Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

AIK V

DISUSUN OLEH :

NAMA : Khusnul khatimah

NIM : 105111101119

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transportasi merupakan hal yang sudah lumrah ditemukan di banyak tempat.Seluruh
wilayah di Indonesia memiliki alat transportasi yang saling menghubungkan satu tempat
dengan tempat yang lainnya. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari
ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari sebagian besar laut, sungai dan
danau.

Dalam hal ini adalah inseminasi buatan ditinjau dari perspektif Hukum Islam. Hasil
penelitian tentang Inseminasi buatan pada manusia adalah Menurut Hukum Islam
Inseminasi buatan pada manusia diperbolehkan, apabila sperma dan ovum dari pasangan
suami-istri. Namun, jika menggunakan sperma atau ovum donor atau orang lain, maka
Hukum Islam mengharamkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, saya dapat merumuskan masalah antara lain
sebagai berikut :

1. Bagaimana transportasi dipandang dari segi hukum islam?


2. Apa saja inseminasi buatan dalam hukum islam?
3. Bagaimana bayi tabung ditinjau dari segi hukum islam?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, saya dapat menentukan
tujuan antara lain sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui Transportasi dipandang dari segi hukum islam


2. Dapat mengetahui Inseminasi buatan dalam hukum islam
3. Dapat mengetahui Bayi tabung ditinjau dari segi hukum islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Transportasi Dipandang dari Segi Hukum Islam


Transportasi merupakan hal yang sudah lumrah ditemukan di banyak tempat. Seluruh
wilayah di Indonesia memiliki alat transportasi yang saling menghubungkan satu tempat
dengan tempat yang lainnya. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari
ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari sebagian besar laut, sungai dan
danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan udara
guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

B. Inseminasi Buatan dalam Hukum Islam


Pendekatan yang digunakan adalah Normatif-empiris. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data literer Data yang ada dalam
kepustakaan tersebut dikumpulkan dan diolah dengan cara: a). Editing. b). Organizing. c).
Penemuan hasil penelitian. penelitian ini menggunkan teknik analisis isi (content analysis).
Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat kesimpulan-kesimpulan
(inferensi) yang dapat ditiru (replicabel) dan dengan data yang valid, dengan
memperhatikan konteksnya, Dalam hal ini adalah inseminasi buatan ditinjau dari perspektif
Hukum Islam. Hasil penelitian tentang Inseminasi buatan pada manusia adalah Menurut
Hukum Islam Inseminasi buatan pada manusia diperbolehkan, apabila sperma dan ovum
dari pasangan suami-istri. Namun, jika menggunakan sperma atau ovum donor atau orang
lain, maka Hukum Islam mengharamkan.

C. Segi Hukum Islam

Bayi tabung dikenal dengan istilah pembuahan in vitro atau dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai in vitro fertilisation. Ini adalah sebuah teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar
tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan
ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi
secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma
dalam sebuah medium cair. Lalu bagaimanakah hukum bayi tabung dalam pandangan
Islam? Dua tahun sejak ditemukannya teknologi ini, para ulama di Tanah Air telah
menetapkan fatwa tentang bayi tabung/inseminasi buatan.

Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah ini dalam forum Munas
Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. Ada tiga keputusan yang ditetapkan ulama
NU terkait masalah bayi tabung: Pertama, apabila mani yang ditabung dan dimasukan ke
dalam rahim wanita tersebut ternyata bukan mani suamiistri yang sah, maka bayi tabung
hukumnya haram. Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA,
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan
Allah SWT, dibandingkan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) di
dalam rahim perempuan yang tidak halal baginya."Kedua, apabila sperma yang ditabung
tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya
juga haram. "Mani muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak
dilarang oleh syara'," papar ulama NU dalam fatwa itu. Terkait mani yang dikeluarkan
secara muhtaram, para ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul Akhyar II/113.
"Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan
tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat atau
wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang." Ketiga, apabila mani yang ditabung
itu mani suami-istri dan cara mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukan ke
dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Transportasi merupakan hal yang sudah lumrah ditemukan di banyak tempat. Seluruh
wilayah di Indonesia memiliki alat transportasi yang saling menghubungkan satu tempat
dengan tempat yang lainnya.

Bayi tabung dikenal dengan istilah pembuahan in vitro atau dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai in vitro fertilisation. Ini adalah sebuah teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar
tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan
ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi
secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma
dalam sebuah medium cair.

B. Saran
Adapun saran makalah ini adalah kiranya pembaca dapat mengimplementasikan
dilingkungan sekitar mengenai transportasi, inseminasi buatan, dan bayi tabung dari segi
hukum islam, serta kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/7099
https://republika.co.id/berita/114856/apa-hukum-bayi-tabung-menurut-islam

Anda mungkin juga menyukai