DI KECAMATAN KEMILING
TAHUN 2023
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
PENDAHULUAN
Salah satu tanda tekanan darah tinggi adalah sakit kepala yang datang tiba-tiba
dan meningkat seiring waktu. Selain sakit kepala penderita hipertensi juga mengalami
gejala yang berbeda-beda. Gejala lain yang sering dirasakan oleh penderita hipertensi
yaitu jantung berdebar, dada sakit, gelisah dan mudah lelah. Selain itu gangguan tidur
juga sering muncul sebagai gejala yang dialami oleh penderita hipertensi. Pusing,
nyeri dada, dan sakit kepala sering menyebabkan kualitas tidur yang buruk pada
penderita hipertensi. Tidur adalah kondisi alami dan merupakan kebutuhan fisiologis
dari kehidupan manusia yang sangat berdampak pada pemeliharaan kesehatan dan
kesejahteraan seseorang. Oleh karena itu sangat penting bagi seseorang untuk bisa
mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Tidur memiliki efek yang beragam pada tubuh seseorang, tidur dapat
meningkatkan pemulihan energi di otak, berpengaruh pada konsolidasi memori di
otak, mengurangi konsumsi dari energi, dan mengatur respons imun adaptif maupun
bawaan. Gangguan tidur sering dikaitkan dengan muncul dan berkembangnya
penyakit hipertensi. Durasi tidur yang sehat bagi manusia berkurang seiring dengan
bertambahnya usia: bayi yang baru lahir membutuhkan setidaknya 14-17 jam tidur
per hari, sementara orang yang sudah dewasa membutuhkan tidur 7-9 jam, dan orang
tua tidur selama 7-8 jam per hari. Tidur kurang dari 7 jam per hari sering dikaitkan
dengan kesehatan yang lebih buruk. Selain itu, orang dengan kurang tidur memiliki
risiko level tekanan darah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang
tidur dalam jumlah jam yang cukup (7–8 jam) per hari. Orang yang kurang tidur
memperlihatkan gambaran berupa perasaan lelah, sering gelisah, tampak lesu,
kehitaman di sekitar mata, kelopak mata membengkak, konjungtiva merah, mata
terasa perih, sulit fokus, sakit kepala dan mudah merasa kantuk.
Terdapat hubungan yang sangat jelas antara kurang tidur, masalah jantung,
dan awal peradangan dalam tubuh. Mereka yang tidur kurang dari 5 jam sehari
memiliki resiko tertinggi terkena penyakit kardiovaskular. Gangguan dalam fungsi
sistem ini menempatkan mereka yang tidur kurang dari tujuh jam pada peningkatan
risiko penyakit kardiovaskular dan kematian. Jadi, minimal 7 jam harus dihabiskan
untuk tidur.
1. Lingkup Judul
Judul penelitian adalah Hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun
2023.
2. Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2023
3. Lingkup Tempat
Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung
4. Lingkup Masalah
Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di
Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung tahun 2023.
5. Lingkup Sasaran
Sasaran penelitian adalah para penderita penyakit hipertensi di Kecamatan
Kemiling Kota Bandar Lampung.
.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tidur merupakan kebutuhan dasar setiap orang. Pada kondisi istirahat dan
tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh
hingga berada dalam kondisi yang optimal. Perubahan pola tidur umumnya
disebabkan oleh tuntutan aktivitas sehari-hari yang berakibat pada berkurangnya
kebutuhan untuk tidur, sehingga sering mengantuk yang berlebihan di siang harinya.
Kebutuhan tidur yang cukup tidak hanya ditentukan oleh faktor jam tidur (kuantitas
tidur), tetapi juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur meliputi aspek
kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk
bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan
kepulasan tidur. Kualitas tidur dikatakan baik jika tidak menunjukkan tanda-tanda
kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidur. Kondisi kurang tidur
banyak ditemui di kalangan dewasa muda terutama mahasiswa yang nantinya bisa
menimbulkan banyak efek, seperti berkurangnya konsentrasi belajar dan gangguan
kesehatan.
