KABUPATEN BANDUNG
PROPOSAL
Oleh :
INDRI YAN AGUSTINA
701170014
BANDUNG
2021
i
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Mengetahui
Ketua Program Studi,
ii
JUDUL : HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN
KEJADIAN SYNDROMA DISPEPSIA
PARA SANTRIWATI DI MA PESANTREN
PERSIS NOMOR 259 FIRDAUS
KECAMATAN PANGALENGAN
KABUPATEN BANDUNG
SUB JUDUL : -
PENYUSUN : INDRI YAN AGUSTINA
PROGRAM STUDI : ILMU KEPERAWATAN
NIM : 701170014.
Telah Diuji
Pada Tanggal......................
Panitia Penguji
Sekretaris : (________________)
Mengetahui,
Ketua Program Studi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
iii
penelitian dengan judul “ HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN
SYNDROMA DISPEPSIA PARA SANTRIWATI DI MA PESANTREN
PERSIS NOMOR 259 FIRDAUS KECAMATAN PANGALENGAN
KABUPATEN BANDUNG” guna memenuhi salah satu syarat dalam pengajuan
Proposal Penelitian pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Bale Bandung.
SholawatsertasalamsemogatercurahkepadaNabiBesar Muhammad SAW, para
sahabat dan umat muslim sampai akhir jaman.
Penulismenyadarikelemahansertaketerbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ibrahim Danuwikarsa,Ir., M.S Selaku Rektor Universitas Bale
Bandung
2. Ibu Siti Solihat Holida, S.Kp.,M.M, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami serta
memberikan semangat dan
jugadukungannyauntukmengikutidanmenyelesaikanpendidikan Program Studi
S1 IlmuKeperawatan.
3. Bapak Tri NugrohoWismadi, S.Kp.,M.PH, selakuKetua Program Studi S1
IlmuKeperawatan yang telahmemberikankesempatandandorongankepada kami
untukmenyelesaikan Program Studi S1 IlmuKeperawatan.
4. BapakGanjar Safari S.Kep., Ners.,M.M. selakudosenpembimbing I yang
meluangkanwaktuuntukmemberikanbimbingan, pemikiran, danwawasannya
dalam menyempurnakan penulisan ini.
5. BapakJahirin, S.Kep. Ners. M.M.selakudosenpembimbing II yang
meluangkanwaktuuntukmemberikanbimbingan, pemikiran, danwawasannya.
6. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan motivasi, semangat, kasih
sayang dan doa yang tak pernah putus kepada penulis, terima kasih dan maaf
yang tak terhingga, semoga Allah SWT memuliakan.
iv
7. Jajaran Guru dan Staff Madrasah Aliyah Pesantren Persatuan Islam
259FirdausKecamatanPangalenganKabupaten Bandung yang
sudahmembantupenulisdalamkelengkapandankebutuhan data penelitian.
8. Teman-teman di PC Pemudi Persis Pangalengan yang selalumendukung,
memberikanmotivasi,
terimakasihatasdo’adanselaluadaketikadibutuhkandalampenyusunan proposal
ini.
9. Sahabat-sahabatseperjuangankuangkatantahun 2017, yang
salingmenyemangati,
memberikanmotivasidansalingbertukarpikirandalammenyelesaikanproposal
penelitianini.
10. Alumni kakaktingkat FIKES UNIBBA,Adiktingkat yang
selalumemberikanmotivasidansemangatdalammenyelesaikanproposal
penelitianini.
Penulismenyadarimasihbanyakkekurangandalampenulisanproposal
penelitianini, makadariitupenulismengharapkankritikdan saran yang
membangun.Semoga Allah meridhoisetiapapapun yang kitalakukan.Aamiin
Bandung, Maret2021
DAFTAR ISI
Hal
v
LEMBAR JUDUL ..................................................................................................i
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN................................................... ii
PENETAPAN PANITIAN PENGUJIAN SKRIPSI......................................... iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv
DAFTAR ISI .........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ..............................................................................................viii
D. ManfaatPenelitian........................................................................................7
1. ManfaatTeoritis......................................................................................7
2. ManfaatPraktis.......................................................................................7
vi
1. Variabel Penelitian ............................................................................. 37
2. Definisi Operasional ........................................................................... 38
E. Populasi Sampel dan Teknik Sampling Penelitian ................................... 39
1. Populasi .............................................................................................. 39
2. Sampel ................................................................................................ 39
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 40
DAFTAR TABEL
Hal
vii
Tabel 2.1. PenelitianTerdahulu Yang Relevan....................................................29
Tabel 3.1. Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran....................................... 38
DAFTAR GAMBAR
Hal
viii
Gambar2.1.
