Anda di halaman 1dari 108

HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET (SMARTHPONE)

DALAM PEMBELAJARAN DARING DENGAN


KEJADIAN ASTHENOPIA PADA
MAHASISWA KEPERAWATAN
STIK BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN 2021

Oleh

INDAH SARI PENDRA


17.14201.30.14

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET (SMARTHPONE)
DALAM PEMBELAJARAN DARING DENGAN
KEJADIAN ASTHENOPIA PADA
MAHASISWA KEPERAWATAN
STIK BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN 2021

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA KEPERAWATAN

Oleh
INDAH SARI PENDRA
17.14201.30.14

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, juli 2021

INDAH SARI PENDRA

Hubungan Penggunaan Gadget (Smarthpone) Dalam Pembelajaran Daring


Dengan Kejadian Asthenopia Pada Mahasiswa Keperawatan Stik Bina Husada
Palembang Tahun 2021
(xvii + 87 Halaman + 2 Bagan + 7 Tabel + 7 Lampiran )

Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin meningkat salah satu nya


yaitu gadget (smartphone). Gadget memiliki banyak fungsi yang dapat memudahkan
kehidupan sehari-hari Saat ini Smartphone dapat dijadikan solusi sebagai media
pembelajaran daring. Walaupun dapat memudahkan kehidupan sehari-hari, gadget
(smartphone) ini juga berdampak pada kesehatan manusia. Salah satu Dampak yang paling
sering muncul yaitu kelelahan mata. Penggunaan smartphone yang terlalu sering akan
mengakibatkan mata lelah (asthenopia). Kelelahan mata terjadi akibat otot siliaris bekerja
secara terus-menerus terutama saat penglihatan jarak dekat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan media gadget
(smartphone) dalam pembelajaran daring terhadap kejadian kelelahan mata (astenopia) pada
mahasiswa keperawatan di STIK bina husada Palembang Tahun 2021. Desain penelitian ini
menggunakan kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 17-21 juni 2021 di kampus STIK Bina Husada Palembang. teknik sampling yang
digunakan adalah proportional random sampling. Sampel pada penelitian ini adalah
mahasiswa program studi ilmu keperawatan STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021,
yang berjumlah 76 mahasiswa.
Hasil penelitian menunjukan Distribusi Frekuensi penggunaan Gadget (Smartphone)
tinggi (67.1%), penggunaan gadget sedang (32.9%). Distribusi frekuensi jenis kelamin
perempuan (68.4%), laki-laki (31.6%). Distribusi umur kurang dari 23 (76.3%), umur lebih
dari 23 (23.7%). Distribusi frekuensi yang mengalami kelelahan mata (86.8%), tidak
mengalami kelelahan mata (13.2%). Ada Hubungan Penggunaan Media Gadget (smartphone)
Dalam Pembelajaran Daring Terhadap Kejadian Kelelahan Mata (Astenopia) Pada
Mahasiswa Keperawatan Di STIK Bina Husada Palembang tahun 2021 value (0,012).
Disarankan untuk mahasiswa untuk menjaga dan selalu mengistirahatkan mata pada
saat menggunakan media gadget yang terlalu lama agar terhindar dari kejadian kelelahan
mata.

Kata Kunci : Gadget,Daring,Kelelahan Mata


Daftar Pustaka : 19 (2010-2021)

iii
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLAGE OF HEALTH SCIENCES
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
Student Thesis,July 2021

INDAH SARI PENDRA


Smarthpone's Online Study Of The Asthenopia Nursing Student Husada
Palembang 2021
(xvi + 87 Page + 2 Diagram + 7 Table + 7 Addendum )

The growing technology in communication is one of those gadgets. Gadgets


have many functions that make everyday life easier for today's smartphones can
become solutions as online learning media. Although this gadget can make everyday
life easier, it can also affect human health. One of the most common impacts is eye
fatigue. Too often the use of the smartphone results in a tired eye (asthenopia). Eye
fatigue results from the ciliary muscles working continuously, especially at short-
range vision.
The study aims to identify the connection between the use of gadgets
(smartphones) in online learning about the astenopia of nursing students at bina
husada palembang in 2021. The design of this study USES quantitative with a
sectional approach. This study was done on June 17-21, 2021 at the building rib
palembang campus. The sampling technique used is proportional random sampling.
The sample in this study is the student program for the learning of bina husada
palembang of 2021, which included 76 students.
Research shows the distribution of the frequency of gadgets (smartphone)
often (67.1%), the use of gadgets media sometimes (32.9%). Distribution of
frequency of female gender (68.4%), male (31.6%). Distribution of less than 23
(76.3%), more than 23 (23.7%). Frequency distribution of eye fatigue (86.8%), not
eye fatigue (13.2%). There is a link between the use of gadgets (smartphone) in
online study of eye-to-eye wearer (astenopia) of nursing students at bina husada
palemba 2021 value (0.012).
It is recommended for students to keep their eyes open while using gadgets
too long to avoid the sight of eye fatigue.

Keyword : Gadget, Online, Eye Fatigue


Library : 19 (2010-2021)

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi Dengan Judul:

HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET (SMARTHPONE) DALAM


PEMBELAJARAN DARING DENGAN
KEJADIAN ASTHENOPIA PADA
MAHASISWA KEPERAWATAN
STIK BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN 2021

Oleh

INDAH SARI PENDRA


17.14201.30.14

telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan tim penguji sidang SKRIPSI
Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
Palembang, 05 Juli 2021

Pembimbing

Yunita Liana, S.Kep., Ners., M.Kes

Mengetahui,
Ketua Program Studi ilmu keperawatan

Kardewi, S.Kep., Ners., M.Kes


PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG

Palembang, 05 Juli 2021

KETUA

Yunita Liana, S.Kep, Ners, M.Kes

Penguji I

Citra Suraya, S.Kep., Ners., M.Kes., M.Kep

Penguji II

Meta Nurbaiti, S.Kep., Ners., M.Kes


RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. IDENTITAS
NAMA : Indah Sari Pendra
TEMPAT TANGGAL LAHIR : Awal Terusan, 24 April 1999
AGAMA : Islam
JENIS KELAMIN : Perempuan
ORANG TUA
AYAH : Samsul Indra
IBU : Peri Nelda
NO HP : 088276776934
ALAMAT : Terusan Laut,Kecamatan Sirah Pulau
Padang, Kabupaten Ogan Komering
Ilir, Sumatra Selatan

2. RIWAYAT PENDIDIKAN
a) 2006-2011 : SDN 3 AWAL TERUSAN
b) 2011-2014 : SMPN 6 KAYUAGUNG
c) 2014-2017 : SMAN 4 KAYUAGUNG

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO

Kupersembahkan Kepada :
 Kedua Orang Tuaku
Ayahandaku (samsul indra) dan ibundaku (peri nelda) yang
senantiasa mendoakanku,terima kasih telah menjadi penyemangatku
dalam pembuatan skripsi ini,yang tiada lelah mendoakanku serta yang
selalu memotivasiku disetiap waktu,yang telah mengorbankan segala nya
hanya untukku terima kasih atas segalanya skripsi ini kupersembahkan
untuk kalian kedua orang tua tercinta itu.

Motto :
 Jalani hidup sesuai alur yang diberikan tuhan dan menjadi diri
sendiri akan jauh lebih baik dari pada berpura-pura menjadi
orang lain hanya karna untuk membuat orang lain bahagia.

viii
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT,yang telah memberikan

rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan Penggunaan Gadget (Smarthpone) Dalam Pembelajaran

Daring Dengan Kejadian Asthenopia Pada Mahasiswa Keperawatan Stik Bina

Husada Palembang Tahun 2021”

Dalam penyusuan skripsi ini banyak pihak yang membantu penulisan dalam

berbagai hal. oleh karena itu dengan rasa hormat dan terimah kasih sedalam-

dalamnya kepada.

1. Ersita S.Kep, Ners, M.Kes, Selaku Ketua Stik Bina Husada Palembang.

2. Ns.Kardewi, S.Kep, M.Kes Selaku Ketua Program Ilmu Keperawatan STIK

Bina Husada Palembang.

3. Ns.Yunita Liana S.Kep, M.Kes, selaku pembimbing yang telah menyediahkan

waktu dan tenaganya dalam mengarahkan serta membimbing peneliti dengan

memberikan motivasi hingga selesainya penyusunan proposal ini.

4. Ns. Citra Suraya S.Kep, M.Kes, M.Kep selaku penguji 1 yang telah

membimbing, memberikan arahan dan dorongan yang berharga bagi penulis

dan menyelesaikan skripsi ini.

ix
5. Ns. Meta Nurbaiti S.Kep, M.Kes selaku penguji 2 yang telah membimbing,

memberikan arahan dan dorongan yang berharga bagi penulis dan

menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan namun

demikian,peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan peneliti

berharap skripsi ini dapat bermanfaat.

Palembang, 05 Juni 2021

Peneliti

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI............................................... ii

ABSTRAK............................................................................................................ iii

ABSTRACT......................................................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN..................................................................... v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI............................................................... vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS........................................................................... vii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO...................................................................... viii

UCAPAN TERIMAKASIH................................................................................ ix

DAFTAR ISI........................................................................................................ xi

DAFTAR BAGAN............................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian..................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................... 5
1.4.1 Tujuan Umum...................................................................... 6
1.4.2 Tujuan Khusus..................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian......................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi........................................................................................... 15
2.1.1 Gadget (Smartphone)........................................................... 15
2.1.1.1 Dampak Positif dan negatif penggunaan gadget .... 15
2.1.2 Daring.................................................................................. 19
2.1.2.1 Manfaat Pembelajaran Daring ................................ 21
2.1.3 Kelelahan Mata.................................................................... 23
2.1.3.1 Faktor penyebab asthenopia ................................... 25
2.1.3.2 Gejalah asthenopia.................................................. 27
2.1.3.3 Penyebab kelelahan mata........................................ 27
2.1.3.4 Cara mencegah kelelahan mata............................... 28
2.1.3.5 Cara mengurangi kelelahan mata............................ 28
2.1.3.6 Sifat melihat............................................................ 29
2.2 Penelitian Terkait........................................................................... 30
2.3 Kerangka Teori.............................................................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian........................................................................... 37
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 37
3.3 Populasi dan Sampel...................................................................... 37
3.4 Teknik Sampling............................................................................. 38
3.5 Kerangka Konsep........................................................................... 40
3.6 Definisi Operasional...................................................................... 41
3.7 Hipotesis Penelitian....................................................................... 42
3.8 Instrumen Penelitian...................................................................... 42
3.9 Pengumpulan Data......................................................................... 42
3.10 Pengolahan Data........................................................................... 43
3.11 Analisa Data.................................................................................. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum STIK Bina Husada Palembang......................... 46
4.2 Analisa Data................................................................................... 48

xii
4.2.1 Analisis Univariat................................................................. 48
4.2.2 Analisis Bivariat.................................................................... 50
4.3 Pembahasan.................................................................................... 52

BAB V Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan.................................................................................... 62
5.2 Saran.............................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR BAGAN

Halaman

2.2 Kerangka Teori................................................................................................ 31

3.1 Kerangka Konsep............................................................................................ 40

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Derajat Visibilitas.................................................................................. 29


Tabel 3.2 Perjumlahan Sampel.............................................................................. 39
Tabel 3.3 Definisi Operasional.............................................................................. 41

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan jenis kelamin dan

Umur Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021.......................... 48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Penggunaan

gadget (smartphone) Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021. . 49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Kelelahan Mata


Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021.................................... 50
Tabel 4.4 Hubungan Antara penggunaan gadget (smartphone ) Dengan
Kelelahan Mata Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021.......... 51

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. Surat Persetujuan Menjadi Responden


2. Daftar Kuisioner
3. Permohonan Pengambilan Data Awal
4. Izin Pengambilan Data Awal
5. Surat Izin Penelitian
6. Surat Selesai Penelitian
7. Dokumentasi

xvi
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelelahan mata diakibatkan oleh stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti

terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu diamati secara teliti terhadap

retina akibat ketidak tepatan kontras (Suma’mur 2009). Beberapa pengaruh dari

kelelahan mata yaitu kuantitas iluminasi, kualitas ilumiasi atau distribusi cahaya(Cok

Gd Rai 2006). Data hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukan bahwa di

Indonesia Pravelesi Severe Low Visiondan kebutaan meningkat secara pesat pada

penduduk kelompok umur 45 tahun keatas dengan rata-rata peningkatan sekitar dua

sampai tiga kali lipat setiap 10 tahunnya. Prevalensi dan kebutuhan tertinggi

ditemukan pada penduduk kelompok umur 75 tahun keatas sesuai peningkatan proses

degeneratif pada pertumbuhan umur (WHO.2020).

Salah satu penyebab kelelahan mata itu sendiri yaitu penggunaan smartphone

yang terlalu sering. Penggunaan perangkat digital (smartphone) dalam waktu yang

lama akan mengakibatkan mata lelah (asthenopia) (Santoso dan Widajati, 2011).

Gangguan fisik seperti sakit kepala,penglihatan seolah ganda,penglihatan silau

terhadap cahaya diwaktu malam,mata merah,radang pada selaput mata,berkurangnya

ketajaman penglihatan,dan berbagai masalah penglihatan lainnya dapat timbul akibat

kelelahan mata(Pheasant 1993,Dalam Padmanaba 2006). Beberapa Faktor yang

mempengaruhi kelelahan mata yaitu lingkungan kerja, perangkat kerja, karakteristik

1
2

individu, posisi dan tampilan layar, desain kerja, ataupun kombinasi dari seluruh

faktor (Occupational Safety and Health Administration (OSHA)).

