Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No.

2 September 2021

INTERVENSI NON FARMAKOLOGIS UNTUK


MENGATASI GANGGUAN POLA TIDUR PADA
PASIEN HIPERTENSI: STUDI LITERATUR
Rahayu Merdekawati1, Maria Komariah2, Eka Afrima Sari3
1
Universitas Padjadjaran, rahayumerdekawati17@gmail.com
2
Universitas Padjadjaran, maria.komariah@gmail.com
3
Universitas Padjadjaran, e.afrima@unpad.ac.id

ABSTRAK

Manifestasi klinis yang kerap dialami penderita hipertensi dapat mengganggu pola tidur
yang menyebabkan terjadinya peningkatan hormon kortisol sehingga tekanan darah
menjadi tidak stabil dan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi, serta dapat
mengganggu kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
intervensi-intervensi non farmakologis yang dapat dilakukan pada penderita hipertensi
untuk mengatasi gangguan pola tidur. Metode penelitian yang dilakukan yaitu literature
review dengan pendekatan scoping review. Setelah melakukan penyortiran sesuai kriteria
inklusi dan eksklusi, dan dilakukan penilaian menggunakan instrumen The Joanna Briggs
Institute Critical Appraisal Tools, didapatkan 7 artikel dan 6 intervensi mengenai intervensi
non farmakologis untuk mengatasi gangguan pola tidur pada pasien hipertensi antara lain
acupoint massage, hijamah, relaksasi otot progresif, senam hipertensi, spiritual emotional
freedom technique, dan foot massage and back massage.

Kata Kunci: Gangguan Pola Tidur, Hipertensi, Intervensi Non Farmakologis

ABSTRACT

Clinical manifestations that are often experienced by people with hypertension can
interfere with the sleep pattern that causes an increase in the hormone cortisol so that
blood pressure becomes unstable and increases the risk of complications, and can interfere
with the patient's quality of life. This study aims to identify non-pharmacological
interventions to overcome disturb sleep pattern in people with hypertension. The method
of research is literature review with scoping review approach. After sorting according to
the criteria of inclusion and exclusion, and conducted an assessment using the instrument
The Joanna Briggs Institute Critical Appraisal Tools, obtained 7 articles and 6
interventions on non-pharmacological interventions to overcome disturb sleep pattern in
hypertensive patients including acupoint massage, hijamah, progressive muscle relaxation,
senam hipertensi, spiritual emotional freedom technique, and foot massage and back
massage.

