Anda di halaman 1dari 11

Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat

Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan


Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TINGKAT


KEKAMBUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA
DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

Hafiez Amanda1), Swito Prastiwi2), Ani Sutriningsih3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail: jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Kualitas tidur yang tidak baik akan memudahkan lansia mengalami kekambuhan penyakit
hipertensi, karena kualitas tidur yang buruk dapat mengubah hormon stres kortisol dan
sistem saraf simpatik, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Data Depkes RI tahun
2013 diketahui jumlah penderita hipertensi di Indonesia sebesar 25,8% dari jumlah
penduduk usia 18 tahun ke atas, dengan jumlah penderita sebanyak 65.048.110 jiwa dari
jumlah penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa, sedangkan jumlah penderita
hipertensi di Jawa Timur tanun 2013 sebesar 10,5% atau sebanyak 302.987 jiwa dari
jumlah penduduk lansia. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kualitas tidur
dengan tingkat kekambuhan hipertensi pada lansia di Kelurahan Tlogomas Kota Malang.
Desain penelitian mengunakan desain korelatif dengan menggunakan pendekatan
retrospektif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 106 lansia dengan penentuan sampel
penelitian menggunakan purposive sampling yang berarti pengambilan sampel sesuai
kriteria sebanyak 30 sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner.
Metode analisa data yang di gunakan yaitu uji spearman rank dengan menggunakan SPSS.
Hasil penelitian membuktikan lebih dari separuh (60,0%) lansia mengalami kualitas tidur
buruk dan lebih dari separuh (56,7%) lansia mengalami tingkat kekambuhan hipertensi
dengan komplikasi, sedangkan hasil korelasi spearman rank didapatkan p-value = (0,000)
<(0,050) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas
tidur dengan tingkat kekambuhan hipertensi pada lansia di Kelurahan Tlogomas Kota
Malang. Diharapkan lansia melakukan hidup sehat dengan mencukupi kebutuhan tidur,
mengurangi konsumsi garam, melakukan olahraga dan tidak merokok dalam proses
penyembuhan penyakit hipertensi.

Kata Kunci : Hipertensi, kualitas tidur, lansia, tingkat kekambuhan.

437
Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

THE CORRELATION BETWEEN SLEEP QUALITY AND THE RECURRENCE


RATE OF HYPERTENSION FOR ELDERY IN TLOGOMAS MALANG

ABSTRACT

Sleep quality which not good will easily make elderly hypertensive disease relapse, due to
poor quality sleep can alter the stress hormone cortisol and sympathetic nervous system,
resulting0 in increased blood pressure. Depkes RI Data in 2013 has known that number of
people with hypertension in Indonesia amounted to 25.8% of the population aged 18 years
and over, with the number of patients as much as 65.04811 million inhabitants of
Indonesia's population of 252 124 458 inhabitants. While the number of hypertension in
East Java in 2013 amounted to 10.5% or 302 987 inhabitants of the elderly population.
The research objective is to determine the relationship of sleep quality with a recurrence
rate of hypertension at the age of elderly in Tlogomas Malang. The study design is using
correlative design with retrospective approach. The population in this study was 106
elderly with the determination of the sample using purposive sampling which means
sampling according to the criteria of 30 samples. The technique of collecting data which
used was questionnaires. The data analysis method which used was spearman rank test
using SPSS. Research proves that more than half of the (60.0%) elderly have experience of
bad sleep quality and more than half of the (56.7%) experienced a recurrence rate of
elderly hypertensive complications. Whereas spearman correlation results obtained rank
p-value = (0.000) < (0.050). Therefore, it can be concluded that there is a significant
relationship between sleep quality with a recurrence rate of hypertension at the age of
elderly in Tlogomas Malang. Expected elderly do live healthy with sufficient need sleep,
reducing consumption salt, do sports and do not smoke in the process of healing disease
hypertension.