................................................................................................................
KerangkaTeoriPenelitianHubunganPolaMakandenganSyndromaDispe
psia......................................................................................................34
Gambar 3.1. Kerangka Penelitian ........................................................................ 33
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lepas dari kontek pertumbuhan fisik yang dipengaruhi pola konsumsi gizi atau
makanan yang dilakukannya. Dalam hal ini, pola makan dapat diartikan suatu pola
menetap dalam hubungan dengan konsumsi makan yaitu berdasarkan jenis bahan
frekuensi: harian, mingguan, pernah, dan tidak pernah sama sekali. Menueut
Howard (2010), “secara konseptual pola makan mewakili gambaran yang lebih
luas tentang konsumsi makanan dan gizi”.[ CITATION How18 \l 1033 ]. Dalam
hal pemilihan makanan dan waktu makan manusia dipengaruhi oleh usia, selera
pribadi, pola, budaya dan sosial ekonomi. Jika asupan gizi dari makanan tersebut
gangguanlambung.
perut bagian atas itulah yang dikenal sebagai syndroma dispepsia”.[ CITATION
Oct18 \l 1033 ].Berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan Octaviana dan
1
umum ditemukan.WHO (2015) menemukanbahwa, ternyata kasus dispepsia di
dunia mencapai 13-40% dari total populasi setiap tahun.[ CITATION WHO15 \l
1033 ]. Dispepsia berada pada peringkat ke-10 dengan proporsi 1,5% untuk
kategori 10 jenis penyakit terbesar pada pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit
bahwa terdapat 24,7% kasus dispepsia. Proporsi tertinggi pasien dispepsia adalah
pada kelompok usia < 55 tahun (63%), jenis kelamin wanita (58,7%),
2
Pada provinsi Jawa Barat sendiri sebagaimana yang dikutip dari situs
2018 yaitu sekitar 25584 kasus dinilai lebih tinggidibanding daerah lainnya di
Bandung tahun 2018 menunjukkan sekitar 4712 kasus baru dispepsia yang
diderita oleh pasien rawat jalanberusia 15 tahun ke atas atau pada kalangan remaja
di berbagai tempat terjadi karena beberapa hal. Menurut Sayono (2016), beliau
menuturkan bahwa :
Gejala sindrom dispesia umumnya melanda pada usia remaja, dimana pada
usia tersebut manusia mengalami dinamika perubahan yang relatif cepat baik dari
segi fisik maupun psikologis sehingga rentan mengalami perubahan pola makan.
pada usia 10-13 tahun danberakhir pada usia 18-22 tahun.Organisasi Kesehatan
3
dalam 2 bagianyaitu remaja awal 10-12 tahun dan remaja akhir 15-20
sampai 21 tahun.
jumlah ±44juta jiwa. Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar, Hall
(1989) menyebutkan Masa ini sebagai periode “storm and stress”, yaitu suatu
kelenjar. Pola makan yangtidak teratur dan gaya hidup yang cenderung mudah
Hal89 \l 1033 ].