Keywords: Disturb Sleep Pattern, Hypertension, Non-Pharmacological Interventions

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 225


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 2 September 2021

PENDAHULUAN komplikasi. Komplikasi yang dapat


Data World Health Organization (WHO) terjadi yaitu penyakit jantung, gagal
tahun 2019 menunjukkan sekitar 22% jantung kongesif, stroke, gangguan
orang di dunia menyandang hipertensi, peglihatan, dan penyakit ginjal.
sedangkan Asia Tenggara sendiri berada Mortalitas pada pasien hipertensi lebih
di posisi ke-3 tertinggi dengan prevalensi cepat apabila tekanan darahnya tidak
sebesar 25%. Kemenkes RI (2018) dalam terkontrol dan telah menimbulkan
Hasil Riskesdas menunjukan prevalensi komplikasi ke beberapa organ vital
hipertensi di Indonesia sebanyak 34,11% (Nuraini, 2015). Selanjutnya komplikasi
dan Jawa Barat berada di peringkat ke-2 tersebut dapat memperburuk kualitas
dengan prevalensi sebanyak 39,60%. hidup pasien. Menurut Mariani (2019)
Menurut European Society of kualitas hidup pasien hipertensi
Hypertension (ESH) (2018), hipertensi dipengaruhi oleh kualitas tidur
adalah peningkatan tekanan darah diatas penderitanya. Upaya – upaya yang dapat
140/90 mmHg. Manifestasi klinis yang dilakukan untuk mengatasi gangguan
kerap dialami penderita menurut Corwin tidur yaitu dengan terapi farmakologis
(2001, dalam Nuraini, 2015) seperti dan non farmakologis. Perlu
obstructive sleep apnea syndrome dipertimbangkan untuk menggunakan
(OSAS), restless legs syndrome, sakit pendekatan nonfarmakologis yang
kepala, pusing, sesak nafas, nokturia merupakan intervensi mandiri perawat
yang bisa mengganggu tidur penderita selain itu sifatnya aman dan alami untuk
(Black & Hawks, 2014; Hanus, Amboni, memperbaiki kualitas tidur. Salah satu
da Rosa, Ceretta, Tuon, 2015). Menurut peran perawat terhadap masalah
Corteli (2004, dalam Lubis, 2013) gangguan pola tidur pada pasien
keluhan serta gejala- gejala tersebut hipertensi adalah melakukan intervensi
mengganggu tidur pasien hipertensi yang non farmakologis untuk mengatasi
akan berakibat pada kualitas tidur. gangguan pola tidur tersebut. Dalam
Kualitas tidur yang buruk akan pelaksanaannya diperlukan penelitian
mempengaruhi hormon kortisol serta terkait intervensi-intervensi
metabolisme glukosa. Ketika seseorang nonfarmakologis untuk mengatasi
tertidur, aktifitas sistem saraf turun, otak gangguan pola tidur pada kejadian
akan menggunakan lebih sedikit glukosa hipertensi sebagai intervensi mandiri
serta terjadi peningkatan hormon keperawatan maupun sebagai pendidikan
pertumbuhan serta penurunan hormon kesehatan kepada klien. Belum ada
kortisol (National Sleep Foundation, peneletian berbentuk literature review
2016). Hormon kortisol merupakan yang mencakup semua intervensi non
hormon yang secara alami diproduksi di farmakologis yang dapat dilakukan.
kelenjar adrenal. Hormon kortisol juga Maka dari itu, peneliti tertarik untuk
membantu mempertahankan tekanan melalukan penelitian terkait “Intervensi
darah agar tetap normal. Tidak hanya itu, Non Farmakologis untuk Mengatasi
hormon kortisol juga berperan dalam Gangguan Pola Tidur pada Pasien
mengatur stress yang merupakan salah Hipertensi”. Tujuan penelitian ini untuk
satu faktor peningkatan tekanan darah. mengidentifikasi intervensi-intervensi
Menurut hasil penelitian yang dilakukan non farmakologis yang dapat dilakukan
Sakinah (2018) didapatkan kualitas tidur untuk mengatasi gangguan pola tidur
penderita hipertensi sebanyak 94,9% pada pasien hipertensi.
memiliki kualitas tidur yang buruk.
Permasalahan yang dialami diantaranya KAJIAN LITERATUR
tidak dapat tertidur dalam 30 menit, Tanda dan gejala yang sering dialami
durasi tidur <5 jam, terbangun di tengah penderita hipertensi pada umumnya
malam atau pagi pagi sekali, dan membuat penderita tidak nyaman
terbangun karena ingin ke toilet. Tekanan sehingga akan mengalami kesulitan
darah yang tinggi umumnya untuk memulai tidur. Sakit kepala dan
meningkatkan resiko terjadinya tidur memiliki hubungan yaitu kurang
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 226
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 2 September 2021