Sistem yang mengontrol siklus tidur adalah sistem aktivasi retikuler (RAS)
dan bulbar synchronizing regional (BSR) terletak di batang otak RAS adalah sistem
yang mengontrol semua tingkat aktivitas sistem saraf pusat. RAS berlangsung di
mesensefalon bagian atas pons. RAS juga dapat memberikan rangsangan visual,
pendengaran, nyeri dan taktil. Itu juga dapat didukung oleh korteks serebral, dengan
stimulasi emosional. Dalam keadaan sadar, neuron RAS melepaskan. Katekolamin
seperti norepinefrin. Begitu juga saat tidur Serotonin dilepaskan dari sel-sel khusus di
Pons dan batang otak tengah adalah BSR (Ratih, 2017).
Tahapan Tidur dibagi menjadi dua tahap secara garis besarnya yaitu tidur non
rapid eye movement (NREM) yang dibagi menjadi tiga tahap (N1, N2, N3) dan rapid
eye movement (REM) yang ditandai dengan gerakan mata cepat (Rezita Rahma Reza,
Khairunnisa Berawi, Nisa Karima,dan Arief Budiarto, 2019 )
1. Fase non rapid eye movement (NREM) di sebut juga quiet sleep
Tahap pertama NREM merupakan tahap yang paling ringan dalam tidur.
Selama tahap ini, mata akan menutup tahap tersebut sebagai awal periode transisi
antara terjaga dan terlelap. Otot kaki dan lainnya akan mengalami gerakan tersentak
tiba-tiba merasakan sensasi seakan terjatuh, hal ini dikenal sebagai myoclonic hypnic.
Tahap ini sekitar 10 hingga 15 menit dapat berlangsung.
Tahap dua NREM sekitar 20 menit berlangsung. Selama tahap ini gerakan
pada mata berhenti juga gelombang otak (aktivitas otak) mulai menjadi lebih lambat.
Pada tahap ini suhu tubuh akan menurun dan denyut jantung mulai melambat. Tahap
dua NREM tidur juga dikaitkan dengan penurunan relatif fisiologis tubuh. Tekanan
darah, metabolisme otak, sekresi gastrointestinal, dan aktivitas jantung berkurang.
Pasien akan memasuki fase lebih dalam serta semakin progresif dari tidur dan
menjadi semakin jauh dari dunia luar. Pada tahap ini, seseorang lebih sulit untuk
dibangunkan
Tahapan tiga dan empat ditandai sebagai tahap tidur yang dalam dan
seringkali paling sulit untuk dibangunkan. Tahap ini sering dikelompokkan karena
tidak terdapat perbedaan klinis yang signifikan diantaranya yaitu slow wave sleep
(SWS) atau tidur gelombang lambat
Tidur REM adalah bentuk tidur aktif yang biasanya disertai mimpi dan
aktivitas otak menjadi aktif. Seseorang lebih sukar dibangunkan oleh suatu
rangsangan sensorik selama tidur NREM, episode tidur REM membuat seseorang
terbangun secara spontan di pagi hari
Fase REM umumnya dapat dicapai dalam waktu 90-110 menit kemudian akan mulai
kembali ke fase awal fase 2 sampai ke fase 4 sekitar 75-90 menit. Setelah itu akan
muncul kembali fase REM kedua yang biasanya berlangsung lebih lama dari eye
movement (EM) dan lebih banyak dari REM pertama. Keadaan ini akan berulang
kembali setiap 75 – 90 menit tetapi pada siklus yang ketiga dan keempat , fase 2
menjadi lebih panjang fase 3 dan fase 4 menjadi lebih pendek. Siklus ini terjadi 4 – 5
kali setiap malam dengan irama teratur sehingga orang normal dengan lama tidur 7 –
8 jam setiap hari terdapat 4-5 siklus dengan lama tiap siklus 75 – 90 menit
Manfaat dari tidur yang cukup yaitu, meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Manfaat selanjutnya yaitu meningkatkan suasana hati, jika Anda tidur dengan cukup
maka ketika beraktivitas Anda merasa suasana hati yang baik. Lalu tidur cukup juga
sangat berpengaruh agar Anda terhindar dari kecelakaan, mempertajam ingatan, dan
memperpanjang usia. Manfaat dari tidur yang lainnya untuk mengistirahatkan
tubuh,sehingga setiap orang pasti membutuhkannya. Tidur memiliki beberapa
dampak positif yaitu memperbaiki sel rusak,meningkatkan daya ingat, mencegah
penyakit, meningkatkan energi, dan mencegah stress. Oleh karena itu setiap manusia
harus mendapatkan hasil istirahat yang maksimal agar mendapatkan kualitas tidur
yang baik (American Pillo, 2015).