pendidikan yang memiliki karakteristik siswa pada usia remaja. Berdasarkan hasil
bahwa selama tahun ajaran 2018 - 2019 sering terjadi beberapa kasus santriwati
yang mengalami pingsan saat kegiatan belajar dilaksanakan. Dalam hal ini,
Santriwati kelas XII pada Madrasah Aliyah (MA) Pesantren Persatuan Islam
Nomor 259 Firdaus yang pernah mengalami keluhan maag di sekolah dikarenakan
4
pola makan yang tidak teratur, sehingga hal ini menimbulkan adanya indikasi
Kabupaten Bandung pada bulan Februari 2021, didapatkan hasil sebagian besar
yang memiliki pola makan tidak teratur sebanyak 15 orang sisanya memiliki pola
yang tidak memiliki pola makan secara teratur, para santriwati tersebut sering
kelas secara optimal. Kemudian sebagian dari para santriwati tersebut mengaku
Adanya beberapa kejadian gangguan atau nyeri perut yang dialami para
dispepsia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri atau rasa tidak
nyaman pada perut bagian atas atau ulu hati (Irianto, 2015). Kemudian dispepsia
juga merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat sering ditemui dalam
perut dan gejala maag dapat diasumsikan sebagai fenomena terjadinya syndrome
5
dispepsia pada kalangan Santri MA Pesantren Persatuan Islam Nomor 259 Firdaus
atas, besarnya angka kejadian syndroma dyspepsia pada usia remaja para Santri
[ CITATION Sus13 \l 1033 ].Berdasarkan data dan fakta di atas maka peneliti
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Hubungan Pola Makan Dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Bandung.
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Bandung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
remaja.
7
2. Manfaat Praktis
di kalangan remaja dan perilaku kesehatan atau pola hidup sehat dengan
cara makan yang teratur baik dari sisi kuantitas makanan dan kualitas
b. Santriwati
c. Peneliti lain
perilakukesehatan lingkungan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Remaja
a. Pengertian Remaja
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama
sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik.
banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh
kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab.
9
Bangsa) usia remaja berada dikisaran usia 15 sampai 24 tahun. Sedangkan,
Serikat, rentang usia remaja terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14
tahun), remaja menengah (15-17 tahun), remaja akhir (18-21 tahun).[ CITATION
Kus15 \l 1033 ].
individu yang berusia 11-12 tahun sampai 20-21 tahun.Dimana remaja merupakan
masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa.Masa dimana individu tersebut
b. Perkembangan Remaja
yaitu perubahan secara fisik yang merupakan gejala primer dari pertumbuhan
jiwa remaja adalah pertumbuhan tinggi badan yang semakin tinggi, berfungsinya
alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-
laki), dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh. Perubahan fisik tersebut
10
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya, sehingga dapat
1033 ].
1) Kegelisahan.
angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan. Hal ini
2) Pertentangan
mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua. Pertentangan yang
sering terjadi ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja tersebut.
3) Mengkhayal
11
4) Aktivitas berkelompok
Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi dengan
Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high
ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin mencoba semua hal
d. Tahapan Remaja
Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan-perubahan yang
tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.Pada tahap ini
remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.Remaja
12
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman.Remaja merasa
sifat yang sama pada dirinya. Remaja cenderung berada dalam kondisi
kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana. Pada fase remaja
madya ini mulai timbul keinginan untuk berkencan dengan lawan jenis dan
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai
publik.
2. Konsep Dispepsia
a. Pengertian Dispepsia
(kumpulan gejala atau keluhan) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman
diulu hati (daerah lambung), kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat
13
kenyang,dan perut terasa penuh. Keluhan ini tidak selalu ada pada setiap
Yunani,“dys” yang berarti jelek atau buruk dan “pepsia” yang berarti pencernaan,
14
Dispepsia adalah suatu istilah yang merujuk pada gejala abnormal di perut
bagian atas.Istilah ini biasa pula digunakan untuk menerangkan berbagai keluhan
rasa terbakar di daerah epigastrum (ulu hati), perasaan penuh atau rasa bengkak di
perut bagian atas, sering sendawa, mual, ataupun rasa cepat kenyang.Dispepsia
Her16 \l 1033 ].
himpunan gejala atau tanda yang terjadi serentak (muncul bersama-sama) dan
ciri-ciri klinis, tanda-tanda, simtoma, fenomena, atau karakter yang sering muncul
1033 ]:
5) Perut kembung
maka dapat dikatakan bahwa Sindrom dispepsia adalah kumpulan gejala yang
15
(GERD), tukak lambung, atau kelainan pada kandung empedu yang umumnya
terjadi saat jumlah asam lambung meningkat dan menyebabkan iritasi pada
lambung yang dapat terasa hingga kerongkongan.Rasa nyeri pada lambung inilah
yang dapat membuat dispepsia dikenal juga sebagai keluhan nyeri lambung atau
sakit maag.
c. Klasifikasi Dispepsia.