Perkembangan teknologi ini sangat pesat disegala bidang terutama bidang

informasi dan komunikasi. Hasil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

yang semakin canggih adalah Smartphone. dalam kehidupan setiap manusia diera

global saat ini, manusia akan selalu terhubung dengan teknologi. Menurut

(Smaldino2008), dapat diprediksi pengguna ponsel pintar secara global akan tumbuh

22 % pada tahun 2015. Di indonesia sendiri pengguna Smartphone atau ponsel pintar

diprediksi akan semakin meningkat. menurut (Dyah dkk pada tahun 2018), seluruh

sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro mengalami

ketergantungan terhadap smartphone.(Ganie et al., 2019)

Salah satu negara yang mengalami kemajuan media informasi dan teknologi

adalah Indonesia (Ameliola & Nugraha, 2013). Jumlah pengguna internet di

Indonesia pada tahun 2021 hanya setengah juta penduduk. Dan semakin bertambah

karena harga dari ponsel itu sendiri sudah terjangkau (Sanjaya & Wibhowo, 2011).

Pada tahun 2015 hanya terdapat 28,6% populasi di Indonesia menggunakan Gawai

tersebut, Lebih dari 56,2% atau setengah dari populasi di indonesia telah

menggunakan ponsel pintar pada tahun 2018, satahun setelahnya 63,3% masyarakat

Indonesai menggunakan ponsel pintar. Hingga 2025, setidaknya 89,2% populasi di

Indonesia telah memanfaatkan ponsel pintar, dalam kurun waktu enam tahun sejak

2019. Penetrasi ponsel pintar di Indonesia tumbuh 25,9% (Statista,juli 2020).


3

Saat ini Smartphone dapat dijadikan solusi dalam massa pandemi Covid-19

sebagai media pembelajaran daring (Moore,Dickson-Deane,& Galyen 2011). Yaitu

suatu cara pembelajaran yang menggunakan internet dengan aksesibilitas,

konektivitas, pleksibilitas dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis

interaksi pembelajaran. Penggunaan teknologi Mobile mempunyai sumbangan besar

dalam lembaga pendidikan, termasuk didalamnya adalah pencapaian tujuan

pembelajaran jarak jauh (Korucu & Alkan,2011). Berbagai media juga dapat

digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. misalnya

kelas-kelas virtual menggunakna layanan Google Classroom,Edmodo,dan Schoology

dan aplikasi pesan instan seperti Whatsapp (So,2016). (Sadikin & Hamidah, 2020)

Sistem pembelajaran yang awalnya tatap muka secara langsung di kelas, harus

diganti dengan sistem pembelajaran yang terintegrasi secara virtual melalui jaringan

internet (online learning). Selama pembelajaran daring. Setyosari mengemukakan

bahwa pembelajaran online/daring mencakup lima hal penting yang pertama isi yang

disajikan memiliki relevansi dengan tujuan khusus pembelajaran yang ingin dicapai,

kedua menggunakan metode pembelajaran melalui contoh dan latihan untuk

membantu belajar, ketiga menggunakan media seperti gambar dan kata untuk

menyajikan isi dan metode, dan yang keempat mengembangkan dan membangun

pengetahuan dan keterampilan baru sesuai dengan tujuan individu dan peningkatan

organisasi (Abidin & Arizona, 2020). Pembelajaran daring dilakukan oleh hampir

setiap institusi pendidikan “demi memutus rantai penyebaran virus dan menjaga
4

keamanan serta keselamatan peserta didik dan tenaga pendidik (Zhafira, Ertika, &

Chairiyaton, 2020).

Kebijakan institusi terkait pembelajaran daring menindak lanjuti disposisi dari

plh. Ketua STIK Bina Husada Palembang April 2020. Tentang perpanjangan waktu

pelaksanaan kuliah daring mahasiswa STIK Bina Husada Palembang, serta

memperhatikan situasi dan kondisi sebagaimana pencegahan penyebaran Corona

Virus Disease (Covid-19), dengan batas waktu perkuliahan daring diperpanjang

sampai waktu yg telah ditentukan. Kegiatan perkuliahan tatap muka, praktik klinik,

praktik lapangan, proses pembimbingan LTA/skripsi/tesis akan kembali aktif seperti

biasa bila wabah Covid 19 sudah mulai berkurang. Metode perkuliahan yang

digunakan yaitu Daring Method (Bina Husada, 2020).

Word Health Organization (WHO) tahun 2014 terdapat data angka kejadian

kelelahan mata (astenopia) kisaran 40% - 90%. Pada tahun 2013 jumlah pengguna

smartphone di dunia sebesar 88%, tahun 2014 sebesar 72%, tahun 2015 sebesar

68%, sedangkan tahun 2016 sebesar 60%. Perkiraan secara global, sekitar 45 hingga

70 juta populasi menghabiskan waktu melihat tampilan video, disebut sebagai layar

smartphone. Beberapa studi, terutama di negara - negara maju, sudah menunjukkan

hubungan antara gejala visual dan pemakaian smartphone terkait kesehatan pada

anak-anak dan dewasa (Arkibinu & Marshalla, 2014).

Dilansir dari Gatra.Com. Pengamat pendidikan disumatera selatan,

Mukhtarudin Muhsiri menyebutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat kualitas


5

pendidikan disumatera selatan merosot hingga 30%. Bahkan, dibeberapa daerah

memiliki kasus yang lebih parah. akibat PJJ ini efektifitas pembelajaran berkurang.

Menurutnya PJJ ini boleh saja dilakukan seperti sekolah dipalembang perlu wawasan

lokal dari daerah lain. Maka tentunya tidak perlu ke lokasi sehingga menghambat

ongkos, dan lain sebagainya. Meskipun begiru PJJ ini dilakukan lantaran adanya

pandemi COVID-19 sehingga mengantisipasi penularan khususnya di sumsel.

Sementara itu, wakil wali kota palembang, Fitriani Agustinda belum dapat

memastikan penerapan sekolah tatap muka, lantaran, perkembangan penyebaran

COVID-19 dipalembang masih fluktuatif. Bahkan kondisi terbaru, palembang berada

di zona merah.

Berdasarkan data studi pendahuluan di STIK Bina Husada, jumlah mahasiswa

aktif Program Studi Ilmu Keperawatan sebanyak 310 Mahasiswa, yang terdiri dari

semester 2 sejumlah 18 mahasiswa, semester 4 sejumlah 17 mahasiswa, semester 6

sejumlah 92 mahasiswa dan semester 8 sejumlah 183 mahasiswa. Dari survey

sementara yang saya lakukan terhadap 8 mahasiswa Ilmu Keperawatan STIK Bina

Husada Palembang didapatkan data 5 (62,5%) dari 8 (100%) mahasiswa memiliki

frekuensi penggunaan handphone/gadget menjadi lebih sering, sekitar kurang lebih

4-12 jam, karena terlalu sering menggunakan atau berhadapan di depan layar

handphone/computer, 8 (100%)mahasiswa yang saya survey mengalami keluhan

kelelahan mata seperti mata mulai perih dan gatal, mata berair, kering,cpenglihatan
6

mulai kabur dan ganda,csakit kepala, nyeri pada leher, bahu, punggung,csulit

berkonsentrasi,bertambahnya sensitivitas pada cahaya.(Stik Bina Husada).

Penelitian Terkait, Penelitian Eladwipa Efriliani, Dkk (2017),Yang Berjudul :

Hubungan Kebiasaan Penggunaan Gadget Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada

Siswa Smp Negeri 3 Cimahi. Penelitian Rizki Enddrayanti Dkk (2020),Yang

Berjudul : Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Penggunaan Gadget Dengan

Kelelahan Mata Mahasiswa FIK UMS Masa Pandemi Covid-19.

Alasan peneliti mengambil judul hubungan penggunaan gadget (smartphone)

dalam pembelajaran daring dengan kejadian kelelahan mata (astenopia) pada

mahasiswa keperawatan Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021. Yaitu karena

sekarang lagi gemparnya tentang penyakit korona atau juga sering disebut COVID-

19 dan dengan adanya kejadian tersebut hampir seluruh mahasiswa dan termasuk

peneliti sendiri menjalankan pembelajaran daring, dan akibatanya banyak dari

mahasiswa mengalami kelelahan mata, karena kejadian tersebut peneliti memutuskan

untuk mengambil judul tersebut sebagai bahan yang akan diteliti.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan penggunaan gadget dalam pembelajaran daring dengan

kejadian kelelahan mata (Astenopia) pada mahasiswa keperawatan di STIK Bina

Husada Palembang Tahun 2021


7

1.2 Rumusan Masalah

Dari survey sementara yang saya lakukan terhadap 8 mahasiswa Ilmu

Keperawatan STIK Bina Husada Palembang didapatkan data 5 (62,5%) dari 8 (100%)

mahasiswa memiliki frekuensi penggunaan handphone/gadget menjadi lebih sering,

sekitar kurang lebih 4-12 jam, karena terlalu sering menggunakan atau berhadapan di

depan layar handphone/computer, 8 (100%) mahasiswa yang saya survey mengalami

keluhan kelelahan mata seperti mata mulai perih dan gatal, mata berair,

kering,penglihatan mulai kabur dan ganda,sakit kepala, nyeri pada leher, bahu,

punggung,csulit berkonsentrasi,bertambahnya sensitivitas pada cahaya.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Adakah hubungan penggunaan gadget (smartphone) dalam pembelajaran daring

dengan kejadian kelelahan mata (astenopia) pada mahasiswa keperawatan Di STIK

Bina Husada Palembang Tahun 2021.

1.4 Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Penggunaan Gadget (Smarthpone) Dalam Pembelajaran

Daring Dengan Kejadian Asthenopia Pada Mahasiswa Keperawatan Stik Bina

Husada Palembang Tahun 2021

2) Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karateristik responden berdasarakan usia dan jenis kelamin Pada

Mahasiswa Keperawatan Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021


8

b. Diketahuinya distribusi frekuensi penggunan gadget (smartphone) Pada

Mahasiswa Keperawatan Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021

c. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian kelelahan mata Pada Mahasiswa

Keperawatan Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021

d. Diketahuinya Hubungan Penggunaan Smartphone Terhadap Kejadian

Astenopia (Kelelahan Mata) Selama Pembelajaran Daring Pada Masa

Pandemi Covid-19 Di Stik Bina Husada Palembang Tahun 2021.

1.5 Manfaat Penelitian

1) Manfaat Bagi STIK Bina Husada

Hasil penelitian yang peneliti buat dapat digunakan sebagai referensi atau acuan

guna meningkatkan kualitas belajar dan mengajar pendidik dan peserta

didikkeperawatan

2) Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat sebagai wadah bagi peneliti mengaplikasikan ilmu

keperawatan yang dapat memberikan wacana baru bagi peneliti untuk memilih

atfenomena nyata yang ada dilapangan.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan area kajian ilmu keperawatan yaitu keperawatan

dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Penggunaan Media

Gadget Dalam Pembelajaran Daring Terhadap Kejadian Kelelahan Mata (Astenopia)

Pada Mahasiswa Keperawatan Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021.


9

Penelitian ini dilakukan pada tangga 17-21 Juni 2021, Lokasi penelitian di STIK Bina

Husada Palembang. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional. Sampel dalam

penelitian ini adalah 76 Mahasiswa Program Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada

Palembang,Instumen yang digunakan adalah Kuesioner melalui Google Form untuk

mengukur intensitas penggunaan smartphone dan kejadian astenopia (kelelahan

mata) menggunakan Visual Fatique Indeks, teknik sampling yang digunakan adalah

proportional random sampling. Data akan dianalisis secara univariat dan bivariat. Uji

Statistik yang digunakan adalah uji Chi Square.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

2.1.1 Daring

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan model

interaktifberbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS). Pembelajaran

daring merupakanprogram penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk

menjangkau kelompoktarget yang masif dan luas (Bilfaqih dan Qomaruddin,

2015).Pembelajaran online menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan

sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik

terpisah atau bahkan berjauhan tapi dapat berkomunikasi, berinteraksi atau

berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak

langsung/asynchronous). Pembelajaran online yaitu bentuk pembelajaran/pelatihan

jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, diantaranya

yaitu internet, CD-ROM (secara langsung dan tidak langsung) (Abidin & Arizona,

2020).(Ningsih, 2020).

Tentu terdapat beberapa hambatan dalam proses pembelajaran daring,sehingga

mahasiswa pun pada umumnya harus mencari sendiri solusi akan hambatan yang

ditemukan selama dalam proses pembelajaran daring dapat berpengaruh terhadap

10
11

kondisi psikis mahasiswa,sehingga diperlukan adanya solusi atas berbagai hambatan

tersebut,misalnya kemampuan dalam pengelolahan stress yang dihadapi.kondisi ini

menjadi hal yang menarik dikaji mengingat sistem pembelajaran daring ini pertama

kali dilakukan oleh seluruh mahasiswa secara serentak (jamalludin,dkk.2020).