tidur akan berdampak menjadi sakit Tidur mempengaruhi perubahan dalam


kepala dan sebaliknya jika sakit kepala aliran darah serebral, peningkatan
akan mengalami gangguan tidur aktifitas kortikal, peningkatan konsumsi
(Engstrom et al. 2014). Menurut Rains oksigen, serta pelepasan epinefrin
(2006, dalam Sagala, 2011) pusing yang (Perry&Potter, 2012). Kualitas tidur
dirasakan pun akan menyebabkan yang buruk akan mempengaruhi hormon
seseorang menjadi lebih sering terbangun kortisol serta metabolisme glukosa.
dari tidurnya. Adanya sesak napas Ketika seseorang tertidur, aktifitas sistem
menimbulkan seseorang untuk sulit tidur saraf turun, otak akan menggunakan
(Asmadi, 2008). Jika mengalami lebih sedikit glukosa serta terjadi
nokturia atau seringnya buang air peningkatan hormon pertumbuhan serta
kencing dimalam hari merupakan faktor penurunan hormon kortisol (National
gangguan tidur yang mengharuskan Sleep Foundation, 2016).
seseorang terbangun untuk pergi ke
kamar mandi (Kiełbasa et al. 2016). METODE PENELITIAN
OSAS atau mendengkur dan RLS Metode penelitian yang dilakukan yaitu
merupakan gangguan tidur, RLS yang literature review dengan pendekatan
dirasakan akan membangunkan penderita scoping review. Mesin pencarian yang
dari tidurnya (Bruno et al. 2013). Tidur digunakan yaitu Google Scholar dan
dan hipertensi saling memiliki database yang digunakan adalah
keterkaitan, dimana penderita hipertensi PubMed dan Sciencedirect. Setelah
mengalami gangguan tidur, sulit melakukan penyortiran sesuai kriteria
memulai tidur, durasi tidur yang singkat, inklusi dan eksklusi, dan dilakukan
dan mudah terbangun dari tidurnya yang penilaian menggunakan instrumen The
berdampak terhadap kualitas tidur Joanna Briggs Institute Critical
(Hanus et al. 2015; Wang et al. 2017). Appraisal Tools.
Penelitian-penelitian yang telah
dilakukan pada penderita hipertensi di PEMBAHASAN
Cina sebanyak 67,3% memiliki kualitas Terdapat 7 artikel yang bersumber dari
tidur buruk dan hanya 32,7% yang Google Scholar sebanyak 6 artikel dan 1
memiliki kualitas tidur baik (Xu et al. artikel bersumber dari Sciencedirect.
2016). Penderita hipertensi di Medan Artikel tersebut telah sesuai dengan topik
Johor tidak dapat tidur dengan baik studi literatur dan telah dinilai layak
(Sagala, 2011). Lalu penderita hipertensi untuk digunakan dalam studi literatur ini.
di Medan Teladan tidak dapat tidur Terdapat 4 artikel yang jenis
dengan baik (Lubis, 2013). Sebaliknya, penelitiannya quasi eksperimen,
kualitas tidur yang buruk dihubungkan sedangkan untuk jenis penelitian
dengan kejadian hipertensi, hasil randomized controlled trial terdapat 3
penelitian Thomas dan Calhoun (2017) artikel. Ketujuh artikel dipublikasikan
menunjukan bahwa kurang tidur dapat pada rentang Tahun 2014 – 2021. Tempat
menimbulkan hipertensi serta dapat penelitian diadakan di beberapa negara
meningkatkan tekanan darah pada seperti Indonesia terdapat 4 artikel yang
penderita hipertensi. Hal ini sejalan melakukan penelitian di Indonesia, 2
dengan penelitian Hartzell et al. (2016) artikel melakukan penelitian di China,
adanya gangguan tidur dapat dan terdapat 1 artikel yang melakukan
menimbulkan kejadian hipertensi. Tidur penelitian di Turkey. Dapat disimpulkan
merubah fungsi sistem saraf otonom serta semua artikel pada penelitian ini
proses fisiologis yang mempengaruhi melakukan penelitian di Benua Asia.
tekanan darah. Gangguan tidur merubah Rentang usia subjek penelitian pada
respon tekanan darah serta meningkatkan ketujuh artikel yang digunakan yaitu 26-
resiko hipertensi. Selama tidur dalam 89 tahun. Berdasarkan penggunaan
keadaan normal, penurunan tekanan teknik sampling, ada 5 artikel yang
darah relatif terjaga (David, et. al, 2010). menggunakan teknik sampling purposive
Tidur penting untuk pemulihan kognitif. sampling, 1 artikel menggunakan total
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 227
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 2 September 2021