1. Usia 0 sampai 1 bulan : bayi baru lahir hingga usianya 2 bulan membutuhkan
waktu tidur yaitu 14-18 jam dalam sehari.
2. Usia 1 sampai 18 bulan : bayi dengan usia tersebut membutuhkan waktu tidur
12 sampai 14 jam dalam sehari yang termasuk waktu tidur siang.
3. Usia 3 sampai 6 tahun : pada usia tersebut mempunyai kebutuhan tidur yang
sehat karena pada usia ini anak menjelang masuk sekolah dan membutuhkan
waktu untuk istirahat atau tidur 11 sampai 13 jam dalam sehari ini termasuk
waktu tidur siang.
4. Usia 6 sampai 12 tahun : pada usia ini mereka membutuhkan waktu tidur
sebanyak 10 jam dalam sehari
5. Usia 12 sampai 18 tahun : pada usia menjelang remaja sampai dengan remaja
kebutuhan tidur yang dibutuhkan ialah 8-9 jam dalam sehari.
6. Usia 18-40 tahun : pada usia ini atau pada orang dewasa kebutuhan tidur yang
dibutuhkan ialah 7-8 jam dalam sehari.
Kualitas tidur dapat dilihat dari beberapa komponen atau aspek : (Wulan,
2020)
1) Kualitas Tidur
2) Latensi Tidur
Latensi tidur merupakan periode waktu antara persiapan untuk tidur dan awal
tidur yang sebenarnya. Latensi tidur ini sendiri merupakan indikator utama
untuk menentukan kualitas tidur seseorang.
3) Durasi Tidur
Durasi tidur adalah lamanya tidur yang didapat pada malam hari. Durasi tidur
tersebut akan dipengaruhi oleh masa perkembangan seseorang.
Efisiensi tidur yaitu rasio antara waktu sebenarnya yang digunakan untuk
tidur dengan waktu yang dihabiskan di tempat tidur.
5) Gangguan Tidur
6) Penggunaan Obat
Alat ukur tersebut sudah dibakukan oleh University of Pittsburgh. Dimensi kualitas
tidur antara lain : sleep latensi, durasi tidur, gangguan tidur, efisiensi kebiasaan tidur,
penggunaan obat tidur , dan disfungsi tidur pada siang hari. Dimensi tersebut dinilai
dalam bentuk pertanyaan dan memiliki bobot penilaian masing-masing sesuai dengan
standar baku. Validitas penelitian PSQI sudah teruji. Instrumen ini menghasilkan 7
skor yang sesuai dengan domain atau area yang disebutkan sebelumnya. Tiap domain
nilainya berkisar antara 0 (tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat). Nilai setiap
komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara 0-21. Skor global ˃ 5
dianggap memiliki gangguan tidur yang signifikan. PSQI memiliki konsistensi
internal dan koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) 0,83 untuk 7 komponen
tersebut (Magfirah, 2016). Skor dari 7 komponen tersebut dijumlahkan menjadi satu
dengan kriteria penilaian : sangat baik = 0, cukup baik = 1-7, cukup buruk = 8- 14,
dan sangat buruk = 15-21. Adapun cara skoring kuesioner PSQI per item sebagai
berikut :
1) Latensi tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 1a dalam PSQI,
yang berbunyi: “Berapa lama (dalam menit) anda biasanya baru bisa tertidur tiap
malam?”, dan pertanyaan nomor 1b, yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir,
seberapa sering Anda mengalami kesulitan tidur karena Anda tidak dapat tertidur
dalam waktu 30 menit sejak berbaring?”. Jumlah skor tersebut disesuaikan dengan
kriteria penilaian sebagai berikut :
Pertanyaan nomor 1a :
≤ 15 menit = 0
16-30 menit = 1
31-60 menit = 2
60 menit = 3
Pertanyaan nomor 1b :
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
3 kali seminggu = 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomor 1a dan 1b, lalu akan diperoleh skor latensi tidur
sebagai berikut :
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
2) Durasi tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 2 dalam PSQI,
yang berbunyi: “Berapa lama anda tidur di malam hari?” Jawaban responden
dikelompokkan dalam 4 kategori dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 3 yang dibagi
menjadi 3 item yaitu nomor 3a, 3b dan 3c. Pertanyaan nomor 3a berbunyi “Berapa
lama anda tidur dimalam hari?”. Pertanyaan nomor 3b “Pukul berapa anda biasanya
mulai tidur malam ?”. pertanyaan nomor 3c “Pukul berapa anda biasanya bangun
pagi?”. Penghitungan efisiensi tidur adalah sebagai berikut
4) Gangguan tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 4a – 4i dalam
PSQI, yang terdiri dari hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan tidur.