Berbagai kajian yang sudah membahas mengenai pembelajaran daring selama

COVID-19 pernah dilakukan oleh beberapa peneliti.berdasarkan data

terbaru,ditemukan hasil dari :

1. W darmalaksana,et all (2020) menunjukan keefektivitasan permbelajaran daring

dengan capaian yang signifikan seiring dengan tuntutan terwujudnya pemimpin

digital pendidikan tinggi abad 21;

2. Sanjaya (2020) mengkaji tentang 21 refleksi pembelajaran daring dimasa darurat

covid-19;

3. Pembelajaeran secara daring telah menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak

beberapa tahun terakhir (he,xu,&kruck,lingkungan belajar modern(huda,et

al.,2018)

4. Hikmat,et all (2020) tentang efektivitas pembelajaran daring selama masa

pandemi covid-19

5. Maulana,h.a.,& hamidi,m (2020) yang menjelaskan bahwa pada perkuliahan

daring mahasiswa memerlukan variasi tersendiri dan mereka lebih menyukai


12

pembelajaran daring sebagai variasi cara mengembangkan dan penympaian

materi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut,peneliti ingin memberikan sebuah

gambaran untuk terkait efektivitas pelaksaan perkuliahan daring pada mahasiswa

disaat pandemi Covid-19dengan mengikuti kajian dan hasil penelitian yang sudah

ada.sehingga kita harapkan penelitian ini memberikan informasi dan solusi bagi

lembaga terhadap proses perkuliahan daring selama tujuh kali pertemuan,untuk

dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun regulasi yang tepat supaya

memberikan dampak positif terhadap keefektifan proses perkuliahan selama

pandemicCOVID-19.

2.1.1.1 Manfaat Pembelajaran Daring

Menerut Isman (2020) Pembelajaran mode daring akan berdampak positif baik

terhadap institusi, dosen, dan juga mahasiswa. Manfaat tersebut juga memberi

keuntungan kepada masing-masing pihak,sebagai berikut :

a) Institusi

Mengatasi Keterbatasan kelas,jika kelas untuk perkuliahan secara tatap muka

kurang.Keluhan yang selama ini,dapat diatasi dengan adanya pembelajaran daring.

b) Dosen
13

Bisa memanfaatkan waktu luang untuk melakukan penelitian atau pengabdian

kepada masyarakat. Kurangnya tenaga dosen dalam melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat selama ini dikarenakan oleh kurangnya waktu.

Dengan adanya waktu luang keluhan selama ini dapat teratasi.

c) Mahasiswa

Mahasiswa yangkuliah sambil bekerja akan terbantu sekali karena tidak perlu

datang ke kampus untuk belajar,cukup melalui daring (internet) dan dapat dilakukan

kapanpun dan di mana saja. Dan juga dapat mengatasi keterbatasan biaya karena

pembelajaran daring lebih hemat biaya.(Iskandar et al., 2020).

Melihat perangkat digital sebenarnya tidak merusak mata.tetapi,lama kelamaan

hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan gejala yang menggangu

penglihatan.Manusia biasanya berkedip selama 15 kali per menit. Namun,saat

menatap ke layar perangkat digital,jumlah kedipan akan menurun. Kedipan mata bisa

berkurang hingga setengah atau 3 kali lipatnya. Inilah yang menyebabkan mata cepat

lelah karena dipaksa bekerja fokus menatap layar tanpa banyak berkedip(American

Academy Of Ophthamology).Gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh gawai yaitu

kelelahan mata karena terklalu sering melihat layar monitor.pemakaian komputer

terlalu lama akan menimbulkan beberapa gejala kelelahan mata yang disebut

computer visoion sindrome (CVS) (marsha et al,2020).


14

Gejala yang timbul seperti kelelahan mata,iritasi,mata merah dan

kering,penglihatan kabur dan mata terasa terbakar,penglihatan terasa ganda,air mata

yg berlebihan,sensitif pada cahaya,nyeri dan sakit pada leher,bahu dan

punggung.untuk seorang anak kondisi kelelahan mata bisa menyebabkan gangguan

prilaku semacam gangguan emosi, sosial ataupun konsentrasi, obesitas, tidur

terganggu, penurunan prestasi bahkan dapat menyebabkan masalah kekerasan. CVS

disebabkan oleh kelainan okular termasuk gangguan daya akomodasi tapi bisa juga

diakibatkan oleh kelainan ekstraokular/ergonomis (patil et al,.2019).

Word Health Organization (WHO) tahun 2014 terdapat data angka kejadian

kelelahan mata (astenopia) kisaran 40% - 90%. Pada tahun 2013 jumlah pengguna

komputer di dunia sebesar 88%, tahun 2014 sebesar 72%, tahun 2015 sebesar 68%,

sedangkan tahun 2016 sebesar 60%. Perkiraan secara global, sekitar 45 hingga 70 juta

populasi menghabiskan waktu melihat tampilan video,disebut sebagai layar

komputer. Beberapa studi, terutama di negara - negara maju, sudah menunjukkan

hubungan antara gejala visual dan pemakaian komputer terkait kesehatan (Computer

Vision Syndrome, CVS) pada anak - anak dan dewasa (Arkibinu & Marshalla, 2014).

(Irma et al., 2019).Data hasil riset kesehatan dasar tahun2013 menunjukan bahwa di

Indonesia Pravelesi Severe Low Visiondan kebutaan meningkat secara pesat pada

penduduk kelompok umur 45 tahun keatas dengan rata-rata peningkatan sekitardua

sampai tiga kali lipat setiap 10 tahunnya. Prevalensi dan kebutuhan tertinggi
15

ditemukan pada penduduk kelompok umur 75 tahun keatas sesuai peningkatan proses

degeneratif pada pertumbuhan umur (WHO.2020).

2.1.2 Kelelahan Mata

Menurut Ilmu Kedokteran Kelelahan mata (Astenopedia) merupakan gejala

yang diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam

kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. kelelahan mata

adalah suatu kondisi subjektif yang disebabkan oleh penggunaan mata secara

berlebihan(TrevinoPakasi,1999).sedangkan menurut (Suma’mur 1991,Dalam Henny

2001). kelelahan mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti

terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti atau

terhadap retina sebagai akibat ketidak tepatan kontras. Kelelahan mata bisa

menyebabkan iritasi contohnyamata berair,dikelopak mata berwarna

merah,penglihatan rangka,sakit kepala,penurunan ketajaman mata dan penurunan

kekuatan konvergensi dan akomodasi (Depkes.1990).

Kelelahan mata merupakan ketegangan terhadap mata yang disebabkan oleh

penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk

melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi

pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1991).Kelelahan mata diakibatkan oleh

stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada

pekerjaan yang perlu diamati secara teliti terhadap retina akibat ketidak tepatan
16

kontras (Suma’mur 2009). Pengaruh dari kelelahan mata yaitu kuantitas iluminasi,

kualitas ilumiasi atau distribusi cahaya(Cok Gd Rai 2006). Kualitas iluminasi

merupakan tingkat pencahayaan yang bisa berpengaruh terhadap kelelahan mata,

penerangan yang kurang bisa menyebabkan otot iris mengatur pupil sesuai dengan

intensitas penerangan yang ada. Beberapa Kualitas iluminasi yaitu jenis penerangan,

sifat fluktuasi maupun penggunaan warna penerangan. (Firmansyah, 2010).

Kelelahan mata yaitu gangguan indra penglihatan dalam bekerja yang

memerlukan kemampuan agar dapat melihat dalam jangka waku yang lamadisertai

dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman yang disebabkan oleh ketegangan pada

mata.setelah beberapa jam bekerja akan muncul Gejala mata terasa pegal.Bekerja

yang tidak sesuai standar dapat mempengaruhi penglihatan dan menggangu pekerjaan

sehingga mengakibatkan produktivitas menurun dikarenakan Gangguan bagian mata.

penglihatan kabur, penglihatan ganda, nyeri yang berdenyut diarea mata,mata tidak

fokus,perih,merah, dan berair,mata terasa gatal dan juga kering,sakit kepala dan

pusing disertai mual adalah Dampak dari kelelahan mata.Mata lelah merupakan

kumpulan gejala,bukan sebuah penyakit mata tertentu. Biasanya hal ini dapat dengan

cepat ditangani jika kita mengistirahatkan mata.Umumnya kondisi ini bukanlah

kondisi gawat darurat. Pencegahan dirumah,tempat kerja,sekolah ataupun diluar

ruangan dapat membantu mengurangi kelelahan mata. Tetapi,terkadangkelelahan

mata adalah pertanda dari kondisi lain yang memerlukan perawatan medis.
17

Kelelahan mata diakibatkan Oleh stress yang terjadi pada fungsi

penglihatan,stress pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang berupaya

untuk melihat pada objek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu

yang lama.pada kondisi demikian,otot-otot mata akan bekerja secara terus menerus

dan lebih dipaksakan.ketegangan otot-otot pengakomodasi (Otot-Otot Siliar) makin

besar sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi

kelelahan mata,stress pada retina dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan

dalam lapangan penglihatan dan waktu pengamatan yang cukup lama.Astenopia

banyak dijumpai pada pemakai kaca mata,membaca dekat dan terus menerus lebih

dari dua jam. Terutama diruangan yang pencahayaannya kurang dari 200 lix.

Astenopia terjadi karena kelelahan mata pada pengguna smartphone akibat

memusatkan pandangan pada smartphone dimana objek yang dilihat terlalu

kecil,kurangterang,bergerak dan bergetar. Mata yang berkonsentrasi kerap

berkedip,sehingga penguapan air mata meningkat dan mata menjadi kering

(Fauzi,2006).

Kurangnya Distribusi cahaya di lingkungan kerja bisa menyebabkan kelelahan

mata. Distribusi cahaya yang kurang merata sehingga menurunkan efisiensi tajam

penglihatan dan kemampuan membedakan kontras.(Firmansyah, 2010).Untuk

mencegah terjadinya mata lelah (Astenopia). Metode 20-20-20 bisa menjadi solusi

tepat. Metode 20-20-20 berarti,setiap 20 menit didepanlayar gaget,istirahatkan mata

selama 20 detik dengan mengalihkan pandangan dari layar gadget ke objek-objek


18

yang berjarak minimal 20 kaki (6 meter) dari tempat anda. (Stanford Health Care),

menyebutkan pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan rutin atau 1 tahun

sekali.hubungiDokter ketika gejala mata lelah tak kunjung hilang dan anda mulai

merasakan gejala-gejala seperti pusing yang terus-menerus, mata mulai berair,

penglihata kabur, mata merah dan kering, penglihatan ganda dan sebagainya

Gangguan fisik seperti sakit kepala,penglihatan seolah ganda,penglihatan silau

terhadap cahaya diwaktu malam,mata merah,radang pada selaput mata,berurangnya

ketajaman penglihatan,dan berbagai masalah penglihatan lainnya dapat timbul akibat

kelelahan mata. Kelelahan otot mata dan kelelahan syaraf mata datap terjadi akibat

tegangan yang terus menerus pada mata,meskipun tidak menyebabkan kerusakan

mata secara permanen,tetapi menambah beban kerja,mempercepat lelah,sering

istirahat,kehilangan jam kerja dan mengurangi kepuasan kerja. Penurunan mutu

produksi,meningkatan frekuensi kesalahan,mengganggu konsentrasi dan menurunkan

produktivitas kerja (Pheasant 1993,Dalam Padmanaba 2006).

Gangguan kelelahan mata dapat terjadi kepada para pekerja yang aktivitas

sehari-harinya menggunakan perangkat digital (smartphone). Akibat/resiko dari

mata lelah (asthenopia) yaitu Penggunaan perangkat digital (smartphone) dalam

waktu yang lama (Santoso dan Widajati, 2011).Beberapa Faktor yang mempengaruhi

kelelahan mata yaitu lingkungan kerja (pencahayaan ruangan),faktor perangkat kerja

(ukuran objek), karakteristik individu (kelainan mata atau refraksi), posisi dan

tampilan layar, desain kerja (jarak monitor, durasi kerja), ataupun kombinasi dari
19

seluruh faktor ,(Occupational Safety and Health Administration (OSHA)). beberapa

faktor yang menyebabkan timbulnya kelelahan mata yang pertama pencahayaan yg

kurang baik, layar digital terlalu silau , jarak penglihatan yang kurang tepat, postur

duduk tidak baik, penglihatan bermasalah,(Asosiasi Optometri Amerika (2015)),

(Anggraini, 2013). (Salote et al., 2020)

2.1.2.1 Faktor Penyebab Astenopia (Mata Lelah)

A. Durasi Penggunaan Handphone

Waktu atau durasi penggunan bagi setiap orang menentukan efisiensi dan

produktivitas,dan lamanya penggunaan sehari yang baik pada umumnya adalah 6-8

jam. Memperpanjang waktu penggunaan lebih dari batasan tersebut tidak diikuti

dengan efisiensi yang tinggi, penurunan produktivitas biasanya akan terlihat serta

cenderung untuk timbulnya kelelahan dan penyakit (Suma’mur, 1996). Secara umum,

semakin panjang waktu penggunan seseorang, maka makin besarpula kemungkinan

terjadinya hal-hal yang bersifat negatif yang tidak diinginkan. Hal ini ada kaitannya

dengan potensi bahaya atau risiko yang akan muncul,sehingga semakin lama mereka

terpapar bahan atau hazard tersebut maka semakin besar kemungkinan mereka akan

mendapatkan dampak buruk dari hazard tersebut(Suma’mur, 1996).

B. Kelaianan Refraksi

Kelaianan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina.

Secara umum, terjadi ketidak seimbangan sistem penglihtan pada mata sehingga

menghasilkan bayangan yang kabur,Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina. Tetapi
20

dapat didepan atau dibelakang retina dan tidak terletak pada atau titik fokus. Kelaian

refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan kornea dan

lensa,perubahan indek bias,dan kelainan panjang sumbu bola mata. Penderita kelaian

refraksi biasanya mengalami keluhan sakit kepala terutama di daerah tengkuk atau

dahi. Mata berair, cepat mengantuk,mata terasa pedas,pegal pada bola mata dan

penglihatan kabur.

