SEDAYU BANTUL
Oleh :
MIADIP SANTOSO
130100422
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dunia tahun 2000 sampai 2050 akan berlipat ganda dari sekitar 11% menjadi
22%, atau secara absolut meningkat dari 605 juta menjadi 2 milyar lansia (1).
negara Indonesia. Persentase penduduk lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 telah
Tengah, dan 9,78% berada di Bali (2). Penduduk lansia terbesar di Yogyakarta
berasal dari Kabupaten Sleman, yaitu berkisar 135.644 orang atau 12,95% dari
2014 usia harapan hidup lansia di Yogyakarta mencapai 74 tahun dan untuk
Kabupaten Sleman mencapai 76,08 tahun (laki-laki 73,46 tahun dan perempuan
77,12 tahun), yang menjadi angka harapan hidup tertinggi nasional (4).
Meningkatnya jumlah lansia dan umur harapan hidup berdampak besar terhadap
lansia dari berbagai sistem tubuh, baik dari segi fisik, psikologis, sosial dan
spiritual (5).
3
salah satu dari tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk
jalan umum di Puskesmas sebesar 28.442 pasien (7). Berdasarkan data 10 besar
hipertensi pada usia lanjut adalah usia, obesitas, kebiasaan olahraga, stress, serta
gangguan kesehatan yang dapat dialami lansia salah satunya gangguan tidur.
rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang di inginkan (11).
Insomnia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu dari faktor status kesehatan,
dan gaya hidup Insomnia pada usia lanjut dihubungkan dengan penurunan
darah saat tidur, maka akan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi yang
yang seharusnya terjadi dan tidak dialami oleh seseorang, maka kemungkinan
20% akan terejadi peningkatan tekanan darah. Selain itu salah satu faktor dari
kualitas tidur yang buruk yaitu kebiasaan durasi tidur yang pendek juga
(actigraphy) dan persentase waktu antara onset tidur awal dan bangun akhir
secara signifikan tekanan sistolik lebih tinggi dari tekanan diastolik (13).
Bantul, lansia mengeluh susah tidur di malam hari, pergi tidur antara jam 8
sampai jam 9, akan tetatapi beberapa lansia baru bisa tidur jam 11. Lansia juga
5
mengatakan sering terbangun pada malam hari rata-rata 3-5 kali untuk ke kamar
mandi dan setelah itu sulit untuk jatuh tertidur lagi. Penyebab lain yang menjadi
alasan lansia, mudah terbangun pada malam hari karena nyeri, mimpi buruk dan
keadaan lingkungan yang berisik. Keluhan lain yang dialami lansia setelah
bangun tidur yaitu merasa kurang segar, mengantuk di siang hari. Namun ada 2
lansia yang mengeluh tidak bisa tidur disiang hari waluapun sudah mengantuk
dan ada keinginan untuk tidur. Hasil observasi, terdapat tingkat tekanan darah
Diketahui pula bahwa rata-rata lansia mengalami gangguan tidur dengan durasi
uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan durasi dan kualitas tidur
Bantul.
A. Rumusan Masalah
dirumuskan adalah : Apakah ada hubungan durasi dan kualitas tidur dengan
B. Tujuan Penilitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara durasi dan
2. Tujuan Khusus
hipertensi.
hipertensi.
C. Manfaat Penilitian
1. Secara Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi masyarakat
kualitas tidurnya.
3. Bagi pasien
D. Keaslian Penilitian
(PSQI) dan analisa data dengan menggunakan uji statistik pearson. Hasil
2. Riska Havisa (15) Hubungan kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada
menunjukkan ada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada usia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Lanjut Usia
a. Pengertian Lansia
(17). Lanjut usia merupakan sesuatu kejadian yang akan dialami oleh
setiap orang atau individu yang tidak bisa dihindari oleh siapapun (18).
tahun.
berikut :
1) Perubahan Fisik
menurun.
menurun.
menurun
gangguan pendengaran.
keringat menurun.
sangat mempengaruhi.
2) Perubahan Sosial
parent.
pensiun).
asasi manusia.
3) Perubahan Psikologis
depresi.
d. Proses Menua
1) Pengertian
a) Kelemhan (imparment).
c) Keterhambatan (handicap).
menua :
a) Faktor intelektual
b) Faktor biologis
tenaga.
c) Faktor Fisik
d) Faktor psikologis
e) Faktor Sosial
dua :
1) Teori biologis
gizi.
15
2) Teori stres
tubuh.