Keywords : Sleep quality, elderly, recurrence level of hypertension

PENDAHULUAN jiwa lansia diseluruh dunia, sedangkan


menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Pada usia lanjut terjadi perubahan tahun 2014 tercatat jumlah lansia
fisik seperti kulit sudah tidak kencang, Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa,
otot-otot sudah mengendor dan organ- sedangkan di Jawa Timur pada tahun
organ tubuhnya kurang berfungsi dengan 2014 jumlah lansia mencapai 2,971,004
baik. Data World Health Organization jiwa dan di Kota Malang tahun 2014
(WHO) (2014) mencatat terdapat 600 juta

438
Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

mencapai 836.373 jiwa lansia (Depkes lansia bukan hanya keadaan penuh
RI, 2014). ketenangan tetapi lebih memperhatikan
Semakin meningkatnya umur lansia proses siklus tidur yang dialami lansia.
maka permasalahan yang dihadapi juga Tidur mempunyai ciri adanya aktivitas
semakin banyak, berupa perubahan fisik yang minim, memiliki kesadaran yang
seperti penurunan fungsi sel, sistem bervariasi, terdapat perubahan proses
pendengaran, sistem penglihatan, sistem fisiologi, dan terjadi penurunan respons
kardiovaskuler, sistem pengaturan terhadap rangsangan dari luar. Faktor
temperatur (suhu tubuh), sistem respirasi, yang dapat mempengaruhinya
sistem gastrointestinal, sistem endokrin, penurunannya kualitas tidur pada lansia
sistem kulit serta sistem muskulosletal. seperti penyakit, stres, obat, nutrisi,
Adapun yang sering dialami lansia lingkungan, motivasi dan juga aktivitas
berupa terganggunya kualitas tidur, (Rahmadani, 2012).
perubahan pola makan, kekurangan Kualitas tidur yang tidak baik akan
olehraga dan stres sehingga berdampak memudahkan lansia mengalami
pada berbagai penyakit yang dialami kekambuhan penyakit hipertensi, hal
lansia seperti hipertensi. Kualitas tidur tersebut dikarenakan kualitas tidur yang
lansia yang buruk akan berpengaruh buruk akan berdampak pada penurunan
besar terhadap kenaikan tekanan darah anti bodi lansia dengan gejala lemas dan
sehingga lansia bisa mengalami mudah lelah sehingga saat lansia
hipertensi sebagai pemicu timbulnya mendapatkan permasalahan hidup akan
berbagai penyakit (Widayastuti, 2015). menyebabkan lansia langsung dalam
Lansia membutuhkan kualitas tidur keadaan tidak berdaya atau mengalami
yang baik untuk meningkatkan kesehatan kejadian hipertensi. Hipertensi
dan memulihkan kondisi tubuh agar tetap berhubungan searah dengan morbiditas
sehat. Kualitas tidur yang buruk dapat dan mortalitas penyakit kardiovaskular.
menyebabkan gangguan-gangguan antara Oleh sebab itu, penyakit hipertensi harus
lain, seperti: kecenderungan lebih rentan dicegah dan diobati serta dikendalikan
terhadap penyakit hipertensi, pelupa, dengan baik, untuk mengurangi angka
konfusi, disorientasi, serta menurunnya mortalitas dan morbiditas hipertensi, para
kemampuan berkonsentrasi dan membuat ahli kesehatan berupaya dengan cara
keputusan. Selain itu kemandirian lansia terapi medis secara farmakologi dan non-
juga berkurang yang ditandai dengan farmakologi, seperti diet dan olahraga
menurunnya partisipasi dalam aktivitas (Putri, 2014). Hasil penelitian Putri
harian (Darmojo, 2009). Hal ini tentu (2014), membuktikan frekuensi
berdampak buruk terhadap kualitas kekambuhan hipertensi diketahui
hidup lansia. Oleh karena itu masalah sebanyak 23 (28%) lansia dikategori
kualitas tidur pada lansia harus segera sering mengalami kekambuhan
ditangani. Kualitas tidur yang baik pada hipertensi, sebanyak 35 (42,7%) lansia