sampling, dan 1 artikel menggunakan fungsi jantung, limpa, dan otak pasien,
random sampling. Artikel yang sebagai hasilnya untuk meningkatkan
digunakan pada penelitian ini memiliki kualitas tidur pada pasien dengan
persamaan yaitu menggunakan hipertensi primer (Benito, 2015).
instrumen penelitian Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI). Hasil penelitian Relaksasi Otot Progresif
pada semua artikel yang digunakan ini Teknik relaksasi otot progresif adalah
mengatakan bahwa setiap intervensi memusatkan perhatian pada suatu
memiliki pengaruh yang signifikan aktifitas otot, dengan mengidentifikasi
terhadap kualitas dan kuantitas tidur otot yang tegang kemudian menurunkan
pasien hipertensi. ketegangan dengan melakukan teknik
relaksasi untuk mendapakan perasaan
Acupoint Massage relaks (Ramdhani & Putra, 2008).
Acupoint massage didasarkan pada Intervensi relaksasi otot progresif
meridians dan acupoints yang dapat dilakukan selama satu bulan dalam
mencegah juga menyembuhkan penyakit delapan kali sesi. Intervensi ini dapat
(Wang, 2011). Kontraindikasi dilakukan pada lansia dengan hipertensi.
dilakukannya pijat kaki dan punggung Pada intervensi ini membutuhkan
adalah luka terbuka, luka bakar, patah bantuan orang lain untuk
tulang, pasien hemofilia, dan pasien mengaplikasikannya. Relaksasi otot
dengan tumor. Intervensi dilakukan oleh progresif dilakukan pada area kepala,
pasien dengan bimbingan perawat. leher, lengan, dan punggung.
Intervensi ini dapat di aplikasikan pada Kontraindikasi pada relaksasi otot
pasien hipertensi maupun lansia dengan progresif yaitu pasien yang mengalami
hipertensi. Pertama, perawat keterbatasan gerak dan pasien yang
mengajarkan, mengoreksi, dan memandu menglami tirah baring. Sebelum
metode pijat acupoint pada pasien. Saat intervensi terdapat 12 dari 20 responden
penelitian dimulai, terdapat orang untuk memiliki kualitas tidur yang buruk,
membimbing pasien. Para pasien diminta sedangakan setelah intervensi 17 dari 20
untuk melakukan pijat acupoint di atas, responden memiliki kualitas tidur yang
dan mengulangi masing-masing baik. Pada penelitian lain yang
setidaknya 40 hingga 50 kali. Lokasi dan membandingkan relaksasi otot progresif
intensitas kekuatan acupoint perlu tepat dengan spiritual emotional freedom
dan sesuai untuk mendapatkan sensasi technique (SEFT) menunjukan terdapat
rasa sakit, distensi, mati rasa yang sama. perbandingan antara keduanya,
Selama perawatan, perawat harus walaupun keduanya dapat meningkatkan
mengamati dan bertanya apakah pasien kualitas tidur pada pasien hipertensi.
memiliki reaksi yang merugikan. Pijatan Kelompok SEFT menunjukan persentase
dilakukan selama 1-2 detik pada setiap kualitas tidur yang lebih tinggi
titik dan diulangi sebanyak 40-50 kali. dibandingkan dengan kelompok relaksasi
Dilakukan 4 kali dalam sehari yaitu pada otot progresif. Relaksasi otot progresif
pukul 8:00, 12:00, 18:00 dan waktu dapat melatih otot kepala,leher, lengan,
sebelum tidur. Intervensi berlangsung dan punggung terkontrol, cara kerjanya
selama sebulan. Hasil sebelum intervensi berlawanan dengan sistem syaraf
didapatkan rata-rata skor PSQI sebesar simpatis sehingga tercapai keadaan rileks
9.0 dan setelah intervensi rata-rata skor dan tenang. Secara fisiologis,
PSQI sebesar 7.35. Pijat acupoint terpenuhinya kebutuhan tidur ini
massage yang berada di Taiyang (EX-HN merupakan akibat dari penurunan
5), Neiguan (PC 6), Anmian (Extra) dan aktifitas RAS (Reticular Activating
Sanyinjiao (SP 6) memiliki efek System) dan noreepineprine sebagai
menguatkankan limpa, menyehatkan penurunan aktifitas system batang otak.
jantung, mengatur organ Zang-fu, dan Respon relaksasi terjadi karena
menyeimbangkan yin dan yang, yang terangsangnya aktifitas sistem syaraf
dapat membantu secara efektif mengatur otonom parasimpatis nuclei rafe
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 228
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 2 September 2021

