Hypertension or high blood pressure is the cause of death and high illness. Hypertension
as a chronic disease is influenced by several factors. The risk factors for hypertension are
divided into non-modifiable risk factors and modifiable risk factors. The purpose of this study
was to determine the factors associated with the incidence of hypertension in the elderly in the
working area of the Halong Public Health Center. This study uses an analytical survey method
with a cross sectional research design. The sample size was 73 people with purposive sampling
technique. The results of the physical activity test with the incidence of hypertension in the
elderly obtained a p-value=0.03, smoking habits p-value=0.04, genetic factors p-value=0.03,
obesity p-value=0.00. This it can be concluded that there is a relationship between physical
activity, smoking habits, genetic factors and obesity with the incidence of hypertension in the
elderly in the working area of the Halong Public Health Center. This research is expected to be
an illustration to the public to prevent hypertension.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang
tinggi. Hipertensi sebagai salah satu penyakit kronis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
risiko terjadinya hipertensi terbagi dalam faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor
risiko yang dapat dimodifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang
berhubungan dengan terjadinya hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Halong.
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan desain penelitian cross sectional.
Jumlah sampel sebanyak 73 orang dengan teknik sampling purposive sampling. Hasil uji
aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia diperoleh nilai p-value=0.03, kebiasaan
merokok p-value=0.04, faktor genetik p-value=0.03, obesitas p-value=0.00. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik, kebiasaan merokok, genetik dan
obesitas dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puksemsas Halong. Penelitian
ini diharapkan dapat menjadi gambaran kepada masyarakat untuk mencegah hipertensi.
7
Penerbit: Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku
http://ojs.ukim.ac.id/index.php/mhj
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL ISSN 2686-1828
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021
8
Penerbit: Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku
http://ojs.ukim.ac.id/index.php/mhj
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL ISSN 2686-1828
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021
dengan kejadian hipertensi yang terdiri dari ada hubungan, Pengolahan data ini
faktor aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dilakukan dengan sistem komputerisasi.
faktor genetik dan obesitas.
9
Penerbit: Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku
http://ojs.ukim.ac.id/index.php/mhj
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL ISSN 2686-1828
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021
10
Penerbit: Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku
http://ojs.ukim.ac.id/index.php/mhj
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL ISSN 2686-1828
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021
Dari hasil uji statistik dengan Tabel 13. Hubungan Obesitas Dengan
menggunakan uji Chi-square didapatkan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Wilayah
nilai p=0,04 (p<0,05), yang artinya bahwa Kerja Puskesmas Halong Tahun 2021
H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada Tidak
Hiperte p
hubungan antara kebiasaan merokok Obesit Hiperte Total
nsi valu
dengan kejadian hipertensi pada lansia di as nsi
e
wilayah kerja Puskesmas Halong. n % n % N %
3 49. 4 58.
Tabel 12. Hubungan Faktor Genetik Ya 7 9.6
6 3 3 9
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di 1 19. 1 21. 3 41.
Wilayah Kerja Puskesmas Halong Tahun Tidak 0.00
4 2 6 9 0 1
2021 5 68. 2 31. 7 10
Total
0 5 3 5 0 0.0
Tidak Berdasarkan tabel 13 menunjukkan
Hiperte p
Gen Hiperte Total bahwa responden yang mengalami
nsi valu
etik nsi obesitas, tetapi memiliki hipertensi
e
n % n % N % sebanyak 36 responden (49.3%) dan
2 31. 2 responden yang tidak mengalami obesitas,
Ya 4 5.5 37.0
3 5 7 tetapi memiliki hipertensi sebanyak 14
Tida 2 37. 1 26. 4 responden (19.2%). Sedangkan, responden
63.0 0.03
k 7 0 9 0 6 yang mengalami obesitas dan tidak memiliki
5 68. 2 31. 7 100. hipertensi sebanyak 7 responden (49.6%)
Total
0 5 3 5 3 0 dan responden yang tidak mengalami
Berdasarkan tabel 12 menunjukkan obesitas dan tidak memiliki hipertensi
bahwa responden yang memiliki faktor sebanyak 16 responden (21.9%).
genetik, dan memiliki hipertensi sebanyak
23 responden (31.5%) dan responden yang Dari hasil uji statistik dengan
tidak memiliki faktor genetik, dan memiliki menggunakan uji Chi-square didapatkan
hipertensi sebanyak 27 responden (37.0%). nilai p=0,00 (p<0,05), yang artinya bahwa
Sedangkan, responden yang memiliki faktor H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
genetik dan tidak memiliki hipertensi demikian dapat disimpulkan bahwa ada
sebanyak 4 responden (5.5%) dan hubungan antara obesitas dengan kejadian
responden yang tidak memiliki faktor hipertensi pada lansia di wilayah kerja
genetik dan tidak memiliki hipertensi Puskesmas Halong.
sebanyak 19 responden (26.0%).