Kemudian jumlahkan skor pertanyaan nomor 4a – 4i tersebut, sehingga diperoleh
penilaian skor gangguan tidur sebagai berikut :
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 5 dalam PSQI,
yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, seberapa sering Anda menggunakan obat
tidur ?” Kriteria penilaian disesuaikan dengan pilihan jawaban responden sebagai
berikut :
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu = 3
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 6a dan 6b dalam
PSQI, pertanyaan nomor 6a berbunyi: “Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
sering mengantuk ketika beraktivitas di siang hari ?”, dan pertanyaan nomor 6b, yang
berbunyi: “Selama sebulan terakhir, berapa banyak masalah yang anda dapatkan dan
seberapa antusias anda menyelesaikan permasalahan tersebut ?” Skor untuk
pertanyaan nomor 6a yaitu :
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu = 3
Besar = 0
Sedang = 1
Kecil = 2
Tidak antusias = 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomor 6a dan 6b, lalu skor disesuaikan dengan kriteria
penilaian sebagai berikut :
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 7 dalam PSQI,
yang berbunyi: “Selama sebulan terakhir, bagaimana anda menilai kepuasan tidur
anda?” Kriteria penilaian disesuaikan dengan pilihan jawaban responden sebagai
berikut :
Sangat baik = 0
Cukup baik = 1
Cukup buruk = 2
Sangat buruk = 3
Maka Skor akhir dari penjumlahan semua skor mulai dari komponen 1 sampai 7 dan
diklasifikasikan berdasarkan sebagai berikut :
0 = sangat baik
1-7 = cukup baik
8-14 = cukup buruk
15-21 = sangat buruk
Tekanan darah merupakan suatu dorongan yang diberikan oleh darah pada
dinding pembuluh darah dan desakan darah ditimbulkan oleh dinding arteri ketika
darah tersebut dipompa dari jantung ke seluruh jaringan tubuh. pada pembuluh darah
dan denyut jantung bergantung pada peningkatan tekanan secara bervariasi.
Peningkatan tekanan darah terjadi sewaktu ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik)
darah dipompa dari jantung ke seluruh tubuh dan darah dipompa oleh ventrikel untuk
masuk ke atrium sewaktu jantung berelaksasi atau beristirahat (tekanan diastolik)
(Yoel P. Abaa, 2017)
Terdiri dari sistem saraf dan kontrol kimia: Sistem saraf merupakan suatu sistem yang
mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi pembuluh darah.Tujuannya yaitu
untuk mengetahui distribusi darah untuk suatu respon peningkatan kebutuhan tubuh
yang spesifik dan mempertahankan arteri rata rata yang bagus. (Mayuni, 2013; Ratih,
2017). Kontol kimia: kadar oksigen dan karbondioksida membantu proses pengaturan
tekanan darah melalui refleks kemoreseptor. Beberapa kimia darah juga
mempengaruhi tekanan darah melalui kerja pada otot polos dan pusat vasomotor.
Organ ginjal memiliki kiprah penting pada pengaturan tekanan darah jangka panjang.
Organ ginjal mempertahankan keseimbangan tekanan darah secara langsung serta
secara tidak langsung.