sehingga menyebabkan perubahan yang membantu peningkatan pemenuhan


dapat mengontrol aktifitas sistem syaraf kebutuhan tidur (Rahayu, 2012).
otonom berupa pengurangan fungsi
oksigen, frekuensi nafas, denyut nadi, Spiritual emotional freedom technique
ketegangan otot, tekanan darah, serta (SEFT)
gelombang alfa di dalam otak sehingga Spiritual emotional freedom technique
mudah untuk tertidur. (Guyton & Hall, (SEFT) merupakan suatu teknik
2016). penggabungan dari sistem energi tubuh
(energy medicine) dan terapi spiritualitas
Senam Hipertensi dengan menggunakan metode tapping
Senam hipertensi merupakan olahraga (ketukan) pada titik titik meridian.
yang salah satunya bertujuan untuk Keunggulan terapi SEFT diantaranya
meningkatkan aliran darah dan pasokan yaitu tidak menimbulkan efek samping,
oksigen kedalam otot-otot dan rangka lebih murah, lebih mudah, lebih aman,
yang aktif khususnya terhadap otot lebih cepat dan lebih sederhana, karena
jantung (Mahardani, 2010). Senam SEFT hanya menggunakan unsur
hipertensi dapat dilakukan oleh pasien spiritual dan tapping, yang secara medis
hipertensi segala usia dengan bimbingan tapping yang dilakukan juga tidak
tenaga kesehatan. Senam hipertensi tidak berbahaya. SEFT juga tidak memiliki
ada kontraindikasi sehingga dapat kontraindikasi dan dapat dilakukan pada
dilakukan pada keadaan apapun. Senam kondisi apapun (Zainuddin, 2009).
hipertensi dilakukan selama 30 menit dan Terapi SEFT efektif dilakukan oleh
diadakan 3 kali dalam 3 minggu pasien hipertensi selama 7 hari secara
(Kusmana, 2009). Sebelum intervensi teratur. Sebelum intervensi, pada
didapatkan hasil sebesar mean 7.50, kelompok SEFT 56,3% responden
median 8.00, standar deviasi 1.318, nilai dengan kualitas tidur kurang baik dan
minimum 5, nilai maximum 9 dan setelah 43,8% responden kualitas tidur sangat
intervensi sebesar mean 3.95, median buruk. Setelah intervensi, pada kelompok
4.00, standar deviasi 1.146, nilai SEFT 75% responden dengan kualitas
minimum 1, nilai maximum 6. Terdapat tidur agak baik dan 25% kualitas tidur
perbedaan yang signifikan rata-rata kurang baik. Terdapat perbedaan
kualitas tidur pasien dengan hipertensi efektifitas penggunaan spiritual
sebelum dan setelah dilakukan senam emotional freedom technique dan
hipertensi. Senam hipertensi dapat progressive muscle relaxation terhadap
meningkatkan kualitas dan kuantitas peningkatan kualitas tidur pada penderita
pemenuhan kebutuhan tidur juga akan hipertensi. Ketukan ringan atau tapping
mempengaruhi tekanan darah dan nadi yang dilakukan pada titik-titik energi
untuk tetap dalam batas normal ketika meridian sesuai dengan teori gate control
bangun tidur (Desriyani, 2019). Pasien akan merangsang nyeri nociceptor yang
penderita penyakit hipertensi setelah dihantarkan ke korteks otak, yang akan
mengikuti senam hipertensi dapat membuka gerbang yang menyebabkan
merangsang penurunan aktifitas saraf sensasi nyeri ketukan terasa di otak.
simpatis dan peningkatan aktifitas saraf Sensasi ketukan akan di rasakan diotak
para simpatis yang berpengaruh pada dan merangsang sistem RAS juga yang
penurunan hormon adrenalin, akan mempengaruhi tidur pasien.
norepinefrin dan katekolamin serta (Kaliyaperumal & Gowri, 2010). Ketika
vasodilatasi pada pembuluh darah yang seorang pasien berdoa dengan tenang
mengakibatkan transport oksigen yang disertai dengan hati ikhlas dan
keseluruh tubuh terutama otak lancar pasrah, maka tubuh akan mengalami
sehingga dapat menurunkan tekanan relaksasi dan menyebabkan seorang
darah dan nadi menjadi normal. Pada pasien menjadi tenang. Pernafasan
kondisi ini akan meningkatkan relaksasi. menjadi teratur, denyut jantung menjadi
Selain itu, sekresi melatonin yang teratur dan stabil yang akan melancarkan
optimal dan pengaruh beta endorphin dan sirkulasi darah yang mengalir kedalam
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 229
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 2 September 2021