439
Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

kadang-kadang mengalami kekambuhan sistem saraf adrenergik yang dapat


hipertensi dan sebanyak 24 (29,3%) menyebabkan terjadinya kontraksi dan
lansia jarang mengalami kekambuhan relaksasi pembuluh darah.Cara mencegah
hipertensi. kekambuhan hipertensi dengan
Kejadian hipertensi sering kali menurunkan berat badan, menghindari
dikaitkan dengan faktor-faktor risiko minuman berkafein, rokok, dan minuman
penyebab muncul penyakit stroke, beralkohol, melakukan olah raga ringan,
serangan jantung, gagal jantung dan gagal mencukupi kebutuhan istrahat dangan
ginjal. Data World Health Organization tidur selama 6-8 jam per hari dan
(WHO) tahun 2013 menjelaskan akibat mengendalikan stres (Rahmadani, 2012).
terjadinya komplikasi hipertensi Hasil penelitian Widayastuti (2015),
menyebabkan sekitar 9,4 juta penduduk didapatkan dari 85 responden sebanyak
dunia meninggal setiap tahun. 58 (68,2%) lansia mengalami pola tidur
Berdasarkan data Depkes RI (2013), buruk dan sebanyak 27 (31,8%) lansia
menjelaskan jumlah penderita hipertensi mengalami pola tidur baik. Sedangan
di Indonesia sebesar 25,8% dari jumlah kejadian kekambuhan hipertensi
penduduk usia 18 tahun ke atas, dengan sebanyak 56 (65,9%) lansia sering
jumlah penderita sebanyak 65.048.110 mengalami kekambuhan hipertensi dan
jiwa dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 29 (34,1%) lansia kadang-
sebesar 252.124.458 jiwa. Sedangkan kadang mengalami kekambuhan
jumlah penderita hipertensi di Jawa hipertensi tanpa komplikasi. Perbedaan
Timur tanun 2013 sebesar 10,5% atau penelitian ini dengan penelitian terdahulu
sebanyak 302.987 jiwa dari jumlah yaitu penelitian terdahulu melakukan
penduduk lansia (Depkes RI, 2013). pengukuran pola tidur dengan
Kekambuhan hipertensi pada lansia mengunakan kuesioner yang dibuat
dengan muncul gejala peningkatan sendiri sedangkan penelitian ini
tekanan darah kembali disebabkan oleh menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep
beberapa hal yang tidak terkontrol secara Quality Index (PSQI) untuk mengetahui
teratur, tidak menjalankan hidup sehat kualitas tidur yang dialami lasia dan
berupa tidur tidak teratur, kurang dalam mengukur tingkat kekambuhan
olahraga dan lansa mengalami stres. hipertensi penelitian terdahulu
Adapun tanda-tanda terjadi kekambuhan menggunakan kuesioner yang berisi
hipertensi yang seperti sakit kepala, nafas pertanyaan tentang kekambuhan
pendek, pusing, nyeri dada, palpitasi dan hipertensi tanpa melakukan pemeriksaan
epistaksis. Gejala-gejala tersebut tekanan darah sedangkan dalam
berbahaya jika diabaikan, tetapi bukan penelitian ini langsung melakukan
merupakan tolak ukur keparahan dari pemeriksaan tekanan darah pada lansia
penyakit hipertensi (Yuliantari, 2014). serta mengajukan pertanyaan tentang
Tekanan darah juga diregulasi oleh

440
Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

kajadian komplikasi hipertensi yang kriteria sebanyak 30 sampel. Kriteria


dialami lansia. inklusi pada penelitian ini adalah
Berdasarkan hasil wawancara bersedia menjadi responden, lansia yang
tanggal 16 Maret 2016 dengan 10 lansia memiliki riwayat hipertensi dengan
di RW 08 Kelurahan Tlogomas Kota disatolik selalu tinggi, lansia berusia 60
Malang diketahui 6 lansia mengaku tahun ke atas sedangkan kritetria eksklusi
mengalami kesulitan tidur pada saat dalam penelitian ini adalah lansia yang
malam hari atau sering terbangun pada mengalami jantung kronis, lansia yang
tengah malam dan sebanyak 4 lasia mengonsumsi obat diuretik, lansia yang
mengaku mengalami tidur cukup saat terpenuhi kebutuhan nutrisi seperti sering
malam hari. Adapun didapatkan sebanyak mengonsumsi susu, lansia yang berada di
7 lansia mengaku sering mengalami lingkungan aman atau tidak berisik.
pusing sampai sakit kepala dan Variabel dependent pada penelitian ini
merasakan gelisah, sedangkan sebanyak 3 adalah kualitas tidur dan variabel
lansia hanya mengalami pusing ringan. independent kekambuhan hipertensi.
Dengan tingginya kejadian hipertensi Teknik pengumpulan data yang
pada lansia maka sebagai cara sederhana digunakan adalah kuisioner.
untuk mencegah kekambuhan hipertensi Data yang telah dikumpulkan
dengan melakukan hidup sehat yang selanjutnya dilakukan pengolahan
berawal dari menjaga kualitas tidur. melalui tahap editing, coding, scoring
Tujuan penelitian untuk mengetahui dan tabulating. Analisis data
hubungan kualitas tidur dengan tingkat menggunakan analisis univariat dan
kekambuhan hipertensi pada lansia di bivariat. Analisis bivariat yang
RW 08 Kelurahan Tlogomas Kota digunakan adalah uji Spearman Rank
Malang. dengan tingkat kemaknaan 95 %
(α=0,05) dengan menggunakan bantuan
SPSS.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain HASIL DAN PEMBAHASAN