Otot-otot yang berperan pada proses pemusatan penglihatan bisa menjadi

pnyebab kelelahan mata (astenopia) bila orang dengan kelainan refraksi tidak

menggunakan kacamata.Apabila matanya minus sekaligus silindris, maka

kemungkinan pertambahan jumlah minusnya lebih besar. Bila kacamatanya dipakai,

mata akan lebih rileks dan fokusnya tidak terlalu kuat, sehingga otot-otot tersebut

tidak bekerja terlalu keras untuk melihat layar smartphone yang rata-rata hurufnya

sangat kecil. Lamanya penggunaan smartphone merupakan faktor yang menentukan.

Penggunaan perangkat digital yang dianjurkan adalah tidak lebih dari empat jam

sehari. Bila lebih dari waktu tersebut, mata cenderung mengalami refraksi.

Seandainya penggunaan dalam tempo lebih dari empat jam itu tak bisa dihindari,

frekuensi istirahatnya harus lebih sering (Ilyas, 1991).

C. Istirahat mata

Menurut NIOSH,Kondisi kerja sangat berperan terhadap gangguan kesehatan

pekerja, dan dapat mempengaruhi secara langsung terhadap keselamatan dan

kesehatan pekerja termasuk beban kerja, waktu kerja yang lama dan kurangnya

istirahat. NIOSH juga menjelaskan bahwa keluhan mata berkurang secara bermakna
21

pada pekerja yang mengambil 5 menit istirahat selama 4 kali sepanjang waktu bekerja

mereka tanpa menurunkan produktivitas kerja. Beristirahatlah sekitar 2-3 menit setiap

15–20 menit bekerja di depan perangkat digital, atau 5 menit istirahat setelah bekerja

selama 30 menit,atau 10 menit istirahat untuk 1 jam berkutat dengan perangkat digital

dan seterusnya. Suma’mur (1999),istirahat yang pendek tetapi sering atau banyak

adalah lebih baik dari pada satu kali istirahat dengan durasi yang panjang. Karena

sebenarnya pengaturan waktu istirahat yang tepat akan berpengaruh positif terhadap

tingkat produktivitas pekerja.

2.1.2.2 Gejala Astenopia ( Mata Lelah )

Gejala-gejala kelelahan mata menurut (Sidarta,1991), antara lain :

1. Penglihatan ganda

2. Sakit disekitar mata

3. Berkurangnya kemampuan akomodasi

4. Menurunnya ketajaman penglihatan,kepekaan kontras dan

5. Kecepatan persepsi (Firmansyah, 2010).

2.1.2.3 Penyebab Kelelahan Mata

1. Iritasi seperti mata berair

2. kelopak mata berwarna merah

3. penglihatan rangkap
22

4. sakit kepala

5. ketajaman mata merosot

6. kekuatan konvergensi

7. akomodasi menurun

2.1.2.4 Cara Mencegah Astenopia (Mata Lelah)

Gunakan Metode 20-20-20 bisa menjadi solusi tepat. Dengan cara,setiap 20

menit didepanlayar gadget/komputer,alihkan pandangan dari layar gadget ke objek-

objek yang berjarak minimal 20 kaki (6 meter) selama 20 detik.Pemeriksaan mata

sebaiknya dilakukan rutin atau 1 tahun sekali. Segerah menghubungi Dokter bila

gejala mata lelah tak kunjung hilang danmerasakan gejala-gejala seperti pusing yang

terus-menerus, mata mulai berair, penglihata kabur, mata merah dan kering,

penglihatan ganda dan sebagainya,(Stanford Health Care).

2.1.2.5 Cara Mengurangi Kelelahan Mata

1. Perbaikan Kontras

Ini adalah cara paling mudah dan paling sederhana,dilakukan dengan memilih

latar penglihatan yang tepat.

2. Meninggikan Intensitas Penerangan

Penerangan harus sekurang-kurangnya dua kali dibesarkan dari biasanya.


23

(Anshel,1996 Dalam Swamardika 2001), Menganjurkan untuk melakukan “3B”

(Blink,Breat Dan Break), guna mengurangi munculnya kelelahan mata akibat

penggunaan perangkat digital(smartphone) Berikut penjelasannya:

1. Mengedipkan Mata (Blink)

dalam keadaan normal dalam satu menit mata akanmengedip12-15kali.

frekuensi mengedip akan bertambah bila dalam keadaan gembira, terangsang,

berbicara, melakukan aktivitas fisik, frekuensi berkurang bila sedang membaca,

berfikir dan sedang berkonsetrasi dalam pekerjaan. Melihat tanpa berkedip akan

melelahkan mata. Dengan berkedip mata akan beristirahat walaupun hanya sesaat dan

akan terjadi proses pembersihan mata serta proses pembasahan ulang pada mata

sehingga penglihatan akan tetap jelas. Oleh karena proses mengedip ini merupakan

proses yang otomatis maka pada tahap awal harus tetap disadari bahwa mengedip

adalah penting.

2. Bernafas (Breath)

Apabila dalam keadaan stress,ada tendensi untuk menahan nafas.Keadaan ini

akan menyebabkan otot-otot menjadi tegang tanpa disadari. Bernafas secara benar

dan teratur akan menyebabkan relaksasi otot termasuk otot mata.

3. Istirahat(Break).
24

Apabila pekerjaan di perangkat digital (smartphone) memerlukan konsentrasi

yang tinggi maka diperlukan adanya istirahat singkat utnuk memberikan waktu

pemulihan.

2.1.2.6 Sifat Melihat (Visibilitas)

Mata dapat melihat sesuatu bila mendapatkan rangsangan dari gelombang

cahaya dan begitupun sebaliknya benda yang berada sekitar kita dapat terlihat apabila

benda tersebut memancarkan cahaya,baik cahaya dari benda tersebut maupun dari

cahaya pantulan yang datang dari sumber lain yang mengenai benda tersebut.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi visibilitas yaitu : Ukuran Obyek,

Luminensi, Lamanya Waktu Melihat dan Kontras Antara Obyek Sekitar. Pada ruang

lingkup pekerjaan, kombinasi untuk dapat melihat dan mengenal benda-benda dengan

jelas merupakan faktor yang mempengaruhi vesibilitas. Tidak semua bendayang

dapat dilihat akan terlihat jelas (Equal vicible).Hal-hal yang harus diperhatikan adalah

ada yang bisa melihat dengan mudah dan cepat,ada yang berusaha dengan

keras,sedangkan yang lainnya tidak terlihat sama sekali (Ahmad Sujudi,1999).

(Georgia G.Fasoi- Barka, 2010).

Tabel 2.1

Derajat visibilitas
25

No Perbandingan Ukuran (Size Ratio) Visibilitas

1 2,5 atau lebih Melihat dengan mudah

2 1 – 2,5 Perlu upaya kontinyu

3 Kurang dari 1 Tidak terlihat


Sumber : suma’mur PK (1996)

2.1.3 Gadget (Smartphone)

Perkembangan teknologi ini sangat pesat disegala bidang terutama bidang

informasi dan komunikasi. Hasil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

yang semakin canggih adalah Smartphone.dalam kehidupan setiap manusia diera

global saat ini, manusia akan selalu terhubung dengan teknologi. Menurut

(Smaldino2008), dapat diprediksi pengguna ponsel pintar secara global akan tumbuh

22 % pada tahun 2015. Di indonesia sendiri pengguna Smartphone atau ponsel pintar

diprediksi akan semakin meningkat. menurut (Dyah dkk pada tahun 2018), seluruh

sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro mengalami

ketergantungan terhadap smartphone.(Ganie et al., 2019)

Menurut kamus besar bahasa indonesia edisi ke V, gadget ialah peranti

elektronik atau mekanik dengan fungsi praktis,gawai. Gadget termasuk kedalam kelas

kata nomina yang merupakan kata benda atau pengertian secara luas yaitu kelas kata

yang dalam bahasa indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata
26

tidak,misalnya rumah adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak

rumah,berdasarkan dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa,sesuai

dengan yang tercatat dalam KBBI bahwa gadget memiliki padanan dalam bahasa

indonesianya ialah gawai.(KBBI)

Smartphone yaitu telepon genggam atau telepon seluler pintar yang dilengkapi

dengan fitur yang mutakhir dan berkemampuan tinggi layaknya sebuah

komputer.smartphone adalah handphone cerdas yang memiliki kelebihan dibanding

alat telekomunikasi lainnya.kelebihannya terlihat dari proses pembuatannya dan

proses penggunaannya (David Wood). Menurut Williams Dan Sawyer smartphone

merupakan telephone seluler yang memakai beberapa layanan seperti

layar,mikroposesor,memori,dan modem bawaan.dengan begitu,smartphone memiliki

fitur yang lebih lengkap dibanding handphone biasa. Dan Menurut Ridi Ferdiana

pengertian smartphone adalah perangkat telepon seluler yang dilengkapi dengan

berbagai fitur. Dengan begitu,selain sebagai alat telekomunikasi,smartphone juga

dapat digunakan untuk keperluan bisnis oleh pengusaha dan masyaraka umum.

Gadget yaitu barang canggih yang diciptakan dengan berbagai aplikasi yang

dapat menyajikan berbagai media berita, jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan. Barang

canggih ini yang dilihat dari segi harga yang tidak bisa dibilang murah tidak hanya

sekedar dijadikan media hiburan semata tapi dengan aplikasi yang terus diperbaharui

gadget wajib digunakan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan bisnis, atau

pengerjaan tugas kuliah dan kantor, akan tetapi pada faktanya gadget tak hanya
27

digunakan oleh orang dewasa atau lanjut usia (22 tahun keatas), remaja (12-21

tahun), tapi pada anak-anak (7-11 tahun), dan lebih ironisnya lagi gadget digunakan

untuk anak usia (3-6 tahun), yang seharusnya belum layak untuk menggunakan

gadget ((Widiawati & Sugiman, 2014).

Data yang didapatkan dari Emarketer, Indonesia akan memiliki lebih dari 100

juta pengguna smartphone aktif di tahun 2018. Hal ini menyebabkan Indonesia

berada di peringkat ke 4 dunia sebagai salah satu Negara dengan pengguna

smartphone terbanyak (Wahyudi, 2015:34).

Pengguna smartphone justru lebih rajin untuk mencari informasi. Dari hasil

survey, pengguna smartphone lebih banyak menggunakan perangkatnya lebih dari

dua jam/hari. Mereka cenderung menggunakan perangkatnya untuk internet (24 menit

49 detik), social media (17 menit 29 detik), musik (15 menit 38 detik) dan

bermain games (14 menit 26 detik) (Setiamanah, 2013:7). Dari beberapa penelitian

juga terungkap jumlah pengguna smartphone di Indonesia terus melambung pesat,

dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) mencapai 33% dari 2013-2017.

Pertumbuhan pesat itu didorong oleh pengguna usia muda di bawah 30 tahun,

tepatnya usia 18-24 tahun, dengan porsi 61% dari seluruh pengguna gadget

(Ningrum, 2015:14)

Teknologi yang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari dan paling disukai

oleh semua kalangan yaitu gadget. gadget juga sudah terdapat beberapa jenis seperti
28

smartphone,komputer atau laptop dan tablet pc (kominfo,2017).survey dari

(newzoo,2019)perkiraan jumlah pengguna gadget di tahun 2019 akan terus bertambah

dari 2,5 milyar pengguan pada tahun 2016 menjadi sekitar 3,2 miliyar pengguna di

tahun 2019 dan berdasarkan laporan (radicati,2019).pada tahun 2023 diperkirakan

akan meningkat sekitar 7,3 miliar pengguna.

Ponsel pintar sangat diperlukan dizaman modern ini terutama dikehidupan

sehari-hari dan menawarkan banyak variasi aplikasi untuk informasi, komunikasi,

pendidikan,serta tempat tujuan untuk berlibur. Biasanya Ponsel pintar memiliki layar

sentuh, akses Internet seluler melalui Wi-Fi dan jaringan seluler, kapabilitas untuk

instalasi aplikasi smartphone, dan fungsi lain seperti media player, digital kamera,

dan navigasi berbasis GPS. Sama seperti negara Barat lainnya,hampir semua remaja

di Swiss yang berusia 12-19 tahun (98%) memiliki handphone, sebagian besar (97%)

adalah smartphone (Medienpädagogischer Forschungsverbund Südwest, 2014;

Willemse dkk., 2014).Sedangkan aplikasi mobile juga menawarkan beberapa cara

untuk mencegah dan mengobati penyakit kronis seperti diabetes yang menjanjikan

(Arsand, Muzny, Bradway, Muzik & Hartvigsen,2015; Bain, Jones, O’Brian &

Lipman, 2015) atau alkoholisme (Gustafson et al., 2014).(Haug et al., 2015)

Indonesia merupakan salah satu bangsa yang mengalami kemajuan media

informasi dan teknologi (Ameliola & Nugraha, 2013). penggunaan gadget yang dapat

dengan mudah terkoneksi dengan internet ini, mengalami peningkatan dari waktu ke

waktu. Untuk Saat ini kurang lebih 45 juta orang menggunakan internet, dimana
29

Sembilan juta diantaranya menggunakan ponsel untuk mengakses internet.jumlah

pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 hanya setengah juta penduduk. Dan

semakin bertambah karenaharga dari ponsel itu sendiri sudah terjangkau (Sanjaya &

Wibhowo, 2011).