tubuh dan menyebabkan kondisi yang mengobati berbagai kelainan penyakit


sangat nyaman dan rileks. Kondisi yang seperti insomnia, hemophilia, hipertensi,
rileks dan tenang akan menurunkan gout, reumatik arthritis, sciatica, back
kondisi kecemasan pada pasien sehingga pain, migraine, vertigo, anxietas serta
menyebabkan rangsangan di koretks penyakit umum lainnya baik bersifat fisik
menurun yang akhirnya rangsangan maupun mental (Ridho, 2012 dalam
Reticular Activating Sstem (RAS) Setyawan et al., 2020). Intervensi ini
menurun dan beberapa bagian Bulbar dapat dilakukan pada pasien hipertensi
Synchronizing Region (BSR) mengambil semua usia. Terapis yang melakukan
alih yang dapat menyebabkan sensai terapi bekam telah tersertifikasi dan lulus
kantuk yang menyebabkan seseorang uji standarisasi bekam yang dikeluarkan
mudah untuk mendapatkan tidur oleh organisasi Perkumpulan Bekam
(Persson et al., 2003). Indonesia (PBI), sehingga intervensi
yang dilakukan telah mengikuti Standar
Foot and Back Massage Operasional Prosedur (SOP) untuk
Intervensi ini dapat dilakukan pada memastikan kenyamanan dan keamanan
wanita dengan hipertensi primer. Pijat bagi responden. Terapi bekam dapat
kaki dan punggung dapat dilakukan dilakukan di seluruh titik, namun
mandiri oleh pasien namun dengan umumnya bekam dilakukan di leher,
bimbingan perawat. Kontraindikasi bahu, pinggul, kepala, dan punggung
dilakukannya pijat kaki dan punggung telapak kaki. Kontraindikasi bekam yaitu
adalah luka terbuka, luka bakar, patah pasien dengan hemophilia, dilakukan di
tulang, pasien hemofilia, dan pasien tempat inflamasi kulit atau pelebaran
dengan tumor. Pijat kaki diaplikasikan vena, fraktur, luka bakar, fleksibilitas
sebagai pijat klasik selama 15 menit ke kulit rendah, dan dalam keadaan lemah.
kedua kak. Terapi pijat ini mudah Sebelum intervensi rata-rata skor PSQI
diterapkan, murah, dan tidak memiliki 8.50 dan setelah intervensi rata-rata skor
efek samping. Pijat punggung PSQI 3.75. Terapi bekam terbukti efektif
diaplikasikan selama 30 menit sebagai untuk meningkatkan kualitas tidur pada
pijat klasik. Pijat kaki dan punggung pasien hipertensi. Terapi bekam dapat
dilakukan 2 kali dalam seminggu pada merangsang pengeluaran hormon
pukul 10:00 dan 17:00 selama 3 minggu. Endhorpin. Endhorpin memberikan efek
Sebelum intervensi, pada kelompok pijat relaksasi dan kesegaran pada seluruh
kaki mean skor global sebesar 14.00, anggota tubuh dan posisi rileks inilah
sedangkan pada kelompok pijat yang menurunkan stimulus ke sistem
punggung sebesar 14.23. Setelah aktivasi reticular (SAR) yang dapat
intervensi, pada kelompok pijat kaki mempertahankan kewaspadaan dan
mean skor global sebesar 9.23, terjaga. Dengan demikian akan diambil
sedangkan pada kelompok pijat alih oleh bulbar synchronizing region
punggung sebesar 9.57. Sable et al (2017) (BSR) yang fungsinya berkebalikan
mengatakan bahwa teknik pijat dengan SAR, sehingga bisa
punggung (menyentuh, memijat, dan menyebabkan tidur yang diharapkan
memberi tekanan) dapat meningkatkan akan dapat meningkatkan kualitas tidur.
pelepasan serotonin tubuh yang dapat Peningkatan kualitas tidur tersebut juga
merelaksasikan tubuh dan mengurangi disebabkan karena adanya pengeluaran
kadar kortisol, noradrenalin, dan darah dan racun-racun pada terapi bekam
adrenalin sehingga tubuh menjadi relaks dapat berpengaruh terhadap otot menjadi
dan dapat menghilangkan rasa sakit pada dapat berelaksasi dan seluruh tubuh
pasien yang secara signifikan menjadi segar dan rileks. Dengan tubuh
meningkatkan kualitas tidur. yang rileks dapat memberikan rasa
nyaman responden untuk memenuhi
Hijamah atau Terapi Bekam Basah kebutuhan tidur. Dalam kondisi rileks
Hijamah merupakan metode pengobatan yang sempurna seluruh sel dalam tubuh
klasik yang telah digunakan dalam akan mengalami reproduksi,
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 230
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 2 September 2021