PEMBAHASAN
Dari hasil uji statistik dengan
menggunakan uji Chi-square didapatkan Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
nilai p=0,03 (p<0,05), yang artinya bahwa Kejadian Hipertensi Pada Lansia di
H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan Wilayah Kerja Puskesmas Halong
demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara faktor genetik dengan Berdasarkan tabel 9 menunjukkan
kejadian hipertensi pada lansia di wilayah bahwa responden yang melakukan aktivitas
kerja Puskesmas Halong. fisik, dan memiliki hipertensi sebanyak 22
responden (30.1%) dan responden yang
tidak melakukan aktivitas fisik, dan memiliki
hipertensi sebanyak 28 responden (38.4%).
12
Penerbit: Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku
http://ojs.ukim.ac.id/index.php/mhj
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL ISSN 2686-1828
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021
hasil penelitian, didapati bahwa responden Rokok mengandung kurang lebih 4.000
dengan hipertensi yang memiliki kebiasaan jenis bahan kimia, dengan 40 jenis
merokok sebanyak 20 orang. Selain faktor diantaranya bersifat karsinogenik dan
kebiasaan merokok, hipertensi juga dapat setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi
terjadi karena adanya faktor genetik atau kesehatan. Racun utama pada rokok adalah
faktor keturunan. Didapati hasil bahwa tar, nikotin, dan karbondioksida (CO). Selain
terdapat 23 responden yang memiliki faktor itu, dalam sebatang rokok juga
genetik penyebab hipertensi. mengandung bahan-bahan kimia lainnya
yang tak kalah beracunnya. Kandungan
Berdasarkan hasil teori dan penelitian rokok yaitu nikotin dapat menstimulus
terkait maka penulis berpendapat bahwa pelepasan katekolamin. Katekolamin yang
aktivitas fisik sangat berperan penting, mengalami peningkatan dapat
karena jika lansia rajin melakukan aktivitas menyebabkan peningkatan denyut jantung,
fisik secara rutin maka itu dapat mencegah iritabilitas miokardial serta terjadi
adanya penyakit hipertensi. Sehingga dapat vasokontriksi yang dapat meningkatkan
disimpulkan bahwa aktivitas fisik tekanan darah(8)
berhubungan dengan kejadian hipertensi
pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Halong. yang dilakukan oleh Ramadhani
Firmansyah dan Rustam (2017) Dari hasil
Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan penelitian variabel penelitian kebiasaan
Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja merokok dengan tekanan darah pada
Puskesmas Halong pasien hipertensi didapatkan nilai p-value
0,014 <α (0.05), hal ini menunjukan ada
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan hubungan antara kebiasaan merokok
bahwa responden yang memiliki kebiasaan dengan tekanan darah pada pasien
merokok, dan memiliki hipertensi sebanyak hipertensi di Puskesmas Pembina
20 responden (27.4%) dan responden yang Palembang tahun 2016. Nilai OR=3,515, hal
tidak memiliki kebiasaan merokok, dan ini menunjukkan bahwa pasien yang
memiliki hipertensi sebanyak 30 responden merokok beresiko 3,515 kali untuk tidak
(41.1%). Sedangkan, responden yang terkontrolnya tekanan darah dibandingkan
memiliki kebiasaan merokok dan tidak dengan pasien yang bukan perokok. Hasil
memiliki hipertensi sebanyak 3 responden penelitian ini juga didukung oleh penelitian
(4.1%) dan responden yang tidak memiliki yang dilakukan oleh Lilies Sundari (2015)
kebiasaan merokok dan tidak memiliki dengan judul “Faktor-Faktor Yang
hipertensi sebanyak 20 responden (27.4%). Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi”.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Hasilnya terdapat hubungan antara
uji Chi-square didapatkan nilai p=0,04 merokok dengan kejadian hipertensi yang
(p<0,05), yang artinya bahwa H0 ditolak nilai p-value nya adalah 0.04(9)
dan Ha diterima.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
Kebiasaan merokok dapat terdapat 20 (27.4%) responden yang masih
menyebabkan gangguan kardiovaskuler memiliki kebiasaan merokok. Dari hasil uji
pada lansia sebagaimana dengan teori statistic diperoleh nilai p-value=0.04 dengan
yang dikemukakan oleh Sri Agustian,dkk nilai OR=4,444, yang artinya responden
2014 yaitu penyebab terjadinya hipertensi yang memiliki kebiasaan merokok beresiko
adalah terdiri dari berbagai faktor seperti 4,444 kali mempunyai penyebab terjadinya
stres, kegemukan, merokok, hipernatriumia. hipertensi dibandingkan dengan responden
14
Penerbit: Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku
http://ojs.ukim.ac.id/index.php/mhj