\l 1033 ]:
yaitu nyeri tajam dan menyayat atau tertekan, penuh atau terasa perih
1033 ].
b) Gastritis
16
Gastritis adalah peradangan/inflamasi pada mukosa dan submucosa
Sut17 \l 1033 ].
berupa rasa panas terbakar di dada (heart burn), kadang disertai rasa
nyeri serta gejala lain seperti rasa panas dan pahit di lidah, serta
Ber08 \l 1033 ].
d) Karsinoma
e) Pankreatitis
Gambaran yang khas dari pankreatitis akut ialah rasa nyeri hebat di
17
tusuk dan terbakar.Rasa nyeri dimulai dari epigastrum kemudian
absorbsi dan digesti secara normal pada satu atau lebih zat gizi.
Sud09 \l 1033 ].
g) Gangguan Metabolisme
Had15 \l 1033 ].
18
Penemuan bakteri ini dilakukan oleh dua dokter peraih nobel dari
Ran11 \l 1033 ].
2) Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus
hiposekresi.
b) Dismotilitas Gastrointestinal
19
dispepsia fungsional terjadi perlambatanpengosongan lambung dan
HCL dan pepsin. Hal ini terjadi karena faktor nervus vagus, dimana ada
tetapi efek dari antral gastrin dan rangsangan lain sel parietal.
d) Psikologik
stress sentral.
organik dan fungsional. Penyakit yang bersifat organik antara lain karena
fungsional dapat dipicu karena faktor psikologis dan faktor intoleran terhadap
obat-obatan dan jenis makanan tertentu (Abdullah dan Gunawan, 2012). Faktor-
20
1) Gangguan pergerakan (motilitas) piloroduodenal dari saluran pencernaan
seperti minuman beralkohol, bersoda (soft drink), kopi. Minuman jenis ini
6) Pola makan
Di pagi hari kebutuhan kalori seseorang cukup banyak sehingga bila tidak
yang tinggi, padatnya lalu lintas, jarak tempuh rumah dan kantor yang jauh
dan persaingan yang tinggi sering menjadi alasan para profesional untuk
keteraturan makan dan jeda antara waktu makan.[ CITATION Kha12 \l 1033 ].
21
Jeda antara waktu makan merupakan penentu pengisian dan pengosongan
lambung. Jeda waktu makan yang baik yaitu berkisar antara 4-5 jam.[ CITATION
Ipi16 \l 1033 ]. Fungsi dari cairan asam lambung adalah untuk mencerna makanan
yang masuk ke lambung dan merubah makanan tersebut menjadi massa kental
(khimus), membantu proses pencernaan makanan yang telah di mulai dari mulut.
Cairan asam lambung merupakan cairan yang bersifat iritatif dan asam.
patogen yang tertelan atau masuk bersama dengan makanan. Namun, bila barier
lambung telah rusak, maka suasana yang sangat asam di lambung akan
makanan yang masuk untuk diproses maka asam lambung tersebut merusak alat
(2011) ditemukan ada pengaruh pola makan terhadap dispepsia. Pola makan yang
e. Pencegahan
1) Pencegahan Primordial
22
keadaan/kebiasaan yang dapatmencetuskan serangan dispepsia, dan untuk
akibatdispepsia pada orang yang sudah memiliki faktor resiko dengan cara
lambung. Berat badan perlu dikontrol agar tetap ideal, karena gangguan
3) Pencegahan Sekunder
a) Diet mempunyai peran yang sangat penting, dasar diet tersebut adalah
HCL.
23
psikofarma (obat anti depresi atau cemas) untuk penderita yang
(Redaksi, 2009).
4) Pencegahan Tersier
b) Rehabilitasi sosial dan fisik dilakukan bagi pasien yang sudah lama
bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang yang merupakan ciri khas
Depkes RI (2009) Pola Makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan
24
kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.
Kebiasaan hidup yang dianjurkan pada dispepsia adalah pola makan yang
normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal
makan yang teratur, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang berkadar asam
tinggi, cabai, alkohol dan pantang rokok, bila minum obat karena sesuatu
penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu
Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan
]:
1) Faktor ekonomi
kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan
kuantitas.
25
dikonsumsi. Kebudayaan menuntun orang dalam cara bertingkah laku dan
3) Agama
Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan individu
4) Pendidikan
gizi.
5) Lingkungan
(Sulistyoningsih, 2016).
1) Jenis Makanan
26
lambung tergantung pada jenis makanan.Biasanya berlangsung sekitar 1-4
waktu yang lebih lama untuk dicerna dalam lambung.Lemak tetap berada
biasa dikonsumsi seseorang berupa makan pagi, makan siang, dan makan
malam yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, dan
2) Jadwal makan
Makan tepat waktu dan teratur sangat penting untuk dilakukan dan bahkan
manfaat yang luar biasa bagi tubuh.Sebaliknya makan yang tidak tepat
baik jika frekuensi makan dalam sehari tiga kali makanan utama atau dua
27
dinilai kurang jika frekuensi makan setiap harinya dua kali makan utama
3) Jumlah Makanan
Jumlah atau porsi makanan merupakan suatu ukuran atau takaran yang
dikonsumsi pada tiap kali makan. Menurut Sedioetama (2004) jumlah atau
porsi standar bagi remaja antara lain: makanan pokok berupa nasi, roti,
dan mie instan.[ CITATION Sed04 \l 1033 ]. Jumlah atau porsi makanan
pokok antara lain: nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mie instan untuk
ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil 60 gram. Lauk pauk mempunyai
dua golongan, golongan lauk hewani dan nabati. Jumlah atau porsi
makanan antara lain: daging 50 gram, telur 50 gram, ikan 50 gram, tempe
dari berbagai jenis makanan sayuran, antara lain 100 gram.Jumlah porsi
Makan teratur dapat membuat alat pencernaan bekerja secara teratur. Agar
proses pencernaan efisien ia harus bekerja secara wajar dan alamiah, artinya pola
makan harus sesuai dengan siklus pencernaan dan kemampuan fungsi pencernaan.
1) Siklus pencernaan (12 Siang-8 Malam) merupakan saat yang tepat untuk
Setelah pukul 8–9 malam sebaiknya tidak makan makanan padat karena
28
2) Siklus penyerapan (8 Malam-4 Pagi) pada saat tubuh dan pikiran kita sedang
istirahat total atau tidur, tubuh mulai menyerap atau mengasimilasi, dan
mengedarkan zat makanan. Kurang tidur atau makan larut malam akan
(2007), Siklus ini paling banyak memakai energi. Selagi siklus ini berjalan
29
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini memiliki beberapa referensi penelitian terdahulu yang serupa, diantara jurnal-jurnal penelitian terdahulu
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Variabel
No Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
yang diteliti
1 Susilawati Hubungan Pola Makan Pola Makan Hasil analisis menunjukkan terdapat Persamaan :
dan Stella Dengan Kejadian dan dyspepsia hubungan pola makan dengan kejadian Penelitian dilakukan pada siswa tingkat
Palar (2013) Sindroma Dispepsia sindroma dyspepsia pada remaja di MAN SLTA
Fungsional Pada Model Manad variabel penelitian membahas pola makan
Remaja Di Madrasah dispepsia
Aliyah Negeri Model
Manado Perbedaan :
penelitian ini tidak difokuskan untuk
membahas aspek karakteristik yang
mempengaruhi variabel pola makan
variabel dispesia tidak ditekankan pada
sindrom namun lebih kepada fungsional
2 Rohani Hubungan Pola Makan Pola Makan Hasil penelitian menunjukkan Ada hubungan Persamaan :
(2014) Dengan Sindroma dengan pola makan dengan sindroma dispepsia Variabel penelitian membahas pola makan
Dispepsia Remaja Putri Sindrom remaja putri Di SMP Negeri Karya dispepsia
Di SMP Negeri I Karya Dispepsia Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Tahun
Penggawa Kabupaten 2013 (p value 0,000 OR 4,254). Perbedaan :
Pesisir Barat Tahun Penelitian ini tidak dilakukan pada siswa
2013 tingkat SLTA tetapi pada tingkat SLTP atau
fase remaja awal
30
3 Wahdaniah Hubungan Pola Makan Pola Makan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Persamaan :
Irfan (2019) Dan Sindrom Dispepsia dengan jumlah responden dengan gejala sindrom Variabel penelitian membahas pola makan
Pada Mahasiswa Pre Sindrom dispepsia terdapat 66 orang dan 42 orang dispepsia
Klinik Fakultas Dispepsia diantaranya memiliki pola makan kurang
Kedokteran UIN Syarif baik. Keteraturan makan serta makanan dan Perbedaan :
Hidayatullah Jakarta minuman iritatif tidak memiliki hubungan Penelitian ini tidak dilakukan pada siswa
Tahun 2019 dengan kejadian sindrom dispepsia pada tingkat SLTA tetapi pada tingkat
mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran Universitas atau fase remaja akhir
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelang dewasa
4 Sumarni dan Hubungan Pola Makan Pola Makan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada Persamaan :
Dina Dengan Kejadian dengan hubungan antara pola makan dengan kejadian Variabel penelitian membahas pola makan
Andriani Dispepsia kejadian dispepsia di wilayah kerja Puskesmas Biak dispepsia
(2019) Dispepsia Muli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh
Tenggara Tahun 2019 Perbedaan :
Penelitian ini tidak dilakukan pada siswa
tingkat SLTA tetapi pada masyarakat
secara umum dengan karakteristik orang
dewasa
5 Indah Putri Hubungan Pola Makan Pola Makan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat Persamaan :
Bestari terhadap Kejadian dengan 1 responden (1,1%) yang tidak mengidap Variabel penelitian membahas pola makan
(2020) Dispepsia di RSUD kejadian sindroma dispepsia dengan pola makan buruk dispepsia
Meuraxa Kota Banda Dispepsia dan terdapat 90 responden (98,9%) yang
Aceh mengidap sindroma dispepsia dengan pola Perbedaan :
makan buruk. Kemudian terdapat 1 Penelitian ini tidak dilakukan pada siswa
responden (11,1%) yang tidak mengidap tingkat SLTA tetapi pada masyarakat
sindroma dispepsia dengan pola makan baik secara umum dengan karakteristik orang
dan terdapat 8 responden (88,9%) yang dewasa
mengidap sindroma dispepsia dengan pola
makan baik
31
C. Kerangka Teori
teratur akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi. Jika hal ini
rasa perih dan mual. Gejala tersebut bias naik ke kerongkongan yang
mulai dari mulut. Cairan asam lambung merupakan cairan yang bersifat
bersama dengan makanan. Namun, bila barier lambung telah rusak, maka
32
disekresikan merupakan komponen integral yang menyebabkan cedera
McG12 \l 1033 ].
sefalik), fase sekresi, dan fase intestinal. Fase sefalik ini dimulai sebelum
secara refleks. Fase sefalik ini diperantarai seluruhnya oleh nervus vagal.
berlebihan dimana sifat korosif dan efek proteolitik pepsin lebih banyak
berminyak dan berlemak. Makanan ini berada di lambung lebih lama dari
33
jenis makanan lainnya. Makanan tersebut lambat dicerna dan
Faktor-Pencetus :
Keterangan : 1. Esofagogastroduodenal
2. Obat-obatan
Diteliti 3. Hepatobilier
4. Pankreas
Tidak diteliti 5. Penyakit sistemik
6. Gangguan fungsional
Hubungan
Bagan 2.1.
34
Kerangka Teori Penelitian.
Hubungan Pola Makan dengan Syndroma Dispepsia
Sumber :dimodifikasi dari Djojoningrat (2019), (Futagami, 2018),Hudha (2016),
Sulistyoningsih (2016).
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
diidentifikasi pula variabel yang lain yang ada pada satu obyek yang sama dan
dilihat apakah ada hubungan pola makan dengan kejadian syndrom dispepsia.
yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis perlu
2019:95).
Pada penelitian ini, variabel independen adalah pola makan dan variabel
kerangka pikir hubungan pola makan dengan kejadian syndrom dispepsia sebagai
berikut :
Bagan 3.01
Kerangka Pikir
Variabel Dependen Y
Variabel
PolaIndependen
Makan X syndrom dispepsia
(Sugiyono 2019:97)
C. Hipotesis Penelitian
yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2019: 105).
Hα/H1: ρ ≤ 0,05 =Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara pola
Pangalengan
H0 : ρ >0,05 =Tidak terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara pola
Pangalengan
(Sugiyono, 2018:85).
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang bentuk apa saja yang
makan (X).
2. Definisi Oprasional
antara sumber data yang satu dengan responden yang lain (Sugiyono,
2019:181).
1. Populasi
2. Sampel
a. Pengertian Sampel
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
Senada dengan itu, Gay dan Diehl dalam Mahmud (2011 hlm 159)
sampel/total sampel.
b. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
(Nursalam,2016:172).
Kecamatan Pangalengan.
2) Kriteria Eksklusi
Kecamatan Pangalengan.
3. Teknik Sampeling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probabitily Sampling (Non
Sensus/Sampelng total.
(Sugiyono, 2019:134).
1. Lokasi
2. Waktu Penelitian
Pesantren Persis Nomor 259 Firdaus dilakukannya pada bulan Maret – Juli
2021.
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
a. Definisi Instrumen
2018:87).
(Sugiyono,2019:199-200).
Guttman dalam bentuk jawaban ceklis (√) pada lembar jawaban yang
= 3, b = 2, c = 1, d = 0
Tabel 3.02
Kisi-Kisi Instrumen Pola Makan
No Indikator No Item ∑ Butir Soal
1. Frekuensi makan
2. Jensi makanan
3. Jumlah makanan
4. Jadwal makanan
Jumlah Item
Sumber : Data primer
nilaiangka(score)dijumlahkandandarihasilpenjumlahannyatersebut
>10=tidakmengalami,skor20-19=ringan,skor30-39=sedang,skor
Tabel 3.03
Kisi-Kisi Instrumen NDI (Nepean Dyspepsia Index)
No Indikator No ∑ Butir
Item Soal
1. Tension (ketegangan) 1-2 2
2. Aktifitas sehari-hari 3-4 2
3. Makan/minum 5-6 2
4. Pengetahuan/pengendalian 7-8 2
5. Kerja/studi 9-10 2
Jumlah Item 10 10
Sumber : Data primer
2. Uji Instrumen
1) Uji Validitas
pertanyaan terhadap apa yang ditanyakaan atau apa yang ingin diukur
N ∑ XY −(∑ X )( ∑Y )
r xy = 2 2 2
√ { N ∑ X −(∑ X ) } {N ∑Y −¿ ¿ ¿
Sumber : Suharsimi Arikunto 2016:87
Keterangan :
terhadap 20 orang. Hal ini dilakukan agar diperoleh distribusi nilai hasil
Bila rhitung> lebih kecil dari r tabelartinya variabel tersebut tidak valid.
Tabel 3.08
Kriteria Validitas
Koefisien Kolerasi Kriteria
Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Tinggi
Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Cukup
Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat rendah
Sumber : Suharsimi Arikunto (2016 :89)
Untuk menguji validitas instrumen penelitian ini yang digunakan
MS IBM SPSS statistik versi 25. Pada penelitian ini untuk menentukan r
2) Uji Reliabilitas
k ∑ σ2b
[
r 11 =
( k−1) ][
1− 2
V t ]
Sumber : Suharsimi Arikunto 2010:239
Keterangan :
dikatakan realibel apabila r hitung >0,6. Atau jika rhitung <lebih besar dari r
berikutnya Berikut :
Tabel 3.09
Kriteria Reliabilitas
Kriteria Reliabilitas (r11) Kriteria
0,80<r11<1,00 Sangat tinggi
0,60<r11<0,80 Tinggi
0,40<r11<0,60 Cukup
0,20<r11<0,40 Rendah
0,00<r11<0,20 Sangat rendah
Sumber : Suharsimi Arikunto (2013:89)
Instrument dapat dikatakan mempunyai reliabilitas apabila nilai kriteria
soal yang digunakan dalam instrument 0,6 sampai dengan 1,00. Dan
(Sugiyono,2019).
3. Pengumpulan Data
a. Prosedur Administratif
b. Prosedur Teknis
1) Sebelum penelitian dilakukan, peneliti memperkenalkan diri kepada
kecamatan pangalengan.
tersebut.
pahami responden.
c. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan
informasi yang benar, paling tidak ada 4 tahap pengolahan data yang
1) Editing
2) Coding
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya
2018:177).
Berikut adalah beberapa kode yang dipakai dalam penelitian
a) Umur :
15 tahun = 1
16 tahun = 2
17 tahun = 3
18 tahun = 4
b) Kelas
10 MA = 1
11 MA = 2
12 MA = 3
c) Pola makan
Baik = 1
Buruk = 2
d) Dyspepsia
Tidak mengalami = 1
Ringan = 2
Sedang = 3
Berat = 4
3) Scoring
=( – )= :2=
Tabel 3.05
Kategori Persetase Bobot Skor Pola Makan
No Persentase Kategori
1. Baik
2. Buruk
Sumber :Data Primer
= ( 50 – 10 ) = 40 : 4 = 10
Tabel 3.06
Kategori Bobot Skor Syndrom Dispepsia
No Persentase Kategori
1. 40 – 50 Berat
2. 30 – 39 Sedang
3. 20 – 29 Ringan
4. >10 Tidak mengalami
Sumber :Data Primer
3. Analisa Data
software computer dengan IBM SPSS statistic versi 25. Berikut analisa data
a. Analisa Univariate
P= ( nf ) 100 %
Keterangan :
P = Proporsi
F = Frekuensi
N = Jumlah Sampel
50% = Setengah
100% = Seluruh
b) Skor tertinggi : Jumlah butir soal (X) jumlah skor tertinggi tiap
butir soal
c) Skor terendah : Jumlah butir soal (X) jumlah skor tertinggi tiap
butir soal
b) Skor tertinggi : Jumlah butir soal (X) jumlah skor tertinggi tiap
butir soal.
c) Skor terendah : Jumlah butir soal (X) jumlah skor tertinggi tiap
b. Analisa Bevariate
variabel dapat dilanjutkan pada tingkat yang lebih lanjut dengan analisa
bivariat yaitu tabel silang dua variael (Variabel independen dan Variabel
dependen).
dengan tingkat kepercayaan 95% p vaule jika > atau <alpha (0,05).
Sperameansebagai berikut :
a. Membuat Hipotesis
6 ∑ di2
rs=1 2
n(n −1)
Keterangan :
∑ = Notasi Jumlah
rs
Z hit〱 ng=
1/ √ n−1
❑
signifikan
juga tinggi.
Tabel 3.07
Interpretasi Koefisien Kolerasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-0,1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono 2019:248
H. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam
penelitian, berisi perlindungan hak asasi manusia dan kesejahteraan setiap relawan
Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
disajikan.
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
YA / TIDAK
Tertanda
Responden
Lampiran 2
DOKUMENTASI
KUESIONER POLA MAKAN DAN SYNDROM DYSPEPSIA
Inisial Responden :
Usia Responden :
Kelas responden :
A. Petunjuk Pengisian
3. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas atau kurang mengerti.
1= 2= 3= 4= 5=
No Pola Makan Tidak Jarang Kadan Sering Rutin
perna g
h Kadan
g
Tension(keterangan)
1. Apakah anda sering mengkonsumsi
minuman beralkohol
1= 2= 3= 4= 5=
No Dispepsia Tidak Jarang Kadan Sering Rutin
perna g
h Kadan
g
Tension(keterangan)
1. Apakah dalam 3 minggu terakhir
anda nyeri pada bagian perut