penyembuhan alami berlangsung, Medicine. American College of


produksi hormon tubuh diseimbangkan Chest Physicians. Division of
dan pikiran mengalami penyegaran, Cardiovascular Diseases,
sehingga dapat meningkatkan University of Alabama at
pemenuhan kebutuhan tidur (Sirotujani Birmingham, 1530 3rd Ave S,
& Kusbaryanto, 2019). Birmingham, AL 35294-1150
Desriyani, R., Wahyudi, J. T., & Suratun,
PENUTUP S. (2019). Pengaruh Senam
Didapatkan 7 artikel dan 6 intervensi. Hipertensi Terhadap Kualitas
Intervensi yang dapat dilakukan oleh Tidur Pasien Dengan Hipertensi
perawat diantaranya acupoint massage, Di Rumah Sakit Muhammadiyah
relaksasi otot progresif, senam Palembang. Indonesian Journal
hipertensi, spiritual emotional freedom for Health Sciences, 3(2), 88.
technique, dan Foot massage and back https://doi.org/10.24269/ijhs.v3i
massage. Sedangkan hijamah dilakukan 2.1844
oleh terapis yang sudah tersertifikasi dan Engstrøm, M., Hagen, K., Bjørk, M. H.,
lulus uji standarisasi bekam yang Stovner, L. J., & Sand, T. (2014).
dikeluarkan oleh organisasi Perkumpulan Sleep quality and arousal in
Bekam Indonesia (PBI). Diharapkan migraine and tension-type
peneliti selanjutnya dapat melakukan headache: the headache-sleep
penelitian kembali dengan study. Acta neurologica
mengembangkan intervensi non Scandinavica. Supplementum,
farmakologis untuk mengatasi gangguan (198), 47–54.
pola tidur pada subjek penelitian yang https://doi.org/10.1111/ane.1223
berbeda, metode yang berbeda, 7
instrument penelitian yang berbeda, dan Guyton,A.C. & Hall, J.E. 2016. Buku
menjelaskan prosedur kerja Ajar FisiologiKedokteran edisi
intervensinya secara detail. 9. Jakarta: EGC.
Hanus, J. S., Amboni, G., Rosa, M. I. D.,
REFERENSI Ceretta, L. B., & Tuon, L.
Asmadi (2008). Konsep dasar (2015). Caracteristicas y calidad
keperawatan. Jakarta: EGC del sueno de pacientes
Benito-León J, Vega-Quiroga S, hipertensos. Revista da Escola
Villarejo-Galende A, Bermejo- de Enfermagmem da USP, 49(4),
Pareja F. Hypercholesterolemia 0596-0602
in elders is associated with Hartzell, K., Avis, K., Lozano, D., &
slower cognitive decline: a Feig, D. (2016). Obstructive
prospective, population-based sleep apnea and periodic limb
study (NEDICES). J Neurol Sci, movement disorder in a
2015, 350(1): 69-74. population of children with
Black & Hawks. (2014). Keperawatan hypertension and/or nocturnal
Medikal Bedah: Manajemen nondipping blood pressures.
Klinis Untuk Hasil yang Journal of the American Society
Diharapkan. In 2 (8th ed.). of Hypertension, 10(2), 101–
Singapore: Elsevier. 107.
Bruno, R. M., Palagini, L., Gemignani, https://doi.org/10.1016/j.jash.20
A., Virdis, A., Di Giuloi, A., 15.11.01 0
Ghiadoni, L., & Taddei, S. Kaliyaperumal, R., & Gowri, J. (2010).
(2013). Poor Sleep Quality and Effect of music therapy for
Resistant Hypertension. Sleep patients with cancer pain.
Medicine, 14(11), 1157-1163 International Journal of
David, A. C, Harding, S.M, (2010). Sleep Biological & Medical Research,
and Hypertension. Journal 3(3), 79–81.
Contemporary Reviews in Sleep
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 231
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 2 September 2021