Pada tahun 2015 hanya terdapat 28,6% populasi di Indonesia menggunakan

Gawai tersebut, seiring berjalannya waktu ponsel pintar semakin terjangkau, sehingga

meningkat pula penggunaannya. Lebih dari 56,2% atau setengah dari populasi di

indonesia telah menggunakan ponsel pintar pada 2018, satahun setelahnya 63,3%

masyarakat Indonesai menggunakan ponsel pintar. hingga 2025, setidaknya 89,2%

populasi di Indonesia telah memanfaatkan ponsel pintar, dalam kurun waktu enam

tahun sejak 2019. Penetrasi ponsel pintar di Indonesia tumbuh 25,9%. (Statista,juli

2020). Walaupun memiliki banyak fungsi, smartphone juga mempunyai dampak

kesehatan untuk tubuh, seperti memancarkan gelombang elektromagnetik, nyeri

ekstremitas atas dan kelelahan mata.Dampak dari penggunaan smartphone yang

paling besar yaitu kelelahan mata.(Ganie et al., 2019).

survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang bekerja sama

dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJJII), mendapatkan bahwa

pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2013 mencapai 71,19 juta orang,

survei ini dilakukan pada 78 kabupaten/kota dan 33 provinsi. Jumlah tersebut

mengalami kenaikan di bandingkan dengan hasiil survei tahun 2012 yaitu sebanyak
30

63 juta orang. Itu berarti mengalami kenaikan sebanyak 13 persen, bahkan menurut

survei, di Sulawesi utara sudah 100% menggunakan Komputer dan Internet.

Jika terlalu sering digunakan akan menyebabkan kerugian pada kesehatan fisik

dan mental. Contoh efek fisik yang merugikan termasuk gejala nyeri leher (Lee, Kang

& Shin, 2015) atau kecelakaan terhadap pejalan kaki dan pengemudi saat telepon

digunakan saat pengguna mengemudi (Klauer et al., 2014; Shelton,Elliott, Lynn &

Exner, 2009). Mengenai kesehatan mental, penelitian terbaru menunjukkan

peningkatan penggunaan ponsel cerdas ada kaitannya dengan gangguan tidur dan

depresi (Lemola, Perkinson-Gloor, Brand,Dewald-Kaufmann & Grob, 2015). karena

meningkannya frekuensi dan waktu yang dihabiskan oleh pengguna smartphone

sangat erat kaitannya hingga kecanduan terhadap ponsel (Lee, Ahn, Choi &Choi,

2014; Lin et al., 2015).

2.1.3.1 Fungsi Gadget

Menurut yang et al (shofiah 2016 : 2) gadget (smartphone) memiliki beberapa

fungsi yakni :

Smartphone merupakan cellphone yang menggabungkan fungsi-fungsi

personal digital assistant (PDA) seperti kalender, personal schedule, address book,

dan memiliki kemampuan untuk mengakses internet, membuka email, membuat

dokumen, bermain game, serta membuka aplikasi lainnya.


31

2.1.3.2 Manfaat Gadget (Smartphone) Dikalangan Pelajar

Menurut Fenrich dalam Oka (2017 : 22) manfaat multimedia yaitu sebagai

berikut:

1. Siswa akan terdorong mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik

yang seketika.

2. Siswa belajar dari tutor yang sabar (smartphone) yang menyesuaikan diri

dengan kemampuan siswa

3. Belajar kapan saja merek mau tanpa terikat suatu waktu yang telah ditentukan.

2.1.3.3 Dampak Positif Dan Negatif Penggunaan Gadget (Smartphone)

1. Dampak positif

a. Mempermudah komunikasi

b. Media hiburan

c. Meningkatkan pengetahuan
32

d. Meningkatkan kenyaman belajar

e. Tersediahnya teknologi yang lebih canggih

f. Mempertajam kemampuan mengingat

g. Meningkatkan kemampuan dalam mengatur waktu

2. Dampak negatif

a. Tidak fokus belajar

b. Dapat meyebabkan kecanduan

c. Kurangnya interaksi sosial dikehidupan nyata

d. Prestasi akademik menurun

e. Membuat kurang berempati dengan lingkungan sekitar

f. Meningkatkan level kecemasan dan depresi

g. Resiko penyalahgunaan smartphone


33

h. Mengganggu kesehatan

i. Mengurangi daya tangkap otak dan daya ingat

j. Tindakan kecurangan

2.1.3.4 Jenis – Jenis Gadget

1. Handhone (smaartphone)

2. Laptop

3. Kamera digital

4. Tablet

Akan tetapi smartphone dapat dijadikan solusi dalam massa pandemi Covid-19

sebagai media pembelajaran daring (Moore,Dickson-Deane,& Galyen 2011). Yaitu

suatu cara pembelajaran yang menggunakan internet dengan aksesibilitas,

konektivitas, pleksibilitas dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis

interaksi pembelajaran. Penggunaan teknologi Mobile mempunyai sumbangan besar

dalam lembaga pendidikan,termasuk didalamnya adalah pencapaian tujuan

pembelajaran jarak jauh (Korucu & Alkan,2011). Berbagai media juga dapat
34

digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring. misalnya

kelas-kelas virtual menggunakna layanan Google Classroom,Edmodo,dan Schoology

dan aplikasi pesan instan seperti Whatsapp (So,2016). (Sadikin & Hamidah, 2020)

Saat ini di dunia sedang marak-maraknya wabah Corona virus. Corona virus

merupakan keluarga besar virus yang dapat menyebabkan timbulnya beberapa

penyakit mulai dari gejala ringan sampai gejala yang paling berat. Ada 2 jenis corona

virus yang menyebabkan penyakit menimbulkan gejala berat. Covid-19

(Coronavirus Diseases 2019 ) merupakan jenis penyakit baru yang sebelumnya

belum pernah diidentifikasi terhadap manusia. Tanda dan gejala umum infeksi Covid-

19 yaitu gejala gangguan pernapasan akut yakni demam, batuk, dan sesak napas.

Masa inkubasi rata-rata (5- 6 hari) dan masa inkubasi terpanjang yaitu (14 hari).

WHO menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia yaitu Pada tanggal 30 Januari 2020. Indonesia pertama kali melaporkan kasus

terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 2 kasus Pada tanggal 2 Maret 2020. Novel

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei,

China telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.World Health Organization

(WHO) telah mendeklarasikan kejadian ini sebagai pandemi global Pada tanggal 11

Maret, 2020 (Cucinotta & Vanelli, 2020). Hal ini mewajibkan kita untuk melakukan

karantina mandiri di rumah masing-masing untuk memutus rantai penyebaran dari


35

virus covid-19. Keadaan ini menyebabkan seluruh kegiatan dalam berbagai sektor

menjadi terhambat, salah satunya sektor pendidikan.(Ningsih, 2020)

Corona virus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit

pada manusia dan hewan. Pada manusia dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran

pernapasan, mulai dari flu ringan hingga penyakit serius seperti MERS (Middle East

Respiratory Syndrome) danSevere Acute Respiratory Syndrome/SARS (Sindrom

Pernafasan Akut Berat). Corona virus jenis baru ini ditemukan pada manusia pada

Desember 2019 di Wuhan Cina, lalu diberi nama SARS-COV2 (Severe Acute

Respiratory Syndrome Coronavirus 2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus

Disease-2019 (COVID-19), (Kemenkes RI, 2020) (Iskandar et al., 2020). Terkait

dampak penyebaran virus Covid-19 ,dunia pendidikan menuntut para pendidik dan

peserta didik untuk bisa cepat beradaptasi terhadap perubahan yang ada. Sistem

pembelajaran yang awalnya tatap muka secara langsung di kelas, harus diganti

dengan sistem pembelajaran yang terintegrasi secara virtual melalui jaringan internet

(online learning).

Pemerintah Indonesia masih terus melakukan beberapa upaya untuk

mengurangi orang yang terinfeksi virus Corona. Pemerintah awalnya tidak terlalu

ingin memberikan informasi kepada masyarakat terkait virus yang masuk ke

Indonesia. Hal ini dilakukan upaya menghindari kepanikan dan keresahan masyarakat

juga guna menghindari beberapa isu yang kebenarannya belum jelas. Dari
36

pemberitaan Detik News Kamis, 19 Maret 2020, Achmad Yurianto selaku juru bicara

pemerintah untuk penanganan virus corona menyampaikan bahwa pemerintah sedang

mengupayakan dilakukannya tes massal virus Corona dan perlu dilakukan adanya uji

PCR.5 secara resmi Yurianto juga menyampaikan informasi perkembangan kasus

COVID-19 bahwa pada hari Kamis, 19 Maret 2020 WHO melakukan penelitian

dengan menghimpun semua ahli virus corona di dunia,bahwasanya belum

mendapatkan suatu kesepakatan yang bisa dijadikan standar dunia terkait dengan

spesimen pengobatan yang definitif terhadap COVID-19.(Yunus & Rezki, 2020)

Sebagai tindakan atas penyebaran virus corona Covid-19 Sebagian besar

Universitas di Indonesia telah menerapkan kelas jarak jauh atau kelas Online. Selain

belajar dan mengajar, sejumlah kampus tanah air sudah mengambil kebijakan hingga

akhir semester genap ini agar semua kegiatan perkuliahan dilakukan secara Daring,

termasuk ujian tengah semester, ujian akhir semester, praktikum, dan bimbingan

tugas akhir, tesis serta disertasi. Keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan

kondisi penyebaran virus corona saat ini ditingkat Nasional yang semakin parah.

Selama pembelajaran daring, mahasiswa dan dosen dimintah untuk melakukan

kegiatan belajar mengajar menggunakan aplikasi daring seperti aplikasi video

conference,e-mail,dan media sosial daring.

Kebijakan institusi terkait pembelajaran daring menindak lanjuti disposisi dari

plh.Ketua STIK Bina Husada April 2020. Tentang perpanjangan waktu pelaksanaan

kuliah daring mahasiswa STIK Bina Husada, serta memperhatikan situasi dan kondisi
37

sebagaimana pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), dengan batas

waktu perkuliahan daring diperpanjang sampai waktu yg telah ditentukan. Kegiatan

perkuliahan tatap muka, praktik klinik, praktik lapangan, proses pembimbingan

LTA/skripsi/tesis akan kembali aktif seperti biasa bila wabah Covid 19 sudah mulai

berkurang. Metode perkuliahan yang digunakan yaitu Daring Method (Bina Husada,

2020)

Perguruan tinggi pada masa kebijakan belajar dari rumah perlu melakukan

penguatan belajar secara daring,karena pembelajaran ini akan menjadi tuntutan dunia

pendidikan dalam masa pandemi kedepannya program studi ilmu keperawatan (PSIK)

fakultas keperawatan STIK Bina Husada Palembang. Terutama mahasiswa PSIK

adalah calon Ners. Walaupun era revolusi industri pembelajaran daring mampu

memberikan layanan yang menarik dan efektif,tetap saja dalam pelaksanaannya

memiliki tantangan sendiri.sebagai calon Perawat bukan hanya dituntut untuk ahli

dalam merawat pasien dirumah sakit,komunitas maupun diberbagai fasilitas

kesehatan,tetapi dituntut juga dengan menggunakan sistem pembelajaran daring

ketika melakukan edukasi kesehatan pada pasien.


38

2.1.3.5 Penelitian Terkait

1. Penelitian Terkait,Penelitian Eladwipa Efriliani,Dkk (2017),Yang Berjudul :

Hubungan Kebiasaan Penggunaan Gadget Dengan Keluhan Kelelahan Mata

Pada Siswa Smp Negeri 3 Cimahi. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa-

siswi yang memiliki kebiasaan kurang baik pada penggunaan smartphone

56,9%. Siswa-siswi yang mengalami keluhan kelelahan mata sebanyak (50%)

dengan keluhan terbanyak adalah sakit kepala sebanyak 72% dan keluhan

paling sedikit yaitu mual sebanyak 46%. Terdapat hubungan yang signifikan

antara kebiasaan penggunaan gadget dengan keluhan kelelahan mata pada siswa

SMP Negeri 3 Cimahi yaitu untuk penggunaan smartphone nilai p-value =

0,009.

2. Penelitian Rizki Enddrayanti Dkk (2020),Yang Berjudul : Hubungan Antara

Pengetahuan Dan Sikap Penggunaan Gadget Dengan Kelelahan Mata

Mahasiswa FIK UMS Masa Pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukan

responden yang mengalami kelelahan mata karna penggunaan gadget untuk

melaksanakan kuliah daring ialah sebanyak 87 responden (87%), sedangkan

yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 13 responden (13%). Dari hasil

uji statistik dengan menggunakan uji chi square (X2) diperoleh nilai p = 0,021 <

a = 0,05. Artinya Ho ditolak. Dari data tersebut menunjukan dimana terdapat

hubungan yang bermakna antara penggunaan gadget dengan kejadian kelelahan

mata pada mahasiswa FIK UMS.