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL ISSN 2686-1828
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021
yang tidak memiliki kebiasaan merokok genetik dan tidak memiliki hipertensi
dengan derajat kepercayaan (CI95%)= sebanyak 19 responden (26.0%). Dari hasil
0.094-0.821. Hal ini dikarenakan adanya uji statistik dengan menggunakan uji Chi-
kandungan rokok yaitu nikotin yang dapat square didapatkan nilai p=0,03 (p≤0,05),
menstimulus pelepasan katekolamin. yang artinya bahwa H0 ditolak dan Ha
Katekolamin yang mengalami peningkatan diterima.
dapat menyebabkan peningkatan denyut
jantung, iritabilitas miokardial serta terjadi Hipertensi dapat disebabkan oleh
vasokontriksi yang dapat meningkatkan adanya faktor genetik pada keluarga yang
tekanan darah. Selain itu juga terdapat 30 mempunyai hipertensi, hal tersebut terjadi
(41.1%) responden yang tidak memiliki karena adanya hubungan dengan
kebiasaan merokok tetapi mengalami meningkatnya kadar sodium individu. Orang
hipertensi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan yang mempunyai riwayat genetik dua kali
lansia yang kurang melakukan aktivitas fisik lebih besar terjadi hipertensi dibandingkan
juga karena adanya faktor lain yang dapat pada keluarga keluarga yang tidak
menjadi penyebab hipertensi yaitu obesitas. mempunyai riwayat hipertensi. Faktor
Penderita obesitas dengan hipertensi genetik memang memiliki peran yang besar
memiliki daya pompa jantung dan sirkulasi terhadap munculnya hipertensi. Hal tersebut
volume darah yang lebih tinggi jika terbukti dengan ditemukannya bahwa
dibandingkan dengan penderita yang kejadian hipertensi lebih banyak terjadi
memiliki berat badan normal. Hal ini sesuai pada kembar monozigot (berasal dari satu
dengan hasil yang didapatkan di tempat sel telur) disbanding heterozigot (berasal
penelitian bahwa responden yang dari sel telur yang berbeda). Jika memiliki
mengalami obesitas yang menderita riwayat genetik hipertensi dan tidak
hipertensi sebanyak 36 orang, hal ini terjadi melakukan penanganan atau pengobatan
karena pola makan yang tidak teratur. maka ada kemungkinan lingkungan akan
Berdasarkan hasil teori dan penelitian menyebabkan hipertensi berkembang
terkait, maka peneliti berpendapat bahwa dalam waktu 30 tahun, akan muncul tanda-
kebiasaan merokok dapat menjadi salah tanda dan gejala hipertensi dengan
satu penyebab terjadinya hipertensi. Oleh berbagai komplikasi(10)
karena itu faktor kebiasaan merokok
berhubungan dengan kejadian hipertensi di Penelitian ini sejalan dengan penelitian
wilayah kerja Puskesmas Halong. yang dilakukan oleh M. Hasan Azahri
(2017) Hasil analisis chi-square didapatkan
Hubungan Genetik Dengan Kejadian p value = 0,002 < p (0.05), berarti ada
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas hubungan antara keturunan atau genetik
Halong dengan kejadian hipertensi. Nilai Odds ratio
(OR) = 3,686, berarti responden yang
Berdasarkan tabel 11 menunjukkan mempunyai riwayat keluarga hipertensi
bahwa responden yang memiliki faktor mempunyai peluang sebanyak 3,6 kali
genetik, dan memiliki hipertensi sebanyak untuk terkena penyakit hipertensi
23 responden (31.5%) dan responden yang dibandingkan dengan responden yang tidak
tidak memiliki faktor genetik, dan memiliki mempunyai riwayat keluarga hipertensi
hipertensi sebanyak 27 responden (37.0%). dengan tingkat kepercayaan (95% CI) =
Sedangkan, responden yang memiliki faktor 1.650 - 8.231. Penelitian ini juga didukung
genetik dan tidak memiliki hipertensi oleh penelitian yang dilakukan oleh Nanang
sebanyak 4 responden (5.5%) dan Dismiantoni dkk (2020) dengan judul
responden yang tidak memiliki faktor “Hubungan Merokok dan Riwayat
15
Penerbit: Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku
http://ojs.ukim.ac.id/index.php/mhj
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL ISSN 2686-1828
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021
hasil penelitian yang menyatakan bahwa yang dapat diubah seperti menjaga pola
obesitas menjadi salah satu faktor yang erat konsumsi makan, tidak merokok atau
kaitannya dengan kejadian hipertensi dan berhenti merokok dan tidak mengonsumsi
diperoleh nilai p-value 0.01 < p 0.05 dengan alkohol serta selau mengontrol tekanan
artian bahwa obesitas memiliki hubungan darah dan olahraga teratur yang sesuai
dengan kejadian hipertensi(14) dengan umur.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
terdapat 36 (49.3%) responden yang REFERENSI
memiliki obesitas dan terkena hipertensi.