4) Teori program
fungsi.
diproduksi suatu zat khusus, ada jaringan tubuh tertentu yang tidak
16
sdeikit.
(terpakai).
nutrisi.
yang dimilki.
pada lanjut usia: Proses menua (aging) merupakan proses alami yang
orang lain)
2. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
dan terus menerus disebabkan oleh bebrapa faktor resiko yang tidak
18
(23).
hal, diantaranya:
darah melalui arteri tersebut. Oleh karena itu darah dipaksa untuk
darah. Hal ini sering terjadi pada lansia, dimana dinding arterinya
ginjal sehingga tidak mampu membuang garam dan air dari dalam
20
c. Jenis-Jenis Hipertensi
Herlinah, dkk (25) tekanan darah tinggi dibagi menjadi dua jenis yaitu
meliputi:
2) Hipertensi skunder
hipertensi (27).
21
1) Usia salah satu dari faktor resiko hipertensi sesuai dengan teori
2) Jenis kelamin
3) Obesitas
hipertensi.
hipertensi.
6) Faktor lain
f. Komplikasi hipertensi
1) Gagal ginjal
hal ini dibiarakan terus menurus maka akan terjadi kerusakan pada
ginjal terminal.
2) Gagal jantung
3) Stroke
di otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak.
4) Infark miokardium
g. Penatalaksanaan Hipertensi
antara lain yaitu target tekanan darah menjadi <140/90 mmHg dan
untuk pasien yang berisiko tinggi seperti diabetes melitus, gagal ginjal
25
a) Non Farmakologis
50% daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara
hipertensi.
b) Terapi Farmakologi
oleh JNC VII yaitu diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau
bendroflumetiazid ) (26).
Potter dan Perry (29) tidur merupakan suatu keadaan yang berulang-
ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika
a. Fisiologi Tidur
1) Siklus tidur
Potter dan Perry 2012 tidur yang normal memiliki dua fase: yaitu
movement (REM).
melamun.
lamban.
28
2) Irama Sirkadian
mereka setiap hari. Irama yang paling dikenal adalah siklus 24-
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui tetapi diyakini
terdapat dua efek fisiologis tidur; pertama, efek pada sistem saraf yang
diantara berbagai susunan saraf, dan kedua; sefek pada struktur tubuh
terjadi penurunan (31). Salah satu fungsi ubuh yang paling utama
c. Durasi tidur
Pada lansia akan membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk waktu
tidur dan mempunyai sedikit atau lebih pendek waktur tidur nyeyaknya.
fisik karena usia dan penyakit yang dideritanya, kualitas tidur secara
Secara teoritis, durasi tidur pendek dan durasi tidur panjang dapat
dihubungkan dengan :
kekurangan tidur
f) Peningkatan kadar kortisol pada siang hari dan sore hari, dan
penuaan.
energi
definitif bahwa tidur lebih dari 9 jam per malam secara konsisten
(36).
d. Kualitas Tidur
tidur, latensi tidur serta aspek subjektif dari tidur. Kualitas tidur adalah
untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang pantas (37).
lebih awal dan kesulitan untuk kembali tidur. Hal ini berhubungan
34
dengan proses degeneratif sistem dan fungsi dari organ tubuh pada
dan 4 dari waktu tidur NREM, bahkan hampir tidak memiliki fase 4
dan kuantitas tidur. Adapun menurut Potter dan Perry 2012 (29),
1) Penyakit Fisik
penyebab gangguan tidur dan siklus tidur. Dan ini sering terjadi
(29).
3) Gaya hidup
4) Stres emosional
5) Lingkungan
dari kerja yang meletihkan atau penuh stres membuat sulit tidur.
Hal ini juga dapat menjadikan masalah dalam kualitas dan pola
tidur, dan biasanya terjadi pada anak sekolah dan remaja (29).
tepat dan tidur. Kafein dan alkohol yang dikonsumsi pada malam
Lansia tidur 6 jam setiap malamnya dan 20-25% adalah tidur REM.
dan beberapa lansia hampir tidak memiliki tahap 4, atau tidur yang
dalam. Total waktu tidur rata-rata pada lanjut usia meningkat, namun
membutuhkan waktu yang banyak untuk bisa jatuh tidur (39). Seorang
lanjut usia memiliki waktu pendek pada tidur yang dalam (delta sleep),
dan lebih panjang waktunya didalam tidur stadium 1 dan 2. Hasil tes
Pada lanjut usia, irama sirkadian menjadi lebih lemah, tidak dapat
dimalam hari dan mengantuk yang amat di siang hari (17). Crowley
banyak lanjut usia merasa mengantuk dan tertidur lebih awal di malam
g. Gangguan Tidur
1) Insomnia
2) Hiperinsomnia
untuk tidur, ingin tidur, atau pun pada saat membutuhkan tidur.
diinginkan (22).