39

2.2 Kerangka Teori

Pandemi Covid-19

Pembelajaran Mahasiswa
daring

Faktor yang mempengaruhi


Penggunaan Media Astenopia(Kelelahan mata) :
Pembelajaran - Lingkungan kerja
(pencahayaan ruangan)
- Faktor perangkat kerja
Penggunaan Gadget Astenopia
(ukuran objek
(Smartphone) (Kelelahan mata) - karakteristik individu
- kelainan mata atau refraksi
- Posisi dan tampilan layar
- Desain kerja (jarak monitor,
Faktor yang menyebabkan durasi kerja)
kelelahan mata :
- Pencahayaan yg kurang baik
- Layar digital terlalu silau
- Jarak penglihatan yang kurang
tepat
- postur duduk tidak baik
- Penglihatan bermasalah,

2.2

Gambar Kerangka Teori


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan “cross

sectional”. Menurut Notoatmodjo (2012) cross sectional merupakan suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,dengan

suatu pendekatan,observasi atau dengan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(point time approach). Dengan tujuan untuk mengetahui Hubungan penggunaan

gadget (Smarthpone) dalam pembelajaran daring dengan kejadian asthenopia pada

mahasiswa keperawatan STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021. Dimana

pengumpulan data dilakukan sekaligus pada satu waktu.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di STIK Bina Husada Palembang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 17-21 Juni 2021

3.3 Populasi Dan Sempel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKBina Husada Palembang tahun 2021, berjumlah 311 mahasiswa

38
39

yang tersebar dari beberapa semester yaitu semester II Reg A,IV Reg A,VIReg A dan

Reg B,VIII Reg A dan Reg B.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester II Reg A, IV Reg A,

VI Reg A dan Reg B,VIII Reg A dan Reg B. Program studi ilmu keperawatan STIK

Bina Husada Palembang tahun 2021. Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus

Slovin :

n=

Keterangan

n = jumlah Sampel

N = jumlah Populasi

d = Tingkat Kesalahan / signifikan 0,1

1+N(d)2 ¿
1+311(0,1 )2 ¿
311¿
1+3,11¿
n=N¿
311¿ 311¿ 4,11¿ ¿
75,6=76¿
¿
¿
40

3.4 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah Proportional random sampling .

jumlah proporsi masing masing sampel pada setiap kelas pada semester II, IV, VI

Reg A dan B, VIII reg A dan B dapat di rinci sebagai berikut :

Adapun rincian jumlah sampel pada masing masing kelas adalah sebagai berikut :

TABEL 3.1
PERJUMLAHAN SAMPEL
Semester Kelas Perhitungan Jumlah sampel
proporsi sampel setiap kelas
II (dua) Reg A 18 x 76 = 4,39 4
311
IV (empat) Reg A 17 x 76 = 4,15 4
311
Reg A 42 x 76 = 10,2 10
VI (enam) 311
Reg B1 26 x 76 = 6,35 6
311
Reg B2 25 x 76 = 6,10 6
311
Reg A1 26 x 76 = 6,35 6
311
Reg A2 21 x 76 = 5,13 5
VIII 311
(delapan) Reg B1 30 x 76 = 7,33 7
311
Reg B2 37 x 76 = 9,04 9
311
Reg B3 32 x 76 = 7,81 8
311
Reg B4 37 x 76 = 9,04 9
311
Total 76
41

Berdasarkan perhitungan diatas, sampel akan diambil berdasarkan perhitungan

jumlah sampel masing-masing kelas dengan cara diundi.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

a. Bersedia menjadi responden

b. Mahasiswa aktif Program Studi Ilmu Keperawatan semester 2,4,6,8

c. Mahasiswa yang menggunakan smartphone selama pembelajaran daring

2. Kriteria ekslusi

a. Mahasiswa yang bukan dari Program Studi Ilmu Keperawatan

b. Mahasiswa yang sudah Stop out dari STIK Bina Husada Palembang

3.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin

diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan kerangka

teori yang ada ditinjau pustaka dan dikaitkan dengan masalah penelitian maka dapat

dirumuskan kerangka konsep sebagai berikut:

Independen Dependen

Penggunaan gadget
Kejadian Astenopia
(Smartphone)
(kelelahan mata)

Gambar 3.2
Kerangka konsep
42

3.6 Definisi Operasional

Tabel 3.3

N VARIABEL DEFINISI ALAT CARA HASIL UKUR SKALA


O UKUR UKUR
1 Penggunaan Tingkat keseringan Kuesione Menyebarka 1. Tinggi : Ordinal
gadget dan lama r n kuesiner (68- 100%)
(smartphone) Penggunaan gadget melalui 2. Sedang :
selama google form (34-67 %)
pembelajaran kepada 3. Rendah :
mahasiswa (0-33 %)
daring berlangsung (Hermansyah
, 2018)

Kejadian Suatu kondisi Kuesione Menyebarka 1. Ada (jika Ordinal


Kelelahan Mata subjektif yang r n kuesiner mengalami
disebabkan oleh melalui satu atau
penggunaan otot google form lebih keluhan
mata secara kepada kelelahan
berlebihan mahasiswa mata).
keluhannya berupa: 2. Tidak ada
1. Nyeri atau (jika tidak
berdenyut mengalami
disekitar mata satupun
2. Penglihatan keluhan
kabur kelelahan
3. Pandangan mata)
ganda (Pheasant,
4. Sulit fokus 1991)
5. Mata
perih,mata
merah,mata
berair
6. Sakit kepala
7. Pusing disertai
mual
43

3.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara suatu penelitian, patokan duga atau

dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut

(Notoatmojo,2012). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

1. (Ha) Ada Hubungan Penggunaan Gadget Dalam Pembelajaran Daring dengan

Kejadian Astenopia Pada Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Tahun 2021.

3.8 Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian ini adalah kuesioner melalui google form untuk mengetahui

Hubungan Penggunaan Gadget Dalam Pembelajaran Daring dengan Kejadian

Kelelahan Mata (Astenopia) menggunakan visual fatique indeks. dan juga untuk

mengetahui karakteristik mahasiswa dan kelelahan mata dengan cara pengisian

kuesioner yang dilakukan oleh masing-masing mahasiswa.

3.9 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang

penting,karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat,maka proses penelitian

akan berlangsung sampai penelitian mendapatkan jawaban dari perumusan masalah

yang sudah ditetapkan (Sumanti A, 2011).


44

1. Sumber data

a. Data Primer

Data primer adalah sumber-sumber dasar yang tediri dari bukti-bukti atau saksi

utama dari kejadian (fenomena) objek yang diteliti dan gejala yang terjadi di

lapangan (Sumantri A,2011). Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner

yang diisi oleh mahasiswa keperawatan STIK bina husada palembang mengenai

variabel yang diteliti meliputi : Hubungan Penggunaan Gadget Dalam Pembelajaran

Daring dengan Kejadian Kelelahan Mata (Astenopia) dengan cara menanyakan

melaui kuisioenr yang disebar dengan media google form dan WA Grup.

Peneliti mengumpulkan seluruh kontak mahasiswa yang akan dijadikan

responden,Peneliti mulai menghubungi satu per satu kontak mahasiswa bertujuan

untuk memintah persetujuan kepada responden apakah berkenan meluangkan waktu

untuk mengisi kuesioner,selanjutnya Peneliti mulai membagikan kuesioner kepada

responden yang bersedia diteliti dan memberikan penjelasan tentang cara

pengisian,Pada saat pengisian kuesioner berlangsung peneliti selalu stand by untuk

memberikan penjelasan jika responden tidak memahami tentang pertanyaan yang

diajukan,setelah itu peneliti Mengecek kuesioner yang telah diisi oleh responden dan

meneliti kembali apakah seluruh pertanyaan sudah diisi oleh responden dan yang

terakhir Persetujuan peelitian ini dinyatakan dalam bentuk pengisian seluruh

pertanyaan yang disediahkan dalam kuesioner dan respon bersediah responden disaat

peneliti menghubungi responden.kueioner yang telah diisi lengkap kemudian

dilakukan pengolahan data dan analisa data


45

b. Data Sekunder

Data sekunder dikaitkan dengan sumber lain dokumen langsung yang

menjelaskan tentang gejala .informan (subjek) merupakan salah satunya sumber

sekunder,sebagai sumber bergerak yang dapat memberikan keterangan mendalam

(indepth) terkait dengan permasalahan yang diteliti.selain itu,juga data sekunder

merupakan data yang dusah tersediah sehingga kita tinggal mencari dan

mengumpulkan (Sumantri A.2011). Data sekunder diperoleh dari profil Kampus

STIK Bina Husada Palembang dengan mengenai jumlah mahasiswa program studi

ilmu keperawatan dan biodata responden pada masing-masing sampel penelitian.

3.10 Pengolahan Data

Menurut notoatmodjo (2012) proses pengolhan data ini melalaui tahap-tahap

sebagai berikut :

1. Editing

Hasil wawancara,angket,atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editting) terlebih dahulu. Secara umum editing merupakan kegiatan

untuk pengecekan dan perbaikan isisan formulir atau kuesioner.

2. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting,selanjutnya dilakukan

peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna

dalam memasukan data (data entry)


46

3. Processing (data entry)

Yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode

(huruf atau angka) dimasukan kedalam program atau “software” komputer. Software

computer ini bermacam-macam,masing-masing mempunyai kelebihan dan

kekurangannya.salah satu program yang paling digunakan untuk “entry data” :

penelitian adalah paket program SPSS.

4. Cleanning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukan,perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidak lengkapan,dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan

atau koreksi.

3.11 Analisa Data

Menurut Yusuf (2014) analisa data yaitu salah satu langka dalam kegiatan

penelitian yang sangat menentukan ketepatan dan kesahihan hasil penelitian.analisa

data suatu penelitian, biasanya melalui prosedur bertahap menurut Notoatmodjo

(2012) antara lain:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya.

untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi.

pada umumnya dalam nalisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
47

presentase dari tiap variabel. Analisis univariat yang digunakan dalam penelitian ini

untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing kategori variabel

independen (penggunaan gadget) dan variabel dependen (keluhan kelelahan mata)

2. Analisis Bivariat

Analisi bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi. dalam analisi bivariat ini dilakukan beberapa tahap yaitu :

Analisis proporsi atau presentase, dengan membandingkan distribusi silang

antara dua variabel yang bersangkutan. analisis dari hasil uji statistik (chi square test,

Z test, t test dan sebagainya) melihat dari hasil uji statistik ini akan dapat disimpulkan

adanya hubungan 2 variabel tersebut bermakna atau tidak bermakna. analisis keeratan

hubungan antara dua variabel tersebut, dengan melihat Odd Ratio (OR). besar

kecilnya OR menunjukan besarnya keeratan hubungan antara dua variabel yang diuji.

Analisis ini menggunakan aplikasi SPSS, Analisis bivariat digunakan untuk

mengetahui hubungan masing-masing variabel independen dan dependen. uji yang

digunakan adalah uji chi square dengan batas kemaknaan α= 0.05 pada test signifikan

sebagai beikut:

a. P value < α (0,05), Ho diterima,berarti ada hubungan yang bermakna antara

variabel dependen dan independen.


48

b. P value > α (0,05), Ho ditolak,berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

variabel independen dan dependen

3.12 Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan ialah masalah yang sangat penting dalam

suatu penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika harus

diperlhatikan antara lain adalah berikut :

3.12.1 Lembar Persetujuan

Pada penelitian ini, sebelum memberikan kuesioner peneliti memberikan surat

pernyataan persetujuan menjadi responden penelitian serta menjelaskan tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan dan menjelaskan bahwa responden mempunyai

hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden, jika responden

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden

tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

3.12.2 Tanpa Nama (Anomity)

Penelitian melindungi hak responden, peneliti tidak menampilkan informasi

mengenai idensitas baik dalam kuisioner atau alat ukur apapun. Pada penelitian ini

tidak menyebutkan nama responden tetapi hanya disebutkan inisialnya saja

3.12.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Pada penelitian ini peneliti merahasiakan segala sesuatu yang merugikan

responden. Peneliti meyakinkan responden bahwa partisipasinya dalam peneliti atau

informasi yang telah diberikan tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat
49

merugikan responden dalam bentuk apapun informasi yang diperoleh hanya untuk

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kerahasiaan informasi responden

dijamin oleh peneliti.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum STIK Bina Husada Palembang

4.1.1 Sejarah STIK Bina Husada Palembang

Sejarah Institusi Berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK)

Bina Husada Palembang didasari oleh keinginan yang luhur, disertai dengan

tekad yang suci untuk ikut serta dalam memajukan dan mengembangkan

pendidikan tinggi berdasarkan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945 yang merupakan landasan utama dalam penyelenggaraan pendidikan

setingkat perguruan tinggi dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pada tanggal 26 Juli 2000, Menteri Pendidikan Nasional RI menerbitkan

Surat Izin penyelenggaraan STIK Bina Husada Palembang oleh dengan SK

No : 112/D/O/2000, yang terdiri dari 2 Program Studi yaitu Program Studi

Kesehatan Masyarakat (PSKM) dan Program Studi Ilmu Keperawatan

(PSIK), yang merupakan hasil kerja keras dari kumpulan beberapa orang yang

mendirikan Yayasan Bina Husada, yaitu Martawan Madari, SKM, Herawati.

AL, S.Sos, Amar Muntaha, SKM, M.Kes, dr. Chairil Zaman, M.Sc, dan Drs.

M. Ali Yusuf.

Dalam upaya pengembangan STIK Bina Husada melakukan

penambahan Program Studi Diploma Tiga (D3) Kebidanan berdasarkan izin

50
51

dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen DIKTI) No. 938/D/T/2007

pada tanggal 20 April 2007 dan didukung rekomendasi dari Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Selatan No. 501/271/XI/Kes/2007 tanggal 31 Januari 2007,

Badan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Departemen

Kesehatan RI No. HK.03.2.4.2.00651 tanggal 21 Februari 2007 serta

dukungan dari instansi yang berwenang dan organisasi profesi.

Pada tahun 2008, STIK Bina Husada Palembang melakukan

pengembangan kembali dengan membuka Program Studi Pasca Sarjana

Kesehatan Masyarakat berdasarkan izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi (Dirjen DIKTI) No. 437/D/T/2008 pada tanggal 30 Januari 2008.

Capaian akreditasi institusi pada STIK Bina Husada pada saat ini

berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 748/BAN-PT/Akred/PT/VII/2005,

tanggal masa berlaku 10 Juli 2015 – 10 Juli 2020, terakreditasi dengan

peringkat “C”. Sedangkan seluruh program studi, yaitu: program studi capaian

akreditasi pada Program Studi Diploma Tiga Kebidanan, Program Studi

Sarjana Kesehatan, Program Studi Sarjana Keperawatan, Program Studi

Profesi Ners dan Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat dengan

peringkat “B”.