Kualitas tidur seseorang yang buruk atau memiliki kebiasaan durasi tidur yang
pendek juga memiliki hubungan terhadap terjadinya peningkatan tekanan darah
seseorang. Kualitas dan kuantitas tidur yang buruk tidak hanya menyebabkan
gangguan secara fisik saja, tetapi juga dapat mengakibatkan rusaknya memori serta
kemampuan kognitif seseorang. Tidur yang kurang dapat merujuk kepada kondisi
kualitas tidur yang buruk. Kurangnya waktu tidur dapat mengakibatkan terjadinya
hipertensi pada seseorang. Gangguan kualitas tidur memiliki berbagai dampak buruk
yang dapat terjadi dalam jangka waktu yang singkat maupun panjang. Lu, Chen, Wu,
Chen, & Hu (2015) mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki gangguan
kualitas tidur cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi. Kualitas tidur yang
buruk dalam jangka panjang dapat meningkatkan indeks massa tubuh dan depresi
pada orang dewasa (Shittu et al., 2014). Chen et al (2015) menemukan bahwa durasi
tidur yang terlalu lama atau terlalu singkat merupakan faktor risiko tekanan darah
tinggi. Risiko ini diketahui lebih mungkin terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Tidur memiliki peran yang penting dalam menjaga sistem imunitas tubuh, sistem
metabolisme, daya ingat, pembelajaran, serta fungsi penting lainnya. Seseorang
dengan waktu tidur cukup serta memiliki kualitas yang optimal, akan mempengaruhi
aktivitas orang tersebut. Orang dengan waktu tidur yang kurang akan menjadi kurang
fokus ketika melakukan aktivitas, merasa mudah lelah, serta memiliki mood yang
buruk. Kurang tidur yang berlangsung dalam jangka waktu lama akan berdampak
pada meningkatnya tekanan darah. Aktivitas saraf simpatik akan meningkat jika
seseorang memiliki durasi tidur yang pendek sehingga orang tersebut mudah stres
yang dapat berakibat pada naiknya tekanan darah.
2.4 Kerangka Teori
Gambar 2.2
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada tahun 2023 dan penelitian ini dilakukan di wilayah
kerja Puskesmas Kemiling Kota Bandar Lampung
3.4.1 Populasi
Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau
objek keseluruhan penelitian yang memiliki kualitas serta karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian di ambil suatu kesimpulan (Sugiyono,
2017).
Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah masyarakat yang menderita
hipertensi yang berjumlah 4.839 orang.
3.4.2 Sampel
Keterangan:
n : besar sampel
N : besar Populasi
d : derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 10% (0,1).
Dalam rumus Slovin, tingkat kesalahan 10% masih dapat digunakan.
Berdasarkan perhitungan diatas dengan menggunakan rumus slovin dan tingkat
signifikansi 10 %, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak
98 orang. Sampel yang didapatkan tersebut kemudian dibagi berdasarkan jumlah desa
yang ada di wilayah kerja Kecamatan Kemiling yang berjumlah 12 desa. setiap desa
didapatkan dari proporsi setiap desa dengan cara jumlah penderita hipertensi setiap
desa dibagi jumlah populasi, selanjutnya dikali dengan jumlah sampel. Berikut adalah
jumlah sampel dari tiap desa menggunakan rumus Sugiyono (2007):
Keterangan :
n i : Sampel
a. Kriteria Inklusi :
b. Kriteria Eksklusi :
Variabel dependen atau yang disebut variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017: 39). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah tekanan darah (Y).
3.6 Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2013: 102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang telah tersedia dan teknik
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan pengukuran tekanan darah menggunakan
tensimeter digital dengan merek dagang Omicron
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2012). Karena data penelitian
seluruhnya berskala ordinal maka uji statistik yang digunakan adalah uji spearman
rank dan menggunakan software SPSS. Uji korelasi spearman rank merupakan uji
yang digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen (Sugiyono, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization. (2023). High Blood Pressure: Global and Regional
Overview.
Ratih. (2017). Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa
Semester VIII Program Studi Keperawatan STIKES BHM Madiun. Madiun :
Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Bhakti Husada Mulia
Reza, R. R., Berawi, K., Karima, N. & Budiarto, A., 2019. Fungsi Tidur dalam
Manajemen Kesehatan. jurnal kedokteran unila, 8(2), pp. 247-253.
Hidayat, A.A. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data. Jakarta
: Salemba Medika
Yoel P. Abaa, H. P. (2017). Gambaran Tekanan Darah, Indeks Massa Tubuh, dan
Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Kedokteran Umum Angkatan Tahun 2014. Jurnal e-
Biomedik (eBm), 5(2)
American Heart Association. (2017). Highlights from the 2017 Guideline for the
Prevention, Detection, Evaluation and Management of High Blood Pressure in
Adults. Available from :
https://professional.heart.org/en/science-news/-/media/f8334ecde4e8437d9a9420620f
dbeb01.ashx
Winarno, M.E. (2018). Buku Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Buku
Metodologi Penelitian. Buku Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani.
Available from : (PDF) Buku Metodologi Penelitian (researchgate.net)