4) Sleep Apnea
5) Narkolepsi
secara berulang dan tidak terkontrol. Periode tidur singkat ini bisa
6) Deprivasi Tidur
(41).
7) Parasomnia
Lansia
C. Kerangka Konsep
Durasi tidur
Kejadian hipertensi
Kualitas tidur
43
BAB III
METODE PENILITIAN
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan
perubahan tambahan, atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada.
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel
independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada
tindak lanjut. Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu
independen) (42).
1. Tempat Penelitian
Bantul Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
1. Populasi
diteliti (43). Populasi dari penilitian ini adalah lansia hipertensi yang
bejumlah 136 lansia dan lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
yang tekanan darah sistolik >140 mmHg, lansia yang berumur >60 tahun,
2. Sampel Penelitian
a. Besar sampel
=
1 + (d)2
Keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
=
1 + (d)2
45
65
=
1 + 65 (0,1)2
65
=
1 + 65 (0,01)
65
=
1 + 0,61
65
=
1,61
= 40. 37 ( 41 orang)
b. Kriteria Inklusi
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
perubahan (44). Dalam penilitian ini variabel independen adalah durasi dan
kualitas tidur.
2. Variabel dependen
E. Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Alat yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
normal jika tekanan sistolik < 120 dan diastolik < 80, tidak normal jika
(pre hipertensi) jika tekanan sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-
47
Alat ukur yang dapat digunakan dalam kualitas tidur adalah PSQI,
gangguan tidur orang dewasa dalam interval satu bulan. Dari penlaian
output berupa sleepeng Index yang merupakan suatu skor atau nilai yang
0 : Sangat baik
1-2 : Baik
3-4 : Cukup
5-12 : Kurang
didapatkan skor global PSQI yang memiliki rentang skor 0-21, semakin
1. Data Primer
2. Data Skunder
H. Analisa Data
Pengolahan Data
49
menyeleksi mana yang layak untuk diolah dan mana yang tidak layak untuk
diolah (43).
a. Editing
Kegiatan ini memriksa kembali data yang telah didapatkan. Hal ini
b. Coding
komputerisasi
c. Processing
d. Tabulasi Data
yang diperoleh disusun dalam bentuk tabel yaitu tabel silang atau cross
penelitian.
50
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
= 100
Keterangan:
P = Persentasi
N = Jumlah sampel
b. Analisa Bivariat
(0 )
2 =
keterangan
X2 : Nilai chisquare
dengan program SPSS diterima taraf signifikan sebesar 0,05. Jika p < 0,05
I. Etika Penelitian
diantaranya yaitu:
Setiap subyek penelitian yang ikut dalam penelitian ini diberi lembar
peneliti serta dampak yang diteliti selama proses penelitian ini berlangsung.
Jika subyek penelitian menolak maka peneliti tidak akan memaksakan dan
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
J. Jalannya Penelitian
Persiapan Penilitian
1. Tahap Prapersiapan
penelitian.
Sedayu.
3. Pelaksanaan Penelitian
Polaman.
tersebut.
53
4. Tahap penyelesaian
Karya tulis ilmiah yang sudah dipresentasikan dalam sidang dan sudah
bulan terakhir :
2. Berapa lama (menit) waktu yang anda butuhkan untuk jatuh tertidur?
g. Merasa kepanasan
h. Bermimmpi buruk
i. Merasa nyeri
Komponen 1# 9 skor
Komponen 2# 2 skor [<15 menit (0), 16-30 menit (1), 31-60 (2), >60 menit (3)] +
5a skor
Komponen 3# 4 skor
(>7jam= 0,6-7 jam= 1, 5-6 jam=2, <5 jam= 3)
Komponen 4# (total waktu tidur) / (total waktu di tempat tidur) x 100
( >85% =0, 75%-84%= 1, 65%-74%= 2, <5 jam= 3)
Komponen 5# 5b-5j
(0=0, 1-9= 1, 10-18 = 2, 19-27= 3)
Komponen 6# 6 skor
Komponen 7# 7 skor + 8 skor
(0=0, 1-2=1, 3-4=2, 5-6=3)
56
=.................
57
DAFTAR PUSTAKA
15. Riska Havisa. Hubungan kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Usia
Lanjut Di Posyandu Lansia Dusun Jelapan Sindumartani Ngemplak Sleman
Yogyakarta, 2014.
