatas sudah jelas bahwa dalam fungsi

manajemen Controling itu menggunakan pola komunikasi Vertikal,

karena adanya arahan dari atasan (manajer) ke bawahan

(karyawan).
Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan

pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang

dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi

informasi dan gagasan. Gaya komunikasi didefinisikan sebagai

seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang

digunakan dalam suatu situasi tertentu. Masing-masing gaya

komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai

untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi

yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang

digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan

harapan dari penerima (receiver).

Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya Personel

Management, 1976, jenis hambatan teknis dari komunikasi :

a. Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas

b. Kurangnya informasi atau penjelasan

c. Kurangnya ketrampilan membaca

d. pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.

2. Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian

pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik sebagai studi

atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa Kata-kata


membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian

[komunikator dan komunikan], tetapi seringkali proses penafsirannya

keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol [kata] dan apa yang

disimbolkan [arti atau penafsiran], dapat mengakibatkan kata yang

dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan

sebenarnya.

Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang

komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan

karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran

terhadap kata-kata yang dipakainya.

3. Hambatan Manusiawi

Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi,

persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau

ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang

MANAJEMEN KEPERAWATAN SEBAGAI ANGGOTA TIM

KESEHATAN
A. Rencana Kerja Dalam Manajemen Keperawatan

Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka

waktunya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek,

jangka menengah dan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek

atau yang disebut sebagai perencanaan operasional adalah

perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu satu

jam sampai dengan satu tahun. Perencanaan jangka menengah

adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu

antara satu tahun sampai lima tahun (Marquis & Huston, 1998),

sedangkan perencanaan jangka panjang atau sering disebut

perencanaan strategis adalah perencanaan yang dibuat untuk

kegiatan tiga sampai 20 tahun (Swanburg, 1999). 17 Dalam

perencanaan di ruang perawatan biasanya yang digunakan adalah

perencanaan jangka pendek yaitu rencana harian, bulanan dan

rencana tahunan. Marilah kita perhatikan satu per satu jenis

perencanaan tersebut seperti dalam uraian berikut ini :

Rencana Harian adalah rencana yang berisikegiatanmasing-

masingperawat yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana

dibuatoleh kepala ruang, ketua tim/perawat primer dan perawat

pelaksana. Rencana Bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan

dalam satu bulan. Rencana ini harus disinkronkan dengan rencana

harian. Rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang dan ketua
tim/perawat primer. Rencana Tahunan adalah rencana yang dibuat

setiap tahun sekali, yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi kegiatan

tahun sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang.

Menurut waktu pembuatan perencanaan dapat diklasifikasikan dalam

Perencanaan reaktif yaitu perencanaan yang disusun ketika adanya

masalah aktual yang dihadapi saat ini dan Perencanaan proaktif

yaitu perencanaan yang disusun sebelum masalah timbul, antisipasi

terhadap perubahan kebutuhan dan meningkatkan kemampuan

organisasi, sedangkan menurut proses penyusunan perencanaan

diklasifikasikan menjadi: Pendekatan Perkembangan yang

menguntungkan (Profitabel Growth Approach) dan pendekatan

analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Treat) :

a. Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel

Growth Approach)

yaitu Perencanaan yang dilakukan dengan menganalisa sarana

produksi yang dimiliki dan dihubungkan dengan kebutuhan yang

muncul dari lingkungan. Mengusahakan terjadinya keseimbangan

antara sarana yang dimiliki dengan kebutuhan lingkungan.

b. Pendekatan SWOT ( Strenght, Wekness, Opportunity dan

Threat)

Rencana disusun dengan proses perencanaan, dimulai dengan

menganalisa faktor internal yang berhubungan dengan kekuatan


(Strenght) dan kelemahan (Weaknes), selanjutnya melakukan

analisa factor eksternal yang berhubungan dengan peluang

(opportunity) dan tekanan/ancaman (Threat). Setelah diketahui

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman selanjutnya disusun

rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana

strategis harus diterjemahkan ke dalam rencana operasional yang

mencantumkan target yang harus dicapai.

B. Menghitung tingat ketergantungan pasien

Dorothea Orem telah mengembangkan teori Defisit Perawat Diri.

Berdasarkan teorinya ini dapat diklasifikasi tingkat ketergantungan

pasien yang terdiri dari 3 yakni Minimal Care, Partial Care dan Total

Care.