Kemenkes RI. (2018). Hasil Riskesdas Nuraini, B. (2015). Risk factors of


2018. Badan Penelitian dan hypertension. J Majority, 4(5),
Pengembangan Kesehatan. 10–19.
Kiełbasa, G., Stolarz-Skrzypek, K., Persson, K., Clow, A., Edwards, S.,
Pawlik, A., Łatka, M., Drozdz, Hucklebridge, F., & Rylander, R.
T., Olszewska, M., … (2003). Effects of nighttime low
Czarnecka, D. (2016). frequency noise on the cortisol
Assessment of sleep disorders response to awakening and
among patients with subjective sleep quality. Life
hypertension and coexisting Science, 72, 863–875.
metabolic syndrome. Advances Potter, P. A. (2010). Fundamentals of
in Medical Sciences, 61(2), 261– Nursing: Concepts, process, and
268. practice (4th edition). (Alih
https://doi.org/10.1016/J.ADVM bahasa: Renata Komalasari).
S.2016.03.005 Jakarta: Penerbit Buku
Kusmana. D., (2009), Hipertensi: Kedokteran EGC.
definisi, pravalensi, Rahayu. (2012). Pengaruh pendidikan
farmakoterapi dan latihan fisik. kesehatan tentang kemunduran
CDK 169/vol 36 no.3/mei-juni fisik lansia terhadap kualiats
2009 tidur lansia.
Lei, Xf., Chen, Xl., Lin, Jx. et al. Clinical Ramdhani N. & Putra A A. (2008).
study on acupoint massage in Pengembangan Multimedia
improving cognitive function Relaksasi. Yogyakarta: Bagian
and sleep quality of elderly Psikologi Klinis Fakultas
patients with hypertension. J. Psikologi UGM.
Acupunct. Tuina. Sci. 13, 175– Sable A, Sivabalan T, Shetti AN.
179 (2015). Effectiveness of back massage
https://doi.org/10.1007/s11726- on sleep pattern among patients
015-0845-7 with congestive cardiac failure.
Lubis, D. P. (2013). Kualitas tidur dan Iran J Nurs Midwifery Res.
faktorfaktor gangguan tidur pada 2017;22:359.
penderita hipertensi di Wilayah Sagala, V. P. (2011). Kualitas Tidur dan
Kerja Puskesmas Medan Faktor-Faktor Gangguan Tidur
Teladan. pada Penderita Hipertensi di
Mahardani, N. M. A. F. (2010). Pengaruh Wilayah Kerja Puskesmas
senam jantung sehat terhadap Medan Johor.
penurunan tekanan darah pada Sakinah, P. R., Kosasih, C. E., & Sari, E.
penderita hipertensi di klub A. (2018). Gambaran Kualitas
jantung sehat klinik Tidur Pada Penderita Hipertensi
kardiovaskuler Rumah Sakit Quality of Sleep Among
Hospital Cinere tahun 2010. Hypertension Patients. Media
Mariani, Dina. (2019). Hubungan Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kualitas Tidur dengan Kualitas Makassar, 13(2), 46.
Hidup pada Penderita Hipertensi. https://doi.org/10.32382/medkes
Repositori Institusi Universitas .v13i2.663
Sumatera Utara (RI-USU). Setyawan, A., Sari, D. N. A., & Budiyati,
National Sleep Foundation (2016). Sleep G. A. (2020). Effectiveness and
Longer to Lower Blood Glucose Mechanism of wet Cupping
Levels. Diambil pada 20 Therapy in Reducing Mean
November 2016 dari Arterial Pressure Value in
https://sleepfoundation.org/ Hypertension Patients. Jurnal
excessivesleepiness/content/slee Keperawatan, 12(4), 727–734.
p-longerlower-blood-glucose- Sirotujani, F., & Kusbaryanto, K. (2019).
levels Pengaruh Terapi Bekam
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 232
https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 2 September 2021

Terhadap Penurunan Skala Nyeri


Dan Peningkatan Kualitas Tidur
Pada Pasien Low Back Pain
(Lbp). Dinamika Kesehatan:
Jurnal Kebidanan Dan
Keperawatan, 10(1), 146–157.
Thomas, S.J., & Calhoun, D.A. (2017).
Sleep, insomnia, and
hypertension: current findings
and future directions. Journal of
the American Society of
Hypertension : JASH, 11 2, 122-
129 .
Wang P. Study of self-massage training’s
effect on sleep quality and
cognitive function in elderly.
Changsha: Master Thesis of
Central South University, 2011:
1-63.
Xu, X., Rao, Y., Shi, Z., Liu, L., Chen,
C., & Zhao, Y. (2016).
Hypertension Impact on Health-
Related Quality of Life: A Cross-
Sectional Survey among Middle-
Aged Adults in Chongqing,
China. International Journal of
Hypertension, 2016.
https://doi.org/10.1155/2016/74
04957
Zainuddin, F. A. (2009). SEFT for
Healing, Success, happiness,
Greatness. Timur. Jakarta: Afzan
Publishing: Jakarta

BIODATA PENULIS
Penulis I: Rahayu Merdekawati
merupakan Mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran

Penulis II: Maria Komariah merupakan


Dosen Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran

Penulis III: Eka Afrima Sari merupakan


Dosen Fakultas Keperawatan Universitas
Padjadjaran

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 233


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index

Anda mungkin juga menyukai