Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI DI

POSYANDU LANSIA DESA PEKIK NYARING KABUPATEN BENGKULU


TENGAH

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
negara terutama dibidang kesehatan, proporsi penduduk lanjut usia yang semakin besar
membutuhkan perhatian dan perlakuan khusus, usia 60 tahun keatas merupakan tahap
akhir dari proses penuaan yag memiliki dampak terutama secara biologis1.
Lansia bukan suatu penyakit namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan. WHO telah menetapkan bahwa batasan umur lanjut usia yaitu:
usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia
(elderly) antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun dan
usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. Berdasarkan data dari statistik penduduk
lanjut usia tahun 2014, jumlah rumah tangga lansia sebanyak 16,08 juta rumah tangga
atau 24,50 persen dari seluruh rumah tangga di indonesia. Rumah tangga lansia adalah
yang minimal salah satu anggota rumah tangganya berumur 60 tahun keatas. Jumlah
lansia indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, atau setara dengan 8,03 persen dari seluruh
penduduk indonesia tahun 2014. Jumlah lansia perempuan lebih besar daripada laki –
laki yaitu 10,77 juta lansia perempuan dibandingkan 9,47 juta lansia laki – laki. Adapun
lansia yang tinggal di pedesaan sebanyak 10, 87 juta jiwa, lebih banyak daripada lansia
yang tinggal diperkotaan sebanyak 9, 37 juta jiwa1.
Dalam aspek kesehatan diketahui semakin bertambah tuanya umur, maka lansia
yang mengalami keluhan kesehatan akan semakin banyak. Di lihat dari angka kesakitan
lansia tahun 2014 sebesar 25,05 persen, yang berarti bahwa sekitar satu dari empat
lansia pernah mengalami sakit. Berdasarkan INFODATIN Lansia (Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI) pada tahun 2016 penyakit tertinggi pada lansia
adalah hipertensi.2

1
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.
Prevalensi hipertensi di indonesia yang didapat sebesar 26,5 persen berdasarkan data
dari riset kesehatan dasar tahun 2013.2 Hipertensi juga menyebabkan kehilangan sekitar
3 tahun kesempatan hidup pada penderita penyakit kardiovaskular. Dampak terburuk
dari hipertensi adalah kematian dimana saat ini hipertensi diperkirakan dapat
menyebabkan 7,5 juta kematian atau 12,8 persen dari seluruh total kematian. Menurut
WHO dan the international society of hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta
penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya.3
Status gizi berperan penting terjadinya hipertensi dilihat dari indeks massa
tubuh. Penelitian di Lisbon, Portugal tahun 2012 didapatkan penderita hipertensi
sebanyak 45,2% pada IMT dengan kategori kegemukan dan obesitas. Kelebihan berat
badan meningkatkan kejadian resiko penyakit hipertensi 5x lebih tinggi dibandingkan
dengan berat badan normal. (kautsar, 2014). Status gizi adalah keadaan tubuh yang
berkaitan dengan konsumsi dan pemakaian zat gizi. Status gizi dapat diukur dari berat
badan dan tinggi badan dengan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Pada Desa Pekik Nyaring Jumlah penduduk tercatat 4.158 orang dan terdapat
1015 orang atau kurang lebih dari 25 % merupakan penduduk prelansia dan lansia. Dari
data Puskesmas Pekik Nyaring sendiri Hipertensi merupakan penyakit dengan
kunjungan terbanyak terdapat pada Bulan Juli 2017. Dari uraian tersebut peneliti tertarik
untuk mengkaji hubungan antara status gizi pada Prelansia dan lansia dengan angka
kejadian hipertensi. Selama prosess pencari literatur, peneliti belum menemukan
penelitian hal tersebut di posyandu lansia desa pekik nyaring Kabupaten Bengkulu
Tengah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah: Bagaimana hubungan antara status gizi pada Prelansia dan lansia dengan angka
kejadian hipertensi di posyandu lansia Desa Pekik Nyaring Kab. Bengkulu Tengah?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui hubungan antara status gizi pada Prelansia dan lansia dengan angka
kejadian hipertensi di posyandu lansia Desa Pekik Nyaring Kab. Bengkulu Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi masyarakat khususnya masyarakat Desa Pekik Nyaring Kab. Bengkulu
Tengah berguna untuk memberikan informasi mengenai gambaran hubungan
status gizi pada Prelansia dan lansia dengan angka kejadian hipertensi di
Posyandu lansia Desa Pekik Nyaring Kab. Bengkulu Tengah.
2. Bagi petugas kesehatan terkait berguna untuk memberikan informasi mengenai
gambaran hubungan status gizi pada prelansia dan lansia dengan hipertensi di di
Posyandu lansia Desa Pekik Nyaring Kab. Bengkulu Tengah.
3. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk memberikan pengalaman serta
pembelajaran dalam melakukan penelitian.

3
4

Anda mungkin juga menyukai