penelitian korelasi dengan pendekatan
retrospektif. Penelitian telah dilaksanakan Berdasarkan Tabel 1. karakteristik
di RW 08 Kelurahan Tlogomas Kota sebagian besar (93,4%) responden
Malang dengan pengumpulan data pada berumur antara 60-74 tahun atau lanjut
bulan Agustus 2016. Populasi dalam usia (elderly), lebih dari separuh (70%)
penelitian ini sebanyak 106 lansia dengan responden berjenis kelamin perempuan,
penentuan sampel penelitian kurang dari separuh (43,3%)
menggunakan purposive sampling yang respondenberpendidikan SD dan SMP,
berarti pengambilan sampel sesuai

441
Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

dan lebih dari separuh (56,7%) responden


tidak bekerja.
Hasil penelitian tentang kualitas
Tabel 1. Distribusi Frekuensi tidur pada lansia di RW 08 Kelurahan
Respondendi RW 08 Kelurahan Tlogomas Kota Malang, didapatkan lebih
Tlogomas Kota Malang Tahun dari separuh (60,0%) responden
2016 mengalami kualitas tidur buruk dan
Karakteristik kurang dari separuh 12 (40,0%)
Responden f (%) responden mengalami kualitas tidur baik.
Umur (tahun)
60-74 (elderly) 28 93,4 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat
75-90 (old) 2 6,6 Kekambuhan Hipertensi Lansia
Total 30 100 di RW 08 Kelurahan Tlogomas
Jenis kelamin Kota Malang Tahun 2016
Laki-laki 9 30 Tingkat Kekambuhan
Perempuan 21 70 Hipertensi f (%)
Total 30 100 Meningkat dengan komplikasi 17 56,7
Meningkat tanpa komplikasi 7 23,3
Pendidikan Normal 6 20,0
SD 13 43,3 Total 30 100
SMP 13 43,3
SMA 3 10,0 Berdasarkan Tabel 2 didapatkan
PT 1 3,3 lebih dari separuh (56,7%) responden
Total 30 100 mengalami tingkat kekambuhan
Pekerjaan hipertensi dengan komplikasi.
Pedagang 8 26,7
Pensiun 5 16,7
Tidak bekerja 17 56,7
Total 30 100

Tabel 3. Tabulasi Silang Kualitas Tidur Dengan Tingkat Kekambuhan Hipertensi Pada
Lansia di RW 08 Kelurahan Tlogomas Kota Malang.
Hubungan kualitas tidur Tingkat Kekambuhan Hipertensi
dengan tingkat kekambuhan Meningkat dengan Meningkat tanpa Total
Normal
hipertensi komplikasi komplikasi
Baik 2 (6,7%) 4 (13,3%) 6 (20,0%) 12 (40,0%)
Kualitas Tidur
Buruk 15 (50,0%) 3 (10,0%) 0 (0,0%) 18 (60,0%)
Total 17 (56,7%) 7 (23,3%) 6 (20,0%) 30 (100,0%)