Berdasarkan hasil wawancara, ditemukan 1. WHO. Prevalensi dan Karakteristik
bahwa responden sangat jarang untuk Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda
mengatur pola makan. Dari hasil uji statistik di Indonesia. Tarumanagara Med J
diperoleh nilai p-value=0.00 dengan nilai [Internet]. 2013;1(2):395–402.
OR (95 CI=1.993-17.336) yang didapat Available from:
yaitu 5,878 dengan artian bahwa responden http://www.depkes.go.id/resources/do
yang memiliki obesitas mempunyai peluang wnload/general/Hasil Riskesdas
5,878 kali terkena hipertensi daripada 2013.pdf
responden yang tidak memiliki faktor 2. Bloch KV, Klein CH, Szklo M,
obesitas. Selain itu terdapat 14 (19.2%) Kuschnir MCC, De Azevedo Abreu
responden yang tidak memiliki obesitas G, Barufaldi LA, et al. ERICA:
tetapi terkena hipertensi. Hal ini bisa terjadi Prevalences of hypertension and
karena faktor penyebab lain seperti memiliki obesity in Brazilian adolescents. Rev
kebiasaan merokok dan juga responden Saude Publica. 2016;50(suppl 1):1s-
memiliki riwayat keluarga hipertensi. 12s.
Berdasarkan hasil teori dan penelitian
terkait, peneliti berpendapat bahwa obesitas 3. Mills KT, Bundy JD, Kelly TN, Reed
merupakan salah satu faktor penyebab JE, Kearney PM, Reynolds K, et al.
utama seseorang dapat terkena hipertensi. Global Disparities of Hypertension
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Prevalence and Control: A
obesitas mempunyai hubungan dengan Systematic Analysis of Population-
kejadian hipertensi pada lansia di wilayah Based Studies From 90 Countries.
kerja Puskesmas Halong. 101161/CIRCULATIONAHA1150189
12 PMID 27502908; PMCID
PMC4979614. 2016;Aug
KESIMPULAN 9;(6):134(6):441-50.
Berdasarkan hasil penelitian 4. Kemenkes RI. Profil Kesehatan
tersebut, dapat disimpulkan beberapa hal Indonesia 2018 Kemenkes RI. 2019.
sebagai berikut: Hasil uji chi-square 207 p.
menunjukkan ada hubungan antara faktor
aktivitas fisik, kebiasaan merokok, faktor 5. Riset Kesehatan Dasar 2018.
genetic dan obesitas dengan kejadian
hipertensi pada lansia di wilayah kerja 6. Maluku Profil Kesehatan Profinsi.
Puskesmas Halong. Bagi lansia, dengan 2014.
bertambahnya umur yang mulai rentan
terhadap berbagai penyakit termasuk 7. Putra Apriadi Siregar, Saidah
hipertensi. Hendaknya melakukan Fatimah Sari Simanjuntak FHBG.
pencegahan hipertensi dari faktor resiko lain Aktivitas Fisik , Konsumsi Makanan
17
Penerbit: Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku
http://ojs.ukim.ac.id/index.php/mhj
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL ISSN 2686-1828
Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021