4.1.2 Visi dan Misi STIK Bina Husada Palembang

1. Visi
52

Terwujudnya STIK Bina Husada yang unggul, kompeten dan

berkarakter di Indonesia.

2. Misi

a. Menyediakan SDM (Sumber Daya Manusia) yang kompeten di bidangnya,

beriman dan bertaqwa.

b. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan berbasis IT (Information

Tehnology).

c. Mengaplikasikan kurikulum berbasis kompetensi melalui pengembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.

d. Menjalin kerjasama yang berkesinambungan dengan semua pihak guna

pencapaian kompetensi lulusan.

e. Mengembangkan penelitian dan pengabdian masyarakat berbasis riset di

bidang kesehatan dan sosial.

4.2 ANALISA DATA

4.2.1 Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang distribusi

responden menurut semua variabel penelitian, baik variabel dependen

(usia,jenis kelamin,kejadian kelelahan mata) maupun variabel independen

(penggunaan gadget) yang dikumpulkan dalam tabel dan teks seperti dibawah

ini :
53

4.2.1.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin dan usia

mahasiswa keperawatan STIK Binan Husada Palembang

Hasil penelitian menunjukan distribusi frekuensi responden menurut

jenis kelamin dan usia setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan usia Pada
mahasiswa keperawatan Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021

No Jenis kelamin Ƒ %
1 Laki-laki 24 31.6
2 Perempuan 52 68.4
Usia Ƒ %
1 Kurang dari 23 58 76.3
2 Lebih 23 18 23.7

Berdasarkan tabel 4.1, Didapatkan hasil bahwa dari 76 mahasiswa

proporsi terbanyak berjenis kelamin perempuan dengan usia kurang dari 23

tahun.

4.2.1.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Kejadian penggunaan

gadget (smartphone) mahasiswa keperawatan STIK Bina Husada

Palembang

Hasil penelitian menunjukan distribusi frekuensi responden menurut kejadian

pengunaan gadget setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan penggunaan gadget (smartphone)
Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021
No Gadget Ƒ %
54

1 Tinggi 51 67.1
2 Sedang 25 32.9
3 Rendah 0 00.0

Berdasarkan tabel 4.2, didapatkan hasil bahwa dari 76 responden

proporsi terbanyak yang sering menggunakan gadget sebanyak 51 orang.

4.2.1.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelelahan mata mahasiswa

keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Hasil penelitian menunjukan distribusi frekuensi responden menurut

kejadian kelelahan mata setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Kelelahan Mata Di
STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021
No Kelelahan Mata ƒ %
1 Ada 66 86.8
2 Tidak ada 10 13.2

Berdasarkan tabel 4.3, didapatkan hasil bahwa dari 76 responden

proporsi terbanyak responden mengalami kelelahan mata sebanyak 66 orang.

4.2.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan tabulasi silang (Crosstab) dan uji chi-

square untuk menemukan bentuk hubungan statistik antara variabel

independen (gadget) dengan variabel dependen (Kelelahan Mata). Hasil

analisa bivariat menemukan hubungan antara masing-masing variabel

independen dan variabel dependen.


55

4.2.2.1 Hubungan Antara Penggunaan gadget Dengan Kelelahan Mata Di STIK

Bina Husada Palembang Tahun 2021

Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisa Hubungan Antara Penggunaan

gadget Dengan Kelelahan Mata Di STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021

Tabel 4.4
Hubungan Antara Penggunaan gadget Dengan Kelelahan Mata Di STIK Bina
Husada Palembang Tahun 2021
Kelelahan Mata
Ƒ
No Gadget Ada Tidak Ada Value
N % N % N %
1 Tinggi 48 94.1 3 5.9 51 100.0
2 Sedang 18 72.0 7 28.0 25 100.0 0.012
3 Rendah 0 00.0 0 00.0 0 000.0

Pada tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa dari 76 responden proporsi

terbanyak responden yang tinggi tingkat penggunaan gadget mengalami

kelelahan mata sebanyak 48 orang. Hasil uji statistik chi-square didapatkan

value = 0,012 lebih kecil dari = 0,05 menunjukan bahwa ada hubungan

yang bermakna antara penggunaan gadget dengan kejadian kelelahan mata di

STIK Bina Husada Palembang 2021.


56

4.3 PEMBAHASAN
4.3.1 Analisis Univariat
4.3.1.1 Karateristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Didapatkan bahwa

hasil dari 76 mahasiswa proporsi terbanyak berjenis kelamin perempuan

dengan usia kurang dari 23 tahun.

Sejalan dengan teori yang dikemukanan oleh Kumala Sari Dan

Andhiantoro (2013). Jenis kelamin adalah keadaan biologis manusia yang

membedakan perempuan dan laki-laki.

Dan teori yang dikemukan oleh Wawan & Dewi (2011), usia merupakan

individu yang terhitung mulai dari saat dilahirkan sampai berulang tahun.

semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang dewasa dipercayai dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya (wawan &dewi 2011).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Penelitian Rizki Enddrayanti Dkk (2020),Yang Berjudul : Hubungan Antara

Pengetahuan Dan Sikap Penggunaan Gadget Dengan Kelelahan Mata

Mahasiswa FIK UMS Masa Pandemi Covid-19. Menunjukan adanya variasi

usia responden.rentang usia responden dalam penelitian ini diamana usia

minimum 18 tahun dan usia maksimum 25 tahun.responden yang mengikuti


57

penelitian dengan jumlah paling banyak yakni responden yang memiliki usia

20-21 tahun yaitu sebanyak 74 orang.sedangkan usia 24-25 tahun ialah

responden yang mengikuti penelitian dengan jumlah paling sedikit yaitu

sebanyak 2 orang. Dari 100 responden yang mengikuti penelitian.terdapat 81

responden berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 19 responden dengan

jenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada peneliti berpendapat

bahwa jenis kelamin dan usia berpengaruh terhadap kejadian kelelahan mata

karena responden yang berjenis kelamin perempuan dan yang berumur kurang

dari 23 tahun lebih banyak dan terlalu sering menggunakan gadget

(smartphone).

4.3.1.2 Penggunaan Gadget (Smartphone)

Dalam penelitian ini variabel daring terdiri dari 3 kategori yaitu

tinggi,sedang,dan rendah. Tinggi jika skor 68-100%, sedang jika skor 34-

67% dan rendah jika 0-33%. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan

hasil bahwa dari 76 responden proporsi terbanyak yang sering menggunakan

gadget sebanyak 51 orang.

Smartphone dapat dijadikan solusi dalam massa pandemi Covid-19 sebagai

media pembelajaran daring (Moore,Dickson-Deane,& Galyen 2011). Yaitu suatu

cara pembelajaran yang menggunakan internet dengan aksesibilitas,

konektivitas,pleksibilitas dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis


58

interaksi pembelajaran. Penggunaan teknologi Mobile mempunyai sumbangan besar

dalam lembaga pendidikan,termasuk didalamnya adalah pencapaian tujuan

pembelajaran jarak jauh (Korucu & Alkan,2011). Berbagai media juga dapat

digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara daring.misalnya

kelas-kelas virtual menggunakna layanan Google Classroom,Edmodo,dan Schoology

dan aplikasi pesan instan seperti Whatsapp (So,2016). (Sadikin & Hamidah, 2020).

Pada tataran pelaksanaan pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat

mobile seperti smartphone yang dapat digunakan untuk mengakses informasi

kapanpun dan dimananpun (gikas & grant,2013).

Penelitian Eladwipa Efriliani,Dkk (2017),Yang Berjudul : Hubungan Kebiasaan

Penggunaan Gadget Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Siswa Smp Negeri 3

Cimahi. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa-siswi yang memiliki kebiasaan

kurang baik pada penggunaan smartphone sebanyak 41 (56,9%), sedangkan

responden yang memiliki kebiasaan baik dalam penggunaan smartphone sebanyak

31 orang (43,1%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan penggunaan

gadget dengan keluhan kelelahan mata pada siswa SMP Negeri 3 Cimahi yaitu untuk

penggunaan smartphone nilai p-value = 0,009.

Berdasarkan hasil penelitian dan juga teori serta penelitian terkait maka peneliti

berpendapat bahwa penggunaan gadget berperan penting dalam kehidupan sehari-

hari karena dengan menggunkan gadget kita bisa lebih mudah dan cepat dalam

melakukan suatu pekerjaan dan dengan gadget kita bisa mengakses beberapa media
59

sosial,tetapi jika terlalu sering menggunakan gadget juga dapat menyebabkan

beberapa keluhan seperti kelelahan mata.

4.3.1.3 Kelelahan Mata

Dalam penelitian ini variabel kelelahan mata terdiri dari 2 kategori yaitu

Ada dan Tidak Ada. Ada jika responden mengalami minimal satu keluhan dan

Tidak Ada jika responden tidak mengalami mengalami keluhan. Dari hasil

penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa dari 76 responden proporsi

terbanyak responden mengalami kelelahan mata sebanyak 66 orang

Menurut Ilmu Kedokteran Kelelahan mata (Astenopedia) merupakan

gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang

berada dalam kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman

penglihatan. kelelahan mata adalah suatu kondisi subjektif yang disebabkan

oleh penggunaan mata secara berlebihan (TrevinoPakasi,1999). Sedangkan

menurut (Suma’mur 1991,Dalam Henny 2001). kelelahan mata timbul

sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot

akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti atau terhadap

retina sebagai akibat ketidak tepatan kontras. Kelelahan mata bisa

menyebabkan iritasi contohny mata berair, dikelopak mata berwarna merah,

penglihatan rangka, sakit kepala, penurunan ketajaman mata dan penurunan

kekuatan konvergensi dan akomodasi (Depkes.1990).


60

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Penelitian Rizki Enddrayanti Dkk (2020),Yang Berjudul : Hubungan Antara

Pengetahuan Dan Sikap Penggunaan Gadget Dengan Kelelahan Mata

Mahasiswa FIK UMS Masa Pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil penelitian

responden yang mengalami kelelahan mata sebab menggunakan gadget untuk

melaksanakan kuliah daring sebanyak 87 responden (87%),sedangkan yang

tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 13 responden (13%). Terdapat

hubungan yang signifikan antara kebiasaan penggunaan gadget untuk

melaksanakan pembelajaran daring dengan keluhan kelelahan mata pada

Mahasiswa FIK UMS Masa Pandemi Covid-19

Berdasarkan hasil penelitian dan juga teori serta penelitian terkait maka

peneliti berpendapat bahwa kelelahan mata terjadi karena penggunaan mata

yang berlebihan dan terlalu sering menatap kelayar monitor gadget

(Smartphone) yang menyebabkan mata lelah.

4.3.2 Analisis Bivariat


4.3.2.1 Hubungan Antara Penggunaan Gadget Dengan Kejadian Kelelahan
Mata
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa dari 76

responden proporsi terbanyak responden yang tinggi tingkat penggunaan

gadget mengalami kelelahan mata sebanyak 48 orang. Hasil uji statistik chi-

square didapatkan value = 0,012 lebih kecil dari = 0,05 menunjukan


61

bahwa ada hubungan yang bermakna antara penggunaan gadget dengan

kejadian kelelahan mata di STIK Bina Husada Palembang 2021.

Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Santoso Dan Widajati (2011)

yang menyatakan bahwa Salah satu penyebab kelelahan mata itu sendiri yaitu

penggunaan smartphone/gadget yang terlalu sering. Penggunaan perangkat digital

(smartphone) dalam waktu yang lama merupakan salah satu akibat dari mata lelah

(asthenopia).

Penelitian Rizki Enddrayanti Dkk (2020),Yang Berjudul : Hubungan

Antara Pengetahuan Dan Sikap Penggunaan Gadget Dengan Kelelahan Mata

Mahasiswa FIK UMS Masa Pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukan

responden yang mengalami kelelahan mata karna penggunaan gadget untuk

melaksanakan kuliah daring ialah sebanyak 87 responden (87%), sedangkan

yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 13 responden (13%). Dari

hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square (X 2) diperoleh nilai p =

0,021 < a = 0,05. Artinya Ho ditolak. Dari data tersebut menunjukan dimana

terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan gadget dengan kejadian

kelelahan mata pada mahasiswa FIK UMS.

Berdasarkan hasil penelitian dan juga teori serta penelitian terkait maka

peneliti berpendapat bahwa ada hubungan yang bermakna antara penggunaan

gadget dengan kejadian kelelahan mata karena terlalu sering menggunakan


62

gadget dapat menimbulkan gejala-gejala yang akan menyebabkan terjadinya

kelelahan mata.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan juni tahun 2021 di STIK

Bina Husada Palembang dengan judul Hubungan Penggunaan Gadget Dalam

Pembelajaran Daring dengan Kejadian Astenopia Pada Mahasiswa Keperawatan

STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021 didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Proporsi terbanyak mahasiswa berjenis kelamin perempuan dengan usia kurang

dari 23 tahun.

2. Proporsi terbanyak mahasiswa menggunakan gadget/smartphone sebanyak 51

orang.

3. Proporsi terbanyak mahasiswa mengalami kejadian kelelahan mata sebanyak 66

orang.

4. Ada hubungan antara penggunaan gadget dengan kejadian kelelahan mata di

STIK Bina Husada Palembang 2021 ( = 0.012)

5.2 Saran

Melihat hasil kesimpulan diatas,ada beberapa saran yang perlu diperhatikan dan

ditindak lanjuti,sebagai berikut :

62
63

5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

diharapkan peneliti mampu memberikan informasi yang benar tentang

kelelahan mata sehingga penderita mendapat pengetahuan mengenai penyakitnya.

peneliti sebaiknya mampu memberikan terapi cara menangani kelelahan mata agar

penderita lebih bisa mengontrol dan dapat mengurangi kekambuhan lagi.