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan mengalami kualitas tidur buruk


lebih dari separuh responden (60%) yang berdampak terhadap peningkatan

442
Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

kekambuhan hipertensi dengan sel, sistem pendengaran, sistem


komplikasi yang dialami separuh penglihatan, sistem kardiovaskuler,
responden (50,0%). sistem pengaturan temperatur (suhu
tubuh), sistem respirasi, sistem
Kualitas tidur gastrointestinal, sistem endokrin, sistem
Berdasarkan hasil penelitian kulit serta sistem muskulosletal.
didapatkan sebanyak 60,0% responden Sehingga dapat dipahami bahwa
mengalami kualitas tidur buruk. peningkatan usia akan menyebabkan
Diketahui penyebab responden perubahan fisik dan mental yang diikuti
mengalami kualitas tidur buruk oleh perubahan pola tidur seperti lansia
dikarenakan sebanyak (42%) lansia sering mengalami terbangun pada tengah
terbiasa bangun awal saat pagi hari dan malam dan susah untuk tidur kembali.
sebanyak (41%) lansia biasa memulai Kualitas tidur buruk didasarkan
tidur lebih dari jam 10 malam serta susah oleh gangguan tidur sebanyak (41%)
untuk memulai tidur. Didapatkan juga responden mengalami gangguan tidur
sebanyak (37%) lansia mengalami dalam bentuk kesulitan untuk tidur dan
terbangun di tengah malam untuk ke sering terbangun atau bangun lebih awal.
kamar mandi, saat tidur mengorok dan Hal ini sesuai dengan penjelasan
mengalami mimpi buruk. Akibat kualitas Rahmadani (2012), mengemukakan
tidur yang buruk berhubungan dengan kualitas tidur yang buruk pada lasia
insomnia, dimana lansia kesukaran dalam disebabkan oleh meningkatnya latensi
memulai atau mempertahankan tidur. tidur, berkurangnya efisiensi tidur dan
Lansia yang mengalami insomnia mudah terbangun lebih awal karena proses
cemas atau stres sehingga bisa penuaan. Proses penuaan tersebut
menimbulkan kekambuhan hipertensi menyebabkan penurunan fungsi
(Rahmadani, 2012). neurotransmitter yang ditandai dengan
Faktor yang mempengaruhi menurunnya distribusi norepinefrin. Hal
kualitas tidur yaitu penyakit, kelelahan, ini menyebabkan perubahan siklus tidur,
stres psikologis, obat, nutrisi, lingkungan, dimana terjadi perubahan tidur lansia
usia dan gaya hidup (Kozier, 2011). pada fase NREM 3 dan 4.
Faktor kualitas tidur buruk yang dialami Kualitas tidur yang buruk akan
responden berhubungan dengan faktor berdampak pada penurunan anti bodi
umur sebanyak (93,4%) responden lansia dengan gejala lemas dan mudah
berumur antara 60-74 tahun. Hal ini lelah sehingga saat lansia mendapatkan
sesuai dengan pendapat Nugroho (2014), permasalahan hidup akan menyebabkan
menjelaskan semakin meningkatnya lansia langsung dalam keadaan tidak
umur seseorang maka permasalahan yang berdaya atau mengalami kejadian
dihadapi juga semakin banyak, berupa hipertensi. Kualitas tidur lansia yang
perubahan fisik seperti penurunan fungsi buruk akan berpengaruh besar terhadap