16. Yuni Widyastuti. Hubungan Antara Kualitas Tidur Lansia Dengan Tingkat
Kekambuhan Pada Pasien Hipertensi Di Klinik Dhanang Husada
Sukoharjo, 2015.
17. Azizah. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011.
18. Murwani, A, dan Priyantari, W. Gerontik Konsep Dasar dan Asuhan
Keperawatan Home Care dan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya, 2011.
19. Efendi, F & Makhfudi. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika, 2013.
20. Maryam, S, dkk. Asuhan Keperawatan Pada Lansia. Jakarta : Tran Info
Media, 2010.
21. Bandiyah, S. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha
Medika, 2009.
22. Sigalingging dalam Indarwati, Nova. Hubungan antara kualitas Tidur
Mahasiswa yang Mengikuti UKM dan Tidak mengikuti Ukm pada
Mahasiwa Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan. Depok : Fakultas Ilmu
Keperawatan, Universitas Indonesia, 2012.
23. Wijaya AS, Putri YM. Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta : Nuha
Medika, 2013. hal. 52.
24. Martuti, A. Merawat dan Menyembuhkan Hipertensi Penyakit Tekanan
Darah Tinggi. Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2009.
25. Lestari, Diana Putri. Hidup Sehat Mengatasi Penyakit. Yogyakarta : Mocer
Publisher, 2009.
26. Herlinah, L, dkk. Hubungan Dukungan Kelurga Dengan Prilaku Lansia
Dalam Pengendalian Hipertensi. Jurnal Keperawatan Komunitas,
November 2013, Volume 3, No. 2, hal. 108-115.
27. Prasetyaningrum Y, I. Hipertensi Bukan Untuk di Takuti. Jakarta: :
Fmedia, 2014.
28. Ardiansyah, M. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Banguntapan
Yogyakarta, : Diva Press, 2012.
29. Potter, Patricia A, Perry, Anne G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta : EGC, 2012.
30. Aspiani, Reni Yuli. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik: Aplikasi
NANDA, NIC, dan NOC, jilid 2. Jakarta : Trans Info Media, 2014.
31. Hidayat. A.A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar manusia Aplikasi Konsep
dan Proses keperawatan. Salemba Medika. Surabaya.
32. Noviani dkk. 2011. Hubungan Lama Tidur Dengan Perubahan Tekanan
Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di Posyandu Lansia Desa Karang
Aren. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, NO. 2.
33. Martono H.Hadi, Pranaka K. 2011. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri,
Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Salemba Medika. Jakarta
59
34. Cappuccio, F.P,et al. 2010. Sleep Duration and All-Cause Mortality:A
Sstemati Review and Meta-Analysis of Prospective Studies. Sleep.
33(5):585-592.Retrieved 2010.
35. National Sleep Foundation. 2011. How Much Sleep Do We Really Need.
Retrieved.
36. Fang J,et al. 2012. Association of sleep duration and hypertension among
US adults varies by age and sex. Am J Hypertens. 25(3):335-4. Retrieved 3
November 2011.
37. Agustin, D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Pada
Pekerja Shift di PT. Krakatau Tirta Industri Celegon. 2012.
38. Stanley, Mickey dan Patricia Gaunlett B. Buku Ajar Keperawatan Gerontik,
Edisi 2. Jakarta : EGC, 2017.
39. Orhan, Fatma Ozalem, Tunchel, Deniz, dkk. Relationship Between Sleep
Quality Anddepression Among Elderly Nursing Home Residents In Turky.:
Proquest, 2012, Psychologi Journals, Vol. 16, hal. 1059-1067.
40. Crowley, Kate. Sleep and Sleep Disorders in Older Adukts. s.l. : Springer
Science + Businees Media LCC., 2010. hal. 010-9154-6.
41. Gryglewska, J.O. Consequences of Sleep Deprivation. [penyunt.] Guyton
A.C and J.E.Hall. s.l. : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC, 2010, International Journal of Occupational Medicine and
Environmetal Healt, hal. 23: 95-114.
42. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Ediisi 3. Jakarta. Salemba Medika. 2013
43. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2010.
44. Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta 2010
45. Fariyatun. Hubungan Senam lansia dengan Kualitas Tidur pada Lansia di
Dusun Karang Kulon Wukirsari Imogiri Bantul. 2011. Skripsi Mahasiswa
UNIVERSITAS Alma Ata Program Studi Ilmu Keperawatan. Yogyakarta