Minimal Care

1. Klien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan

a. Mampu naik-turun tempat tidur

b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri

c. Mampu makan dan minum sendiri

d. Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan

e. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)


f. Mampu berpakaian dan berdanda dengan sedikit bantuan

g. Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan

2. Status psikologis stabis

3. Klien dirawat untuk prsedur diagnostik

4. Operasi ringan

Partial Care

1. Klien memerlukan bantuan perawat sebagian

a. Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik-turun tempat tidur

b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan

c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan

d. Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap)

e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat

tidur/kamar mandi)

2. Pasca operasi minor (24 jam)

3. Melewati fase akut dari pascaoperasi mayor


4. Fase awal dari penyembuhan

5. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

Total Care

1. Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan

memerlukan waktu perawat yang lebih lama

a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat

tidur ke kursi roda

b. Membutuhkan latihan pasif

c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena

(infus) atau NGT (sonde)

d. Membutuhkan bantuan kebersihan mulut

e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan

berdandan

f. Dimandikan perawat

g. Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter

h. Klien tidak sadar

2. Keadaan klien tidak stabil

3. Observasi TTV setiap kurang dari 8 jam


4. Perawatan luka bakar

5. Perawatan kolostomi

6. Menggunakan alat bantu pernapasan

7. Menggunakan WSD

8. Irigasi kandung kemih secara terus-menerus

9. Menggunakan alat traksi

10. Fraktur dan atau pascaoperasi tulang belakang/leher

11. Gangguan emosional berat, bingung, dan disorientasi

C. Praktek Pre Conference sesuai prosedur

Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana

setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut

yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang

dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference

ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana

harian), dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung

jawab tim.

Tujuan pre conference:

1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,

merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil


2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan

3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan

pasien

Syarat pelaksanaan:

1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan

keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian

asuhan keperawatan

2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang

keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang

perlu ditambahkan

4. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua

tim dan anggota tim

(Jean, et.Al, 1973)

Tatalaksanan :

1. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan

pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal pelaksana.

2. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim

Isi conference:
Rencana tiap asuhan (rencana harian)

Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim

3. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam

timnya masing – masing.

4. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien

berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien yang

dilaporkan oleh dinas malam

5. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi

a. Keluhan pasien

b. TTV dan kesadaran pasien

c. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru

d. Masalah keperawatan

e. Rencana keperawatan hari ini

f. Perubahan keadaan terapi medis

g. Rencana medis

6. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat

asosiet tentang masalah yang terkait dengan perawatan pasien yang

meliputi :
a. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti :

keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung

lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.

b. Ketepatan pemberian infuse

c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan

d. Ketepatan pemberian obat / injeksi

e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain

f. Ketepatan dokumentasi

7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,

kejujuran dan kemajuan masing–masing perawatan asosiet.

9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang

tidak dapat diselesaikan.

D. Praktek Post Conference sesuai prosedur

Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah

melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Conferensi

merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi

dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, pagi, sore

atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan.


konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat

mengurangi gangguan dari luar.

Tujuan Post Conference

Tujuan post conference adalah untuk memberikan kesempatan

mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah

yang dijumpai.

Syarat Post Conference

a. Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan

keperawatan

b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang

keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang

perlu ditambahkan

d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua

tim dan anggota tim

Pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi

Adapun panduan bagi Perawat pelaksana dalam melakukan

konferensi adalah sebagai berikut: (Ratna Sitorus, 2006).


a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan

pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan

pelaksana.

b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam

timnya masing – masing.

c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan

hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas

malam.

Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :

a. Utamanya tentang klien (biodata, status sosial, ekonomi,

budaya)

b. Keluhan klien

c. TTV dan kesadaran

d. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.

e. Masalah keperawatan

f. Rencana keperawatan hari ini

g. Perubahan keadaan terapi medis.

h. Rencana medis selanjutnya (tindak lanjut)


d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat

tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :

a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,

kesalahan pemberian makan, kebisingan pengunjung lain, kehadiran

dokter yang dikonsulkan.

b. Ketepatan pemberian infuse.

c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.

d. Ketepatan pemberian obat / injeksi.

e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,

f. Ketepatan dokumentasi.

e. Menggiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

f. Menggiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran

dan kemajuan masing–masing perawatan asosiet.

g. Membantu perawat menyelesaikan masalah yang tidak dapat

diselesaikan.

Tahap – tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat – perawat

ruangan ketika melakukan post conference

E. Praktik middle conference sesuai prosedur


Pelaksanaan

1. Mengucapkan terimakasih dan siap melaporkan

2. Perawat melaporkan perkembangan pasien kelolaan (kondisi

dan tingkat ketergantungan) meliputi:

a. Identitas klien: nama, alamat, nomor registrasi.

b. Diagnosa medis

c. Diagnosa keperawatan dan data fokus yang menunjang

diagnosa

d. Tindakan keparawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya

e. Tindakan yang belum dilaksanakan

f. Rencana tindak lanjut

g. Masalah yang dihadapi

3. Meminta saran atau masukan kepada ketua tim

Mencatat hasil diskusi atau masukan

Terminasi (Penutup)

1. Mengembalikan kepada katim untuk melanjutkan midle

conference

2. Mengucapkan terimakasih dan memberikan salam

Anda mungkin juga menyukai