443
Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

kenaikan tekanan darah sehingga lansia penyebab lain sebanyak (33%) responden
bisa mengalami hipertensi sebagai dalam satu bulan terakhir sering merasa
pemicu timbulnya berbagai penyakit gelisah dan jantung mudah berdebar-
(Widayastuti, 2015). Hal ini sesuai debar saat terkejut atau ada masalah.
dengan pendapat Mansjoer (2011), Faktor yang mempengaruhi
menjelaskan apabila lansia mengalami kekambuhan hipertensi yaitu kegemukan,
gangguan tidur, maka tekanan darah akan gaya hidup, kurang olahraga, stres dan
semakin meningkatkan sehingga beresiko gangguan tidur atau kualitas tidur
terjadinya hipertensi karena tidur (Mansjoer, 2011). Faktor lain yang lebih
mengubah fungsi sistem saraf otonom beresiko mempengaruhi peningkatan
dan peristiwa fisiologis lainnya yang hipertensi kemungkinan disebabkan oleh
mempengaruhi tekanan darah. gaya hidup didasarkan oleh pola makan
Didapatkan hampir yang kurang sehat sebagai pemicu
separuhresponden(40,0%) memiliki penyakit hipertensi. Hal ini dilatar
kualitas tidur yang baik dikarenakan belakangi kurangnya pengetahuan dalam
lansia melakukan tidur malam sekitar jam mengurangi konsumsi garam dan
±9 malam dengan mudah lelap, bangun melakukan olahraga untuk menguragi
pagi sekitar jam 7 pagi, jarang terbangun lemak tubuh dimana didapatkan sebanyak
ditengah malam, jarang mengalami (43,3%) responden berpendidikan SD.
mimpi buruk, tidak pernah menggunakan Responden yang mengalami
obat tidur, dan saat bangun pagi tubuh kekambuhan hipertensi dengan
terasa segar. komplikasi diketahui dari meningkatnya
tekanan darah sebesar 140/90 mm/Hg dan
Tingkat kekambuhan hipertensi diselingi kambuhan riwayat penyakit
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah diderita.Kekambuhan
didapatkan bahwa lebih dari separuh hipertensi dengan komplikasi diketahui
lansia (56,7%) mengalami tingkat dari (43%) responden sering mengalami
kekambuhan hipertensi dengan sakit kepala karena kurang tidur.Hal ini
komplikasi di RW 08 Kelurahan sesuai dengan penjelasan Nugroho
Tlogomas Kota Malang. Diketahui (2014), mengemukakan kualitas tidur
penyebab responden mengalami tingkat yang buruk dapat mengubah hormon stres
kekambuhan hipertensi dengan kortisol dan sistem saraf simpatik,
komplikasi karena sebanyak (43%) sehingga terjadi peningkatan tekanan
responden dalam satu bulan terakhir darah. Sedangkan komplikasi hipertensi
sering mengalami sakit kepala karena lain yang dirasakan responden seperti
kurang tidur dan sebanyak (37%) sering merasakan gelisah, sering merasa
responden merasakan dalam satu bulan kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki
terakhir sering merasa kesemutan pada dan sering merasakan jantung berdebar-
jari-jari tangan maupun kaki. Sedangkan debar.

444
Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

Kekambuhan hipertensi dengan tingkat kekambuhan hipertensi pada


komplikasi yang tidak diobati, dapat lansia, yang dapat dipahami bahwa
menimbulkan beberapa gejala antara lain semakin buruk kualitas tidur maka
adalah sakit kepala, kelelahan, mual, berdampak peningkatan kekambuhan
muntah, sesak napas, gelisah, pandangan hipertensi dengan komplikasi. Dimana
menjadi kabur yang terjadi karena adanya sesuai dengan hasil tabulasi silang
kerusakan pada otak, mata, jantung dan didapatkan dari 18 (60%) responden yang
ginjal. Penderita hipertensi dengan mengalami kualitas tidur buruk
komplikasi terkadang juga mengalami berdampak terhadap peningkatan
penurunan kesadaran hingga dapat terjadi kekambuhan hipertensi dengan
koma karena adanya pembengkakan otak, komplikasi yang dialami separuh (50,0%)
hal ini disebut dengan ensefalopati lansia.
hipertensif dan apabila hal ini terjadi Kualitas tidur yang dapat
maka harus segera mendapatkan menyebabkan kekambuhan hipertensi
penanganan (Yuliantari, 2014). dikarenakan kualitas tidur yang buruk
Didapatkan sebagain kecil dapat mengubah hormon stres kortisol
responden (20,0%) mengalami tekanan dan sistem saraf simpatik, sehingga
darah normal sehingga cara mencegah terjadi peningkatan tekanan darah.Pada
menjaga tekanan darah atau menghindari saat tidur normal, akan terjadi penurunan
kekambuhan hipertensi dengan tekanan darah relatif sekitar 10-20 persen
menurunkan berat badan, menghindari dibandingkan dengan saat dalam keadaan
minuman berkafein, rokok, dan minuman sadar. Kualitas tidur yang buruk pada
beralkohol, melakukan olah raga ringan, lansia yang memiliki riwayat hipertensi
mencukupi kebutuhan istrahat dengan akan berdampak pada penurunan anti
tidur selama 6-8 jam per hari dan bodi dengan gejala lemas dan mudah
mengendalikan stres (Rahmadani, 2012). lelah sehingga saat lansia mendapatkan
permasalahan hidup akan menyebabkan
Hubungan Kualitas Tidur dengan lansia langsung dalam keadaan tidak
Tingkat Kekambuhan Hipertensi berdaya. Dari hal tersebut maka dapat
Berdasarkan analisis data dengan dipahami bahwa hipertensi berhubungan
mengunakan uji spearman rank searah dengan morbiditas dan mortalitas
didapatkan bahwa p-value = (0,000) < penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu,
(0,050) sehingga H1 diterima yang artinya penyakit hipertensi harus dicegah dan
ada hubungan kualitas tidur dengan diobati serta dikendalikan dengan baik,
tingkat kekambuhan hipertensi pada untuk mengurangi angka kekambuhan
lansia di RW 08 Kelurahan Tlogomas hipertensi.
Kota Malang. Didapatkan r value sebesar Hasil penelitian ini sepaham dengan
0,713 artinya terdapat hubungan yang penelitian yang dilakukan oleh
tinggi searah antarakualitas tidur dengan Widayastuti (2015), membuktikan