5.2.2 Bagi Peneliti

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini sehingga

menjadi sempurna.peneliti menganjurkan dan berharap kepada penelitiselanjutnya

untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kelelahan mata

dengan membandingkan pada dua tempat dan menggunakan metode yang berbeda

sehingga penelitian ini dapat menjadi sempurna.


DAFTAR PUSTAKA

Endrayanti,R., Febriyanti,W., Avita,I,S., Putri,A,A,G (2020). Hubungan Antara


Pengetahuan Dan Sikap Penggunaan Gadget Dengan Kelelahan Mata
Mahasiswa FIK UMS Massa Pandemi Covid-19. Surakarta.

Kartini,K.,Amalia,H,.Zainah Na.,Yenny,Y.,Angraeni,C (2020). Penyuluhan Menjaga


Kesehatan Mata Anak Selama Pembelajaran Daring Di Massa Pandemi
Covid-19. Jakarta

Efriliani,E., Yani,A,T., Pujowaskito,P (2017). Hubungan Kebiasaan Penggunaan


Gadget Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Siswa SMP Negeri 3
Cimahi.Cimahi

Irma, I., Lestari, I., & Kurniawan, A. R. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Keluhan Subjektif Kelelahan Mata Pada Pengguna Komputer. Makassar

Salote, A., Jusuf, H., Amalia, L., Gorontalo, U. N., Gorontalo, U. N., Gorontalo, U.
N., Monitor, J., & Mata, G. K. (2020). Hubungan Lama Paparan Dan Jarak
Monitor Dengan Gangguan Kelelahan Mata Pada Pengguna Komputer.
Gorontalo

Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-
19. Jambi

Firmansyah, F. (2010). Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata


Tenaga Kerja di Bagian Pengepakan PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta
Timur. Jakarta

Anggraeni, R. (2017). Hubungan Tingkat Kecanduan Game Online. Medan

Ganie, M. A., Himayani, R., Kurniawan, B., Kedokteran, F., Lampung, U., Ilmu, B.,
Mata, K., Kedokteran, F., Lampung, U., Parasitologi, B., Kedokteran, F., &
Lampung, U. (2019). Hubungan Jarak dan Durasi Pemakaian Smartphone
dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. Lampung

Dhiya,D,H (2018). Analisis Faktor Resiko Keluhan Kelelahan Mata (Asthenopia)


Pada Pengguna Warung Internet Game Online Di Kecamatan Ilir Barat 1 Kota
Palembang. Palembang
Gumunggilung,D.,Diana,V,D,D., Eva,M,M (2021). Hubungan Jarak Dan Durasi
Pemakaian Smartphone Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat D Era Pandemi Covid-19. Manado

Ningsih, S. (2020). Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa


Pandemi Covid-19. Baturaja

Iskandar, Masthura, S., & Oktabiyana, C. (2020). Penerapan Sistem Pembelajaran


Daring Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Abulyatama. Aceh

Haug, S., Paz Castro, R., Kwon, M., Filler, A., Kowatsch, T., & Schaub, M. P.
(2015). Smartphone use and smartphone addiction among young people in
Switzerland. Switzerland

Natalia,T,P,.Rattu,J,. Kawatu,P (2014). Hubungan Antara Intensiatas Pencahayaan


Dengan Kelelahan Mata Pada Pekerja Penjahit Sektor Usaha Informal Di
Kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado.Manado

Asmuni (2020). Problematika Pembelajaran Daring Di Massa Pandemi Covid-19


Dan Solusi Pemecahannya.Lombok

Ernawati,W (2015). Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Penurunan Tajam


Penglihatan Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) Di SD Muhammadiyah 2
Pontianak Selatan. Pontianak

Modifikasi Occupational Safety And Health Administration (OSHA) & Asosiasi


Optometri Amerika (2015)
Bina husada. (2020). 28, 357378.
Oka, A. P. G. 2017. “Media dan multi media pembelajaran”. Yogyakarta: cv budi
utama
Shofhia, S. 2016. “Pengaruh Penggunaan Android Dan E-Learning Terhadap Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ips Siswa Kelas Viii Smp 3 Kepanjeng Malang”.
Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Rahmadani,F,. Agus,T,. M,Mansur,I. (2018). “Analisis Dampak Penggunaan Gadget


(Smartphone) Terhadap Kepribadaian Dan Karakter (Kekar) Peserta Didik Di
SMA Negeri 9 Malang “. Lombok: FKIP Universitas Muhammadiyah Malang
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Concent)
Kepada
Yth. Responden
Di Tempat

Dengan hormat,
Saya mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bina Husada Palembang
Nama : Indah Sari Pendra
NPM : 17.14201.30.14
Prodi : PSIK Reg A1

Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “Hubungan Penggunaan


Gadget Dalam Pembelajaran Daring dengan Kejadian Astenopia Pada Mahasiswa
Keperawatan STIK Bina Husada Palembang Tahun 2021” adapun segala informasi,
yang saudara/i berikan akan dijamin kerahasiaannya karena itu saudara/i diharapkan
memberikan informasi apapun yang diharapkan oleh peneliti, sehubungan dengan hal
tersebut peneliti meminta kesediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan
mendatangani kolom dibawah ini.

Atas kesedian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Responden Peneliti

…………………… ……………………
No Kode Responden :

Tanggal Pengisian :

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

a. Bacalah pernyataan dan pertanyaan dengan baik, cermat dan teliti sebelum
saudara/I menjawab
b. Untuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban berupa isia, tuliskan jawaban
pada titik-titik yang tersedia dengan tulisan yang jelas
c. Untuk pertanyaan dengan pilihan, contreng (√) jawaban sesuai dengan keadaan
yang sebenar-benarnya.

DATA DEMOGRAFI

1. Nama :

2. Umur : Tahun

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan


KUESIONER

PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada disebelah kanan pada masing-masing
butir pertanyaan dengan pilihan sesuai dengan yang anda alami.
Pengukuran Intensitas Penggunaan Smartphone/gadget

T = tinggi
S = Sedang
R = rendah
Skor
No Pernyataan
T S R
1 Saya menggunakan smartphone selama
pembelajaran daring
2 Saya menggunakan internet melalui smartphone
selama pembelajaran daring
3 Saya menggunakan smartphone selama
pembelajaran daring untuk browsing internet karena
lebih simple
4 Saya menggunakan smartphone selama
pembelajaran daring untuk chatting (WA Grup
Kelas)
5 Saya memeriksa smartphone selama pembelajaran
daring lebih dari satu kali dalam satu jam
6 Saya menggunakan smartphone selama
pembelajaran daring untuk menyelesaikan tugas
kuliah
7 Saya menonton video praktik dalam pembelajaran
daring melalui smartphone
8 Saya menggunakan kamera smartphone dalam
pembelajaran daring untuk mengambil gambar dan
video untuk menyelesaikan tugas
9 Saya menggunakan smartphone untuk mengakses
aplikasi SIAKAD, Edlink dalam pembelajaran daring
KUESIONER

PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada disebelah kanan pada masing-masing
butir pertanyaan dengan pilihan sesuai dengan yang anda alami.

Pengukuran Kelelahan Mata


Jawaban
No Pernyataan
Ada Tidak Ada
1 Saya merasa mata kering
2 Merasa mata berair
3 Merasa mata teriritasi,berpasir atau terbakar
4 Merasa nyeri didalam mata/disekitar bola mata
5 Mata terasa berat
6 Merasa sulit fokus
7 Merasa silau terhadap cahaya
8 Pandangan yang kabur
9 Merasa penglihatan ganda
10 Merasa sakit kepala
11 Merasa sakit leher
12 Merasa pusing
13 Merasa mual
14 Merasa kelelahan mental

SAVE OUTFILE='C:\Users\User\Documents\materi skripsi indah sari pendra\KOMPRE\MAJU


KOMPRE\Data '+ 'SPSS Indah Sari Pendra.sav' /COMPRESSED. REGRESSION /MISSING
LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN /DEPENDENT VariabelDependen /METHOD=ENTER VariabelIndependen
/SAVE RESID.

Regression
Notes

Output Created 10-Jul-2021 17:47:06

Comments

Input Data C:\Users\User\Documents\materi skripsi


indah sari pendra\KOMPRE\MAJU
KOMPRE\Data SPSS Indah Sari
Pendra.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 76


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no


missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R


ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT VariabelDependen

/METHOD=ENTER
VariabelIndependen

/SAVE RESID.

Resources Processor Time 0:00:00.031

Elapsed Time 0:00:00.046

Memory Required 1396 bytes

Additional Memory Required 0 bytes


for Residual Plots

Variables Created or RES_1 Unstandardized Residual


Modified

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\materi skripsi indah sari pendra\KOMPRE\MAJU


KOMPRE\Data SPSS Indah Sari Pendra.sav
Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Gadgeta . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: KelelahanMata

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .307a .095 .082 .326

a. Predictors: (Constant), Gadget

b. Dependent Variable: KelelahanMata


ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .821 1 .821 7.723 .007a

Residual 7.864 74 .106

Total 8.684 75

a. Predictors: (Constant), Gadget

b. Dependent Variable: KelelahanMata

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .838 .112 7.467 .000

Gadget .221 .080 .307 2.779 .007

a. Dependent Variable: KelelahanMata


Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 1.06 1.28 1.13 .105 76

Residual -.280 .941 .000 .324 76

Std. Predicted Value -.696 1.419 .000 1.000 76

Std. Residual -.859 2.887 .000 .993 76

a. Dependent Variable: KelelahanMata

NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 10-Jul-2021 17:47:24

Comments

Input Data C:\Users\User\Documents\materi skripsi


indah sari pendra\KOMPRE\MAJU
KOMPRE\Data SPSS Indah Sari
Pendra.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 76


File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all


cases with valid data for the variable(s)
used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.016

Elapsed Time 0:00:00.015

Number of Cases Alloweda 196608

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\materi skripsi indah sari pendra\KOMPRE\MAJU


KOMPRE\Data SPSS Indah Sari Pendra.sav

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 76

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .32380096

Most Extreme Differences Absolute .440


Positive .440

Negative -.194

Kolmogorov-Smirnov Z 3.840

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

FREQUENCIES VARIABLES=VariabelDependen VariabelIndependen Karakteristik1


Karakteristik2 /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 10-Jul-2021 17:47:46

Comments

Input Data C:\Users\User\Documents\materi skripsi


indah sari pendra\KOMPRE\MAJU
KOMPRE\Data SPSS Indah Sari
Pendra.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 76


File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with


valid data.

Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=VariabelDependen
VariabelIndependen Karakteristik1
Karakteristik2

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.016

Elapsed Time 0:00:00.017

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\materi skripsi indah sari pendra\KOMPRE\MAJU


KOMPRE\Data SPSS Indah Sari Pendra.sav

Statistics

KelelahanMata Gadget JenisKelamin Umur

N Valid 76 76 76 76

Missing 0 0 0 0
Frequency Table

KelelahanMata

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ada 66 86.8 86.8 86.8

TidakAda 10 13.2 13.2 100.0

Total 76 100.0 100.0

Gadget

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 51 67.1 67.1 67.1

Sedang 25 32.9 32.9 100.0

Total 76 100.0 100.0


JenisKelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LakiLaki 24 31.6 31.6 31.6

Perempuan 52 68.4 68.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid KurangDari23 58 76.3 76.3 76.3

Lebih23 18 23.7 23.7 100.0

Total 76 100.0 100.0

CROSSTABS /TABLES=VariabelIndependen BY VariabelDependen /FORMAT=AVALUE


TABLES /STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 10-Jul-2021 17:48:08

Comments
Input Data C:\Users\User\Documents\materi skripsi
indah sari pendra\KOMPRE\MAJU
KOMPRE\Data SPSS Indah Sari
Pendra.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 76


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all


the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=VariabelIndependen BY
VariabelDependen

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW


COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.031


Elapsed Time 0:00:00.031

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\materi skripsi indah sari pendra\KOMPRE\MAJU


KOMPRE\Data SPSS Indah Sari Pendra.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Gadget * KelelahanMata 76 100.0% 0 .0% 76 100.0%

Gadget * KelelahanMata Crosstabulation

KelelahanMata

Ada TidakAda Total

Gadget Tinggi Count 48 3 51

Expected Count 44.3 6.7 51.0

% within Gadget 94.1% 5.9% 100.0%

% within KelelahanMata 72.7% 30.0% 67.1%

% of Total 63.2% 3.9% 67.1%


Sedang Count 18 7 25

Expected Count 21.7 3.3 25.0

% within Gadget 72.0% 28.0% 100.0%

% within KelelahanMata 27.3% 70.0% 32.9%

% of Total 23.7% 9.2% 32.9%

Total Count 66 10 76

Expected Count 66.0 10.0 76.0

% within Gadget 86.8% 13.2% 100.0%

% within KelelahanMata 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 86.8% 13.2% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 7.182a 1 .007

Continuity Correctionb 5.377 1 .020

Likelihood Ratio 6.718 1 .010

Fisher's Exact Test .012 .012

Linear-by-Linear Association 7.088 1 .008

N of Valid Cases 76

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,29.

b. Computed only for a 2x2 table


Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Gadget 6.222 1.449 26.711


(Tinggi / Sedang)

For cohort KelelahanMata = 1.307 1.014 1.685


Ada

For cohort KelelahanMata = .210 .059 .744


TidakAda

N of Valid Cases 76
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai