KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang ASKEP PADA ANAK AUTIS.
Makalah
ini juga berlancar dengan baik karena batuan dari dosen serta
Medan
22
oktober
2016
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I........................................................................................................... 4
PENDAHULUAN............................................................................................ 4
A.Latar Belakang.......................................................................................... 4
B. Rumusan masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan.................................................................................................... 5
BAB II.......................................................................................................... 6
PEMBAHASAAN............................................................................................ 6
A.
Pengertian............................................................................................. 6
B.
C.
D.
BAB III....................................................................................................... 15
Asuhan Keperawatan pada Anak Autism...............................................................15
A.
Pengkajian.......................................................................................... 15
B.
Diagnosa Keperawatan...........................................................................16
C.
Intervensi............................................................................................ 16
D.
Implementasi....................................................................................... 21
E.
Evaluasi............................................................................................. 21
BAB IV....................................................................................................... 22
PENUTUP................................................................................................... 22
A.
Kesimpulan......................................................................................... 22
B.
Saran................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai
dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku,
komunikasi dan interaksi sosial.Dengan adanya metode diagnosis yang kian
berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena Autis akan
semakin meningkat pesat. Jumlah penyandang autis semakin mengkhawatirkan
mengingat sampai saat ini penyebab autis masih misterius dan menjadi bahan
perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia. Autis adalah gangguan yang
dipengaruhi oleh multifaktorial. Tetapi sejauh ini masih belum terdapat kejelasan
secara pasti mengenai penyebab dan faktor resikonya.
Dalam keadaan seperti ini, strategi pencegahan yang dilakukan masih belum
optimal. Sehingga saat ini tujuan pencegahan mungkin hanya sebatas untuk
mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari
kejadian autis. Autisme pada dasarnya adalah suatu kelainan biologis pada
penyandangnya. Pada saat ini autisme dikategorikan sebagai biological disorder,
dalam arti bahwa autisme bukan merupakan gangguan psikologis. Lebih spesifik
dapat dikatakan bahwa autisme adalah suatu gangguan perkembangan karena adanya
kelainan pada sistem saraf penyandangnya (neurological or brain based development
disorder).
Autisme dapat terjadi pada siapa pun, tanpa membedakan warna kulit, status
sosial ekonomi maupun pendidikan seseorang. Sampai saat ini, penyebab GSA belum
dapat ditetapkan. Negara-negara maju yang sanggup melakukan penelitian
menyatakan bahwa penyebab autisme adalah interaksi antara faktor genetik dan
mungkin berbagai paparan negatif yang didapat dari lingkungan.
Kelainan ini menimbulkan gangguan, antara lain gangguan komunikasi,
interaksi sosial, serta keterbatasan aktivitas dan minat. Autisme pada saat ini sudah
dikategorikan sebagai suatu epidemik di beberapa negara. Penanganan yang sudah
tersedia di Indonesia antara lain terapi perilaku, terapi wicara, terapi komunikasi,
terapi okupasi, terapi sensori integrasi, dan pendidikan khusus.
B. Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Pengertian
Kata autis berasal dari bahasa Yunani "auto" berarti sendiri yang
ditujukanpada seseorang yang menunjukkan gejala "hidup dalam dunianya
sendiri".
Pada
umumnya
penyandang
autisma
mengacuhkan
suara,
berkomunikasi
dan
berinteraksi
sosial
serta
mengalami
4. Faktor Lingkungan
Bayi yang lahir sehat belum tentu tidak mengalami autisme faktor lingkungan
(eksternal) juga dapat menyebabkan bayi menderita autisme , seperti
lingkungan yang penuh tekanan dan tidak bersih. Lingkungan yang tidak
bersih dapat menyebabkan bayi alergi melalui ibu. Karena itu hindari paparan
sumber alergi berupa asap rokok, debu, atau makanan yang menyebabkan
alergi.
5. Faktor Obat
Obat untuk mengatasi rasa mual, muntah ataupun menenang yang di konsumsi
ibu hamil beresiko menyebabkan anak autis, karena itu anda harus
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat
jenis apapun saat hamil.
6. Faktor Makanan
Zat kimia yang terkandung dalam makanan sangat berbahaya untuk
kandungan. Salah satunya, perstisida yang terpapar pada sayuran, di ketahui
bahwa pestisida mengganggu fungsi gen pada syaraf pusat, menyebabkan
anak autis
terus
menciptakan
rangsangan-rangsangan
yang
memperberat
Pada autisme reaktif, penderita membuat gerakan-gerakan tertentu berulangulang dan kadang-kadang disertai kejang-kejang. Gejala yang dapat diamati,
antara lain:
a. Autisme ini biasa mulai terlihat pada anak usia lebih besar (6-7 tahun)
sebelum anak memasuki tahap berpikir logis. Namun demikian, bisa saja
terjadi sejak usia minggu-minggu pertama.
b. Mempunyai sifat rapuh, mudah terkena pengaruh luar yang timbul setelah
lahir, baik karena trauma fisisk atau psikis. Tetapi bukan disebabkan karena
kehilangan ibu.
Setiap kondisi, bisa saja merupakan trauma pada anak yang berjiwa rapuh ini,
sehingga mempengaruhi perkembangan normal kemudian harinya.
3.
kelainan. Hilangnya
impian,
harapan,
kebingungan-
keluarga
yang
lain
tercurah
kepada
si
adik.
Bahkan
BAB III
Asuhan Keperawatan pada Anak Autism
A. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, No. MR
b. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Pada kehamilan ibu pertumbuhan dan perkembangan otak janin terganggu.
Gangguan pada otak inilah nantinya akan mempengaruhi perkembangan dan
perilaku anak kelak nantinya, termasuk resiko terjadinya autisme Gangguan
pada otak inilah nantinya akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku
anak kelak nantinya, termasuk resiko terjadinya autisme. Gangguan persalinan
yang dapat meningkatkan resiko terjadinya autism adalah : pemotongan tali
pusat terlalu cepat, Asfiksia pada bayi (nilai APGAR SCORE rendah < 6 ),
komplikasi selama persalinan, lamanya persalinan, letak presentasi bayi saat
lahir dan erat lahir rendah ( < 2500 gram)
- Riwayat Kesehatan Sekarang (RKK)
Anak dengan autis biasanya sulit bergabung dengan anak-anak yang lain,
tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya, menghindari kontak mata atau
hanya sedikit melakukan kontak mata, menunjukkan ketidakpekaan terhadap
nyeri, lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk
B. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosa yang muncul
1. Hambatan komunikasi berhubungan dengan kebingungan terhadap stimulus
2. Resiko membahayakan diri sendiri atau orang lain yang berhubungan dengan
rawat inap di rumah sakit
3. Resiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan gangguan
C. Intervensi
Diagnosa I
Hambatan komunikasi yang berhubungan dengan kebingungan terhadap stimulus
Hasil yang diharapkan :
Anak mengomunikasikan kebutuhannya dengan menggunakan kata-kata atau
gerakan tubuh yang sederhana dan konkret.
Intervensi
Rasional
1.
Ketika berkomunikasi dengan anak,
1.
Kalimat yang sederhana dan diulangbicaralah dengan kalimat singkat ulang mungkin merupakan satu-satunya
yang terdiri atas satu hingga tiga kata, cara berkomunikasi karena anak yang
dan ulangi perintah sesuai yang autistik
mungkin
tidak
tahap
mampu
pikiran
kepada anda ketika anda berbicara operasional yang konkret. Kontak mata
dan pantau bahasa tubuhnya dengan langsung
cermat.
mendorong
anak
dan
komunikasi.
Karena
untuk
atau
mengomunikasikan
pemahamannya
untuk
orang lain
Bantu anak mengenali hubungan
3.
Memahami konsep penyebab dan
antara sebab dan akibat dengan cara efek
menyebutkan
khusus
dan
perasaannya
membantu
anak
membangun
sehingga
mengekpresikan
kebutuhan
serta
jelas
cara
yang
bermakna.
fantasi
mengekpresikan
membantu
anak
kebutuhan
serta
perasaannya.
Diagnosa II
Resiko membahayakan diri sendiri atau orang lain yang berhubungan dengan rawat
inap di RS.
Hasil yang diharapkan
Anak memperlihatkan penurunan kecenderungan melakukan kekerasan atau perilaku
merusak diri sendiri, yang ditandai oleh frekuensi tantrum dan sikap agresi atau
destruktif bekurang, serta peningkatan kemampuan mengatasi frustasi
Intervensi
Rasional
1.
Sediakan lingkungan kondusif dan
1.
Anak yang austik dapat berkembang
sebanyak
mungkin
mereka.
Mempertahankan
Lakukan
intervensi
dan
sering
tua,
dapat
membantu
anak
yang
Gunakan
restrain
tidak
mengancam,
dapat
fisik
misalnya
tidak
terlalu
membahayakan,
ini
memungkinkan
amarahnya,
serta
frustasinya
dengan
makanan
atau
mainan
apakah
menyampaikan
apakah
ia
ia
sesuatu,
ingin
sesuatu
Diagnosa III
Resiko perubahan peran orang tua yang berhubungan dengan gangguan
Hasil yang diharapkan
Orang tua mendemontrasikan keterampilan peran menjadi orang tua yang tepat yang
ditandai oleh ungkapan kekhawatiran mereka tentang kondisi anak dan mencari
nasihat serta bantuan
Intervensi
1.
Anjurkan
orang
mengekpresikan
tua
Rasional
untuk
1.
Membiarkan
perasaan
dan mengekpresikan
kekhawatiran mereka
orang
tua
perasaan
dan
anak
membantu
mereka
baik,
suatu
kondisi
yang
3.
Anjurkan
orang
tua
orang
tua
memperoleh
yang
berhubungan
dengan autism
D. Implementasi
Setelah rencana disusun , selanjutnya diterapkan dalam tindakan yang nyata
untuk mencapai hasil yang diharapkan. Tindakan harus bersifat khusus agar
semua perawat dapat menjalankan dengan baik, dalam waktu yang telah
ditentukan. Dalam implementasi keperawatan perawat langsung melaksanakan
atau dapat mendelegasikan kepada perawat lain yang dipercaya
E. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dimana perawat mencari kepastian keberhasilan yang
dibuat dan menilai perencanaan yang telah dilakukan dan untuk mengetahui
sejauh mana masalah klien teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan
umpan balik atau pengkajian ulang jika yang ditetapkan belum tercapai dalam
proses keperawatan
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada bayi atau anak yang
ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa,
perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Gangguan autis adalah salah satu
perkembangan pervasif berawal sebelum usia 2,5 tahun (Devision, 2006).
Autisme dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di bawah ini adalah faktor
faktor yang menyebabkan terjadinya autis menurut Kurniasih (2002) diantaranya
yaitu : Faktor Genetik, Faktor Cacat (kelainan pada bayi), Faktor Kelahiran dan
Persalinan
B.
Saran
Besar harapan kelompok agar makalah ini dapat dijadikan salah satu panduan
DAFTAR PUSTAKA