445
Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

terdapat hubungan yang signifikan antara Depkes RI. 2014. Pedoman Pembinaan
pola tidur dengan kekambuhan hipertensi Kesehatan Usia Lanjut Bagi
pada lansia, dimana pola tidur buruk Petugas Kesehatan. Jakarta:
berdampak menimbulkan kekambuhan Depkes.
hipertensi dan sebaliknya pola tidur yang
baik dengan melakukan tidur selama 7 Kozier.2011. Faktor Penghambat Tidur.
jam/hari akan menurunkan kejadian Jakarta: Salemba Medika.
kekambuhan hipertensi. Dengan
tingginya kejadian hipertensi pada lansia Mansjoer. 2011. Ilmu Penyakit Dalam
maka sebagai cara sederhana untuk Pada Lansia. Jakarta: Rineka
mencegah kekambuhan hipertensi dengan Cipta.
melakukan hidup sehat yang berawal dari
menjaga kualitas tidur. Nugroho, W. 2014, Keperawatan
Gerontik dan Geriatrik. Jakarta:
ECG.
KESIMPULAN
Putri, R. 2014. Hubungan Antara Tingkat
1) Lebih dari separuh lansia (60,0%) Pengetahuan Tentang Diet
mengalami kualitas tidur buruk di Hipertensi Dengan Kejadian
RW 08 Kelurahan Tlogomas Kota Kekambuhan Hipertensi Lansia Di
Malang. Desa Mancasan Wilayah Kerja
2) Lebih dari separuh lansia (56,7%) Puskesmas I Baki Sukoharjo.
mengalami tingkat kekambuhan Jurnal: Universitas Muhammadiyah
hipertensi dengan komplikasi di Surakarta. (Vol. 5.No. 2).
RW 08 Kelurahan Tlogomas Kota http://www. uns.com. Diakses pada
Malang. tanggal 16 April 2016.
3) Ada hubungan yang signifikan
antara kualitas tidur dengan tingkat Rahmadani. 2012. Hubungan Antara
kekambuhan hipertensi pada lansia Kualitas Tidur Dengan Perubahan
di RW 08 Kelurahan Tlogomas Tekanan Darah Pada Lansia.
Kota Malang dengan p-value = Skripsi. Universitas Brawijaya
(0,000) < (0,050). Malang.

Yuliantari, N. 2014.Perbedaan Pengaruh


DAFTAR PUSTAKA Ekstrak Mentimun Dan Air Jahe
Terhadap Tekanan Darah Lansia
Darmojo, H. 2010. Geriatrik (Ilmu Dengan HipertensiDi Wilayah
Kesehatan Usia lanjut) edisi 3. Kerja Puskesmas Ii Denpasar
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Barat Tahun 2014.

446
Nursing News Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Volume 2, Nomor 3, 2017 Tlogomas Kota Malang

Jurnal:Universitas Udayana Bali.


(Vol. 3.No. 4). http://www.
undana.com. Diakses pada tanggal
16 April 2016.

Widayastuti. 2015. Hubungan Pola Tidur


Dengan Kekambuhan Hipertensi Di
Klinik Husada Sukaharjo. Skripsi:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma Husada Surakarta.

447

Anda mungkin juga menyukai